Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Semiotika Roland Barthes pada Iklan Burger King Versi “Pesanlah dari McDonald’s” Regita Nur Safitri; Muhammad Ruslan Ramli; Ballian Siregar
JOURNAL OF SCIENTIFIC COMMUNICATION (JSC) Volume 3 Issue 2, Oktober 2021
Publisher : Magister Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (746.666 KB) | DOI: 10.31506/jsc.v3i2.12440

Abstract

Kajian ini membahas tentang iklan Burger King versi “Pesanlah dari McDonald’s” yang tayang pada Media Sosial Instagram @BurgerKing.id. Iklan yang rilis pada November 2020 ini menggabungkan kekuatan visual dan teks. Daya tarik pesannya ini ada pada ajakan membeli produk kepada publik Burger King. Kepada publik, Burger King justru mendorong pembelian kepada pesaing utamanya yaitu McDonald’s. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna di balik iklan tersebut dengan menggunakan semiotika model Roland Barthes.  Pendekatannya memakai kualitatif-deskriptif untuk menjelaskan makna pesan melalui tiga tahapan yang ditawarkan oleh Barthes yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna denotasi iklan Burger King Versi “Pesanlah dari McDonald’s sebagai ajakan normatif Burger King kepada public untuk membeli produk McDonald’s. Makna konotasinya mengandung arti adanya kompetisi alot antara Burger King dan McDonald’s pada produk yang sama. Sedangkan mitosnya bermakna terjaganya tradisi persaingan yang turun temurun Burger King dan McDonald’s.
Forest Fire News Analysis in Sumatera-Kalimantan in Republika.co.id and Bharian.com.my Muhammad Ruslan Ramli; Dasad Latif; Youna Chatrine Bachtiar
International Journal of Media and Communication Research Vol. 2 No. 1 (2021): International Journal of Media and Communication Research
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.975 KB) | DOI: 10.25299/ijmcr.v2i1.6323

Abstract

Pollution from smoke haze ignited from forest fires in Indonesia has been a recurrent annual problem among neighboring countries of South East Asia. This study discusses news about forest and land fires in Sumatra and Kalimantan, which were published on republika.co.id and bharian.com.my. This calamity received great attention because of its damaging consequences for other countries. Fires are considered a potential threat to the environmental development because of their effects to the ecosystem and the impact of carbon emission on biodiversity. This study aims to describe news frame republika.co.id and bharian.com.my for forest and land fires in Sumatra and Kalimantan. Using descriptive-qualitative forwarded by Robert Entman's framing analysis model, analyzing the root of the problem, the cause of the problem, moral judgment, and recommendations. Research result revealed differences in attitudes between republika.co.id and bharian.com.my towards this case. On the cause of the problem issue, moral judgment, and recommendations, republika.co.id's judgement are very firm, systematic, and detailed compared to bharian.com.my which appeared to technical and normative ones. On the issue of the root of the problem, the attitude of both of them blamed forest burners and the role of companies as actors.
Representasi Iklan Ramai Sepi Bersama Versi #silaturahmisetiaphari Muhammad Ruslan Ramli; Asma Rokhmatuddhuha; Ikbal Rachmat; Ivanina Zuhdi
JOURNAL OF SCIENTIFIC COMMUNICATION (JSC) Volume 4 Issue 2, Oktober 2022
Publisher : Magister Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/jsc.v0i0.18270

Abstract

AbstractThis study discusses Eid Mubaraq-themed advertisements which published in social media. During the Covid-19 pandemic, the people can't go anywhere, including on the day of Eid Mubaraq. Everyone is asked to stay at home to avoid the spread of Covid-19. This research aims to reveal the advertising message of "Ramai Sepi Bersama" Version #SilaturahmiEveryDay by using semiotic analysis. The method used is Roland Barthes' semiotics model. As a result, the denotative meaning of this ad impresses someone with their daily activities interspersed with the use of cell phones. While the connotative meaning is a message for someone who can't go anywhere because of the Covid-19 pandemic. A child is only able to celebrate Eid Mubaraq through a cell phone.Keywords: advertising, pandemic, semiotics.
NASIONALISME DALAM FILM SUSI SUSANTI LOVE ALL : (STUDI ANALISIS NARATIF MODEL TZVETAN TODOROV) Siregar, Ballian; Latif, Dasad; Ruslan Ramli, Muhammad
EKSPRESI DAN PERSEPSI : JURNAL ILMU KOMUNIKASI Vol 6 No 3 (2023): September
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33822/jep.v6i3.6360

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang nilai nasionalisme yang terkandung pada Film Susi Susanti Love All. Film ini mengisahkan perjuangan Susi Susanti yang mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia melalui bulutangkis. Penelitian ini berfokus pada dialog dan adegan melalui plot film Susi Susanti Love All. Penekanan film ini terletak pada jiwa nasionalisme Susi Susanti meskipun belum resmi sebagai warga negara Indonesia. Dia rela berkorban demi kehormatan negaranya. Semangat nasionalisme lahir dari keringat di bidang olahraga. Sedangkan pada film-film lain, biasanya nasionalisme ditunjukkan melalui sebuah maha karya. Film merupakan sarana penyampaian pesan yang mengandung makna yang ditujukan kepada penonton. Penyampaian pesan pada film dapat diketahui melalui alur cerita yang dibangun oleh sutradara. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan prinsip-prinsip nasionalisme dalam narasi cerita Film Susi Susanti Love All melalui analisis naratif pada cerita awal, tengah, dan akhir. Metode penelitian menggunakan data kualitatif dengan analisis naratif model Tzevetan Todorov. Hasil penelitian menunjukkan prinisp-prinsip nasionalisme yang terkandung pada cerita awal adalah prestasi dan kesatuan/persatuan. Kemudian prinsip nasionalisme pada cerita tengah terkait kehormatan dan kesamaan. Sedangkan prinsip nasionalisme pada cerita akhir adalah kesamaan, kepribadian, dan kehormatan.
The Role of Father’s Communication in Shaping Children’s Self-Efficacy Amidst Paternalistic Culture and Fatherless Conditions : Peran Komunikasi Ayah dalam Membentuk Self-Efficacy Anak di Tengah Budaya Paternalistik dan Kondisi Fatherless Putri, Dwita Uthami; Ramli, Muhammad Ruslan
Kanal: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 14 No. 1 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/kanal.v14i1.1856

Abstract

Dalam konteks keluarga Indonesia, peran ayah sering kali dipersempit pada fungsi sebagai pencari nafkah utama, yang diperkuat oleh budaya paternalistik yang masih mengakar kuat. Kondisi ini turut melahirkan fenomena fatherless secara fungsional, yaitu ketika ayah hadir   secara fisik namun tidak terlibat secara emosional dalam pengasuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana komunikasi interpersonal antara ayah dan anak berkontribusi dalam membentuk self-efficacy anak, khususnya dalam keluarga yang mengalami keterbatasan interaksi akibat tekanan pekerjaan dan konstruksi budaya. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi non-partisipatif, dan dokumentasi terhadap dua keluarga yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayah yang dibebani oleh tuntutan kerja serta dipengaruhi pola pengasuhan otoriter cenderung mengalami hambatan dalam membangun komunikasi emosional dengan anak. Lima komponen utama dalam komunikasi interpersonal keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan belum sepenuhnya muncul dalam relasi ayah-anak, sehingga memengaruhi perkembangan self-efficacy anak. Keterbatasan komunikasi antara ayah dan anak, baik secara kuantitas maupun kualitas, berdampak signifikan terhadap pembentukan kepercayaan diri anak. Oleh karena itu, penting bagi ayah untuk membangun komunikasi yang lebih suportif dan setara, meskipun di tengah keterbatasan peran akibat faktor eksternal.
Framing Analysis of the South China Sea News Conflict in the Malay Media Das’ad Latif; Ramli, Muhammad Ruslan; Ballian Siregar
Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Vol. 10 No. 2 (2025): December 2025 - Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia
Publisher : Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25008/jkiski.v10i2.1218

Abstract

This study examines the South China Sea conflict involving countries in the region. However, it is not limited to those bordering the South China Sea because other superpower countries are also involved, such as the US, Britain, Germany, Canada, Australia, India. The conflict garnered serious attention from Malay media such as kompas.com (Indonesia), bharian.com.my (Malaysia) and mediamediapermata.com (Brunei). This study sought to inspect how Malay media frame the South China Sea conflict using a qualitative-descriptive approach. Using Entman’s model, it focused on root causes, problem causes, moral judgments, and recommendations. As a result, the three media saw China's claims to the South Sea and its abundant natural resources as the root of the problem. Bharian.com.my added that another root of the problem is China's hegemony in the South Seas. For causes of the problem, they agreed on China’s over-aggression and their patrol warships in the South China Sea. In addition, kompas.com and bharian.com added China's policy requiring foreign ships to report if they pass into the South China Sea. Furthermore, kompas.com also saw the different interests of ASEAN countries and the formation of the AUKUS alliance as the cause of the problem. In terms of moral judgments, they agreed on the need to maintain peace, order and security in the South China Sea. As for the recommendation aspect, they encourage compliance with UN conventions. Then, kompas.com and bharian.com.my also considered the importance of diplomacy at the negotiating table.