Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Model Dan Problematika Pendidikan Islam Menurut Azyumardi Azra Sulistri, Sulistri
Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan Vol 10 No 1 (2024): Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan
Publisher : PASCASARJANA IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/edugama.v10i1.3981

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui Bagaimana Dasar(sumber-sumber) Pendidikan Islam, Tujuan Pendidikan Islam dan Karakteristik Pendidikan Islam Menurut Azyumardi Azra. (2) Mengetahui Bagaimana Model dan Problematika Pendidikan Islam Menurut Azyumardi Azra. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research) dengan pendekatan kualitatif. Sumber data primernya, yaitu buku Azyumardi Azra terdiri dari 4 buku dan sumber data sekunder adalah Skripsi, Tesis, Artikel Online dan Jurnal. Pengumpulan datanya dilakukan dengan metode dokumentasi. Data yang sudah terkumpul diolah melalui proses analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial dan analisis tema kultural.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Menurut Azyumardi Azra Dasar (sumber-sumber) Pendidikan Islam adalah Al-Qur’an, sunnah Nabi, kata-kata sahabat, kemaslahatan masyarakat, nilai-nilai adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan sosial dan hasil-hasil pemikiran dalam Islam. Tujuan pendidikan Islam menurut Azyumardi Azra yakni tujuan individual, tujuan sosial, dan tujuan profesional. Karakteristik Pendidikan Islam menurut Azyumardi Azra adalah Penguasaan Ilmu Pengetahuan, Pengembangan Ilmu Pengetahuan, penekanan pada nilai-nilai akhlak dalam penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, penyesuaian kepada perkembangan anak, pengembangan kepribadian, dan penekanan pada amal saleh dan tanggung jawab. Sedangkan Model Pendidikan Islam menurut Azyumardi Azra adalah Pendidikan Surau, Pendidikan Pesantren, Pendidikan Madrasah dan Pendidikan Elit Muslim.Posisi penelitian ini adalah melanjutkan penelitian terdahulu yaitu penelitian Muhammad Rizki menjelaskan Pendidikan Islam di Indonesia, Demokratisasi dan Modernisasi Pendidikan Islam. Afroyina Zulfa menjelaskan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam Di Era Globalisasi Dan Modernisasi dan Agus Prasetyo menjelaskan Neo-Modernisme dalam Pendidikan Islam. Sedangkan penelitian saya membahas melanjutkan tentang suasana pemikiran tokoh, kesangsian tokoh, sumber pemikiran tokoh dan pembaharuan pendidikan Islam
Penerapan Pendekatan Behavioral dan Kognitif Sosial Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Mindani, Mindani; Puspitasari, Rini; Norvaizi, Ikhrom; Sulistri, Sulistri; Apdasuli, Ririn Rizki; Anggita, Lonie; Handayani, Desika
Irsyaduna: Jurnal Studi Kemahasiswaaan Vol. 5 No. 1 (2025): April
Publisher : LP3M STIT Al Urwatul Wutsqo Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54437/irsyaduna.v5i1.2083

Abstract

Most teachers still apply conventional lecture methods and do not utilize positive behavioral reinforcement techniques or interactive social learning models in Islamic Religious Education learning, so that students' critical thinking skills and ability to connect religious teachings with the context of everyday life are underdeveloped. Recent research shows that these two approaches complement each other in creating an effective and adaptive learning process to the needs of today's students. To see and understand it, by using a qualitative approach, namely descriptive research with a focus on analysis, the author conducted a study. This study uses a literature review as its approach. By reading, recording, analyzing, and utilizing library data collection methods. After being collected, the data is analyzed using a methodology that begins with data reduction, data presentation, and drawing conclusions or verification. Both of these approaches have an influence on learning and behavior. However, while behaviorism emphasizes the importance of reinforcement and punishment from the external environment, social cognitive theory emphasizes how individuals actively process and assess information received from their environment. These behavioristic and social cognitive approaches complement each other in Islamic Religious Education learning. The behavioral approach helps understand how behavior can be shaped through external stimuli, while the social cognitive approach explains how internal factors such as thoughts, emotions, and social experiences influence behavior.
Relevansi Ontologis dalam Perkembangan Filsafat Ilmu Pengetahuan Riadi, Dayun; Suradi, Ahmad; Sulistri, Sulistri; Anggita, Lonie; Norvaizi, Ikhrom
Abdurrauf Journal of Education and Islamic Studies Vol. 2 No. 1 (2025): Abdurrauf Journal of Education and Islamic Studies
Publisher : Yayasan Abdurrauf Cendekia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70742/arjeis.v2i1.316

Abstract

This article discusses the development of science that is fundamentally closely related to the role of philosophy, particularly from an ontological perspective. Science functions to elaborate on the phenomena of the universe, while philosophy aims to explain these phenomena with truths obtained through thought based on experience. Therefore, the advancement of science also reinforces the position of philosophy, whose goal is to discover true truths, especially in the context of present-day education. The method of this research is a literature study utilizing secondary data from library sources, documents, and scientific journals. Data was collected through note-taking and literature review related to traditional games. The researcher acted as the main instrument, analyzing the data through reduction, presentation, and simultaneous conclusion drawing to produce conclusions from the literature study. The ontology of science focuses on examining whether a field of knowledge truly exists or not. For instance, in the context of Islamic Educational Management, what is discussed ontologically is not only the existence of its study program but also whether the knowledge taught within it really exists and whether it is different from Educational Management in general. Ontological review is very important in the development of knowledge. By understanding what is considered real and how existence is defined in various disciplines, scholars can build more robust theories philosophically. Ontology is not just an abstract theory, but the foundation that determines the direction and validity of scientific knowledge. Ontological review provides a deep understanding of the metaphysical foundations of knowledge. Abstrak: Artikel ini membahas perkembangan ilmu pengetahuan yang pada dasarnya sangat terkait dengan peran filsafat terkhusus dari tinjauan ontologis. Ilmu pengetahuan berfungsi untuk menguraikan fenomena alam semesta, sementara filsafat bertugas menjelaskan fenomena tersebut dengan kebenaran yang diperoleh melalui pemikiran berdasarkan pengalaman. Oleh karena itu, kemajuan ilmu pengetahuan juga turut memperkuat posisi filsafat, yang tujuannya adalah menemukan kebenaran sejati, terutama dalam konteks pendidikan masa kini.Metode penelitian ini adalah studi pustaka dengan menggunakan data sekunder dari sumber perpustakaan, dokumen, dan jurnal ilmiah. Data dikumpulkan melalui pencatatan dan kajian literatur terkait permainan tradisional. Peneliti berperan sebagai instrumen utama, menganalisis data melalui reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan secara simultan untuk menghasilkan kesimpulan studi literatur.Ontologi ilmu berfokus pada pemeriksaan apakah suatu ilmu pengetahuan benar-benar ada atau tidak. Misalnya, dalam konteks Manajemen Pendidikan Islam, secara ontologis yang dibahas bukan hanya keberadaan program studinya, tetapi juga apakah ilmu yang diajarkan di dalamnya benar-benar ada dan apakah berbeda dengan Manajemen Pendidikan pada umumnya.Tinjauan ontologis sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan memahami apa yang dianggap nyata dan bagaimana keberadaan didefinisikan dalam berbagai disiplin ilmu, para ilmuwan dapat membangun teori yang lebih kokoh secara filosofis. Ontologi bukan sekadar teori abstrak, tetapi fondasi yang menentukan arah dan validitas suatu pengetahuan ilmiah. Tinjauan ontologis memberikan pemahaman mendalam tentang fondasi metafisik dari ilmu pengetahuan. Kata kunci: Relevansi, ontologis; filsafat, ilmu pengetahuan