Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN BAWANG MERAH ASAL BIJI DI KABUPATEN SIDRAP, SULAWESI SELATAN Asaad, Muh.; , Warda
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 13, No 1 (2010): Maret 2010
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Study of Organic Fertilizer Usage in Onion Plant From Seed at Sidrap Distric, South Sulawesi. Theproductivity of shallots in South Sulawesi is still low due to lack of knowledge about the most appropriate typeand amounts of fertilizer usage. The objective of this study was to determine the effectiveness of organic fertilizersin combination with inorganic fertilizers on the growth and yield of shallots grown from seed. Assessment wasconducted at farmers’ field, Ponragae village, Pitu Riawa subdistrict, Sidrap district, from July to December2007. The assessment used a randomized block design consisting of ten treatments with three replicates andused the Tuk-Tuk variety. Result showed that applications of an organic fertilizer combined with inorganicfertilizers gave a good effect on growth and yield of shallot. The highest yield was obtained at treatment ofzeo-organic fertilizer at 5 t/ha + 200 kg urea + 50 kg SP-36 and 200 kg KCl/ha i.e 233.70 g of dry bulb perten plants or equal to 5.58 t/ha of dry bulb. On that treatment, plant height and bulb diameter were 50,80 cmand 3,66 cm respectively. Application of organic fertilizer decreased the usage of inorganic fertilizer on shallot.Key words: Fertilizer, organic, shallot, seedTingkat produktivitas bawang merah di Sulawesi Selatan masih rendah disebabkan antara lain kurangnyainformasi tentang jenis dan dosis pupuk yang tepat. Kajian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pupuk organikyang dikombinasikan dengan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah asal biji. Kajiandilaksanakan di lahan petani di Desa Ponragae, Kecamatan Pitu Riawa, Kabupaten Sidrap, pada bulan Juli sampaiDesember 2007. Kajian menggunakan Rancangan Acak Kelompok, yang terdiri dari sepuluh perlakuan dan tigaulangan. Varietas yang digunakan adalah varietas Tuk-tuk. Hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan pupukorganik yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhandan hasil bawang merah. Hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan pupuk zeo-organik 5 t/ha + 200 kg urea +50 kg SP-36 dan 200 kg KCl/ha yaitu 233,70 g umbi kering per 0 tanaman atau setara dengan 5,58 t/haumbi kering. Pada perlakuan tersebut, tinggi tanaman dan diameter umbi masing-masing mencapai 50,80 cm dan3,66 cm. Pemanfaatan pupuk organik mengurangi penggunaan pupuk anorganik pada tanaman bawang merah.Kata kunci: Pupuk, organik, bawang merah, biji
PENGENDALIAN TERPADU VEKTOR CVPD DAN HAMA PENYEBAB BUAH BURIK PADA JERUK SIEM DI KABUPATEN LUWU UTARA , Warda; Asaad, Muh.
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Integrated Control of CVPD Vectors and Pests of Citrus Cv. Siem in North Luwu District. The production of citrus plants in South Sulawesi in 2004 decreased sharply (10.60 t/ha) due to the infection of CVPD disease. In the field, the spread of CVPD is faster due to the high population of the vector (D. citri). In addition to the low production, citrus fruit quality in that areas is also very low due to the plague of some pests especially thrips (S. citri). The objective of the assessment is to compare yield of citrus between farmers who implemented the integrated control of D. citri and S. citri and farmers who did not implement the integrated pest control. The Assessment was conducted at Pengkajoang Village, Luwu Utara Regency from January to December 2006 using a pair comparison design consisting of two treatments i.e. (1) Integrated Pest Management (IPM) and (2) Non-IPM. The results of the assessment indicated that the number of the fruit per tree was 72.09 fruits on IPM and 55.80 fruits on non-IPM. The vector population per flush per tree and predator population of Coccinelidae on IPM were 2.95 individuals and 2.10 individuals, whereas those on non-IPM were 3.55 and 0.90 respectively. The number of the fruit infected by thrips, S. citri per tree and the intensity of damage per fruit on IPM were 10.40 fruits and 5.95%, whereas those on non-IPM were 12.25 fruits and 7.88%. Farmers income on IPM was higher (R/C 1,9) than that on non-IPM (1,5). Key words : Citrus cv. Siem, vector pest, integrated control Produksi jeruk siem di Sulawesi Selatan pada tahun 2004 menurun tajam (10,60 t/ha) disebabakan oleh penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration). Di lapang, serangan CVPD lebih cepat disebabkan oleh tingginya populasi vektor (Diaphorina citri). Selain produksi, mutu buah jeruk juga sangat rendah karena serangan hama penyebab buah burik khususnya thrips (Scirtothrips citri). Tujuan kajian ini adalah untuk membandingkan produkivitas jeruk siem antara petani yang menerapkan pengendalian terpadu vektor CVPD dan hama buah burik dengan petani yang tidak menerapkan pengendalian hama terpadu. Kajian dilakukan di desa Pengkajoang, Kabupaten Luwu Utara pada bulan Januari hingga Desember 2006, menggunakan rancangan petak berpasangan, dengan dua perlakuan yaitu (1) Pengendalian hama secara terpadu (PHT) dan (2) Pengendalian cara petani (non-PHT). Hasil kajian menunjukkan jumlah buah yang terbentuk adalah 72,09 buah pada perlakuan PHT dan 55,80 buah per pohon pada non-PHT. Populasi D. citri per kumpulan tunas per pohon dan populasi predator dari famili coccinelidae pada perlakuan PHT masing-masing 2,95 ekor dan 2,10 ekor, sementara pada perlakuan non-PHT masing-masing 3,55 ekor dan 0,90 ekor. Jumlah buah terserang hama trips, S. citri per pohon dan intensitas serangan per buah pada perlakuan PHT masing-masing 10,40 buah dan 5,95%, sementara pada perlakuan non-PHT masing-masing 12,25 buah dan 7,88%. Penerimaan petani yang menerapkan PHT lebila tinggi (R/C 1,9) dibanding yang tidak menerapkan PHT (R/C 1,5). Kata kunci : Jeruk Siem, vektor CVPD, hama burik, pengendalian terpadu
KAJIAN PENGENDALIAN TERPADU LALAT BUAH, Bactrocera dorsalis, PADA TANAMAN MANGGA: Studi Kasus di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan Asaad, Muh.; , Warda; Aidar, Gusti
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 10, No 1 (2007): Juni 2007
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

South Sulawesi is one of the mango development areas, however its productivity is still 38.26 kg/tree. One cause of this low productivity is due to the high damage of fruit fly. By applying a control method it is hoped that the intensity damage caused by fruit fly can be decreased by integrating several available control methods through integrated pest management (IPM) approach. The assessment of fruit fly was conducted at Pattopakang and Cikoang Village, Takalar district from July to December 2004 by applying two treatments i.e. (1) IPM approach and (2) non IPM approach (controlling method used by farmers. The results indicated that the number of adult fruit flies that captured by attractant trap from August to November 2004 were 480 adults, 216 adults, 178 adults and 1001 adults per month, respectively. The damage percentage of fruit (drop fruits) on IPM and non-IPM approach was 0.59% and 9.34% respectively. The yield on IPM and non-IPM approach was 16.98 kg/tree and 12.12 kg/tree, respectively. The income obtained on IPM approach amounted to Rp.2.550.000,- per ha (R/C 4.48), while that on non-IPM approach amounted to Rp.1.820.000,- per ha (R/C 4.36). The majority of farmers•(90%) had recognized well fruit flies and the damage they caused on mangoes. However, some of the farmers (60%) faced difficulty in obtaining methyl-eugenol. In brief, the IPM treatment approach can decrease the damage percentage of mangoes caused by fruit fly Key words: control, fruit fly, integrated, mango Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah pengembangan mangga, namun tingkat produktivitasnya baru mencapai 38,26 kg/pohon. Salah satu penyebabnya adalah tingginya kerusakan lalat buah. Metode pengendalian diharapkan dapat mengurangi intensitas serangan akibat lalat buah adalah penggabungan beberapa metode pengendalian yang tersedia melalui pendekatan pengendalian hama terpadu (PHT). Kajian pengendalian lalat buah dilakukan di Desa Pattopakang dan Cikoang, kabupaten Takalar dari bulan Juli sampai Desember 2004 dengan menggunakan dua perlakuan yaitu 1) Pengendalian terpadu dan (2) Pengendalian cara petani. Hasil menunjukkan bahwa jumlah lalat buah dewasa yang tertangkap dengan perangkap atraktan dari bulan Agustus sampai November masing-masing 480 ekor, 216 ekor, 178 ekor dan 1001 ekor. Persentase kerusakan buah mangga pada perlakuan PHT dan non-PHT masing-masing 0,59% dan 9,34%. Hasil mangga pada perlakuan PHT dan non-PHT masing-masing 16,98 kg/phn dan 12,12 kg/phn. Pendapatan yang diterima petani dengan perlakuan PHT sebesar Rp. 2,550,000 per ha (R/C 4,48), sementara pada perlakuan non-PHT sebesar Rp.1,820,000 per ha (R/C 4,36). Umumnya petani (90%) telah mengenal cukup baik hama lalat buah dan kerusakan yang ditimbulkannya. Namun sebagian besar petani (60%) mengalami kesulitan dalam memperoleh metyl-eugenol. Pengendalian dengan metode PHT menekan tingkat kerusakan buah mangga akibat serangan lalat buah. Kata kunci: pengendalian, lalat buah, terpadu, mangga
KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK SAMPAH KOTA MAKASSAR PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annum L) Tandisau, Peter; Darmawidah A., A.; , Warda; , Idaryani
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 8, No 3 (2005): November 2005
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

An assessment aimed to find out the benefit application at organic fertilizer from city garbage on red pepperplanting in lowland-after rice with inceptisols Bajeng-Gowa district, South Sulawesi. The study was carried out fromJune to October 2000. Assessment was set in randomized block design with nine treatments and three replications.Treatments consist to several level of organic fertilizers from city garbage and combination of inorganic and organicfertilizers. Result showed that application of landfill’s organic fertilizer (LOF) and its combination with inorganicfertilizer were useful positively in term of growth and yield improvement of red pepper, as well as increased inincome. Application of 50 kg urea + 100 kg SP-36 + 100 kg KCl + 6,0 t LOF/ha resulted the highest production of redpepper (11,872 kg/ha) with net income of Rp. 33.132.000 and VCR of 3,0. The higher rate application of landfill’sorganic fertilizer, the more benefit would be gained. Application of 10,0 t LOF gave fresh fruit production of 9,616kg/ha, higher than that recommended fertilizer of 150 kg urea + 150 kg SP-36 + 150 kg KCl / ha (8,706 kg/ha), andyielded net income of Rp. 23.990.000, and VCR of 1,8. Subsequently, application of 50 kg urea + 20 t LOF / ha stillindicated good yield, fresh fruit production reached was 7,618 kg/ha, with net income of Rp. 22.443.000 / ha, andVCR of 2,5. Recommended fertilizer on red pepper planting in low land after rice with Inceptisols Soil in Bajeng was50 kg Urea + 2-6 t OF TPA/ha.Key words : garbage, organic fertilizers, wetland, Capsicum annum L., South Sulawesi Suatu kajian yang bertujuan untuk melihat manfaat penggunaan pupuk organik sampah dari tempatpembuangan akhir (TPA) pada tanaman cabai telah dilakukan di lahan sawah sesudah padi, pada tanah InceptisolBajeng, Gowa, Sulawesi Selatan. Kajian berlangsung bulan Juni sampai dengan Oktober 2000. Kajian disusunmenurut Rancangan Acak Kelompok dengan sembilan perlakuan dan tiga ulangan (petani representatif dari ulangan).Perlakuan terdiri dari berbagai takaran pupuk organik sampah TPA dengan kombinasi pupuk anorganik dan organik.Hasil kajian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk organik (PO) TPA dan kombinasinya dengan pupuk anorganikpositif terhadap perbaikan pertumbuhan dan hasil cabai, serta pendapatan. Penggunaan 50 kg urea + 100 kg SP-36 +100 kg KCl + 6,0 t PO TPA tunggal menghasilkan produksi cabai tertinggi (11.872 kg/ha) dengan keuntungan sebesarRp. 33.132.000 dan VCR 3,0. Aplikasi 10 t PO TPA/ha menghasilkan produksi buah segar 9.616 kg/ha, lebih tinggidaripada hasil yang diperoleh dengan penggunaan paket pupuk rekomendasi, 150 kg urea + 150 kg SP-36 + 150 kgKCl/ha (8.706 kg/ha), dengan tingkat keuntungan Rp. 23.990.000, dan nilai VCR sebesar 1,8. Selanjutnya, aplikasi 50kg urea + 2,0 t PO TPA/ha mampu memberi hasil yang cukup menggembirakan, produksi buah segar sebanyak 7.618kg/ha, keuntungan sebesar Rp. 22.443.000 /ha, dan nilai VCR 2,5. Rekomendasi pemupukan pada cabai yangdiharapkan dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi petani adalah 50 kg Urea + 2-6 t PO TPA/ha.Kata kunci : sampah, pupuk organik, lahan sawah, cabai, Sulawesi Selatan
PENGUJIAN PROTOTIPE ALAT PENGADUK DALAM PEMBUATAN SIRUP MARKISA SKALA RUMAH TANGGA Dewayani, Wanti; Danial, Darniaty; , Warda; Muhammad, Hatta
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 8, No 3 (2005): November 2005
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aim of this experiment wad to find out a simple prototype of churn appliance which easy to operate andalso improve the efficiency of passion fruit syrup processing. This activity was conducted at Cikoro Village, GowaRegency in May up to December 2001. Three type of churn appliances were determined namely wood spoon(manual), hand mixer (semi manual), and submersible pump (automatic). Activity of passion fruit syrup making fromeach the churn appliance was carried out by two groups of farmer woman. Financial analysis of B/C was comparedthe advantage of each churn appliance prototype. Passion fruit syrup was also tested chemically and organoleptically.The result showed that the used of submersible pump more efficient and profit than mixer and wood spoon. Usingsubmersible pump was pumped at high pressure of 250 l syrup until homogen through 30 minutes and the highestquality as vitamin C 0.20 percent and sugar level 18.53 percent. The submersible pump was able to process 6,000fruits per day with good profit of Rp. 2,878,750, - and net B/C 1.36.Key words: churn appliance, marquise, profit, prototype, syrup Pengkajian ini bertujuan untuk mendapatkan prototipe alat pengaduk sederhana dan mudah dioperasikanserta meningkatkan efisiensi pengolahan markisa menjadi sirup. Kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Cikoro,Kabupaten Gowa pada bulan Mei hingga Desember 2001. Tiga tipe alat pengaduk yang diuji adalah sendok kayu(manual), mikser (semi manual), dan pompa celup (otomatis). Kegiatan pembuatan sirup markisa dari masing-masingalat pengaduk tersebut dilakukan oleh dua kelompok wanita tani. Sirup markisa dari kedua kelompok tersebut diujisecara kimia dan organoleptik. Analisis finansial dengan B/C ratio untuk mengetahui keuntungan dari masing-masingprototipe alat pengaduk yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pengaduk pompa celup(submersible pump) jauh lebih efisien dan menguntungkan dibandingkan dengan mikser dan sendok kayu.Penggunaan pompa celup mampu mengaduk 250 l sirup markisa hingga homogen dengan tekanan tinggi dalam waktu30 menit dengan mutu sirup yang terbaik yaitu vitamin C dan kadar gula masing-masing 0,20 persen dan 18,53persen. Dengan pengaduk pompa celup dapat memproses 6000 buah per hari dan diperoleh keuntungan Rp.2.878.750,- (net B/C ratio 1,36).Kata kunci : alat pengaduk, keuntungan, markisa, prototipe, sirup