Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

THE ROLE OF TEACHERS IN IMPROVING THE QUALITY OF EDUCATION FOR STUDENTS WITH DISABILITIES: A LITERATURE REVIEW Syafwatul Putria Hidayatullah; Mujahiddin
International Journal of Teaching and Learning Vol. 3 No. 1 (2025): JANUARY
Publisher : Adisam Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article examines the crucial role of teachers in improving the quality of education for students with disabilities. The main focus is on the methods applied by teachers to create learning environments that are inclusive and responsive to students' individual needs. The study identifies that teachers' expertise in designing adaptive learning strategies, as well as the use of assistive technology, are key factors in facilitating effective learning. In addition, the study highlights the importance of collaboration between teachers, families and other professionals to build a comprehensive and sustainable education plan. Thus, the proactive role of teachers contributes not only to the academic development but also to the social and emotional progress of students with disabilities, enabling them to reach their full potential in a supportive and inclusive environment.
TRADISI PENYERAHAN ERANG-ERANG SEBAGAI SYARAT KELENGKAPAN PERKAWINAN DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Rijang Panua Kecamtan Kulo Kabupaten Sidenreng Rappang) Samad, Muh Rizal; Jumiyati; Wahyunisa, Hasmia; Nurzakiah; Anwar, Wirani Aisiyah; Mujahiddin; Mutmainnah; Nurhawa; abd. Hakim
El-Ahli : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 3 No 1 (2022): EL-AHLI : Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam STAIN Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56874/el-ahli.v3i1.836

Abstract

Abstract This study aims to 1). This study aims to find out the traditional practice of handing over Erang-erang as a condition for completeness of marriage in Rijang Panua Village, Kulo District, Sidenreng Rappang Regency. (2) To find out the sociological review of Islamic law on the traditional practice of surrendering Erang-erang as a condition for completeness of marriage in Rijang Panua Village, Kulo District, Sidenreng Rappang Regency. This study uses qualitative research methods with semiotic analysis of Charles S. Pierce. The data in this study were collected through in-depth interviews, observation, documentation. The subjects of this study were religious leaders, community leaders and traditional stakeholders in Rijang Panua Village. The results showed that (1) the submission of Erang-erang in the Bugis community in Rijang Panua village was almost the same as the Bugis community in other villages. The delivery of Erang-erang is carried out when the groom's entourage arrives at the bride's house a few moments before the marriage ceremony/ijab and Kabul. (2) The moaning of traditional marriages in Rijang Panua Village can be accepted by the sociology of Islamic law because it contains elements of livelihood for the welfare of living in a household. Meanwhile, Islamic teachings also prohibit the prevention of marriage because they want to get more in terms of worldly (wealth) which is viewed from the moral aspect of Islam, because that is excessive and burdensome for the groom. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk 1). Untuk mengetahui praktik tradisi penyerahan Erang-erang sebagai syarat kelengkapan perkawinan di Desa Rijang Panua Kecamatan Kulo Kabupaten Sidenreng Rappang. (2) Untuk mengetahui tinjauan sosiologi hukum Islam terhadap praktik tradisi penyerahan Erang-erang sebagai syarat kelengkapan perkawinan di Desa Rijang Panua Kecamatan Kulo Kabupaten Sidenreng Rappang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis semiotika Charles S. Pierce. Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, Subjek penelitian ini yaitu tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemangku adat di Desa Rijang Panua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penyerahan Erang-erang dalam masyarakat Bugis di desa Rijang Panua hampir sama dengan masyarakat Bugis di desa lain. Penyerahan Erang-erang dilaksanakan pada waktu rombongan mempelai pria tiba di rumah mempelai perempuan beberapa saat sebelum acara akad nikah/ijab dan Kabul. (2) Erang-erang pada perkawinan adat di Desa Rijang Panua dapat di terima oleh sosiologi hukum Islam karena di dalamnya mengandung unsur nafkah demi kesejahteraan hidup dalam berumah tangga. Sementara ajaran islam juga melarang pencegahan perkawinan karena ingin mendapatkan yang lebih dari segi keduniaan (harta benda) yang ditinjau dari segi moral Islam, karena yang demikian itu berlebihan dan memberatkan pihak mempelai laki-laki.
TRADISI PENYERAHAN ERANG-ERANG SEBAGAI SYARAT KELENGKAPAN PERKAWINAN DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Rijang Panua Kecamtan Kulo Kabupaten Sidenreng Rappang) Samad, Muh Rizal; Jumiyati; Wahyunisa, Hasmia; Nurzakiah; Anwar, Wirani Aisiyah; Mujahiddin; Mutmainnah; Nurhawa; abd. Hakim
El-Ahli : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 3 No 1 (2022): EL-AHLI : Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56874/el-ahli.v3i1.836

Abstract

Abstract This study aims to 1). This study aims to find out the traditional practice of handing over Erang-erang as a condition for completeness of marriage in Rijang Panua Village, Kulo District, Sidenreng Rappang Regency. (2) To find out the sociological review of Islamic law on the traditional practice of surrendering Erang-erang as a condition for completeness of marriage in Rijang Panua Village, Kulo District, Sidenreng Rappang Regency. This study uses qualitative research methods with semiotic analysis of Charles S. Pierce. The data in this study were collected through in-depth interviews, observation, documentation. The subjects of this study were religious leaders, community leaders and traditional stakeholders in Rijang Panua Village. The results showed that (1) the submission of Erang-erang in the Bugis community in Rijang Panua village was almost the same as the Bugis community in other villages. The delivery of Erang-erang is carried out when the groom's entourage arrives at the bride's house a few moments before the marriage ceremony/ijab and Kabul. (2) The moaning of traditional marriages in Rijang Panua Village can be accepted by the sociology of Islamic law because it contains elements of livelihood for the welfare of living in a household. Meanwhile, Islamic teachings also prohibit the prevention of marriage because they want to get more in terms of worldly (wealth) which is viewed from the moral aspect of Islam, because that is excessive and burdensome for the groom. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk 1). Untuk mengetahui praktik tradisi penyerahan Erang-erang sebagai syarat kelengkapan perkawinan di Desa Rijang Panua Kecamatan Kulo Kabupaten Sidenreng Rappang. (2) Untuk mengetahui tinjauan sosiologi hukum Islam terhadap praktik tradisi penyerahan Erang-erang sebagai syarat kelengkapan perkawinan di Desa Rijang Panua Kecamatan Kulo Kabupaten Sidenreng Rappang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis semiotika Charles S. Pierce. Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, Subjek penelitian ini yaitu tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemangku adat di Desa Rijang Panua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penyerahan Erang-erang dalam masyarakat Bugis di desa Rijang Panua hampir sama dengan masyarakat Bugis di desa lain. Penyerahan Erang-erang dilaksanakan pada waktu rombongan mempelai pria tiba di rumah mempelai perempuan beberapa saat sebelum acara akad nikah/ijab dan Kabul. (2) Erang-erang pada perkawinan adat di Desa Rijang Panua dapat di terima oleh sosiologi hukum Islam karena di dalamnya mengandung unsur nafkah demi kesejahteraan hidup dalam berumah tangga. Sementara ajaran islam juga melarang pencegahan perkawinan karena ingin mendapatkan yang lebih dari segi keduniaan (harta benda) yang ditinjau dari segi moral Islam, karena yang demikian itu berlebihan dan memberatkan pihak mempelai laki-laki.
Konstruksi Sosial pada Praktik Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Green Economic di Desa Pematang Serai Kabupaten Langkat Mujahiddin; Arifin Saleh; Yurisna Tanjung
Jurnal Indonesia Sosial Sains Vol. 2 No. 09 (2021): Jurnal Indonesia Sosial Sains
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jiss.v2i09.418

Abstract

Di Desa Pematang Serai Kabupaten Langkat, terdapat unit usaha BUMDes yang mengembangkan wisata sungai dalam bentuk Getek Online (Geol). Pada proses pengembangan wisata tersebut dibutuhkan upaya untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian sungai sebagai sumber daya alam yang memberikan kehidupan bagi masyarakat desa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses konstruksi sosial pada praktik pemberdayaan masyarakat berbasis green economic di Desa Pematang Serai. Metode penelitian menggunakan desain penelitian kualitatif. Subjek pada penelitian ini diambil dengan pendekatan purposive sampling. Adapun teknik pengumpulan data secara primer menggunakan wawancara mendalam dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan pendekatan kualitatif model Interaktif yang diajukan oleh Miles dan Huberman yaitu; Reduksi data, Penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya konstruksi sosial pada praktik pemberdayaan masyarakat di Desa Pematang Serai. Bentuk konstruksi tersebut pada tahap eksternalisasi ditandai dengan adanya pertukaran ide/konsep dalam pembentukan wisata Geol, pada tahap objektifikasi ditandai dengan dijadikannya wisata Geol sebagai unit usaha BUMDes, adanya keterlibatan masyarakat desa dalam pengelolaan wisata Geol dan adanya bantuan CSR dari pihak perbankkan. Pada tahap internalisasi ditandai dengan adanya manfaat ekonomi yang dirasakan masyarakat dari kehadiran wisata Geol, sehingga meningkatkan partisipasi masyarakat untuk bergotong-royong membersihkan sungai dari sampah plastik dan enceng gondok.