Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Lift Performance Sayap Pesawat Terhadap Penambahan Winglet dan Variasi Aspect Ratio Abidin, Muhammad Farhan; Suhendra, Bobie; ., Aripin
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jktm.v8i1.7020

Abstract

AbstrakSayap merupakan komponen vital dalam sebuah pesawat terbang karena berperan dalam terbentuknya gaya angkat pesawat. Sayap pesawat juga memiliki beragam parameter yang bertujuan menunjang performa gaya angkat pesawat, seperti aspect ratio, tapper ratio, sudut sibak dan sudut twist. Dalam penelitian ini parameter aspect ratio dianalisis lebih dalam untuk melihat pengaruhnya terhadap lift performance sayap seperti Cl dan Cd. Selain itu, efek penambahan winglet akan ikut dikaji dalam penelitian ini karena komponen ini umum ditemui pada sayap pesawat saat ini yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi aerodinamis sayap. Sebagai bahan analisis, sayap pesawat CN-235 dipilih dalam analisis ini. Analisis dilakukan dengan metode simulasi menggunakan Ansys Fluent untuk memeroleh karakteristik Cl dan Cd. Metode ini menghasilkan geometri, perilaku aliran, serta karakteristik aerodinamika sayap dengan menggunakan persamaan RANS (Reynolds Averaged Navier-Stokes) dengan model turbulen. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan menggabungkan variasi aspect ratio dan penambahan winglet pada planform sayap maka menghasilkan sayap yang mampu meraih sudut serang maksimum yang lebih rendah dari variasi sayap yang lain dan koefisien lift yang lebih tinggi. Selain itu, sayap juga mampu menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi pada jenis sayap dengan winglet.Kata Kunci: aspect ratio; efisiensi; koefisien drag; koefisien lift; winglet.AbstractWings are a vital component in an airplane because they play a role in the formation of the aircraft's lift force. Airplane wings also have various parameters that aim to support the performance of aircraft lift, such as aspect ratio, tapper ratio, offset angle and twist angle. In this study the aspect ratio parameter was analyzed more deeply to see its effect on wing lift performance such as Cl and Cd. In addition, the effect of adding winglets will also be studied in this study because these components are commonly found on current aircraft wings which are intended to increase wing aerodynamic efficiency. As an analysis material, the CN-235 aircraft wing was chosen in this analysis. The analysis was carried out using a simulation method using Ansys Fluent to obtain the characteristics of Cl and Cd. This method produces geometry, flow behavior, and aerodynamic characteristics of the wing using the RANS (Reynolds Averaged Navier-Stokes) equation with the turbulent model. The results of the analysis show that combining aspect ratio variations and adding winglets to the wing planform results in a wing capable of achieving a lower maximum angle of attack than other wing variations and a higher lift coefficient. In addition, the wings are also able to produce higher efficiency on the types of wings with winglets.Keywords: aspect ratio; efficiency; drag coefficient; lift coefficient; winglets.
Pengaruh Variasi Jarak dan Letak Hole Joint pada Kekuatan Sambungan Baut Wilanno, Marga Rizqi; ., Kardiman; ., Aripin
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jktm.v8i1.6907

Abstract

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan didapatkan hasil bahwa pengaruh konfigurasi sambungan baut memberikan beberapa pengaruh sebagai berikut:Pada pengujian tarik menggunakan mesin JTM didapatkan hasil konfigurasi baut secara horizontal sebesar 48479,6 N yang dimana hasil tersebut lebih baik daripada hasil uji tarik konfigurasi baut secara zig-zag sebesar 47002,3 dan vertikal sebesar 42234,2. Perbedaan hasil tersebut dipengaruhi oleh luas penampang bruto daerah tidak berulir dari sambungan tersebut dimana sambungan baut horizontal memiliki penampang bruto lebih besar dari pada sambungan baut zig-zag dan vertikal sehingga konfigurasi sambungan baut secara horizontal memiliki efektifitas lebih baik dalam menahan beban maksimal daripada konfigurasi sambungan lain.Pada simulasi solidworks dengan von misses hasil dapat diketahui bahwa konfigurasi sambungan baut secara horizontal memiliki kekuatan lebih baik daripada konfigurasi baut zig-zag dan vertikal. Dimana hasil simulasi von misses sendiri sambungan baut horizontal memiliki kekuatan sebesar 823 MPa sedangkan sambungan baut zig-zag hanya sebesar 648 MPa dan sambungan baut vertikal sebesar 400 Mpa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konfigurasi horizontal memiliki efektifitas dalam menagan suatu beban yang lebih baik daripada konfigurasi sambungan baut vertikal atau zig-zag.Nilai safety factor yang diperoleh juga menunjukan bahwa safety factor pada konfigurasi sambungan baut horizontal, zig zag, dan vertikal memiliki nilai safety factor yang cenderung baik dan dapat di kategorikan cukup aman ketika diaplikasikan. Nilai safety factor yang didapatkan sendiri antara lain pada sambungan baut horizontal sebesar 1,08, sambungan baut zig zag sebesar 1,31 dan sambungan baut vertikal sebesar 2,08.Berdasarkan hasil pengujian tarik dan simulasi von misses solidworks dapat disimpulkan bahwa konfigurasi sambungan baut yang efektif diaplikasikan pada material ASTM A500 adalah konfigurasi sambungan baut horizontal. Hal tesebut dibuktikan juga dari data penelitian baik hasil uji tarik maupun hasil pengujian yang menunjukan bahwa sambungan baut horizontal memiliki efektifitas lebih baik daripada konfigurasi sambungan baut lain.
Analisa Pengaruh Variasi Nilai Air Fuel Ratio (AFR) Terhadap Prestasi Mesin Ramadhan, Muhammad Fikri; ., Aripin; Noubnome, Viktor
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jktm.v8i1.7001

Abstract

AbstrakSistem suplai bahan bakar adalah cara untuk membawa bahan bakar ke ruang bakar, bisaberupa sistem bensin, diesel, atau bahan bakar lainnya.Untuk menciptakan pembakaran yangsempurna pada motor berbahan bakar bensin dimulai pada saat terjadinya loncatan bunga apipada spark plug atau busi kemudian membakar campuran bahan bakar dengan udara dalamkondisi campuran paling ideal yang telah diatur oleh ECU kemudian dikabutkan melalui throttlebody ke dalam ruang bakar sehingga dengan komposisi percampuran yang paling ideal akanmenghasilkan pembakaran yang sempurna. Pada saat pembakaran sempurna terjadi maka akansangat berpengaruh terhadap performa mesin yang semakin maksimal. Metode yang digunakanuntuk melakukan penelitian ini adalah metode eksperimental dengan pengujian daya dan torsi. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagaiberikut :Dengan penggantian variasi nilai AFR menjadi 13,5 : 1 daya maksimum mengalamipeningkatan sebesar 3,2 % dari ECU standar dan daya tersebut didapatkan pada putaran mesinyang sedikit lebih tinggi yaitu 8150 rpm yang sebelumnya didapatkan pada putaran mesin 8040rpm pada ECU standar.Dengan penggantian variasi nilai AFR menjadi 13,5 : 1 torsi maksimummengalami peningkatan sebesar 2,2% dari ECU standar dan torsi tersebut didapatkan padaputaran mesin lebih rendah yaitu 7920 rpm yang sebelumnya didapatkan pada putaran mesin8040 rpm pada ECU standar.Dengan merubah nilai AFR dapat meningkatkan daya dan torsisepeda motor. Kata kunci: bahan bakar, nilai AFR, ECU
ANALISIS PENGARUH KECEPATAN PUTAR SPINDLE DAN KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA S45C PADA PROSES BUBUT CNC Heriyanto, Rivanda Adi; Hanifi, Rizal; ., Aripin
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 8, No 2 (2023): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jktm.v8i2.7108

Abstract

AbstrakDalam proses bubut CNC, tingkat kekasaran permukaan adalah hal yang sangat penting. Hal dikarenakan semakin rendah tingkat kekasaran permukaan yang diperoleh, maka kualitas produk yang dihasilkan akan semakin tinggi. Pada proses bubut CNC terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kekasaran permukaan benda kerja yaitu kecepatan putar spindle dan kecepatan pemakanan. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari tahu pengaruh kecepatan putar spindle yaitu 1500 rpm, 1700 rpm, 1900 rpm dan feeding 0,1 mm/rev, 0,2 mm/rev, 0,3 mm/rev terhadap hasil kekasaran permukaan Baja S45C. Dari hasil penelitian ini diketahui rata-rata kekasaran permukaan terendah terdapat pada kecepatan putar spindle 1900 rpm dengan feeding 0,1 mm/rev menghasilkan nilai kekasaran permukaan Ra 1.359 μm. Dan rata-rata kekasaran permukaan tertinggi terdapat pada kecepatan putar spindle 1500 rpm dengan feeding 0,3 mm/rev menghasilkan nilai kekasaran permukaan Ra 4.663 μm. Dapat disimpulkan bahwa kecepatan putar spindle dan kecepatan pemakanan sangat berperngaruh terhadap hasil kekasaran permukaan. Semakin cepat putaran spindle dan semakin rendah feeding akan menghasikan kekasaran permukaan yang rendah.Kata kunci: Kecepatan Putar Spindle, Kecepatan Pemakanan, Baja S45C, Kekasaran Permukaan.AbstractIn the CNC lathe process, the level of surface roughness is very important. This is because the lower the level of surface roughness obtained, the higher the quality of the product produced. In the CNC lathe process there are several factors that can affect the level of workpiece surface roughness, namely the spindle rotation speed and feed speed. The purpose of this study was to find out the effect of the spindle rotational speed of 1500 rpm, 1700 rpm, 1900 rpm and feeding 0.1 mm/rev, 0.2 mm/rev, 0.3 mm/rev on the surface roughness results of S45C Steel. From the results of this study it was found that the lowest average surface roughness was found at the spindle rotational speed of 1900 rpm with a feeding of 0.1 mm/rev resulting in a surface roughness value of Ra 1,359 μm. And the highest average surface roughness is found at the spindle rotational speed of 1500 rpm with feeding 0.3 mm/rev resulting in a surface roughness value of Ra 4,663 μm. It can be concluded that the spindle rotation speed and feed speed greatly affect the results of surface roughness. The faster the spindle rotation and the lower the feeding, the lower the surface roughness will be.Keywords: Spindle Speed, Infeed Speed, S45C Steel, Surface Roughness