Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Mangkoan Sound: the Concept of Traditional Talempong Prohibition in Luhak nan Tigo Minangkabau Martis Martis; Yunaidi Yunaidi; Andar Indra Sastra; Syahri Anton; Nurwani Nurwani
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 8, No 1 (2024): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gondang.v8i1.56611

Abstract

Aesthetically, the aim of this research is to reveal the musical taste and musical standards of tuo talempong in alignment talempong tradition – mangkoan sound. By ontology and epistemology; form music talempong in life public Already Lots revealed by the researchers previously. However there are one component important that hasn't been touched by researchers, which is related to draft alignment talempong tradition in Luhak Nan Tigo Minangkabau. Principle base alignment talempong related with the musical taste and musical standards of the tuo (elders) of talempong in Luhak Nan Tigo Minangkabau. Based on qualitative research principles; The researcher becomes the main instrument in collecting research data,includinginitial study and problem analysis, primary data collection through participant observers – ethnography, in-depth interviews – free and structured, documentation, and data analysis.The analysis was carried out on musical taste and musical standards that were found in the field. Research results show that ' mangkoan the sound ' is A draft alignment talempong tradition in Luhak Nan Tigo Minangkabau. hrough musical sensitivity, tuo talempong in Luhak Nan Tigo Minangkabau created the concept of mangkoan sounds (tala - tuning system) to identify the high and low sounds of jantan-batino talempong.
GONDANG UNING-UNINGAN SEBAGAI IDENTITAS ROHANI DI HKBP RESSORT DELI TUA Binsar Sahat Martua Lumban Gaol; Nurwani Nurwani
Jurnal Cerano Seni : Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jcs.v2i2.30068

Abstract

Artikel ini membahas peran penting gondang uning-ningan dalam ibadah gereja di HKBP Ressort Deli Tua. Gondang uning-uningan memiliki arti penting dalam kehidupan masyarakat Batak Toba, dan sudah menjadi identitas masyarakatnya. Penggunaan gondang uning-uningan dalam ibadah di gereja HKBP Ressort Deli Tua, merupakan salah satu bentuk usaha yang dilakukan oleh masyarakat Batak Toba dalam merawat budaya mereka, dan mewariskannya pada generasi muda. Gondang Uning-Uningan merupakan salah satu bentuk seni musik dan nyanyian tradisional Batak yang memiliki nilai-nilai keagamaan dan kultural yang dalam. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui tahap observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa Gondang Uning-Uningan bukan hanya sebagai bentuk hiburan atau ekspresi seni semata, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat dan mempertahankan identitas dalam konteks kehidupan beragama di komunitas tersebut. Peran penting pemimpin rohani dan tokoh masyarakat dalam mempertahankan tradisi ini dengan menjadikan Gondang Uning-Uningan menjadi bagian penting dalam kegiatan ritual keagamaan dan kegiatan sosial di HKBP Ressort Deli Tua. Penelitian ini juga menyoroti tantangan dalam menjaga keberlanjutan Gondang Uning-Uningan di tengah modernisasi dan globalisasi. Pengaruh budaya luar dan perubahan sosial eksternal dapat mempengaruhi praktik dan pemahaman atas Gondang Uning-Uningan. Oleh karena itu, artikel ini mengajukan beberapa rekomendasi untuk memastikan kelangsungan Gondang Uning-Uningan sebagai bagian integral dari identitas rohani di HKBP Ressort Deli Tua, termasuk upaya pendidikan dan promosi budaya serta keterlibatan generasi muda dalam memelihara warisan budaya ini.
KOREOGRAFI BASNIPI KAMI BERBASIS LITERASI BUDAYA RITUAL PERUMAH BEGU Jodi Dafa Jauhara; Nurwani Nurwani
Jurnal Cerano Seni : Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jcs.v2i2.30069

Abstract

Literasi budaya merupakan kemampuan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan, dalam hal ini budaya ritual perumah begu, sebagai ritual pemanggilan roh-roh terdahulu. Tujuan dari penelitian ini adalah memahami ritual perumah begu pada masyarakat Karo, yang merupakan sebuah ritual pemanggilan roh leluhur untuk menyelesaikan permasalahan yang belum tuntas pada masa hidupnya, selanjutnya dari hasil pemahaman dilakukan penciptaan koreografi baru berjudul Basnipi Kami. Guna mendukung penelitian penciptaan ini digunakan teori ritual, teori interpretasi, teori koreografi, dan teori kepribadian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana data didapatkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang dianalisis dan dideskripsikan menjadi sebuah laporan. Koreografi disajikan secara simbolis representasional oleh lima orang penari laki-laki yang menceritakan tentang konflik batin dalam keluarga. Salah satu alasan terlaksananya ritual perumah begu yakni karena penyelesaian silang sengketa perebutan harta warisan, sehingga terbentuk koreografi baru dari pengembangan gerak-gerak dasar dan idiom pada etnis Karo yang berjudul Basnipi Kami.
Tari Hadra Pada Masyarakat Tanjung Morawa Kajian Tekstual dan Kontekstual Adinda Sandra Ersuci; Nurwani Nurwani
Gestus Journal: Penciptaan dan Pengkajian Seni Vol 1 No 2 (2021): GESTUS JOURNAL : PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gsts.v1i2.28200

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Tekstual dan Kontekstual Tari Hadrah pada masyarakat Desa Dalu X B Tanjung Morawa. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Sampel penelitian adalah narasumber dan pemilik sanggar. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa; Tari Hadrah yang berartikan hadir, tarian ini diiringi oleh musik melayu serta Shalawat dengan syair berisikan pujian-pujian kepada Allah SWT. Tari ini mampu bertahan dalam lingkungan masyarat Dalu X B karena masyarakat dan pemilik sanggar saling bekerjasama dengan menampilkan tari ini dalam acara seperti, khitanan,dan acara-acara Islami lainnya. Kata Kunci : Tari Hadrah, Tekstual, Kontekstual.
PEMBELAJARAN TARI MELAYU SERDANG BERBASIS MODEL SINEKTIK SEBAGAI STIMULUS BERPIKIR KREATIF Sri Mustika Aulia; Nurwani Nurwani; Try Wahyu Purnomo
Gesture: Jurnal Seni Tari Vol. 13 No. 2 (2024): Gesture: Jurnal Seni Tari
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gjst.v13i2.64635

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian tidankan kelas yang mengimplementasikan pembelajaran Tari Melayu Serdang berbasis model pembelajaran sinektik sebagai upaya mengembangkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Proses pembelajaran tari di Pendidikan Guru Sekolah Dasar memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan praktik menari, pemahaman konsep kebudayaan dan pengembangan aspek kreativitas melalui media tari. Terdapat tiga tipe analogi yang digunakan dalam model sinektik sebagai dasar pembentukan pola pikir kratif yaitu personal analogy, direct analogy, dan compressed analogy. Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan penelitian terdiri dari dua siklus yang masing-masing tahapannya terdiri dari persiapan, tindakan, observasi dan refleksi. Hasil dari pembelajaran Tari Melayu Serdang yang di terapkan ternyata dapat meningkatkan aspek kreatifitas mahasiswa dalam mengembangkan gerakan dasar tari Melayu yang bersumber dari gerakan Lenggang Patah Sembilan dan Lenggok Mak Inang. Transformasi nilai-nilai kebudayaan melalui Tari Melayu Serdang dapat memberikan efek positif bagi mahasiswa untuk membentuk iklim harmonis, sehingga nilai kearifan lokal dapat merespon aspek modernisasi secara positif dan produktif sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan.
Koreografi Pardomuhon Daging Nang Tondi: Dari Ritual Manguras Tao ke Bentuk Seni Pertunjukan Martozet, Martozet; -, Nurwani; Shafii, Hardy; Heniwaty, Yusnizar
PANGGUNG Vol 34 No 2 (2024): Estetika, Budaya Material, dan Komodifikasi Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v34i2.2803

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan koreografi garapan baru dengan tajuk Pardomuhon Daging Nang Tondi, yang berakar pada budaya Batak Toba dengan menggunakan teori penciptaan kostruktif oleh Jacqueline Smith. Pada teori konstruktif bukan saja konsentrasi pada elemen konstruksi antara lain motif, pengulangan, variasi dan kontras, klimaks dan penonjolan, proporsi dan imbangan, transisi, pengembangan logis, dan kesatuan. Tetapi proses dalam penciptaan seperti tahapan eksplorasi, improvisasi, komposisi, dan evaluasi, merupakan tahapan penting dalam mencipta yang memiliki hubungkait yang sangat erat dengan elemen konstruksi itu sendiri. Konsentrasi koreografer akan berada dalam pemikiran yang sangat kuat, bagaimana membentuk motif gerak menjadi baik sesuai dengan struktur garapan yang telah dibentuk. Sehingga makna dan pesan yang ingin disampaikan dapat dapat ditangkap oleh penonton sebagai penikmat. Motode yang digunakan dalam penelitian penciptaan ini adalah metode kualitatif dengan cara penggumpulan data melalui studi literatur, studi lapangan, dokumentasi, dan wawancara. Pembentukan koreografi Pardomuhon Daging Nang Tondi secara bertahap sesuai teori konstruksi yang menghasilkan ide-ide kreatif dan menghantar koreografer pada alur penciptaan yang terstruktur. Secara estetis koreografi Pardomuhon Daging Nang Tondimencitrakan tentang kehidupan masyarakat Batak Toba yang meminta permohonan kepada Tuhan sebagai pencipta untuk mendapatkan keselamatan, keberkahan dan perlindungan yang diekspresikan oleh tujuh orang penari. Pardomuhon Daging Nang Tondi merupakan koreografi inovasi baru dari tradisi Batak Toba dan menjadi sebauah apresiasi baru bagi masyarakat pecinta seni. Kata Kunci : 1) Pardomuhon Daging Nang Tondi, 2). Folklor, 3). Sigale-gale, 4). Koreografi