Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PEMILIHAN SISTEM CAD/CAM DALAM INDUSTRI MANUFAKTUR STUDI KASUS: BRAKE DRUM Suhendra, Bobie
RESULTAN : Jurnal Kajian Teknologi Vol 15 No 2 (2015): RESULTAN
Publisher : RESULTAN : Jurnal Kajian Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.357 KB)

Abstract

Dalam tulisan ini dibahas tentang pemilihan sistem CAD/CAM yang diterapkan di industri manufaktur. Secara spesifik diketengahkan tiga jenis software yang dapat diaplikasikan yakni CATIA, Pro/ENGINEER dan Unigraphic dengan studi kasus brake drum. Terdapat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing software tersebut dan tentu dengan alasan dan justifikasi tersendiri khususnya berkaitan dengan investasi dan hasil yang diharapkan
ANALISA PENGARUH BENTUK IMPELLER TERHADAP PERFORMA POMPA SENTRIFUGAL DOUBLE SUCTION TYPE VENUS 1-900.1000 Firmansyah, Rifqi; Suhendra, Bobie
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 6 No 2 (2018): JURNAL ILMIAH TEKNIK MESIN
Publisher : Universitas Islam 45 Bekasi, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.275 KB)

Abstract

The impeller wheel is an important component of centrifugal pumps, which need to get importantattention starting from designing and modeling impeller shapes. This is very influential on theperformance of the pump. This study aims to determine the exact model of the impeller in theinstaller in parallel and to maintain the balance of the pump working operation with time. Themethod used is a comparative system of pump impeller models in order to improve pumpperformance optimally. From the results of this study that the pump with a discharge of 3.1 m3/sobtained optimum results with a pump head of 281 meters and an efficiency of 88% and dimensionsof the blade width of 22.5 cm for the double suction pump type.
ANALISIS PERFORMA AIRFOIL USA-35B DALAM PERANCANGAN BILAH JENIS TAPERLESS PADA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL 500 WATT Lamhot Fernando Remember Simanjuntak; Bobie Suhendra
AL-JAZARI JOURNAL SCIENTIFIC OF MECHANICAL ENGINEERING Volume 7, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.684 KB) | DOI: 10.31602/al-jazari.v7i1.7104

Abstract

Tenaga listrik adalah salah satu sistem energi yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan kemajuan suatu negara. Terlebih pada saat sekarang ini muncul tantangan yang dihadapi umat manusia sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk aspek yang harus dipenuhi adalah pengadaan listrik yang terus meningkat. Konsumsi energi yang besar di ikuti dengan berkurangnya ketersediaan minyak khususnya di indonesia. Salah satu contoh pemanfaatan energi angin adalah dengan turbin angin atau yang biasa kita sebut kincir angin. Indonesia sangat berpotensi untuk pengembangan energi terbarukan karena Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah, baik matahari, air, dan angin merupakan energi alternatif yang dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh pemerintah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumber daya berlimpah yang berpotensi menjadi energi terbarukan saat ini. Pada pembangkit listrik tenaga bayu yang menggunakan turbin angin terdapat beberapa komponen penting termasuk Bilah.  Bilah ini bagian pertama yang berfungsi menerima angin lalu energi mekanik nya dikonversikan menjadi energi listrik oleh generator Di PT. Lentera Bumi Nusantara (LBN). Oleh karena itu perlu dilakukan analisis untuk mengetahui jenis bilah yang cocok untuk diaplikasikan pada turbin angin di PT. Lentera Bumi Nusantara. Dari hasil simulasi menngunakan aplikasi Qblade didapatkan data analisis yaitu Coeficient lift/Coeficient drag sebesar 63.8 pada alpha 5,5. Pada kecepatan angin 12 m/s daya listrik yang dihasilkan adalah 1.415 watt, hasil daya listrik tersebut masih berpengaruh pada efisiensi generator dan efisiensi controller sehingga hasil akhir daya yang dihasilkan oleh turbin angin kurang lebih adalah 500 watt.
Perencanaan Ulang Poros Propeller Shaft pada Mobil Toyota Avanza Tipe E 1300 CC Roby Muhammad Akbar; Iwan Nugraha; Bobie Suhendra
Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Vol 8 No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/METTEK.2022.v08.i01.p01

Abstract

Poros propeller (profeller shaft) biasa juga ddisebut dengan poros kopel merupakan bagian penting pada kendaraan yang berfungsi sebagai pemindah tenaga. Terdapat pada 2 tipe kendaraan yaitu FR dan 4WD, Poros propeller bekerja untuk meneruskan daya putaran dari transmisi ke diferensial dalam keadaan tidak saling bersambungan. lalu putaran diteruskan dari transmisi ke poros propeller dan dari poros propeller ke diferensial melalui universal joint, universal joint berfungsi untuk meneruskan daya putaran yang dalam keadaan tidak satu garis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tegangan yang terjadi pada poros, umur nominal pada bearing, dan umur dari bearing itu sendiri. Material yang digunakan poros adalah baja ST 37 dengan kekuatan tarik sebesar ?b = 37 kg/ . Hasil dari perhitungan manual didapatkan tegangan sebesar 7,090 Kg/ lebih kecil dari tegangan geser yang sebenernya sebesar 17,5 Kg/ . Umur nominal pada bearing didapatkan 181 juta putaran. Umur bearing didapatkan dari perhitungan manual 942,7 jam. The propeller shaft, also known as the coupling shaft, is an important part of the vehicle that functions as a power transfer. There are 2 types of vehicles, namely FR and 4WD, the propeller shaft works to transmit rotational power from the transmission to the differential in a discontinuous state. then the rotation is passed from the transmission to the propeller shaft and from the propeller shaft to the differential through the universal joint, the universal joint serves to continue the rotational power that is not in one line. The purpose of this study was to determine the stress that occurs on the shaft, the nominal life of the bearing, and the life of the bearing itself. The material used for the shaft is ST 37 steel with a tensile strength of b = 37 kg/(mm)^2. The result of manual calculation shows that the stress is 7.090 Kg/(mm)^2 which is smaller than the actual shear stress of 17.5 Kg/(mm)^2. The nominal life of the bearing is 181 million revolutions. Bearing life is obtained from manual calculation of 942.7 hours.
Modelling, simulation and analysis of 2D steady state conduction, convection and radiation heat transfer of moulding on rubber press machine Sena, Boni; Suhendra, Bobie; Fauzun, Fauzun
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 17, No 1 (2022): Volume 17, Nomor 1, April 2022
Publisher : Mechanical Engineering Department - Semarang State Polytechnic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/jrm.v17i1.3201

Abstract

Distribusi transfer kalor yang seragam pada bagian moulding dari mesin rubber press sangat penting untuk menghasilkan hasil moulded produk yang berkualitas terbaik. Pada kenyataannya, transfer kalor pada moulding dari mesin rubber press tidak terdistribusi secara seragam. Oleh karena itu, transfer kalor pada moulding dari mesin perlu dievaluasi. Sebagian besar penelitian sebelumnya hanya mempertimbangkan transfer kalor secara konduksi pada moulding sementara itu tidak ada studi yang menginvestigasi transfer kalor secara konvensi dan radiasi yang hampir terjadi pada seluruh tipe mesin rubber press dengan tipe moulding yang terbuka. Metode elemen hingga digunakan untuk menganalisis distribusi temperatur berdasarkan transfer kalor secara konduksi dan metode analitik dipakai untuk menghitung transfer kalor secara radiasi dan konveksi pada moulding dari mesin rubber press. Hasil dari metode elemen hingga menunjukkan bahwa temperatur tinggi hanya terjadi pada bagian boundary sementara bagian pusat dari moulding menunjukkan temperatur yang lebih rendah. Temperatur pada bagian boundary bervariasi sebesar 124.3 oC, 124.4 oC, 124.5 oC, 124.8, 125.3 oC, 126.5 oC, 129.2 oC, dan 134.8 oC. Transfer kalor secara konveksi dan radiasi pada moulding sebesar 13.3 kW dan 68.23 kW. Perbedaan antara pengukuran langsung dan simulasi menggunakan metode elemen hingga diakibatkan adanya asumsi steady state pada model simulasi. Penelitian selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan kondisi transient pada transfer kalor secara konduksi dan view factor yang lebih bervariasi pada transfer kalor secara konveksi dan radiasi.
Analisa Sistem Kerja Motor Bakar Diesel Terhadap Fenomena Exhaust Flame Pada Lokomotif Kereta Api seri Co'Co' 201 Ekanto, Sani Putra; Hanifi, Rizal; Suhendra, Bobie
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 12 No 1 (2024): JURNAL ILMIAH TEKNIK MESIN
Publisher : Universitas Islam 45 Bekasi, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33558/jitm.v12i1.8020

Abstract

Lokomotif kereta api seri Co’Co’ 201 adalah lokomotif diesel listrik yang ditenagai oleh motor bakar diesel sebagai penggerak generator untuk mengubah energi mekanik menjadi listrik, energi listrik yang dihasilkan akan ditransmisikan ke motor traksi untuk menggerakkan roda lokomotif. Motor bakar diesel pada lokomotif kereta api seri Co’Co’ 201 menggunakan bahan bakar biodiesel B30. Kecepatan rotasi poros engkol pada setiap posisi throttle notch ditentukan oleh nilai parameter menggunakan nilai pertambahan AV + 1, CV + 2, BV + 4 dan DV-2. Pada proses pengujian statis menunjukkan bahwa ketika memindahkan notch 1 ke notch 2, ketika throttle handle berada pada notch 1, putaran poros engkol menghasilkan nilai 446 RPM dengan penarikan fuel rack sebesar 9,5 mm, nilai ini telah mendekati nilai parameter yang telah ditentukan pada notch 1, yaitu 450 RPM, layak untuk dipindahkan dan ketika throttle handle dipindahkan ke notch 2 dari notch 1, fuel rack ditarik sepanjang 11,7 mm oleh governor unit aktuator dengan cepat meningkatkan putaran poros engkol menjadi 523 RPM, kemudian perlahan-lahan fuel rack memperpendek tarikan menjadi 9,2 mm ketika putaran poros engkol telah mendekati nilai parameter. Dari hasil analisis penulis terhadap dasar teori dan hasil pengujian, disimpulkan bahwa fenomena exhaust flame terjadi karena kerja motor bakar diesel dibatasi oleh waktu yang dibutuhkan untuk mencampur bahan bakar dan udara tekan sehingga ketika bahan bakar di injeksikan ke dalam ruang bakar silinder dengan adanya waktu dan jarak yang lebih panjang dari gerak tarik fuel rack, Hal ini dapat menyebabkan pencampuran dan pembakaran yang tidak sempurna yang kemudian menyebabkan peningkatan bahan bakar yang tidak terbakar dan asap pekat yang dapat terlihat keluar dari exhaust stack menuju lingkungan.
Perawatan Mesin SNS Cutter di PT.XYZ Daniel, Irfan; Suhendra, Bobie; Anjani, Ratna Dewi
Patria Artha Technological Journal Vol 7, No 2 (2023): Patria Artha Technological Journal
Publisher : Department of Electrical Engineering, University of Patria Artha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33857/patj.v7i2.706

Abstract

Penggunaan produk dari kaca di sektor industri mengalami peningkatan dikarenakan kaca banyak digunakan pada bangunan,  dan  automotive. Produksi kaca pada PT. XYZ memiliki sistem yang baik dari segi sumber daya  manusia  dan produk.  Kaca  yang  mengalami  kecacatan   juga dapat  diolah  kembali  sehingga  mengurangi kerugian  pada  produksi  dalam  perusahaan   kaca ini. Produksi yang baik juga disebabkan oleh mesin yang baik pula, sehingga mesin yang ada pada perusahaan ini harus di rawat  dengan  baik  agar tidak  terjadi  hambatan  proses  produksi   oleh karena  mesin  rusak  dan   lain   sebagainya. Penelitian ini berfokus  pada  mesin  sns  cutter karena mesin ini memiliki peran penting dalam pemotongan kaca untuk memenuhi kepuasaan konsumen  dalam  berbagai  ukuran.  Mesin   sns cutter ini memiliki macam-macam cara perawatan, memiliki berbagai spare part yang ada pada mesin sehingga harus dilakukan  pengecekan  secara berkala. Jenis-jenis perawatan yang ada pada mesin sns cutter, proses produksi dari kaca terbentuk sampai dipotong sesuai dengan keinginan konsumen, penyebab kerusakan mesin. Berdasarkan penelitian ini diketahui penyebab seringnya mesin mengalami kerusakan jika minyak tidak optimal sehingga pisau pada mesin cutter mengalami tumpul dan menyebabkan potongan kaca tidak maksimal. Perawatan pada mesin ini dilakukan dalam harian, mingguan, dan bulanan.
Pengaruh Variasi Kecepatan Putar Spindel Mesin Bubut terhadap Keausan Pahat Karbida pada Material Baja S45c Hidayatulloh, Yaya; Suhendra, Bobie; Gusniar, Iwan Nugraha
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 8, No 2 (2023): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jktm.v8i2.7088

Abstract

Berdasarkan pengujian yang dilakukanuntuk mengetahui keausan pada pahatdengan parameter-parameter yang telahditentukan, maka untuk tingkat keausanpahat yang paling tinggi diperoleh padakecepatan putar spindel 300 rpm dengannilai keausan sebesar 0,14 mm, sedangkanuntuk tingkat keausan pahat yang palingrendah diperoleh pada kecepatan putarspindel 1200 rpm dengan nilai keausanpahat sebesar 0,3 mm. Jadi dapatdisimpulkan bahwa apabila kecepatanputar spindel semakin rendah maka nilaikeausan pada pahat sangat tinggi,sedangkan untuk kecepatan putar spindelsemakin tinggi nilai untuk keausan-nyasangat rendah.
ANALISIS VARIASI KUAT ARUS DAN KELEMBAPAN ELEKTRODA PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP CACAT LAS PADA PENGELASAN BAJA SS400 DENGAN METODE NON- DESTRUCTIVE TEST (NDT) PENETRANT TESTING Avilla, Gilang; Suhendra, Bobie; Naubnome, Viktor
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 8, No 2 (2023): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jktm.v8i2.7004

Abstract

AbstrakPenelitian ini membahas mengenai pengaruh perbedaan kuat arus dan tingkat kelembapan elektroda pada pengelasan SMAW dengan metode Non-Destructive Test (NDT) Penetrant test yang bertujuan untuk menentukan apakah spesimen uji dapat diterima berdasarkan acceptance criteria ASME. Penelitian ini menggunakan material baja SS400 dengan dimensi 150 mm x 100 mm x 10 mm dengan kampuh 60˚ yang disambungkan dengan pengelasan SMAW posisi 1G dan dengan elektroda lembap tingkat kelembapan sebesar 2,8585%. Spesimen yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 6 spesimen. Hasil inspeksi penetrant test pada 6 jenis perlakuan spesimen didapatkan bahwa 3 dari 6 jenis spesimen mengalami reject dan dinyatakan tidak memenuhi kriteria ASME Sec V Article 6 Acceptance Criteria Penetrant Testing.Kata kunci: Pengelasan SMAW, NDT-PT, ASME, Kelembapan elektrodaAbstractThis study discusses the effect of differences in current strength and electrode humidity levels in SMAW welding using the Non-Destructive Test (NDT) Penetrant test method which aims to determine whether the test specimen can be accepted based on ASME acceptance criteria. This study used SS400 steel material with dimensions of 150 mm x 100 mm x 10 mm with a seam of 60˚ which was connected by SMAW welding at 1G position and with a damp electrode with a humidity level of 2.8585%. The specimens used in this study amounted to 6 specimens. The results of the penetrant test inspection on the 6 types of specimen treatment found that 3 of the 6 types of specimens were rejected and declared not meeting the criteria of ASME Sec V Article 6 Acceptance Criteria for Penetrant Testing.Keywords: Welding, SMAW, NDT-PT, ASME, Moisture content
VARIASI WAKTU PADA STAINLESS STEEL 201 TERHADAP KEKUATAN TARIK DENGAN MENGGUNAKAN MESIN SPOT WELDING Murdiana, Fadhil; Suhendra, Bobie; Hanifi, Rizal
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jktm.v8i1.7071

Abstract

dhilmurdiana1@gmail.com*Corresponding author – Email : fadhilmurdiana1@gmail.comAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengaruh dari variasi waktu terhadap kekuatan sambungan las spot welding potable, mengetahui nilai dari kekuatan hasil sambung las plat Baja Stainlees Steel 201 dengan melakukan pengujian Tarik (tensile test). Dari hasil pengujian yang sudah dilakukan pada masing-masing sampel material uji dengan menggunakan tiga variasi kuat arus pengelasan dan tiga variasi waktu penahanan pengelasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Pada pengelasan spot welding variasi waktu las memiliki pengaruh terhadap kekuatan sambungan las spot welding potable. Semakin lama waktu pengelasan semakin kuat pula sambungan. Berdasarkan data pengujian tarik menunjukkan bahwa maksimum load terendah didapatkan pada sampel A1 dengansebesar 742,82 N dan maksimum load tertinggi didapatkan pada sampel A5 dengan sebesar 2047,23 N.Pada sampel A2 ke A3 terjadi lonjakan maksimum load dengan selisih maksimum load adalah 484,91 N. Terjadi karena arus yang dikeluarkan pada sampel A3 lebih besar dibandingkan A2. Kata kunci: spot welding, pengujian tarik, variasi arusAbstractThis study aims to determine the effect of time variation on the strength of spot welding potable joints, to determine the value of the strength of 201 Stainless Steel plate welding joints by conducting a tensile test.From the results of the tests that have been carried out on each sample of the test material using three variations of welding current strength and three variations of welding holding time, it can be concluded as follows: In spot welding, variations in welding time have an influence on the strength of potable spot welding joints. The longer the welding time the stronger the connection. Based on the tensile test data, it shows that the lowest maximum load was obtained in sample A1 with 742.82 N and the highest maximum load was obtained in sample A5 with 2047.23 N. In samples A2 to A3 there was a maximum load spike with a maximum load difference of 484. 91 N. Occurs because the current released in sample A3 is greater than A2.Keywords: spot welding, tensile testing, current variations