Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PERUBAHAN KONSEPTUAL BERBANTUAN PETA KONSEP TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA (FISIKA) SISWA KELAS VIII SMP N ., Ni Putu Ary Prasetya Dewi; ., Drs. I Nyoman Subratha,M.Pd; ., Drs. Slamet Haryadi Suryo Wijoyo
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol 1, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v1i1.3661

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan pemahaman konsep IPA antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran perubahan konseptual berbantuan peta konsep (MPPKBPK), siswa yang belajar dengan model pembelajaran perubahan konseptual (MPPK), dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung (MPL). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi exsperiment) dengan rancangan non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMP Negeri 3 Abiansemal Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 16 kelas. Sampel diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling dengan jumah 3 kelas. Data pemahaman konsep awal (pre-test) dan pemahaman konsep (post-test) dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan 20 butir tes pemahaman konsep dengan reliabilitas tes 0.933. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif, ANAKOVA, dan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA antara siswa yang belajar dengan menggunakan MPPKBPK, MPPK, dan MPL (F =10,616; p
ANALISIS KUALITATIF KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMAN 1 SINGARAJA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA ., Ni Kadek Fitria; ., Prof. Dr.I Wayan Suastra,M.Pd; ., Drs. I Nyoman Subratha,M.Pd
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol 2, No 1 (2015):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v2i1.5476

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan profil kemampuan berpikir kritis siswa yang ditinjau dari indikator mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis, menganalisis masalah, menarik kesimpulan, dan melakukan evaluasi, dan 2) mendeskripsikan upaya dan hambatan guru dalam mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran fisika. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa responden dari kelas X MIPA 3 SMAN 1 Singaraja tahun pelajaran 2014/2015 dan guru fisika. Data pada penelitian ini berupa hasil tes kemampuan berpikir kritis, wawancara, observasi, dan dokumen terkait kemampuan berpikir kritis. Instrumen dalam penelitian ini yaitu peneliti dan dibantu dengan instrumen tes untuk mengkategorikan kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian sebagai berikut. 1) Profil kemampuan berpikir kritis siswa tidak merata, dimana kemampuan mengidentifikasi masalah berkategori rendah, kemampuan merumuskan hipotesis, menganalisis masalah, menarik kesimpulan, dan melakukan evaluasi berkategori sedang. 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa adalah diri siswa itu sendiri, pengetahuan dan pengalaman awal siswa, minat siswa terhadap pelajaran, sumber belajar, dan guru fisika. 3) Guru melakukan berbagai upaya dalam mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis siswanya, baik dengan menggunakan model pembelajaran inovatif, media, assessment/evaluasi, dan perhatian terhadap siswa. 4) Guru mengalami hambatan berupa kurang responsifnya siswa saat pembelajaran, minat siswa terhadap materi pelajaran yang berbeda-beda, dan jam pelajaran yang terbatas.Kata Kunci : kemampuan berpikir kritis, pembelajaran fisika This study aimed at 1) describing the profile of critical thinking skills of students in indicators to identify problems, formulate hypotheses, analyze problems, drawing conclusions, evaluation, and 2) describing the efforts and obtacles of teachers in optimizing students' critical thinking skills in learning physics. The design of this study is a qualitative research. The subjects were students of class X MIPA 3 SMAN 1 Singaraja school year 2014/2015 and physics teacher. The data in this study were obtained by tes results, interviews, observations, and documents related to critical thinking skills. Instruments in this study are researchers and test to categorize the students' critical thinking skills. The results of the study as follow 1) Profile of students' critical thinking skills is uneven, where the ability to identify problems has low category, the ability to formulate hypotheses, analyze problems, drawing conclusions, evaluation has medium category. 2) Factors that influence students' critical thinking skills is the student’s own self, prior knowledge and experience of the students, students' interest towards learning, learning resources, and physics teacher. 3) Teachers make efforts to optimize students' critical thinking skills, either by using innovative learning model, media, assessment/evaluation, and attention to the students. 4) Teachers have obstacles such as lack of responsiveness of the students when learning, student interest in the subject matter is different, and limited time of lessons.keyword : critical thinkng ability, physics learning
TINDAK GURU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X DI SMA LABORATORIUM UNDIKSHA SINGARAJA ., Ayu Tika Dhyana Ningsih; ., Prof. Dr.I Wayan Suastra,M.Pd; ., Drs. I Nyoman Subratha,M.Pd
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol 1, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v1i1.3442

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak guru dalam pembelajaran fisika yang berkaitan dengan perencanaan pembelajaran, pengembangan perangkat pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran. Metode penelitian yang di pergunakan adalah metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu metode dokumentasi, wawancara dan observasi. Penelitian ini melibatkan dua orang guru yang menjadi fokus pengamatan dan sumber informasi. Hasil penelitian menghasilkan lima kesimpulan sebagai berikut. Pertama perencanaan yang dilaksanakan oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan strandar yang ditetapkan oleh pemerintah melalui standar isi pada Permendiknas No. 41 tahun 2007. Kedua pengembangan yang dilakukan oleh sebagian guru dalam perencanaannya meliputi metode belajar yang inovatif dengan siklus 5e. Ketiga pelaksanaan pembelajaran tidak sepenuhnya menerapkan rancangan perencanaan pembelajaran yang telah disusun . Keempat pengelolaan pembelajaran kurang maksimal terutama pada metode pembelajaran yang diterapkan, sehingga tujuan pembelajaran belum sepenuhnya tercapai. Kelima penilaian dilakukan oleh guru dengan menerapkan penilaian yang komperhensif meliputi penilaian afektif, kognitif dan psikomotorKata Kunci : tindak guru, perangkat pembelajaran fisika This study aimed at describing the teacher action in physics learning that dealt with the learning plan, learning device development, implementation of learning, and learning management & assessment. The research was qualitative research methods. The data was collected by using three methods: a method of documentation, interview, and observation. This study involved two teachers as the focus of research and the resources of information. The results of the study produce five conclusions: First, planning is carried out by the teachers before carrying out learning activities according tothe standards set by the government through the content standards at Permendiknas No. 41 of 2007. Second, the development which is conducted by some teachers in the lesson plan involved the innovative learning method by using 5E cycle. Third, the implementation of learning doesn’t fully implement the lesson plan which has been prepared. Fourth, the management of the learning is less maximum mainly for the learning method which is applied. Fifth, the assesment which is done by the teacher with implementing of comprehensive assesment includes affective, cognitive, and psychomotor evaluation.keyword : teacher act, learning device of physics
Evaluasi Pembelajaran Guru Fisika SMA Laboratorium Undiksha: Peluang menimbulkan Motivasi Berprestasi, Kecemasan, dan Prestasi Akademik ., Dewa Ayu Restiti Dewi; ., Prof. Dr. I Wayan Santyasa,M.Si; ., Drs. I Nyoman Subratha,M.Pd
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol 2, No 1 (2015):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v2i1.5639

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan 1) strategi pembelajaran guru fisika, 2) dampak strategi pembelajaran terhadap motivasi berprestasi, 3) dampak strategi pembelajaran terhadap kecemasan akademik, dan 4) dampak strategi pembelajaran terhadap prestasi akademik. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif yang menggunakan model CIPP. Subyek penelian adalah 2 orang guru fisika dan masing-masing satu kelas yang diampu. Evaluasi strategi pembelajaran dilakukan dengan menggunakan APKG I dan II, motivasi berprestasi dan kecemasan akademik dikumpulkan dengan menggunakan angket, sedangkan prestasi akademik menggunakan tes prestasi pilihan ganda diperluas. Analisis data hasil evaluasi dilakukan secara kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualifikasi persiapan guru adalah “sangat baik” dan pelaksanaan guru adalah “baik” dan memenuhi 7 standar pendidikan. Persentase jumlah siswa kelas X yang memiliki motivasi berprestasi dengan kualifikasi sangat tinggi adalah 11,1%, tinggi 63,0%, dan sedang 25,9%, sedangkan pada kelas XI yang memiliki kualifikasi sangat tinggi adalah 5,6%, tinggi 47,4%, dan sedang 47,4%. Persentase jumlah siswa kelas X yang memiliki kecemasan akademik dengan kualifikasi tinggi adalah 59,3%, sedang 37,0%, dan rendah 3,7%, sedangkan siswa kelas XI yang memiliki kualifikasi tinggi adalah 10,5%, sedang 47,4%, dan rendah 42,1%. Persentase jumlah siswa kelas X yang memiliki prestasi akademik dengan kualifikasi tinggi adalah 25,9%, sedang 55,6%, dan rendah 1,8%, sedangkan siswa kelas XI yang memiliki kualifikasi tinggi adalah 36,8% dan sedang 63,2%. Berdasarkan data tersebut, kualitas “sangat baik” pada perencanaan dan “baik” pada pelaksanaan strategi pembelajaran yang diciptakan guru memiliki dampak yang koheren terhadap motivasi berprestasi, kecemasan, dan prestasi akademik siswa.Kata Kunci : CIPP, Motivasi Berprestasi, Kecemasan, Prestasi This study aimed at describing 1) the physics teacher learning strategy, 2) the learning impact on achievement motivation, 3) the learning impact on academic anxiety, 4) the the learning impact outcomes to the academic achievement. This study was an evaluative study by using CIPP model. Subjects of the study were 2 physics teachers in two classes. Evaluation of learning strategy done by using APKG I and II, achievement motivation and academic anxiety collected by using questionnaires, while academic achievement was collected by using expanded multiple-choice achievement tests, were analyzed quantitative descriftively. The results show that the preparation and implementation of teacher qualification are "good" and have fulfilled 7 educational standards. The percentage of grade X who have the achievement motivation with qualifications “very high” is 11.1%, “high” is 63.0%, and “moderate” is 25.9%, while at class XI who have qualifications “very high” is 5.6%, “high” is 47.4% , and “moderate” is 47.4%. The percentage of grade X who have anxiety academic qualification “high” is 59.3%, “moderate” is 37.0%, and “low” is 3.7%, while at class XI students who have qualifications “high” is 10.5%, “moderate” is 47.4% , and “low” is 42.1%. The percentage of grade X students who have academic achievement with qualification “high” is 25.9%, “moderate” is 55.6%, and “low” is 1.8%, while at class XI students who have qualifications “high” is 36.8% and “moderate” is 63.2%. Based on data, quality of learning strategies created by the teacher has a coherent impact on achievement motivation, anxiety, and student achievement.keyword : CIPP, Achievement Motivation, Anxiety, Achievement
HUBUNGAN ANTARA SIKAP, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X ., Kadek Novianingsih; ., Drs. I Nyoman Putu Suwindra, M.Kom.; ., Drs. I Nyoman Subratha,M.Pd
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol 2, No 1 (2015):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v2i1.5119

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan hubungan sikap dengan prestasi belajar, 2) mendeskripsikan hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar, 3) mendeskripsikan hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar, 4) mendeskripsikan hubungansikap dan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar, 5) mendeskripsikan hubungan sikap dan konsep diri dengan prestasi belajar, 6) mendeskripsikan hubungan kecerdasan emosional dan konsep diri dengan prestasi belajar, dan 7) mendeskripsikan hubugan antara sikap, kecerdasan emosional, dan konsep diri dengan prestasi belajar. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi ex-post facto. Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas X SMA Laboratorium UNDIKSHA Singaraja adalah 165 siswa. Sampel diambil dengan teknik proporsional random sampling. Jumlah sampel penelitian adalah 116 siswa. Hasil penelitian menunjukan 1) terdapat hubungan antara sikap dengan prestasi belajar (F=10,927, p
PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMA ., I Wayan Antara Yasa; ., Prof. Dr I Wayan Sadia,M.Pd; ., Drs. I Nyoman Subratha,M.Pd
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol 1, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v1i1.3607

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sikap ilmiah, meningkatkan prestasi belajar fisika siswa serta mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap penerapan model project based learning. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Sukasada. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Data dikumpulkan dengan metode kuisioner (angket) dan tes, serta dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model project based learning dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa dan prestasi belajar fisika siswa. Hasil penelitian terhadap sikap ilmiah siswa pada Siklus I sebesar 113,50 dan pada Siklus II sebesar 110,00, kedua siklus dikategorikan dengan kategori tinggi. Dalam hal prestasi belajar, terjadi peningkatan nilai rata-rata dan nilai ketuntasan belajar fisika siswa yaitu dari 80,84 dengan persentase ketuntasan belajar 81,25% pada siklus I menjadi 82,88 dengan persentase ketuntasan belajar 87,50% pada siklus II. Berdasarkan hasil kuisioner terkait tanggapan siswa terhadap penerapan model project based learning pada pembelajaran fisika diperoleh skor rata-rata tanggapan siswa sebesar 56,75 dengan kategori positif.Kata Kunci : sikap ilmiah, prestasi belajar, project based learning This research aimed at increasing scientific attitude, increasing students’ physics learning achievement, and describing the response of the students on the implementation of project based learning model. The subject of this study was the eleventh grade students of science class 2 at SMA Negeri 1 Sukasada. This research used classroom action research design. The data were collected by using questionnaires and tests and analyzed by using descriptive analysis. The result of this research shows that the implementation of project based learning model increase the students’ scientific attitude and physics learning achievement. The students’ scientific attitude in cycle I is 113.50 and in cycle II is 110.00, and both scores are categorized as “high” categories. In the terms of students’ learning achievement, there are increasing in the students’ average score and physics’ passing grade score from 80.84 in cycle I with the percentage of passing grade score 81,25% to become 82,88 in cycle II with the percentage of passing grade 87,50%. Based on the result of questionnaire about students’ response on the implementation of project based learning model in physics course, it is obtained that the average score of student’s response is positive with positive category.keyword : learning activity, learning outcomes, project based learning
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED-LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 1 SINGARAJA TAHUN AJARAN 2013/2014 ., I Nengah Aryasta; ., Drs. I Nyoman Subratha,M.Pd; ., Dra. Ni Made Pujani,M.Si
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol 1, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v1i1.2999

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang belajar dengan menggunakan model Problem Based-Learning (MPBL) dan siswa yang belajar dengan menggunakan model Direct Instruction (MDI) dalam pembelajaran Fisika. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi exsperiment) dengan rancangan non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Singaraja yang terdiri atas X IPA3, X IPA4, X IPA 5, X IPA 6, X IPA 7, dan X IPA8 pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 210 orang. Sampel kelas diambil dengan teknik simple random sampling. Sampel penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu X IPA7 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 34 orang dan X IPA4 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 38 orang. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah keterampilan berpikir kritis siswa yang dikumpulkan melalui tes keterampilan berpikir kritis. Bentuk tes yang digunakan adalah essay yang berjumlah 10 butir. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan ANAKOVA. Uji lanjut ANAKOVA menggunakan Least Signifikan Difference (LSD) untuk menguji komparasi skor rata-rata tiap kelompok perlakuan. Semua pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang belajar dengan menggunakan model PBL dan model DI (F =4,707 p < 0,05). Hasil uji lanjut LSD menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model PBL lebih tinggi dibandingkan model DI (LSD = 0,754; Δμ =0,878). Dengan demikian, keterampilan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model PBL (M = 73,02) lebih baik dibandingkan keterampilan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model DI (M = 70,80 ). Kata Kunci : Model Problem Based-Learning, model Direct Instruction, keterampilan berpikir kritis. The aim of this research was to analyze the difference of critical thinking skill between group of students who facilitated by problem based-learning model and group of students were facilitated by direct instruction model in physics learning. This research was quasi exsperiment with non-equivalent pretest-posttest control group design. The population of this research was 210 students of grade X IPA of SMA N 1 Singaraja which consisted X IPA3, X IPA4, X IPA 5, X IPA 6, X IPA 7, and X IPA8 at even semester of academic year 2013/2014. Class sample was taken by simple random sampling technique. Sample of this research consisted of two class, where X IPA7 as experiment class with the number of students 34 and X IPA4 as control class with the number of students 38. Date which taken in this research was critical thinking skill of students which obtained through critical thinking skill test. Kind of the test which used was essay which the number of the test were 10. Date was analyzed by using descriptive statistic and ANACOVA. Continue test used Least Signifikan Difference (LSD) in order to exam the comparation of average score of each treatment group. All of the hipotesis examination was done at 0,05 significant level. The result of this research gives an implication that had the difference of critical thinking skill between group of students who learned by using PBL model and group of students who learned by using DI model. (F =4,707 p
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PETA KONSEP SISWA TERHADAP REMEDIASI MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA ., I Kadek Sukarsa; ., Drs. I Nyoman Subratha,M.Pd; ., Prof. Dr. I Wayan Santyasa,M.Si
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol 1, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v1i1.3930

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan remediasi miskonsepsi antara siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran peta konsep dan siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen kuasi versi faktorial 1×1 pretest-posttest nonequivalent control group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sukasada tahun pelajaran 2013/2014. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas yang dipilih berdasarkan teknik simple random sampling. Data miskonsepsi dikumpulkan dengan 15 butir tes miskonsepsi. Data dianalisis secara deskriptif dan statistik ANACOVA faktorial 1×1 dengan skor-skor prates sebagai kovariat. Sebagai tindak lanjut ANACOVA, digunakan least significant difference (LSD) untuk menguji komparasi pasangan skor rata-rata remediasi miskonsepsi tiap kelompok perlakuan. Teknik analisis menggunakan program SPSS-PC 20.0 for Windows. Pengujian hipotesis nol dilakukan pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang remediasi miskonsepsi yang signifikan antara siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran peta konsep dan siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran konvensional (F = 102,459; p
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED-LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 1 SINGARAJA TAHUN AJARAN 2013/2014 I Nengah Aryasta .; Drs. I Nyoman Subratha,M.Pd .; Dra. Ni Made Pujani,M.Si .
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v1i1.2999

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang belajar dengan menggunakan model Problem Based-Learning (MPBL) dan siswa yang belajar dengan menggunakan model Direct Instruction (MDI) dalam pembelajaran Fisika. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi exsperiment) dengan rancangan non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Singaraja yang terdiri atas X IPA3, X IPA4, X IPA 5, X IPA 6, X IPA 7, dan X IPA8 pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 210 orang. Sampel kelas diambil dengan teknik simple random sampling. Sampel penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu X IPA7 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 34 orang dan X IPA4 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 38 orang. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah keterampilan berpikir kritis siswa yang dikumpulkan melalui tes keterampilan berpikir kritis. Bentuk tes yang digunakan adalah essay yang berjumlah 10 butir. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan ANAKOVA. Uji lanjut ANAKOVA menggunakan Least Signifikan Difference (LSD) untuk menguji komparasi skor rata-rata tiap kelompok perlakuan. Semua pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang belajar dengan menggunakan model PBL dan model DI (F =4,707 p < 0,05). Hasil uji lanjut LSD menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model PBL lebih tinggi dibandingkan model DI (LSD = 0,754; Δμ =0,878). Dengan demikian, keterampilan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model PBL (M = 73,02) lebih baik dibandingkan keterampilan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model DI (M = 70,80 ). Kata Kunci : Model Problem Based-Learning, model Direct Instruction, keterampilan berpikir kritis. The aim of this research was to analyze the difference of critical thinking skill between group of students who facilitated by problem based-learning model and group of students were facilitated by direct instruction model in physics learning. This research was quasi exsperiment with non-equivalent pretest-posttest control group design. The population of this research was 210 students of grade X IPA of SMA N 1 Singaraja which consisted X IPA3, X IPA4, X IPA 5, X IPA 6, X IPA 7, and X IPA8 at even semester of academic year 2013/2014. Class sample was taken by simple random sampling technique. Sample of this research consisted of two class, where X IPA7 as experiment class with the number of students 34 and X IPA4 as control class with the number of students 38. Date which taken in this research was critical thinking skill of students which obtained through critical thinking skill test. Kind of the test which used was essay which the number of the test were 10. Date was analyzed by using descriptive statistic and ANACOVA. Continue test used Least Signifikan Difference (LSD) in order to exam the comparation of average score of each treatment group. All of the hipotesis examination was done at 0,05 significant level. The result of this research gives an implication that had the difference of critical thinking skill between group of students who learned by using PBL model and group of students who learned by using DI model. (F =4,707 p
TINDAK GURU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X DI SMA LABORATORIUM UNDIKSHA SINGARAJA Ayu Tika Dhyana Ningsih .; Prof. Dr.I Wayan Suastra,M.Pd .; Drs. I Nyoman Subratha,M.Pd .
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v1i1.3442

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak guru dalam pembelajaran fisika yang berkaitan dengan perencanaan pembelajaran, pengembangan perangkat pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran. Metode penelitian yang di pergunakan adalah metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu metode dokumentasi, wawancara dan observasi. Penelitian ini melibatkan dua orang guru yang menjadi fokus pengamatan dan sumber informasi. Hasil penelitian menghasilkan lima kesimpulan sebagai berikut. Pertama perencanaan yang dilaksanakan oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan strandar yang ditetapkan oleh pemerintah melalui standar isi pada Permendiknas No. 41 tahun 2007. Kedua pengembangan yang dilakukan oleh sebagian guru dalam perencanaannya meliputi metode belajar yang inovatif dengan siklus 5e. Ketiga pelaksanaan pembelajaran tidak sepenuhnya menerapkan rancangan perencanaan pembelajaran yang telah disusun . Keempat pengelolaan pembelajaran kurang maksimal terutama pada metode pembelajaran yang diterapkan, sehingga tujuan pembelajaran belum sepenuhnya tercapai. Kelima penilaian dilakukan oleh guru dengan menerapkan penilaian yang komperhensif meliputi penilaian afektif, kognitif dan psikomotorKata Kunci : tindak guru, perangkat pembelajaran fisika This study aimed at describing the teacher action in physics learning that dealt with the learning plan, learning device development, implementation of learning, and learning management & assessment. The research was qualitative research methods. The data was collected by using three methods: a method of documentation, interview, and observation. This study involved two teachers as the focus of research and the resources of information. The results of the study produce five conclusions: First, planning is carried out by the teachers before carrying out learning activities according tothe standards set by the government through the content standards at Permendiknas No. 41 of 2007. Second, the development which is conducted by some teachers in the lesson plan involved the innovative learning method by using 5E cycle. Third, the implementation of learning doesn’t fully implement the lesson plan which has been prepared. Fourth, the management of the learning is less maximum mainly for the learning method which is applied. Fifth, the assesment which is done by the teacher with implementing of comprehensive assesment includes affective, cognitive, and psychomotor evaluation.keyword : teacher act, learning device of physics