Pendahuluan: Stunting saat ini masih menjadi permasalahan gizi secara global. Menurut WHO (World Health Organization) status gizi secara global pada tahun 2022, terdapat 148,1 juta anak di bawah usia 5 tahun yang terlalu pendek dibandingkan usianya (stunting), 45,0 juta anak terlalu kurus dibandingkan tinggi badannya (wasting), dan 37,0 juta anak terlalu berat dibandingkan tinggi badannya (overweight) (UNICEF , 2023).Stunting adalah balita dengan status gizi yang berdasarkan panjang atau tinggi badan seseorang menurut usia dan jenis kelamin bila dibandingkan dengan standar Antropometri anak, nilai Z-scorenya kurang dari -2SD (pendek/stunted) dan dikategorikan sangat pendek/severely stunted jika nilai Z-scorenya kurang dari -3SD (Permenkes RI, 2020). Faktor yang mempengaruhi kejadian stunting tersebut adalah faktor tingkat pengetahuan ibu dan pendapatan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Kelurahan X Tahun 2024. Metode: analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan X yang dilaksanakan selama Juni-Juli tahun 2024. Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan di Kelurahan X tahun 2024, dengan jumlah 80 responden. Teknik pengambilan sampel yaitu “Propotional random sampling”. Hasil: diperoleh bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pvalue=0,000 (p0,05) dan tidak terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dengan kejadian stunting pvalue =0,383 (p0,05). Simpulan: Diharapkan bagi tempat penelitian dapat meningkatkan program penyuluhan kesehatan khususnya pada ibu balita untuk sering mengikuti kegiatan posyandu untuk memantau tumbuh kembang pada anak, pemberian imunisasi, pemberian vitamin rutin terjadwal yang diselenggarakan oleh petugas puskesmas agar dapat meminimalisir kejadian stunting Kata kunci: Stunting, pengetahuan ibu, pendapatan keluarga .