Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)

PEMBERDAYAAN KADER DAN IBU NIFAS DALAM MENDETEKSI POSTPARTUM BLUES Alza, Nurfaizah; Nurhidayah, Nurhidayah; Suherlin, Ika
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 2 (2025): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i2.28478

Abstract

Abstrak: Postpartum blues merupakan suasana hati yang buruk dan gejala depresi ringan yang bersifat sementara, terjadi pada 10 hari pertama dimana puncaknya pada hari ketiga sampai kelima postpartum. Postpartum blues dapat berdampak pada hubungan ibu dan bayinya yang merupakan dasar perkembangan emosional, relasional, perilaku, dan sosial anak di masa depan. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam mendeteksi dini postpartum blues. Metode yang digunakan yaitu ceramah, tanya jawab, demonstrasi, dan pendampingan. Mitra sasaran adalah 6 kader. Evaluasi berupa pretest dan posttest untuk pengukuran pengetahuan kader dan ibu nifas, serta observasi keterampilan kader dalam dalam mendeteksi postpartum blues. Hasil yang dicapai adalah terdapat peningkatan rata-rata pengetahuan kader terkait postpartum blues sebesar 1.80 dan pengetahuan kader terkait penilaian postpartum blues 4.20. Semua kader terlibat aktif (100%) dalam mendeteksi dua ibu nifas. Terdapat peningkatan rata-rata pengetahuan ibu nifas terkait postpartum blues sebesar 3.00 dan peningkatan keterampilan kader dalam melakukan penilaian postpartum blues sebesar 11.81 pada tahap pertama dan 3.81 pada tahap kedua.Abstract: Postpartum blues is a bad mood and mild depressive symptoms that are temporary, occurring in the first 10 days and peaking on the third to fifth postpartum days. Postpartum blues can have an impact on the relationship between mother and baby, which is the basis for a child's emotional, relational, behavioral, and social development in the future. The purpose of this activity is to increase the knowledge and skills of cadres in the early detection of postpartum blues. The methods used are lectures, questions and answers, demonstrations, and mentoring. The target partners are 6 cadres. The evaluation process involves administering pretests and posttests to measure the knowledge of cadres and postpartum mothers, as well as observing their skills in detecting postpartum blues. The results were that the average amount of knowledge that cadres had about postpartum blues went up by 1.80 and the amount of knowledge that cadres had about assessing postpartum blues went up by 4.20. All cadres were actively involved (100%) in detecting two postpartum mothers. There was an increase in the average knowledge of postpartum mothers related to postpartum blues by 3.00 and an increase in cadre skills in conducting postpartum blues assessments of 11.81 in the first stage and 3.81 in the second stage.
PENDAMPINGAN KADER PADA IBU MENYUSUI DALAM UPAYA PENINGKATAN ASI EKSKLUSIF PADA MASA PANDEMI COVID-19 Suherlin, Ika; Yulianingsih, Endah; Puili, Fira; Olii, Nancy; Podungge, Yusni
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 5 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i5.25958

Abstract

Abstrak: Pendampingan kader mempunyai peran besar untuk meningkatkan derajat kesehatan bayi, bayi dan ibu. Capaian ASI eksklusif desa Permata tahun 2020 dan 2021 sebanyak 0%. Masalah yang dialami kader kesehatan di wilayah desa Permata yaitu kurangnya pengetahuan dan cara untuk memantau pemberian dan meningkatkan produksi ASI Eksklusif. Tujuan pengabmas ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan dalam mendampingi ibu menyusui pada masa pandemi covid-19 di desa Permata. Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan pelatihan dan pendampingan kepada kader Kesehatan sebanyak 11 orang menggunakan buku pegangan dan checklist dan ibu menyusui sebanyak 10 orang. Dilanjutkan dengan pendampingan langsung sebanyakl 11 kader kesehatan dengan melakukan home visite ibu menyusui dan dimonitoring oleh tim pengabdian selama 2 bulan. Hasil kegiatan pendampingan ibu menyusui menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta dengan hasil pre-test 79,24% dan post-test 83,08% dan peningkatan keterampilan dengan hasil hasil pre-test 71% dan post-test 83,97,6%e, serta peningkatan capaian ASI eksklusif menjadi 20% dari 10 bayi yang lahir.Abstract: Cadre assistance has a big role in improving the health of babies, babies and mothers. The achievement of exclusive breastfeeding in Permata village in 2020 and 2021 was 0%. The problem experienced by health cadres in the Permata village area is the lack of knowledge and ways to provide and increase exclusive breast milk production. The aim of this community service is to increase the knowledge and skills of health cadres in accompanying breastfeeding mothers during the Covid-19 pandemic in Permata village. The activities carried out were providing training and mentoring to 11 Health cadres using handbooks and checklists and 10 breastfeeding mothers. Followed by direct assistance to 11 health cadres by conducting home visits to breastfeeding mothers and monitoring by the service team for 2 months. The results of the breastfeeding mother assistance activities showed an increase in participants' knowledge with pre-test results of 79.24% and post-test 83.08% and an increase in skills with pre-test results of 71% and post-test results of 83.97.6%e, as well as increasing the achievement of exclusive breastfeeding to 20% of 10 babies born.
OPTIMALISASI KADER POSYANDU MELALUI PIJAT BAYI DALAM PENCEGAHAN STUNTING Suherlin, Ika; Nurhidayah, Nurhidayah; Olii, Nancy; Yulianingsih, Endah; Abdul, Nurnaningsih Ali
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 5 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i5.25462

Abstract

Abstrak: Stunting merupakan suatu permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia sampai sekarang dan masih belum terselesaikan. Akibat jangka panjang dari stunting yaitu terganggunya perkembangan fisik, mental, intelektual dan kognitif. Stunting dipengaruhi oleh bermacam factor, sehingga dibutuhkan ketepatan pemberian zat gizi dan stimulasi. Pijat atau stimulus touch merupakan salah satu upaya pencegahan stunting. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader dan ibu balita tentang pijat bayi. Metode yang digunakan ceramah, tanya jawab, dan demosntrasi/simulasi. Sasaran kegiatan ini adalah kader dan ibu-ibu yang memiliki balita. Monitoring dan evaluasi berupa pre dan posttest dengan observasi langsung dan home visite setiap minggu selama 4 minggu kegiatan. Hasil kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan kemampuan peserta dengan hasil pre-test 65% dan post-test 85% dan evaluai melalui ceklist pijat bayi saat kader melakukan demonstrasi dan simulasi peserta dalam melakukan pijat bayi 96,6% serta terdapat 15 bayi dan balita yang mengalami peningkatan BB dan TB.Abstract: Stunting is a nutritional problem that occurs in Indonesia to this day and is still not resolved. The long-term consequences of stunting are disruption of physical, mental, intellectual and cognitive development. Stunting is influenced by various factors, so it is necessary to provide nutrition and stimulation. Massage or stimulus touch is one of the efforts to prevent stunting. The aim of this activity is to increase the knowledge and skills of cadres and mothers of toddlers regarding baby massage. The methods used are lectures, questions and answers, and demonstrations/simulations. The target of this activity is 20 cadres and mothers who have toddlers, monitoring and evaluation in the form of pre and posttests by observation directly and home visits every week for 4 weeks of activity. The results of this activity showed an increase in participants' knowledge and abilities with pre-test results of 65% and post-test 85% and evaluation through a baby massage checklist when cadres carried out demonstrations and simulations of participants in carrying out baby massage 96.6% and there were 15 babies and toddlers who experienced an increase in BW and TB.