Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

DETERMINAN YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMANTAUAN MUTU EKSTERNAL (PME) BAKTERI TAHAN ASAM (BTA) DI WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR Aturut Yansen
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 6 No 1 (2021): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jalm.v6i1.2113

Abstract

Jakarta Timur belum semua faskes yang melakukan pemeriksaan mikroskopik BTA menurut data tahun 2016 dari total 61 faskes yang melakukan pemeriksaan mikroskopis BTA baru 13 Puskesmas, 16 Rumah Sakit (21%) yang mengikuti program PME. Dengan hasil 6 faskes mikroskopis yang ikut PME 4 Triwulan dan dari 6 faskes mikroskopis belum ada satupun yang menghasilkan kualitas ujisilang yang baik (0%). Untuk itu Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur dituntut untuk membina, mengawasi dan mengendalikan fasilitas pelayan kesehatan mikroskopis untuk mampu meningkatkan hasil PME yang baik. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari dan menjelaskan determinan yang mempengaruhi hasil PME dari laboratorium yang melaksanakan pemeriksaan Mikroskopis sedian dahak diwilayah Kota Administrasi Jakarta Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah Cross Secsional Study Yaitu variabel dependen dan independen diamati pada periode yang sama dan metode yang digunakan adalah metode survey. Analisa data menggunakan uji chi-square dan regression logistic. Dari 60 responden yang diuji ada pendidikan diploma yaitu 62%, pernah dilatih <2 tahun yaitu 95%, memiliki 2 tenaga yaitu 100%, menganggarkan tiap tahun yaitu 96%, sarana dan prasarana yang baik yaitu 79%. Determinan anggaran yang sangat berhubungan dengan pelaksanaan PME BTA yaitu 96%. Artinya determinan anggaran yang mempunyai hubungan yang sangat signifikan dengan pelaksanaan PME BTA dimana variabel ini memiliki p value kurang dari 0.05 dan memiliki OR 99.24. Kesimpulan dari hasil ini bahwa Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur dapat memastikan semua faskes menganggarkan tiap tahun walaupun sementara ini masih ada bantuan dari luar negeri untuk pelaksanaan PME BTA.
KORELASI KADAR AST DAN ALT CALON TENAGA KERJA INDONESIA PENDERITA HEPATITIS B DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI AN-NUR MEDICAL CENTER TAHUN 2020 Indah Andriyanti; Aturut Yansen; Dian Rachma Wijayanti
Binawan Student Journal Vol. 3 No. 3 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Binawan (LPPM Universitas Binawan)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54771/bsj.v3i3.411

Abstract

Hepatitis B merupakan penyakit hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV). Infeksi dari HBV ini dapat menyebabkan peradangan hati akut ataupun kronis yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Gambaran klinis, evaluasi tes fungsi hati merupakan kriteria yang digunakan dalam mendiagnosis penderita hepatitis B. Peningkatan kadar spartate Aminotransferase (AST) dan Alanin Aminotransferase (ALT) merupakan salah satu kriteria penting dalam mendiagnosis pasien dengan hepatitis B. Indonesia adalah negara endemik hepatitis B, salah satu faktor yang menyebabkan kasus hepatitis B meningkat di negara Indonesia dikarenakan kurangnya kesadaran tentang PHBS, kurangnya pengetahuan, dan faktor kelelahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar AST dan ALT pada penderita hepatitis B calon TKI. Datadiambil dari data primer pasien hepatitis B yang melakukan pemeriksaan kadar AST dan ALT periode Januari – April 2020 di klinik An-Nur Medikal Center. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 38. Data analisis menjelaskan bahwa ada hubungan antara wilayah endemik dengan peningkatan kadar AST dan ALT faktor kelelahan, dan HBsAg dengan kadar AST dan ALT pada calon TKI. Sehingga dapat disimpulkan bahwa wilayah endemik, faktor kelelahan, dan HbsAg dapat mempengaruhi peningkatan kadar AST dan ALT.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANTAPAN MUTU INTERNAL PADA PEMERIKSAAN URIN RUTIN DI LABORATORIUM RSUD KOTA DEPOK Hani Nur Wijayanti; Aturut Yansen; Ois Nurcahyanti
Binawan Student Journal Vol. 4 No. 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Binawan (LPPM Universitas Binawan)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54771/bsj.v4i1.325

Abstract

Pemantapan Mutu internal merupakan kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara rutin agar tidak terjadi atau mengurangi error/penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dengan tingkat akurasi dan presisi yang tinggi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Hasil penelitian dengan jumlah responden sebanyak 15 orang dan jumlah sampel urin sebanyak 40 sampel, didapatkan nilai rata-rata dari masing-masing kriteria pemantapan mutu internal, pada kriteria Sumber Daya Manusia dengan skor 97,91 yang berarti sangat baik. Kriteria kedua terhadap quality control dengan skor 60,6 yang berarti kurang baik, yang ketiga kriteria terhadap fasilitas sarana dan prasarana dengan  skor 100 yang berarti sangat baik, dan yang terakhir kriteria SOP dengan skor 58,3 yang berarti kurang baik.
DETERMINAN YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMANTAUAN MUTU EKSTERNAL (PME) BAKTERI TAHAN ASAM (BTA) DI WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR Aturut Yansen
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 6 No 1 (2021): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jalm.v6i1.2113

Abstract

Jakarta Timur belum semua faskes yang melakukan pemeriksaan mikroskopik BTA menurut data tahun 2016 dari total 61 faskes yang melakukan pemeriksaan mikroskopis BTA baru 13 Puskesmas, 16 Rumah Sakit (21%) yang mengikuti program PME. Dengan hasil 6 faskes mikroskopis yang ikut PME 4 Triwulan dan dari 6 faskes mikroskopis belum ada satupun yang menghasilkan kualitas ujisilang yang baik (0%). Untuk itu Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur dituntut untuk membina, mengawasi dan mengendalikan fasilitas pelayan kesehatan mikroskopis untuk mampu meningkatkan hasil PME yang baik. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari dan menjelaskan determinan yang mempengaruhi hasil PME dari laboratorium yang melaksanakan pemeriksaan Mikroskopis sedian dahak diwilayah Kota Administrasi Jakarta Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah Cross Secsional Study Yaitu variabel dependen dan independen diamati pada periode yang sama dan metode yang digunakan adalah metode survey. Analisa data menggunakan uji chi-square dan regression logistic. Dari 60 responden yang diuji ada pendidikan diploma yaitu 62%, pernah dilatih <2 tahun yaitu 95%, memiliki 2 tenaga yaitu 100%, menganggarkan tiap tahun yaitu 96%, sarana dan prasarana yang baik yaitu 79%. Determinan anggaran yang sangat berhubungan dengan pelaksanaan PME BTA yaitu 96%. Artinya determinan anggaran yang mempunyai hubungan yang sangat signifikan dengan pelaksanaan PME BTA dimana variabel ini memiliki p value kurang dari 0.05 dan memiliki OR 99.24. Kesimpulan dari hasil ini bahwa Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur dapat memastikan semua faskes menganggarkan tiap tahun walaupun sementara ini masih ada bantuan dari luar negeri untuk pelaksanaan PME BTA.
Determinan Yang Mempengaruhi Hasil Error Pada Metode Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler Tuberkulosis Aturut Yansen
Jurnal Medika Hutama Vol. 3 No. 04 Juli (2022): Jurnal Medika Hutama
Publisher : Yayasan Pendidikan Medika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Background, methods, result, discussion, conclussion in times new roman 11 Molukuler Rapid Test is one of the laboratory examinations to diagnose tuberculosis. In the problematic process the presence of MYCOBACTERIUM tuberculosis DNA cannot be found and there is a system failure so that the interpretation issued is an error. Based on data obtained at citeureup health center in 2019, the total error rate was 5% but there was the highest error reaching 13%. So that researchers aim to find out the determinants that affect the high number of errors in molecular rapid test examinations. The method used in this study is the observation method with total sampling, analyzed with crosstab test and multiple linear regression test using SPSS version 16.0. Based on the results of the f and R2 tests known to sig.0.004 < 0.05 and the value of Fcount 4,004 > Ftable 3.04 means that there is an influence of sample quality factors, sample processing procedure factors, cartridge quality factors and officer competency factors simultaneously on error results and these factors affect error results by 44.9% the remaining 55.1% influenced by other variables not studied in this study and Based on the t test, it is known that the partial influence that causes high error results is a sample quality factor based on sig. 0.002 < 0.05 and the tcount value -3,117 >ttable -2,834.
KORELASI KADAR HbA1c DENGAN KADAR GLYCATED ALBUMIN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RS POLRI Aturut Yansen; Dwi Windiani; Sari Sekar Ningrum
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 22 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Kesehatan terbitan Maret Volume 22 Nomor 01 Tahun 2023
Publisher : STIKIM Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikes.v22i1.2061

Abstract

Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai peningkatan kadar glukosa darah akibat resistensi insulin. HbA1c adalah glukosa yang terglikasi dengan hemoglobin A1c yang digunakan diagnosa DM dan pemantauan kadar glikemik mencerminkan konsentrasi glukosa darah 3 bulan sebelum pemeriksaan dan tidak dipengaruhi diet sebelum pengambilan sampel darah. Glycated Albumin mencerminkan status glukosa darah lebih pendek dibandingkan HbA1c, yaitu 2-4 minggu sebelumnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi kadar HbA1c dengan kadar glycated albumin pasien diabetes mellitus tipe 2. Jenis penelitian analitik dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di RS Polri pada April-Juni 2021. Sampel adalah data hasil pemeriksaan HbA1c dan glycated albumin pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan jumlah 109 sampel. Variabel independennya adalah kadar HbA1c dan kadar glycated albumin. Variabel dependennya adalah diabetes mellitus tipe 2. Data dikumpulkan dengan menggunakan data sekunder (rekam medis). Dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan SPSS. Sebagian responden memiliki kategori kadar Glukosa puasa ≥ 126 mg/dL sebanyak 80 responden (73,4%). Sebagian responden memiliki kategori kadar HbA1c tinggi (>7%) yaitu 71 responden (65,1%). Sebagian responden memiliki kategori kadar glycated albumin tinggi (>17%) yaitu 72 responden (66,1%). Ada korelasi kadar HbA1c dengan kadar glukosa puasa pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan nilai p sebesar 0,000 < α (0, 05), nilai OR = 16,61. Ada korelasi kadar glycated albumin dengan kadar glukosa puasa pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan nilai p sebesar 0,000 < α (0,05), nilai OR = 5,25. Kesimpulan penelitian ini adalah ada korelasi antara kadar HbA1c dengan kadar glycated albumin pada pasien diabetes mellitus tipe 2.
PEMERIKSAAN KECACINGAN (SOIL TRANSMITTED HELMINTHS) DENGAN PENGARUH PHBS PADA ANAK DI DESA KARADENAN KABUPATEN BOGOR Kurniawan, Muhammad Rizki; Nirwana, Rima; Yansen, Aturut
Journal of Indonesian Medical Laboratory and Science Vol 5 No 1: April 2024
Publisher : Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Teknologi Laboratorium Medik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53699/joimedlabs.v5i1.148

Abstract

Background: Worms are a parasitic infection in the form of worms entering the human body. One of the factors that causes worms is personal hygiene. The aim of the research is to study the relationship between risk factors and the effects of worms on children's health. Objectives: One place that has a risk of worms is the village of Keradenan, Bogor district, because the condition of the village is slum. Materials and Methods: This type of research is analytical with a cross sectional research design. The sample in this study was 96 people who met the inclusion and exclusion criteria using a purposive sampling technique. Data collection was carried out by filling out questionnaires and checking for worms (soil transmitted helminths) using native methods. Data processing uses statistical software with the Chi square test. Results: The incidence of worms was 13.54% of the 96 samples of the type of Soil Transmitted Helminthes worm that infects children, namely Ascaris Lumbricoides. Conclusions: Based on the results of the research, there is an influence on clean and healthy living behavior on the children of the village of Keradenan, the result of worm examinations is that the number of worms has decreased.
Hubungan Hematokrit Dan Trombosit Dengan Inflamasi Demam Berdarah Dengue Di Prodia Kebayoran Tahun 2020-2021: Relationship Of Hematocrite And Thrombocytes In Inflammation Case Of Dengue Fever At Kebayoran Prodia 2020-2021 Mulyatmo, Pravita Deasy Setyaningrum; Wijayanti, Dian Rachma; Yansen, Aturut
Binawan Student Journal Vol. 5 No. 3 (2023)
Publisher : Direktorat Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Dan Kerjasama Universitas Binawan (DPPMK Universitas Binawan)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti. Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis demam berdarah dengue adalah Complete Blood Count (CBC), hs-CRP, Anti-Dengue IgG IgM dan NS1 Antigen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hubungan kadar hematokrit dan trombosit dengan tingkat keparahan inflamasi pada kasus demam berdarah dengue di Prodia Kebayoran periode Tahun 2020 – 2021. Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional Sampel diambil dari populasi menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 30 pasien Analisis statistik menggunakan Uji Korelasi Pearson dengan SPSS 23.0. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kadar hematokrit dan ada hubungan yang signifikan antara trombosit terhadap tingkat keparahan inflamasi (hs-CRP) (p>0.05, r = 0.030) dan (p<0.05, r = -0.558). Gambaran hasil pemeriksaan laboratorium pada penderita demam berdarah dengue adalah terjadi penurunan jumlah trombosit, peningkatan nilai hematokrit dan peningkatan kadar hs-CRP.
Analisis Determinan Sampel Hasil Error Kode 5007 Mesin TCM Di Puskesmas Jatinegara: Analysis Of The Determinants Of Sample Error Results Code 5007 TCM Machine At Puskesmas Jatinegara Adhari, Rifqi; Yansen, Aturut; Manik, Sabarina Elfrida
Binawan Student Journal Vol. 6 No. 1 (2024)
Publisher : Direktorat Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Dan Kerjasama Universitas Binawan (DPPMK Universitas Binawan)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54771/f2hzwa23

Abstract

Laporan Sudinkes Jakarta Timur pada November 2021, hasil Error pada alat Tes Cepat Molekuler (TCM). Temuan eror ditemukan pada alat tes TCM dengan kode 5007 sebanyak 26 hasil, kode 1001 sebanyak 17 hasil, kode 5011 sebanyak 15 hasil, dan kode 1002 sebanyak 11 hasil. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan determinan sampel yang mempengaruhi hasil Error Pada Kode 5007 Tes Cepat Molekuler (TCM) pada alat. Sampel penelitian ini sebanyak 125 sputum, terdapat 12 sputum dengan hasil TCM dengan kode Error 5007, dipuskesmas Kec. Jatinegara. Hasil uji univariat volume sampel yang baik (3-5 ml) terdapat 94 (75,2%) sampel. Sampel volume kurang baik (< 3 ml) terdapat 31(24,8%) sampel. suhu penyimpanan Catridge yang baik (2-280 C) terdapat 124 (99,2%) Catridge. Suhu penyimpanan Catridge yang kurang baik (29-360 C) terdapat 1 Catridge. pemipetan sampel kedalam Catridge dengan volume yang baik (2 ml) terdapat 115 (92,0%) sampel yang dipipet. didapatkan hasil error pada pemeriksaan TCM sebanyak 12 (9,6%). Hasil pemeriksaan TCM yang tidak terjadi error sebanyak 113 (90,4%). Berdasarkan data di atas hasil pemeriksaan TCM yang tidak error berjumlah 90,4%. 
Perbedaan Kadar Hemoglobin pada Penderita Gagal Ginjal Kronik Sebelum dan Setelah Melakukan Hemodialisa Virania Arvianti; Septiani Septiani; Aturut Yansen
Jurnal Insan Cendekia Vol 8 No 2 (2021): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35874/jic.v8i2.936

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Anemia merupakan kejadian yang paling sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik yang melakukan terapi hemodialisa. Hemodialisa merupakan salah satu terapi yang digunakan sebagai pengganti fungsi ginjal. Pada saat . Pada saat hemodialisa penurunan kadar hemoglobin sering terjadi, hal ini disebabkan karena terganggunya hormon eritropoetin. Tujuan: untuk mengetahui adanya perbedaan kadar hemoglobin pada penderita gagal ginjal kronik sebelum dan setelah hemodialisa di RS Bhayangkara TK. I Raden Said Sukanto. Metode: Desain penelitian ini yaitu cross sectional dengan menggunakan data sekunder dan Teknik sampling penelitian ini adalah random sampling yang berjumlah 133 pasien. Hasil: Uji normalitas dilakukan terlebih dahulu dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnova yang menunjukkan hasil berdistribusi tidak normal dengan nilai sig 0.001. Uji yang dilakukan selanjutnya adalah uji Wilcoxon dengan didapatkan nilai sig (2-tailed) 0.002 dengan rata-rata kadar hemoglobin sebelum hemodialisa 8,81 gr/dL dan setelah hemodialisa 9,07 gr/dL.Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar hemoglobin pada penderita gagal ginjal kronik sebelum dan setelah hemodialisa. ABSTRACT Introduction Anemia is the most common occurrence in chronic kidney disease undergoing hemodialysis therapy. In the condition of chronic kidney disease, the decline in kidney function can occur slowly and chronically until the kidneys do not function at all. Hemodialysis is one of the therapies used to replace kidney function. During hemodialysis, a decrease in hemoglobin levels often occurs, this is due to the disruption of the hormon erythropoietin. Objective: determine the differences in hemoglobin levels in patients with chronic kidney disease before and after hemodialysis at Bhayangkara TK. I Raden Said Sukanto Hospital. Method: The design of this research is cross-sectional using secondary data and the sampling technique of this research was random sampling with a total of 133 patients. Result: The normality test was carried out first using the Kolmogorov-Smirnova test which showed the results were not normally distributed with a sig value of 0.001. the next test was the Wilcoxon test with a sig (2-tailed_ value of 0.002 with an average hemoglobin level of 8,81 g/dL before hemodialysis and 9,09 g/dL after hemodialysis. Conclusion: Based on the results of the study means that there is a significant difference in a patient with chronic kidney failure before and after hemodialysis.