Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

KKN-PPM Masyarakat Lingkar Pulau Wisata Camba-Cambang Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Heriansah Heriansah; Fathuddin Fathuddin; Hartati Tamti; Yeni Savitri A. Lawi; Arnold Kabangnga; Muhammad Ikramullah
Celebes Abdimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 2 (2019): Oktober
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IX Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1066.024 KB) | DOI: 10.37541/celebesabdimas.v1i2.190

Abstract

Tujuan pengabdian Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) ini adalah mem-berdayakan masyarakat agar memiliki kapasitas yang dapat menjadi bagian dari pengelolaan pulau wisata Camba-cambang. KKN-PPM ini juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Pendekatan pemberdayaan adalah participatory rural appraisal, participatory tecnology development, dan community development dengan metode pelatihan, demonstrasi plot, dan pendampingan. Program kerja yang dilaksanakan disebut Catur Program Kerja, yaitu : (1) Pengembangan fish apartment sebagai potensi spot wisata, (2) Diversifikasi olahan hasil perikanan dan desain kemasan, (3) Penanganan sampah plastik, dan (4) Budidaya sistem IMTA. Operasional kegiatan diawali dengan koordinasi dan aosialisasi, selanjutnya penyiapan administrasi kegiatan, pelaksanaan panca program kerja, serta monitoring dan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrumen pre test dan post test serta pengamatan dan penilaian kinerja. Program KKN-PPM di lingkar pulau wisata Camba-cambang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok sasaran yang terdiri dari nelayan dan pembudidaya, ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri, organisasi pemuda, siswa sekolah dan anak-anak putus sekolah. Kelompok sasaran telah meningkat pengetahuan dan keterampilannya dalam memanfaatkan potensi sumberdaya pulau, khususnya yang terkait dengan catur program kerja. Program pengabdiaan KKN-PPM ini juga dapat meningkatkan kompetensi teknis mahasiswa dalam pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Teknologi Akuabisnis untuk Penguatan Pangan di Masa dan Pasca Pandemi Covid-19 Muh. Ikramullah; HERIANSAH HERIANSAH; Nursyahran Nursyahran; Frida Alifia; Rahmat Januar Noor; Arnold Kabangnga
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2022): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.8.1.47-58

Abstract

The aims of implementing the PTDM (Technology Products Disseminated to the Community) program is to increase the resilience of people's knowledge and skills in applying aquabusiness technology, especially making probiotics, making artificial feed made from local raw materials, and cultivating a polyculture system. This community service aims to improve the knowledge and skills of the community in applying aquabusiness technology, especially probiotic production, feed production from local raw materials, and the cultivation of polyculture systems. Service activities through the Technology Products Disseminated to the Community (TPDC) program was conducted in Talaka Village, Ma'rang District, Pangkep Regency, South Sulawesi Province with a total of 20 farmers from the Mina Air Brackish Cultivator Group and the Bujung Tangayya Business Group. The empowerment program is implemented using training methods through non-technical counseling, technical assistance, and plot demonstrations. The achievement of program implementation is determined through evaluation through pre-test and post-test questionnaires as well as observation and performance assessments. The results of the empowerment program have a positive impact on improving the knowledge and skills of partners in applying aquabusiness technology. The empowerment program increased the knowledge and skills of partners in making probiotics by 66.7% to 91.7%, making feed increased by 58.3% to 83.3%, and the knowledge and skills of cultivating the polyculture system increased by 41.7. % up to 83.3%. This increased knowledge and skills has the potential to increase income which can strengthen community food security in the period and post-pandemic Covid-19.
PENGGUNAAN IMUNITAS KERANG HIJAU (Perna viridis) SEBAGAI BIOMARKER UNTUK MENDETEKSI PENGARUH PENGASAMAN LAUT TERHADAP TOKSISITAS LOGAM Pb Arnold Kabangnga; Khusnul Yaqin
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 8, No 2 (2019): OCTOPUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/octopus.v8i2.3144

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pengasaman laut terhadap toksisitas logam Pb denganmenggunakan biomarker imunitas kerang hijau (Perna viridis). Penelitian dilaksanakan pada bulan April hinggaMei 2017 di Laboratorium Penangkaran dan Rehabilitasi Ekosistem Laut Fakultas Ilmu Kelautan danPerikanan, Universitas Hasanuddin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan faktorial.Kerang hijau dengan ukuran panjang 5-6 cm diberi perlakuan dengan paparan konsentrasi logam Pb 0 mg/l(kontrol), 0.008 mg/l, 0.08 mg/l, 0.8 mg/l, pada kondisi pH (level asidifikasi) air media hidup yaitu 6.2, 7.7, 8.2.Pemaparan dilakukan selama 96 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa logam Pb dan pH berpengaruhsignifikan (p0.05) terhadap hemosit kerang yaitu persentase jumlah basofil, eosinofil dan hemosit mati.
Distribusi Spasial dan Faktor Kontaminasi Logam Berat di Pesisir Kota Makassar Rahmat Januar Noor; Arnold Kabangnga; Fathuddin Fathuddin
Jurnal Kelautan Tropis Vol 24, No 1 (2021): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v24i1.9619

Abstract

The presence of heavy metals in coastal waters is a threat to the wealth of coastal ecosystems because they are toxic. The people activities of Makassar City are centered in the coastal area so that they have the potential to produce heavy metal pollutants that can escape into coastal waters. This study aimed to determine the distribution of heavy metal concentrations in the sediment and water column and to determine the contamination factor. The research location is along the coast of Makassar City by determining the location of the observation based on potential sources of input, namely ports, river estuaries, and tourism activities. The research method used survey methods with in-situ measurements (oceanographic parameters) and ex-situ (heavy metal concentrations) and data presentation using tables, graphs, and analysis of variance test results. The concentration of heavy metals Pb, Cd, and Zn in the sediment were higher and significantly different (p <0.05) compared to the water column, while Cu not different. There was no significant difference in the concentration of heavy metals (p> 0.05) spatially (ports, river estuaries, tourist sites). Heavy metals in the sediments did not exceed the quality standard, while several heavy metals in the water column exceeded the quality standards, namely Pb and Cd. The contamination level of heavy metal pollutants studied in the coastal waters of Makassar City was low (CF <1), and if sorted, a pattern of heavy metal was Cd> Zn> Pb> Cu. Keberadaan logam berat di perairan pesisir merupakan ancaman bagi kekayaan ekosistem pesisir sebab bersifat toksik. Aktivitas masyarakat Kota Makassar berpusat di daerah pesisir sehingga berpotensi menghasilkan bahan pencemar logam berat yang dapat lepas ke perairan pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi konsentrasi logam berat di sedimen dan kolom air serta menentukan faktor kontaminasi. Lokasi penelitian di sepanjang pesisir Kota Makassar dengan penentuan lokasi pengamatan berdasarkan potensi sumber masukan yaitu pelabuhan, muara sungai, dan aktivitas wisata. Metode penelitian menggunakan metode survey dengan pengukuran secara insitu (parameter oseanografi) dan exsitu (konsentrasi logam berat) serta penyajian data menggunakan tabel, grafik, dan hasil pengujian analisis varians. Konsentrasi logam berat Pb, Cd, dan Zn pada sedimen lebih tinggi serta berbeda secara signifikan (p<0,05) dibandingkan dengan kolom air sedangkan Cu tidak berbeda. Tidak terdapat perbedaan konsentrasi logam berat yang nyata (p>0,05) secara spasial (pelabuhan, muara sungai, lokasi wisata) Logam berat pada sedimen tidak melampaui baku mutu sedangkan pada kolom air terdapat beberapa logam berat yang melampaui baku mutu yaitu Pb dan Cd. Tingkat kontaminasi bahan pencemar logam berat yang diteliti di perairan pesisir Kota Makassar termasuk rendah (CF<1) dan bila diurutkan maka ditemui pola Cd>Zn>Pb>Cu. 
MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN KAMPUS DI TENGAH PANDEMI COVID-19 Buana Basir; Arnold Kabangnga; Mesalina Tri Hidayani; Jawiana Saokani; Sri Wulandari
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 7 No. 1 (2021): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 7 NO. 1 OKTOBER 2021
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v7i1.18232

Abstract

Bentuk pelaksanaan kewirausahaan kampus sedikit berbeda dari tahun sebelumnya karena kegiatan lebih banyak dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) disebabkan pandemi Covid-19 yang melanda sejak bulan Maret 2020. Kegiatan bertujuan untuk menciptakan wirausaha kampus yang menyediakan lapangan kerja buat diri sendiri maupun masyarakat sekitar, yang mandiri, ulet, gigih, komunikatif dan profesional. Metode pelaksanaan dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan secara online. Tahapan pelaksanaan kegiatan, yaitu sosialisasi kewirausahaan ke mahasiswa dan alumni, pembentukan kelompok usaha, pembekalan ilmu dan keterampilan usaha, pelatihan kewirausahaan, pemberian bantuan peralatan dan modal usaha, monitoring evaluasi, serta pendampingan dan pembimbingan usaha secara terpadu. Jenis usaha yang dilakukan oleh mahasiswa dan alumni (tenan) baik perorangan maupun kelompok terdiri atas 12 jenis usaha, yaitu usaha risol kepindang, jalangkote milenial, martabak ikan, sambal ikan tuna, nila sibolok, lamp arium, selai rutla, salad buah ikan, abon ikan bandeng, sinori, amplang mama mia, dan pudding rutla. Masalah yang melingkupi adalah terbatasnya sebahagian akses untuk mendapatkan bahan baku serta pemasaran produk. Solusi permasalahan yaitu dengan memperluas hubungan komunikasi secara online untuk membantu ketersediaan bahan baku serta pemasaran. Pemberdayaan usaha kampus dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya lokal masing-masing tempat usaha, serta komunikasi interaktif dengan pelaksana kewirausahaan kampus dan instansi terkait guna memaksimalkan usaha dan pengembangan operasional usaha tenan. Kegiatan kewirausahaan kampus di era pandemic Covid-19 berjalan dengan sukses melalui sinergitas dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Kata kunci: Kewirausahaan kampus, bahan baku, pemasaran produk. ABSTRACT The form of campus entrepreneurship implementation is slightly different from the previous year because more activities are carried online (on the network) due to the Covid-19 pandemic that has hit since March 2020. The activity aims to create campus entrepreneurs who provide employment opportunities for themselves and the surrounding community, which independent, tenacious, persistent, communicative and professional. The implementation method is carried out through several stages of online activities. The stages of implementing the activities, namely socialization of entrepreneurship to students and alumni, formation of business groups, provision of business knowledge and skills, entrepreneurship training, provision of equipment and business capital assistance, evaluation monitoring, as well as integrated business assistance and guidance. The types of businesses carried out by students and alumni (tenants) both individually and in groups consist of 12 types of businesses, namely risol kepindang, millenial jalangkote, fish martabak, tuna fish sauce, tilapia sibolok, lamp arium, rutla jam, fish fruit salad, abon milkfish, sinori, mama mia amplang, and rutla pudding. The problem that surrounds it is the limited access to some raw materials and product marketing. The solution to the problem is to expand online communication relationships to help with the availability of raw materials and marketing. campus business empowerment by maximizing the utilization of local resource potential of each place of business, as well as interactive communication with campus entrepreneurship implementers and related agencies in order to maximize business and business operational development of tenants. Campus entrepreneurship activities in the era of the covid-19 pandemic were running successfully through good synergy and cooperation from various parties. Keywords: Campus entrepreneurship, raw materials, product marketing.
Kelulushidupan Biota pada Sistem Integrated Multi Trophic Aquaculture (IMTA)-Padi Hamsiah Hamsiah; Indra Cahyono; Heriansah Heriansah; Wayan Kantun; Arnold Kabangnga
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik Vol 5 No 2 (2021): Mei
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2021.Vol.5.No.2.119

Abstract

Survival rate is a determinant factor of success in multibiota cultivation. This study aims to determine the survival rate of biota cultivated in various combinations in the Integrated Multi Trophic Aquaculture (IMTA)-Paddy system. Three combinations (K) of biota and three replications, namely milkfish and paddy(K-2), milkfish, tiger prawns, and paddy (K-3), and milkfish, tiger prawns, and shellfish (K-4) were investigated experimentally in the field using a tarpaulin pond model. Biota was reared for 80 days with a density of 30 individuals each integrated with 30 clumps of rice by floating method. The results showed that the difference in the survival rate of milkfish at K-2 (97.8±1.91%), K-3 (94.4±1.96%), and K-4 (98.9±1.90%) was in the range of 1.1- 3.6% which was not statistically significant (P> 0.05). The survival rate of tiger prawns in K-4 (88.9±1.91%) was descriptively 2.2% higher than K-3 (86.7±1.90%). The survival rate of shellsfish on K-4 biota is 85.6±1.90%. Water quality during experimental is in the range that can be tolerated by each biota. More research is needed which in-depth to optimize the IMTA-Paddy system in brackishwater.
Kajian Cemaran Timbal (Pb) pada Tambak Tradisional Ikan Bandeng (Chanos chanos) Awaluddin Awaluddin; Arnold Kabangnga; Rahmat Januar Noor
Jurnal Berkala Kesehatan Vol 6, No 2 (2020): JURNAL BERKALA KESEHATAN
Publisher : Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v6i2.9408

Abstract

Sistem budidaya yang dikembangkan oleh pembudidaya tradisional di kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep umumnya berada di pesisir sekitar kawasan pusat kegiatan antropogenik masyarakat seperti permukiman, kawasan pelabuhan dan industri. Aktifitas ini akan mempengaruhi input air ke dalam tambak yang rentan terhadap pencemaran logam Timbal (Pb). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar Timbal (Pb) pada air dan sedimen pada tambak tradisional ikan bandeng di Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif kuantitatif yang merancang penelitian untuk mendapat kejelasan tentang konsentrasi logam timbal (Pb) pada sampel yang diuji. Lokasi pengambilan sampel ditentukan dengan metode purposive sampling pada 3 stasiun pengamatan, yaitu: tambak pesisir, tambak sekitar pabrik PT. Semen Tonasa, dan tambak sekitar pemukiman. Analisis kadar logam (Pb) pada air dan sedimen dilakukan dengan menggunakan metode AAS (Atomic Absorption Spectrofotometric) dan mengacu pada SNI 6989:8:2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cemaran logam Timbal (Pb) pada air tambak tradisional semua stasiun telah melebihi ambang batas yang dipersyaratkan. Konsentrasi logam Timbal (Pb) dalam sedimen relative masih dibawah baku mutu.
Monitoring dan Mitigasi Gas H2s Limbah Organik Tambak Intensif dengan Menggunakan Biomarker Sederhana Arnold Kabangnga; Zulkhairiyah Zulkhairiyah; Chaterine Rumambo T.T
Jurnal Airaha Vol 9 No 01: June 2020
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.003 KB) | DOI: 10.15578/ja.v9i01.146

Abstract

Monitoring and mitigation of organic waste materials is important to do for aquatic environment sustainability. This research aims to analyze hydrogen sulphide gases (H2S) contained in waste water and the index of scallop conditions as biomarkers.This research is conducted using the method of factorial design of 10 green shells that are approximately 6 cm in length is inserted into the aquarium containing 5 liters of sea water that has been contamination with organic waste sourced From supra intensive ponds in accordance with the concentration of treatment series ie; 50%, 35%, 15% and 0 (control) Waste Orgnik.Exposure is made for 96 hours. For the purposes of data index of the condition conducted a measurement of shellfish morfometry and drying shells with a temperature of 800C for 24 hours. The results showed that there were significant differences (p < 0.05) of hydrogen sulphide decline in water-media exposure to shells as well as differences in shell condition indexes based on the treatment concentration series.
Karakteristik Kandungan Mineral Pada Tepung Cangkang Kerang Simping (Placuna placenta Linnaeus, 1758) Zul Khairiyah; Fatma Fatma; Arnold Kabangnga; Fitriyani Fitriyani
Jurnal Airaha Vol 11 No 01: June 2022
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.182 KB) | DOI: 10.15578/ja.v11i01.205

Abstract

Masyarakat Sulawesi Selatan belum banyak yang memanfaatkan kerang simping secara optimal. Cangkang kerang simping memiliki potensi kandungan nutrisi, pada umumnya cangkang bivalvia terdiri dari komposisi mineral yang cukup lengkap dan kandungan kalsium karbonat yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kandungan mineral (kalsium, magnesium, kalium, natrium dan fosfor) pada tepung cangkang kerang simping (Placuna placenta Linnaeus, 1758) berdasarkan korelasi ukuran. Jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 215 individu selama 6 kali sampling dari bulan Juni sampai Agustus 2020 di perairan Pantai Lantebung Kelurahan Bira, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar. Pengukuran morfometrik cangkang dan analisis pengujian kadar mineral dengan metode destruksi basah dilakukan di Laboratorium Produktivitas dan Kualitas Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin. Data analisis morfometrik dikelompokkan menjadi tiga kelas berdasarkan ukuran yaitu 111– 128 mm untuk ukuran cangkang kecil, ukuran sedang 129-146 mm dan kelas ukuran cangkang besar yaitu 147-163 mm. Hasil ANOVA menunjukkan bahwa ukuran cangkang kerang simping berpengaruh nyata terhadap kandungan mineral yang dimilikinya. Kisaran ukuran panjang kerang 129–146 mm (ukuran cangkang sedang) memiliki kandungan mineral terbanyak dibandingkan dengan ukuran lain, sehingga efisien dimanfaatkan pada ukuran tersebut.
Potensi Ko-Kultur (Caulerpa lentillifera) dan Udang Windu (Penaeus monodon) di Tambak Tradisional Air Payau Jumiati Jumiati; Nanang Maulana; Heriansah Heriansah; Imran Lapong; Arnold Kabangnga
Juvenil Vol 4, No 1: Februari (2023)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v4i1.18563

Abstract

ABSTRAKKeberhasilan pertumbuhan anggur laut Caulerpa lentillifera yang dikultur bersama dengan udang windu ditentukan oleh posisi yang tepat untuk menerima nutrien secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan anggur laut dan udang windu pada posisi tanam di dasar dan lepas dasar di dalam tambak tradisional masing-masing dengan 10 ulangan.. Hapa berukuran 1x1 m dan nampan 25x25 cm digunakan untuk memelihara kedua spesies ini. Selama masa pemeliharaan 35 hari, udang windu tidak diberi pakan buatan untuk mempertahankan tipikal tambak tradisional sebagai pemasok bahan pangan organik. Uji t independen mengindikasikan Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS) anggur laut dan udang windu di dasar tambak (1,98 ± 0,32% dan 3,68±0,11% per hari) secara signifikan (p0.05) lebih tinggi dibandingkan lepas dasar (1,59±0,29% dan 3,50±0,31% per hari). Sementara itu, Efisiensi Reduksi Nutrien (ERN) dari Total Amonia Nitrogen (TAN) sebesar 38,53±4,48% yang mengindikasikan kemampuan C. lentillifera menyerap bahan anorganik. Studi menyimpulkan bahwa ko-kultur C. lentillifera dan udang windu memiliki efek sinergitas yang positif dan dapat dikembangkan di tambak tradisional. Untuk hasil yang lebih baik, disarankan C. lentillifera ditanam pada dasar tambak dan dikultur bersama dengan udang windu.Kata Kunci: anggur laut, ko-kultur, pertumbuhan, tambak tradisional, udang winduABSTRACTThe successful growth of sea grapes Caulerpa lentillifera co-cultured with tiger prawns is determined by the appropriate position to absorb maximum nutrients. This study aims to evaluate the growth of sea grapes and tiger shrimp in bottom and off-bottom planting position in traditional ponds with 10 replicates each.  Hapa 1x1 m and trays of 25x25 cm were used to rear these two species. During the 35-day rearing period, tiger shrimp were not artificially fed to maintain traditional ponds typical of organic food suppliers. The independent t-test indicated that the Specific Growth Rate (SGR) of sea grapes and tiger prawns at the bottom (1.98 ± 0.32% and 3.68 ± 0.11% day-1) were significantly (p0.05) higher than off the bottom (1.59±0.29% and 3.50±0.31% day-1). Meanwhile, the Nutrient Reduction Efficiency (ERN) of Total Ammonia Nitrogen (TAN) was 38.53 ± 4.48%, which indicated the ability of C. lentillifera to absorb inorganic materials. The study concluded that the co-culture of C. lentillifera and tiger shrimp had a positive synergistic effect and could be developed in traditional ponds. For better results, it is recommended to plant C. lentillifera at the bottom of the pond and co-culture with tiger shrimp.Keywords: co-culture, growth, tiger prawns, sea grapes, traditional pond