Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Review Artikel: Pemanfatan Limbah Organik Pasar Sebagai Prekursor Budidaya Lawi-Lawi Caulerpa lentillifera Renal, Renal; Ridwan, Adyatma; Ramadhan, Irpan; Indrawati, Erni
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 21 No. 2 (2021): ECOSYSTEM Vol. 21 No 2, Mei - Agustus Tahun 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/eco.v21i2.1071

Abstract

Kebutuhan rumput laut dalam pasar domestik dan pasar internasional terus meningkat sesuai dengan data KKP pada tahun 2020, total produksi rumput laut pada tahun 2018 sebesar 213.422 ton, pada tahun 2019 sebesar 9.900.000 ton. Salah satu rumput laut yang memiliki prospek pemasaran yang cukup luas adalah lawi-lawi. Lawi-lawi Caulerpa lentillifera) merupakan spesies rumput laut hijau yang biasa dikenal dengan sebutan anggur laut dan tersebar di beberapa lautan tropis dan subtropis. Tujuan dari kegiatan ini adalah (1) melakukan kajian literatur budidaya C. lentillifera di tambak dan (2) melakukan kajian peningkatan produktivitas tambak dengan memanfaatkan limbah organik sebagai sumber hara tambak. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah melakukan literatur review, yaitu sebuah pencarian literatur baik nasional maupun internasional yang dilakukan dengan mereview jurnal, skripsi online dan buku. Berdasarkan hasil review dari 16 kajian yang didapat dari berbagai sumber, diantaranya 16 Jurnal (11 Jurnal Nasional dan 5 Jurnal Internasonal), 2 Skripsi Online dan 2 Buku didapatkan bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi pertumbuhan C. lentillifera yaitu, penggunaan zat pengatur tumbuh, bobot awal yang berbeda, salinitas dan jenis substrat dasar, ketersediaan unsur-unsur hara di tanah dan air, serta kedalaman yang berbeda The need for seaweed in the domestic market and the international market continues to increase according to KKP data in 2020, the total seaweed production in 2018 is 213,422 tons, in 2019 it is 9,900,000 tons. One of the seaweeds that has broad marketing prospects is lawi-lawi. Lawi-lawi Caulerpa lentillifera) is a species of green seaweed commonly known as sea grape and is distributed in several tropical and subtropical oceans. The objectives of this activity were (1) to study the literature on C. lentillifera cultivation in ponds and (2) to study the increase in pond productivity by utilizing organic waste as a source of pond nutrients. The method used in the implementation of this activity is to conduct a literature review, which is a literature search, both national and international, which is carried out by reviewing journals, online theses and books. Based on the results of reviews from 16 studies obtained from various sources, including 13 journals (8 National Journals and 5 International Journals), 1 Online Thesis and 1 Book, it was found that there were several things that influenced the growth of C. lentillifera, namely, the use of growth regulators, weight different bases, salinity and type of base substrate, availability of nutrients in soil and water, and different depths.
Status Pencemaran Logam Berat Timbal dan Kadmium di Sungai Tallo Menggunakan Bioindikator Ikan Nila Oreochromis Niloticus Indrawati, Erni; Musada, Zulkarnain; Tantu, Andi Gusti; Renal, Renal
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 22 No. 2 (2022): ECOSYSTEM Vol. 22 No 2, Mei - Agustus Tahun 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/eco.v22i2.1562

Abstract

Perairan Sungai Tallo mengalami tekanan dari lingkungan di sepanjang aliran sungai berupa pemukiman, pertambakan, dan pertanian. Disamping itu, beberapa perusahaan diduga melakukan pencemaran dengan membuang limbah cair serta bahan berbahaya dan beracun di sepanjang aliran Sungai Tallo tanpa melalui proses pengolahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa status pencemaran logam berat timbal dan cadmium di perairan Sungai Tallo menggunakan bioindikator ikan nila. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2019-Februari 2021, di perairan Sungai Tallo, Kota Makassar. Pengabilan sampel air dan ikan nila berupa organ hati dan insang dilakukan di tiga stasiun Keramba Jaring Apung, kemudian dianalisis di Laboratorium Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar. Parameter kualitas air yang diukur yakni parameter fisika meliputi suhu, kekeruhan, kecerahan, kecepatan arus dan kedalaman, sedangkan parameter kimia meliputi pH, oksigen terlarut, salinitas, Biochemical Oxygen Demand, amoniak, nitrat, timbal dan kadmium. Selanjutnya parameter biologi organ ikan nila, yaitu organ hati dan insang. Data yang dianalisis berupa indeks pencemaran lingkungan dan biokonsentrasi faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter yang masuk ke dalam kategori cemar ringan yaitu oksigen terlarut, logam berat timbal, dan kadmium, cemar sedang yaitu suhu dan Biochemical Oxygen Demand, serta cemar berat yaitu amoniak. Sedangkan kategori baik yaitu kedalaman, kecepatan arus, kecerahan, pH, dan salinitas. Nilai biokonsentrasi faktor tertinggi logam berat timbal pada organ insang yaitu umur pemeliharaan satu bulan dan yang terendah umur pemeliharaan empat bulan. Nilai biokonsentrasi faktor logam berat kadmium pada organ insang dan hati memiliki nilai yang sama untuk semua waktu pemeliharaan. The waters of the Tallo River experience pressure from the environment along the river in the form of settlements, aquaculture, and agriculture. In addition, several companies are suspected of polluting by disposing of liquid waste as well as hazardous and toxic materials along the Tallo River without going through a processing process. This study aims to analyze the pollution status of lead and cadmium heavy metals in the waters of the Tallo River using tilapia bioindicators. This research was conducted in November 2019-February 2021, in the waters of the Tallo River, Makassar City. Water samples and tilapia in the form of liver and gills were carried out at three floating net cages stations, then analyzed at the Makassar Plantation Product Industrial Center Laboratory. The water quality parameters measured were physical parameters including temperature, turbidity, brightness, current speed and depth, while chemical parameters included pH, dissolved oxygen, salinity, Biochemical Oxygen Demand, ammonia, nitrate, lead and cadmium. Furthermore, the biological parameters of tilapia organs, namely the liver and gills. The data analyzed in the form of environmental pollution index and bioconcentration factors. The results showed that the parameters that fall into the category of light pollutants are dissolved oxygen, heavy metals lead, and cadmium, moderate pollutants are temperature and Biochemical Oxygen Demand, and heavy pollutants are ammonia. While the good categories are depth, current velocity, brightness, pH, and salinity. The highest bioconcentration value of lead heavy metal in the gills was one month of rearing age and the lowest was four months of rearing age. The value of the heavy metal factor cadmium bioconcentration in the gills and liver had the same value for all rearing timesdecisions.
ANALISIS PERENCANAAN MANAJEMEN LOGISTIK OBAT DI ISATALASI FARMASI RUMAH SAKIT X TAHUN 2024 Renal, Renal; Yunita, Jasrida; Mulya, Adrian
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.41903

Abstract

Rumah sakit merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan nasional. Pengembangan rumah sakit di Indonesia sangat bergantung pada kebijakan pembangunan kesehatan yang tertuang dalam program Indonesia Sehat 2010, yang diatur dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992. Salah satu aspek penting dalam pengelolaan rumah sakit adalah manajemen logistik obat yang efektif, karena berdampak langsung pada ketersediaan obat dan kualitas pelayanan kepada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perencanaan manajemen logistik obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X tahun 2024. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan evaluatif. Informan dalam penelitian ini meliputi Manajer Penunjang Medik sebagai informan pertama, Kepala Instalasi Farmasi sebagai informan kedua, Kepala Gudang Farmasi sebagai informan ketiga, dan bagian pemesanan sebagai informan keempat. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling untuk mendapatkan data yang relevan dan mendalam. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen terkait perencanaan logistik obat. Analisis data menggunakan teknik problem-solving cycle yang mencakup analisis situasi, identifikasi masalah, prioritas masalah, serta penentuan alternatif solusi dengan menggunakan Fishbone Analysis. Hasil penelitian menunjukkan beberapa kendala dalam perencanaan logistik obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X, antara lain kurangnya pemahaman mengenai manajemen logistik obat, keterbatasan anggaran, tidak diterapkannya Standar Prosedur Operasional (SPO), keterbatasan dalam Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), serta sarana penyimpanan yang belum memadai. Agar perencanaan logistik obat lebih efektif, perlu dilakukan peningkatan kompetensi SDM melalui pelatihan yang terstruktur, kepatuhan terhadap SOP, serta penguatan sistem informasi dan anggaran yang memadai.
Coculture of aquatic animals and paddy in brackish water: Evaluation of the growth of daily growth and morphometrics of tilapia (Oreochromis niloticus) as a fed species Heriansah, Heriansah; Kabangnga, Arnold; Nursida, Nur Fajriani; Renal, Renal; Alfarifdi, Muh. Izzul
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 10: No. 3 (December, 2023)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v10i3.11752

Abstract

A study on the cultivation of tilapia (Oreochromis niloticus) in brackish water using co-culture systems (polyculture, IMTA-non paddy, and IMTA-paddy) and monoculture systems was evaluated on a laboratory scale to determine its growth. Several species of aquatic animals and paddy (floating system) were combined with tilapia reared in plastic tanks for 28 days. Tilapia were fed four times a day at a feeding rate of 10% of biomass. The highest specific growth rate (SGR), IMTA-paddy system (4.24±0.08% day-1), polyculture (4.13±0.06% day-1), IMTA-non paddy (3.84±0.23% day-1), and monoculture (3.80±0.05% day-1). The same pattern was found in the addition of morphometric characteristics (AMC). Total length, standard length, body length, and height respectively from the highest IMTA-paddy system (2.49±0.12; 2.14±0.12; 1.81±0.14; 0.49±0.19 g), polyculture (2.32±0.16; 2.07±0.09; 1.72±0.11; 0.41±0.11 g), IMTA-non paddy (2.18±0.12; 1.78±0.15; 1.62±0.15; 0.33±0.14 g), and monoculture (2.02±0,09 1.67±0.08; 1.57±0.08; 0.30±0.10 g). Analysis of variance indicated that SGR and AMC of tilapia were significantly influenced by the culture system (P<0.05). The SGR and AMC in the IMTA-paddy system were significantly higher (P<0.05) than those in the monoculture and IMTA-non-paddy systems, but not significantly different (P>0.05) from those in the polyculture system. In general, tilapia growth was higher in co-culture systems than in monoculture systems in brackish water, which led to the diversification of aquaculture production.Keywords: Brackish water; Co-culture; Growth; Nile tilapia; Rice.