Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Perbedaan Denyut Nadi dan Saturasi Oksigen Sebelum dan Sesudah Senam Bhineka Tunggal Ika (SBTI) di Era Pandemi Covid-19 Suwanto, Yustiana Arie; Lusiana, Lusiana; Purnama, Yudhi
Journal of Sport Coaching and Physical Education Vol 6 No 1 (2021): May 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jscpe.v6i1.46034

Abstract

Di masa pandemi Covid-19, sangatlah penting melakukan olahraga atau aktivitas fisik untuk meningkatkan imunitas tubuh. Senam Bhineka Tunggal Ika (SBTI) memilki intensitas sedang dapat melatih otot-otot tubuh hingga denyut jantung meningkat. Pengukuran denyut nadi kaitannya dengan aliran darah jantung, semakin cepat maka kebutuhan oksigen di dalam darah meningkat. Peningkatan denyut jantung dipengaruhi oleh salah satunya jenis kelamin. Selama pandemi, tetap patuhi protokol kesehatan menggunakan masker selama senam, tidak ada efek merugikan bagi tubuh bila memakai masker khususnya tidak mengganggu sistem oksigenasi. Tujuan: untuk mengetahui perbedaan denyut nadi dan saturasi oksigen sebelum dan sesudah SBTI. Metode: data didapatkan secara acak dari pengukuran denyut nadi dan saturasi oksigen sebelum dan sesudah senam menggunakan alat oksimetri pada 40 siswa/siswi di Madrasah Aliyah Husnul Khotimah Semarang. Data diolah menggunakan uji T-independent dan uji normalitas Shapirowilk. Hasil penelitian: perbandingan jenis kelamin laki-laki (32,5%) dan perempuan (67,5%). Didapatkan hasil perhitungan saturasi oksigen tidak normal, selanjutnya denyut nadi dan jenis kelamin dengan uji t dengan sig 0.001 artinya terdapat perbedaan sebelum dan sesudah SBTI.
Identifikasi Bakteri Eschericia Coli pada Sumber Air Minum yang Ada di Kantin Sekolah Dasar Pamungkas, Aditya Aji; Pribadhi, Adhitya Naufal; Suwanto, Yustiana Arie
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol 11, No 2 (2023): JKP Desember 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32922/jkp.v11i2.866

Abstract

Latar belakang: Anak sekolah sangat menyukai konsumsi jajanan minuman yang ada di kantin sekolah. Minuman ini berkemungkinan terkontaminasi oleh bakteri terutama bakteri Coliform. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 menyatakan air minum dinyatakan aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif. Pada persyaratan mikrobiologis jumlah Coliform dan Eschericia coli dalam  air  tidak boleh melewati batas yang ditentukan yaitu 0/100 ml sampel air.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan sumber air minum dengan kandungan bakteri Eschericia coli dalam air minum di kantin sekolah dasar Kecamatan Tugu SemarangMetode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional menggunakan data primer dimana sampel diambil langsung dari seluruh kantin sekolah dasar Kecamatan Tugu SemarangHasil: Total 14 sampel air minum yang didapatkan dari seluruh kantin sekolah dasar Kecamatan Tugu Semarang hanya ada dua jenis sumber air minum yang digunakan, yaitu air sumur dan air minum isi ulang. Ditemukan tiga sampel positif bakteri escherichia coli dari air minum isi ulang. Pada uji statistik Chi square dengan uji alternatif Fisher’s Exact didapatkan hasil p 0,604 > 0,05.Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara sumber air minum dengan kandungan bakteri Eschericia coli dalam air minum di kantin sekolah dasar Kecamatan Tugu Semarang. 
POLA KEPEKAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS LINI PERTAMA PADA PASIEN TBC Suwanto, Yustiana Arie; Yekti Hediningsih; Purnomo Hadi
Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 3 No. 3 (2024): Oktober: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran
Publisher : Asosiasi Dosen Muda Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56127/jukeke.v3i3.1681

Abstract

Tuberkulosis (TBC) sampai sekarang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Krisis TB dikarenakan penderita TBC mengalami resistensi obat anti tuberkulosis (OAT). Diagnosa TB terdapat 3 cara yakni pemeriksaan mikroskopis, biakan dan uji kepekaan Mycobacterium tuberculosis. Menurut Permenkes nomor 13 tahun 2013, uji resistensi OAT termasuk dalam program pengendalian dan pengobatan TB. Balai laboratorium kesehatan (Balabkes) Jawa Tengah ditunjuk sebagai salah satu laboratorium uji kepekaan OAT. Pengobatan TB yang adekuat dapat mengurangi angka kematian di Indonesia. Tujuan penelitian adalah mengetahui pola kepekaan OAT pada pasien TB. Metode penelitian adalah observasional. Hasil penelitian adalah tingkat sensitivitas OAT lini pertama INH 0,1 (31%), INH 0.4 (45%) dan Pirazinamid (65%).
Hubungan Hasil Pemeriksaan Urinalisis dengan Kultur Urin untuk Deteksi Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil Safitri, Meta; Suwanto, Yustiana Arie; Suryani, Annisa Saffana Azmi; Nurfadhillah, Arizkia Isnaeni
BIOEDUSAINS:Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains Vol. 8 No. 1 (2025): BIOEDUSAINS:Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/bioedusains.v8i1.13953

Abstract

This study aims to determine the number of pregnant women at risk of urinary tract infection (UTI) based on urinalysis and urine culture examinations, as well as to identify risk factors associated with UTI. The research method used was an observational experimental study with urine culture and Dipstick test examinations. Urine culture was used as the gold standard with a bacterial count parameter of more than 105 CFU/ml, along with leukocyturia and nitrite detection in urine. The results showed a significant relationship between bacterial count and leukocyturia (p=0.001), but no significant association with the presence of nitrites in urine. Risk factors significantly associated with UTI included education level (p=0.037), frequency of holding urination (p=0.019), water intake (p=0.004), genital hygiene practices (p=0.003), water source (p=0.009), and leukocyte levels (p=0.001). Meanwhile, age, occupation, gestational age, and sexual activity did not show a significant relationship with UTI occurrence. In conclusion, pregnant women need to increase awareness of UTI risks and avoid factors that may contribute to infection to prevent pregnancy complications. Keywords: Urine Culture, Leukocyturia, Nitrite
A comparative study of bacterial colony counts and Enterobacteriaceae isolates in pregnant women across pregnancy trimesters Suwanto, Yustiana Arie; Suryani , Annisa Saffana Azmi
Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi Vol 12 No 2 (2024)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Sci and Tech, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/bio.v12i2.58208

Abstract

Urinary tract infections (UTIs) are common during pregnancy and may lead to serious complications for both mother and foetus. Anatomical and hormonal changes throughout gestation, particularly bladder compression and urinary stasis, create favourable conditions for bacterial colonisation and subsequent infection. Escherichia coli and other Enterobacteriaceae are the predominant pathogens, and urine culture remains the definitive diagnostic method, with a threshold of ≥10⁵ CFU/mL indicating infection. The objective of this study is to investigate the prevalence and distribution of bacterial colony counts and the presence of Enterobacteriaceae in pregnant women across all trimesters, as well as to assess the relationship between gestational age, bacterial load, and the incidence of UTIs. This observational cross-sectional study involved 46 pregnant women at various gestational stages. Midstream random urine samples were collected and subjected to microbiological culture. The number of colony-forming units per millilitre (CFU/mL) and the species of bacteria isolated were recorded and analysed descriptively. UTIs was identified in 9 out of 46 participants (19.6%), characterised by bacterial counts ≥10⁵ CFU/mL. The trimester-specific prevalence showed that 11% of cases occurred in the first trimester, 33% in the second trimester, and 56% in the third trimester. The most frequently isolated pathogens were Escherichia coli (80%), Staphylococcus spp. (75%), Enterococcus spp. (25%), and Klebsiella pneumoniae (20%). UTIs were more prevalent in the later stages of pregnancy, with the third trimester showing the highest incidence. E. coli remained the leading uropathogen. These findings underscore the importance of early screening through urine culture to prevent adverse maternal and neonatal outcomes, particularly during the third trimester.