Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS EKSTRAK TUMBUHAN REMPAH SEBAGAI PRESERVATIVES MAKANAN TAHU DIUJI SECARA IN VITRO widiyanti, ni luh putu manik; Mulyadiharja, Sanusi; Sukarta, I Nyoman
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.401 KB) | DOI: 10.23887/jst-undiksha.v5i2.8979

Abstract

AbstrakMakanan tahu merupakan makanan tradisional dan sebagai sumber protein yang bermutu tinggi yang banyak mengandung asam amino esensial dan terbukti menurunkan kadar Low Density Lipoprotein. Tahu mudah mengalami pembusukan oleh bakteri, karena kadar protein dan kadar air yang tinggi. Tetapi banyak pengusaha nakal dengan menambahkan formalin dan pewarna methyl yellow yang dilarang penggunaaanya dalam makanan menurut peraturan Menkes  Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999 untuk pengawet makanan tahu. Alternatifnya adalah tanaman rempah sebagai antibakteri dan dimanfaatkan sebagai bahan pengawet alami makanan antara lain tanaman Cymbopogon ciratus (sereh), Cucurma domestika (kunyit) dan Alpinia galanga (lengkuas) untuk menghambat pertumbuhan bakteri pada makanan tahu. Tahu yang berhasil dibuat masih belum memenuhi standar penilaian SNI 01-3142-1992 yaitu pada bagian rasa, yaitu sebanyak 50% panelis yang menyatakan rasa tahu sedikit asam. Uji organoleptik makanan tahu pada hari pertama perendaman dengan preservatives alami, sebanyak 100% panelis menyatakan tahu yang direndam dengan ke-3 preservative alami beraroma dan berrasa harum preservatives alami (sereh, kunyit dan lengkuas). Karakteristik warna tahu, 100% panelis menyatakan putih bersih atau kekuningan bersih dan 100% panelis menyatakan penampakkan normal tidak berlendir dan berjamur.  Terjadi penurunan kualitas tahu dari uji organoleptik pada hari ke-tiga dan ke-enam baik pada aroma, rasa, warna dan penampakan tahu.  Gain Score menunjukkan bahwa tahu yang direndam dengan preservative alami sereh konsentrasi 20% yang menunjukkan peningkatan jumlah bakteri.  Pada hari ke-3 dan ke-6, tahu yang direndam dengan konsentrasi 40% dan 60% menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil Gain Score pada makanan tahu yang direndam dengan preservatives alami kunyit pada hari ke-1  dan ke-6 dengan  konsentrasi 20%, 40% dan 60 % menunjukkan preservative kunyit pada semua konsentrasi tidak menghambat pertumbuhan bakteri yang hidup pada makanan tahu. Pada hari ke-3, hanya tahu yang direndam dengan konsentrasi 60% yang menghambat pertumbuhan bakteri.  Gain Score menunjukkan  makanan tahu yang direndam dengan preservatives alami lengkuas pada hari ke-1  hanya konsentrasi 40% yang menunjukkan penghambatan jumlah bakteri. Pada hari ke-3 dan ke-6, tidak ada konsentrasi preservatives lengkuas menghambat pertumbuhan bakteri. Jumlah SPC bakteri yang direndam dengan preservative sereh konsentrasi 40%  berbeda bermakna dengan preservatives kunyit konsentrasi 20% dan lengkuas 20%. Jumlah SPC bakteri yang direndam dengan preservatives sereh konsentrasi 60%  berbeda bermakna dengan preservatives kunyit konsentrasi 20%,  lengkuas 20% dan lengkuas 40%. Jumlah SPC bakteri yang direndam dengan preservatives kunyit 20%  berbeda bermakna dengan preservatives sereh 40% dan sereh 60%. Jumlah SPC bakteri yang direndam dengan preservative lengkuas 20%  berbeda bermakna dengan preservatives sereh 40% dan sereh 60%. Jumlah SPC bakteri yang direndam dengan preservatives lengkuas 40%  berbeda bermakna dengan preservatives sereh 60% dengan p<0,05. Zona hambatan oleh sereh konsentrasi 20% dan 40% berbeda bermakna dibandingkan dengan zona hambatan oleh kunyit 60% dan lengkuas 60% terhadap pertumbuhan bakteri. Zona hambatan oleh sereh konsentrasi 60% berbeda bermakna dibandingkan dengan zona hambatan oleh ketiga preservatives konsentrasi 20% dan  40% terhadap pertumbuhan bakteri. Zona hambatan oleh kunyit konsentrasi 20% berbeda bermakna dibandingkan dengan zona hambatan oleh ketiga preservatives konsentrasi 60% terhadap pertumbuhan bakteri. Zona hambatan oleh kunyit konsentrasi 40% berbeda bermakna dibandingkan dengan zona hambatan oleh ketiga preservatives konsentrasi 60% terhadap pertumbuhan bakteri. Zona hambatan oleh kunyit konsentrasi 60% berbeda bermakna dibandingkan dengan zona hambatan oleh ketiga preservatives konsentrasi 20% dan 40% terhadap pertumbuhan bakteri. Zona hambatan oleh lengkuas konsentrasi 20% dan 40% berbeda bermakna dibandingkan ketiga preservatives konsentrasi 60% terhadap pertumbuhan bakteri. Zona hambatan oleh lengkuas konsentrasi 60% berbeda bermakna dibandingkan dengan zona hambatan oleh ketiga preservatives konsentrasi 20% dan 40%  terhadap pertumbuhan bakteri. Adanya zona hambatan disebabkan karena bahan aktif yang terdapat pada ketiga preservatives. Uji koefisien phenol menunjukkan bahwa ke- 3 preservatives alami yang diekstrak dengan hidrodestilasi dengan nilai sama atau kurang efektif dibandingkan phenol. Kata kunci : tanaman rempah, pengawet alami, makanan tahu, uji in vitro  AbstractTofu is know as a traditional food and as a source of high quality protein that contains many essential amino acids and is proven to reduce levels of Low Density Lipoprotein. Tofu susceptible to decomposition by bacteria, because high of the protein content and water content.  But many food entrepreneurs that naughty by adding formalin and methanyl yellow dye that banned its use in food regulation by Minister of Health Num. 1168/Menkes/PER/X/1999 for the food preservatives of tofu. The alternative is an antibacterial plants and used as a natural food preservatives including Cymbopogan ciratus (lemongrass), Cucurma domestica (turmeric) and Alpinia galanga (galangal) to inhibit bacterial growth in tofu.  Tofu that has been created is still not meet the assessment standards of SNI 01-3142-1992 in aroma part, whereas 50% panelists who stated aroma tofu is slightly acidic. Organoleptic test of tofu in first day of soaked with natural preservatives, 100% panelists who stated tofu that soaked with three kinds natural preservatives with aroma and taste of Cymbopogon ciratus (lemongrass), Cucurma domestica (turmeric) and Alpinia galanga (galangal) extracts. The characteristic color  of tofu, 100% panelists expressed that tofu with pure white color or pure yellowish and 100% panelists who stated normal of tofu in performance without slimy and moldy. In fact characteristic of tofu is decrease of quality result from organoleptic test on day three and six both in aroma, taste, color and performance of tofu. Gain score result show that tofu soaked with natural preservatives lemongrass concentration 20% that show increase bacteria in number. On third and six days, tofu soaked with 40% and 60% concentrations of lemongrass inhibit growth of bacteria. Result gain score indicates  tofu that soaked with tumeric extract on first and sixth days soaked with 20%, 40% and 60% concentrations   show all of tumeric extract concentrations didn’t inhibit growth of bacteria. On the third day tofu that soaked with only 60% concentration capable to inhibit growth of bacteria.   Result gain score  indicates tofu that soaked with extract of galangal in first day, only concentration 40% show inhibit growth of bacteria. On third and sixth days, all of concentrations of galangal extract didn’t capable inhibit growth of bacteria. Number of SPC bacteria in tofu soaked with preservatives lemongrass with concentration 40% was significantly different with tofu that soaked extract of 20% concentrations of turmeric and galangal.  Number of SPC bacteria in tofu soaked with lemongrass concentration 60% was significantly different with 20% concentrations of both turmeric  and galangal, and 40% concentration of galangal. Number SPC of bacteria in tofu soaked with 20% concentration of turmeric was significantly different with 40%  and 60% concentrations of  lemongrass. Number SPC of bacteria in tofu soaked with 20% concentration of galangal, was significantly different with 40% and 60% concentrations of lemongrass. Number SPC of bacteria in tofu soaked with 40% concentration of galangal was significantly different with 60% concentration of preservatives lemongrass with p<0,05. Inhibition zone by 20% and 40% concentration of lemongrass was significantly different compared with inhibition zone by both 60% concentrations of turmeric and galangal toward growth of bacteria. Inhibition zone by 60% concentration of lemongrass was  significantly different compared with inhibition zone by three kinds of preservatives in 20% and 40% concentrations toward growth of bacteria. Inhibition zona by 20% concentration of tumeric was significantly different compared with inhibition zone by three kinds of preservatives in 60% concentration toward growth of bacteria. Inhibition zone by 40% concentration of tumeric was significantly different compared with inhibition zone by three kinds of preservatives in 60% concentration toward growth of bacteria. Inhibition zone by 60% concentration of tumeric was significantly different compared with inhibition zone by three kinds of preservatives in 20% and 40% concentrations toward growth of bacteria. Inhibition zone by 20% and 40% concentrations of galangal was significantly different compared with inhibition zone by three kinds of preservatives in 60% concentration toward growth of bacteria. Inhibition zone by 60% concentration of galangal was significantly different compared with inhibition zone by three kinds of preservatives in 20% and 40% concentrations toward growth of bacteria. Inhibiton zone was present in growth of bacteria caused by active substances in three kinds of natural preservatives. Coeffisient phenol test was done that show three kinds  of natural preservatives was extracted by hydrodestillation with value equal or less effective than pure phenol. Key words : spices plants, natural preservatives, tofu, in vitro test. 
Plants of Body Symbols in Tri Mandala Tenganan Pegringsingan Village, Karangasem (in Ethnobotany Learning Perspective) Wijana, Nyoman; Rahmawati, Putu Indah; Nyoman Setiawan, Gusti Agung; Mulyadiharja, Sanusi
International Journal of Natural Science and Engineering Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.167 KB) | DOI: 10.23887/ijnse.v3i1.21904

Abstract

This research aims to determine (1) the composition of body symbol plant species in each Tri Mandala in the village of Tenganan Pegiringsingan, (2) the coordinate points of reference for body symbol plant species in Tenganan Pegringsingan village, and (3) Plant species perspective body symbol in ethnobotany learning. The method used in this research is quadratic method, observation, and interview. Data were analyzed descriptively. The results of this study indicate (1) from 74 existing plant species, 14 plant species (19%) included in the body symbol plant category. (2) The distribution of body symbol species on Tri Mandala is categorized as having a wide, medium, or narrow distribution. (3) Coordinating points for the distribution of body symbol plant species ranging from 8°28,506 S 115° 33,994'E to 8°28,646 S 115°33,995'. (4) Plant species body symbols and their distribution to Tri Mandala have a good perspective to be packaged and implemented in ethnobotany learning.
PENINGKATAN KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP PERBEDAAN BERAT NATA DE CASSAVA DARI LIMBAH CAIR PEMBUATAN TEPUNG TAPIOKA Widiyanti, Ni Luh Putu Manik; Risitiati, Ni Putu; Mulyadiharja, Sanusi
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2015: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2015
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nata yang terbuat dari limbah cair pembutan tepung singkong dinamanakan nata de cassava. Dalam pembuatan nata diperlukan penambahan sukrosa dengan konsentrasi yang tepat sebagai sumber karbon yang digunakan Acetobacter xylinum membentuk selulosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan berat nata dari limbah cair singkong yang diberikan konsentrasi sukrosa yang berbeda, (2) konsentrasi sukrosa yang paling optimal dari limbah cair singkong, Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen sungguhan (true experiment) dengan desain the post test only control group design dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 kali ulangan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penambahan sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 0%, 0,75%, 1,5%, dan 2,25%. Variabel terikat adalah berat nata yang dihasilkan serta kualitas nata yang dilihat dari uji organoleptik nata. Berat nata dianalisis dengan Analisis Varians (ANAVA) satu arah dengan menggunakan SPSS 16 for Windows yang kemudian dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) atau Least Significant Difference (LSD) dengan taraf signifikansi 5%. Sedangkan data hasil uji organoleptik dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini adalah (1) ada perbedaan bermakna penambahan sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda terhadap berat nata dari limbah cair singkong dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000, (2) konsentrasi optimal sukrosa yang berpengaruh terhadap berat nata yaitu konsentrasi 2,25% dengan berat rata-rata 19,7 gram,Kata Kunci: Peningkatan berat nata de cassava, limbah pembuatan tepung tapioka, konsentrasi sukrosa
PERBANDINGAN TAMPILAN PITA PENANDA DNA (DEOXYRIBONUCLEIC ACID) STANDAR DAN PENENTUAN PANJANG DNA KROMOSOM Y YANG DIISOLASI DARI DARAH MANUSIA PADA PEMISAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BERBEDA Widiyanti, Ni Luh Putu Manik; Maryam, Siti; Parwata, I Putu; Mulyadiharja, Sanusi
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2014
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebelum ahli biologi mengetahui struktur dari Deoxyribonucleic acid (DNA), mereka mengenal bahwa DNA diturunkan dan gen yang menentukan berasosiasi dengan kromosom. Sekarang diketahui bahwa DNA membawa informasi keturunan dari sel, dan fungsi sebagian besar komponen protein terkemas dan terkontrol sepanjang molekul DNA. Oleh karena itu, semua sel dari semua bagian tubuh akan memberikan profil DNA yang sama bila dilakukan analisis DNA untuk mengkaitkan hubungan kekerabatan seseorang dengan lainnya. Kromosom Y diturunkan dari ayah hanya ke anak laki-laki tidak ke anak perempuan, oleh karena itu pewarisan gen pada kromosom Y bersifat paternal, sedangkan DNA ekstra kromosomal yaitu DNA mitokondria diwariskan secara maternal yaitu dari ibu ke semua anaknya baik laki-laki maupun perempuan. Di dalam analisis DNA, media pemisahan sangat menentukan tampilan pita DNA marka dan pita DNA yang dianalisis. Media pemisahan DNA yang biasa digunakan adalah agarose. Dalam studi ini, menggunakan media pembanding yaitu Sodium Dedocyl Sulfate Poliacrylamid Gel Electroforesis (SDS PAGE) untuk membandingkan tampilan pita DNA penanda standar dan DNA kromosom Y yang diisolasi dari darah manusia. Hasil yang diperoleh, menunjukkan bahwa media SDS PAGE menampilkan pita DNA yang lebih jelas pada proses pemisahan untuk kedua DNA. Sedangkan pita DNA yang diisolasi dari darah sampel dengan panjang lebih dari 200 pasangan basa yaitu 225 pasangan basa, menggunakan agarose maupun SDS PAGE.Kata-kata kunci : pita DNA, penentuan panjang molekul DNA, sampel darah, media pemisahan agarose dan Sodium Dedocyl Sulfate Polyacrylamid Gel Electroforesis.Abstract: Before biologist understood the structure of DNA, they had recognized that DNA is inherited traits and the genes that determine them were associated with the chromosomes. Now, the DNA carries the heredity information of the cell, and that the protein components of chromosomes function largest to package and control the long DNA molecule. So that, all of cells from all of part of body will take the same DNA profil if DNA analyzing have done for relationship inherited one person and another. Y chromosome is inherited from father to boys not woman, so that the inherited of gen in Y cromosome is paternality, while extrachromosomal DNA is mitochondria DNA is maternal inherited from mother to all of her children both boys or woman. In DNA analyzing, agarose medium is usually used for separate of DNA. In this study, used another medium for compare the agarose medium is Sodium Dodecyl Sulfate Polyacrylamid Gel Electroforesis (SDS PAGE) for appear bands of standar marker DNA (DYS-19) and chromosome Y DNA were isolated from human blood. The result showed the SDS PAGE medium had more clear of appear DNA bands in separated process for both of DNA. While band of DNA were isolated from human blood have long more than 200 bp is 225 bp, both using agarose and SDS PAGE.Keywords : bands of DNA, determine long of DNA molecule, human blood sample, separate medium are agarose and Sodium Dodecyl Sulfate Polyacrylamid Gel Electroforesis
ANALISIS BAKTERI PADA RHIZOSFER HUTAN DASONG DAN PERKEBUNAN STROBERI (Fragaria ananassa) DI DESA PANCASARI, KECAMATAN SUKASADA, KABUPATEN BULELENG, BALI ., Ni Komang Deny Julyeda; ., Prof. Dr. Ni Putu Ristiati, M.Pd.; ., Drs. Sanusi Mulyadiharja,M.Pd.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 1 (2016):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hutan Dasong di Desa Pancasari, memiliki kondisi tanah yang masih tergolong alami. Tidak jauh dari kawasan Hutan Dasong, terdapat perkebunan stroberi yang diberikan pestisida kimia secara berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui jumlah koloni, (2) menganalisis karakteristik makroskopis koloni, serta (3) menganalisis Genus bakteri pada rhizosfer Hutan Dasong dan perkebunan stroberi di Desa Pancasari, Bali. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Isolasi bakteri menggunakan media Nutrient Agar dengan metode agar tuang, sedangkan penghitungan jumlah koloni bakteri dengan metode cawan hitung. Data dianalisis menggunakan uji beda. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) adanya perbedaan jumlah koloni bakteri (p=0,037), (2) karakteristik makroskopis koloni bakteri di Hutan Dasong adalah bentuk (sirkuler, tak beraturan, rizoid), margin (mulus, filamentus, lobatus), pigmentasi (putih keabuan, putih pekat, putih, putih pudar, bening, kuning, kuning muda, jingga), dan elevasi (datar, naik, cembung), sedangkan karakteristik makroskopis koloni bakteri di perkebunan stroberi adalah bentuk (sirkuler, tak beraturan), margin (mulus, filamentus, lobatus, bergelombang, bergerigi), pigmentasi (putih pekat, putih, putih pudar, bening, jingga, kuning, putih kehijauan, putih kekuningan), dan elevasi (datar, naik, umbonatus), (3) terdapat 10 Genus bakteri yang terdapat pada rhizosfer Hutan Dasong yang diindikasikan sebagai Genus Ensifer, Rhizobacter, Agrobacterium, Acetobacterium, Arthrobacter, Bacillus, Microbacterium, Azomonas, Myxococcus, dan Micrococcus. Isolat P, Y, dan A1 diindikasikan sebagai Microbacterium lacticum, Microbacterium imperial, dan Micrococcus nishinomiyaensis. Terdapat 6 Genus pada rhizosfer perkebunan stroberi yang diindikasikan sebagai Genus Paracoccus, Arthrobacter, Pseudomonas, Micrococcus, Azotobacter, dan Flavobacterium. Genus Arthrobacter dan Micrococcus terdapat di kedua tempat karena tanah perkebunan stroberi mengambil tanah humus dari Hutan Dasong. Kata Kunci : Analisis Bakteri, Hutan Dasong, Perkebunan Stroberi, Rhizosfer Dasong Forest located in Pancasari Village, had a quite natural soil conditions and diversity of plant species. Near from Dasong Forest area, there was a strawberry farm which supplied by chemical pesticides on an ongoing basis. The purpose of this study was (1) to determine the number of colonies; (2) analyze the macroscopic characteristics of the colonies; and (3) the Genus of bacteria in the rhizosphere of Dasong Forest and strawberry farm in Pancasari Village, Bali. This research was a descriptive. Isolation of the bacteria were performed by Nutrient Agar using pour plate method, while to count the number of bacterial colonies using total plate count method. Data were analyzed by a different test (t-test). The results of this study showed (1) the differences number of bacterial colonies (p=0,037); (2) the macroscopic characteristics of bacteria colonies in Dasong Forest were the shapes (circular, irregular, rhizoid), margins (smooth, filamentous, lobatus), pigmentation (grayish-white, solid white, white, off-white, translucent, yellow, light yellow, orange), and the elevation (flat, rising, convex). Macroscopic characteristics of the bacteria colonies in strawberry farm were the shape (circular, irregular), margins (smooth, filamentous, lobatus, wavy, serrated), pigmentations (solid white, white, off-white, translucent, orange, yellow, greenish white, yellowish white), and elevation (flat, rising, umbonatus); (3) there are 10 genera of bacteria that found in the rhizosphere of Dasong Forest, its can be indicated as Genus of Ensifer, Rhizobacter, Agrobacterium, Acetobacterium, Arthrobacter, Bacillus, Microbacterium, Azomonas, Myxococcus, and Micrococcus. Isolate of P, Y, and A1 can be indicated as Genus of Microbacterium lacticum, Microbacterium imperial, and Micrococcus nishinomiyaensis. While there are 6 genera in the rhizosphere of strawberry farm, that can be indicated as Genus of Paracoccus, Arthrobacter, Pseudomonas, Micrococcus, Azotobacter, and Flavobacterium. Genus Arthrobacter and Micrococcus found in Dasong Forest and strawberry farm, because the soil of strawberry farm takes from soil of Dasong Forest. keyword : Analysis of Bacteria, Dasong Forest, Strawberry Farm, Rhizosphere
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PENGHASIL ANTIBIOTIKA DARI TANAH TAMAN NASIONAL BALI BARAT ., IRQAMI RACHMA DWI D; ., Prof. Dr. Ni Putu Ristiati, M.Pd.; ., Drs. Sanusi Mulyadiharja, M.Pd.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) jumlah koloni bakteri penghasil antibiotika dan (2) genus bakteri penghasil antibiotika dari tanah di zona rimba dan zona budaya religi sejarah Taman Nasional Bali Barat. Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian deskriptif dengan menjelaskan hasil jumlah koloni dan genus penghasil antibiotika dengan perbedaan kedalaman 5cm, 10cm, dan 15cm. Uji yang dilakukan dengan uji makroskopik, uji mikroskopik, uji biokimia, dan uji aktivitas dengan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Hasil penelitian (1) jumlah koloni bakteri penghasil antibiotika di zona rimba sebesar 4,2 x 109/ ml serta zona budaya religi sejarah sebesar 3,5 x 109/ ml, dan (2) genus bakteri penghasil antibiotika adalah Bacillus dan Streptomyces dari zona rimba dan zona budaya religi sejarah Taman Nasional Bali Barat. Kata Kunci : Antibiotika, Bacillus, Ekosistem, Streptomyces This study to determine (1) the number of colonies of antibiotic-producing bacteria and (2) the genera of antibiotic-producing bacteria from the soil in the jungle zone and the cultural history zone of West Bali National Park. The type of research used is descriptive research by describing the results of the number of colonies and genera producing antibiotics with different depths of 5cm, 10cm, and 15cm. Test performed by macroscopic test, microscopic test, biochemical test, and activity test with Escherichia coli and Staphylococcus aureus bacteria. Research result (1) the number of colonies of antibiotic-producing bacteria in the jungle zone of 4,2 x 109/ ml and the cultural history zone of 3,5 x 109/ ml, and (2) the genera of antibiotic-producing bacteria is Bacillus and Streptomyces from the jungle zone and cultural history zone of West Bali National Park.keyword : Antibiotic, Bacillus, Ecosystem, Streptomyces
ANALISIS KEMAMPUAN INULINOLITIK ISOLAT JAMUR ENDOFIT DARI UMBI TANAMAN BENGKUANG (Pachyrhizus erosus L.) DALAM MEDIA SELEKTIF INULIN ., Cokorda Istri Ayu Setyawati; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M; ., Drs. Sanusi Mulyadiharja,M.Pd.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 1, No 1 (2014):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan indeks inulinolitik yang terbentuk sebagai hasil dari hidrolisis inulin oleh isolat jamur endofit dari umbi tanaman bengkuang (Pachyrhizus erosus L.) dalam media selektif inulin, (2) karakteristik morfologi, dan 3) genus isolat jamur endofit inulinolitik. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan isolat jamur endofit dari umbi tanaman bengkuang sedangkan sampelnya adalah isolat jamur endofit yang akan diuji kemampuan inulinolitik yang ditentukan dengan acak (random). Isolasi jamur endofit menggunakan metode tempel permukaan. Uji kemampuan jamur endofit inulinolitik dilakukan dengan mengaliri media selektif dengan larutan lugol’s iodine selama 5 menit. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan karakteristik morfologi jamur endofit yang ditumbuhkan pada Potato Dextrose Agar. Analisis data menggunakan uji Kruskall Wallis dan Uji Mann-Whitney sebagai uji Post Hoc. Hasil yang diperoleh: 1) tiga isolat memiliki indeks inulinolitik yang berbeda signifikan secara statistik pada taraf signifikansi 0,05 sedangkan satu isolat tidak memiliki indeks inulinolitik, 2) ketiga isolat memiliki karakter morfologi yang bervariasi, dan 3) isolat jamur endofit inulinolitik berasal dari genus Aspergillus dan Cladosporium.Kata Kunci : Jamur endofit, bengkuang, indeks inulinolitik, media selektif This experimental research aimed to know (1) the difference of inulinolytic index as the result of inulin hydrolysis by endophytic fungal isolates from yam tuber (Pachyrhizus erosus L.) inulin selective media, (2) the characteristic morphology of isolates and 3) the genus of isolates those are able to hydrolysis inulin. The population of this research were all of endophytic fungi isolates from yam tuber while its sample was endophytic fungi isolates which its inulinolitic ability was tested that was determinded by random technic. Isolation of endophytic fungi uses patch surface method. Tested the inulinolytic ability by endophytic fungi was done with the media floated lugol’s iodine solution for 5 minutes. Identification was done based on morphological characterization on Potato Dextrose Agar. Data analyze was tested by Kruskall Wallis and Mann-Whitney as a Post Hoc test. Results showed that: 1) there were three isolates had statistically significant difference of index inulinolytic at the level of significance 0,05, while one isolate did not have an inulinolytic index 2) All of them had variation in their morphology characteristic and 3) Inulinolytic isotes belong to the genera of Aspergillus and Cladosporium.keyword : Endophytic fungi, yam bean, inulinolytic index, selective media
PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DENGAN KONSENTRASI BERBEDA TERHADAP BERAT NATA DARI LIMBAH CAIR UBI JALAR (Ipomoea batatas L. Var. Jago) ., Desak Ayu Putu Agustini; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M; ., Drs. Sanusi Mulyadiharja,M.Pd.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 2, No 1 (2015):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nata merupakan produk fermentasi bakteri Acetobacter xylinum yang membentuk selulosa di luar sel. Nata dapat dibuat dari air kelapa, limbah cair tahu atau sari buah (nanas, jeruk, melon, stroberi, pisang, jambu biji dan lain-lain). Bahan lain yang dapat digunakan untuk membuat nata adalah limbah cair ubi jalar (Ipomoea batatas. L.). Limbah dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan nata karena masih mengandung karbohidrat. Dalam pembuatan nata itu sendiri perlu adanya tambahan sumber karbon berupa gula, salah satu jenis gula yang dapat ditambahkan yaitu gula aren. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis perbedaan berat nata dari penambahan gula aren dengan konsentrasi berbeda (2) Mengetahui berapakah konsentrasi gula aren yang paling optimum (3) Mengetahui kualitas nata yang dihasilkan dari ubi jalar. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Variasi perlakuan dalam penelitian ini ada empat yaitu konsentrasi gula aren 0%, 0,5%, 1%, dan 1,5% dengan masing-masing 6 kali pengulangan. Dari hasil penelitian ini kemudian dilakukan pengukuran berat dan uji organoleptik berupa warna, tekstur, dan aroma. Data utama yang diperoleh berupa berat nata diuji menggunakan statistik ANOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat perbedaan berat nata dari limbah cair ubi jalar dilihat dari hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, (2) berat nata optimum didapatkan pada konsentrasi gula aren 1,5% yaitu sebesar 19,9 gr, (3) uji organoleptik berupa tektur, warna, dan aorma didapatkan pada semua katagori tergolong normal dengan rerata masing-masing yaitu 2,5 , 3,1, dan 2,6. Kata Kunci : Nata, Ubi jalar, Konsentrasi Gula aren Nata is a product made from fermentation of Acetobacter xylinum bacteria that forms cellulose outside of the cell. Nata can be made from coconut water, wastewater of tofu or juice (pineapple, oranges, melons, strawberries, banana, guava and others). Other materials that can be used to make nata is the liquid waste of sweet potato (Ipomoea batatas. L.). Those waste materials can be used as ingredient for making nata because they still contain carbohydrates. In the process of making nata , an additional of carbon is needed like sugar, one type of sugar that can be added namely palm sugar. The purpose of this study were (1) to analyze the weight difference by adding a different concentrations of palm sugar (2 ) to know which concentration is the most optimum (3) to know the quality nata produced from sweet potato. The type of this research is an experimental study using a completely randomized design (CRD). This study used 4 treatment variations, they area concentration of 0%, 0.5%, 1%, and 1.5% with six repetition in each concentrations. From the result of this research, then continued by weight measurement and organoleptic test in the form of color, texture, and aroma. The main data obtained (weight of nata) tested one way ANOVA with a significance level of 5%. The results of this study are (1) there is a weight diferences nata since the results of ANOVA showed significant value 0.000
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 SINGARAJA ., Ni Wayan Pradnyawati Kartika; ., Prof. Dr.Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si; ., Drs. Sanusi Mulyadiharja,M.Pd.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam pembelajaran, berbagai masalah yang sering dijumpai diantaranya siswa kurang mampu memahami materi pelajaran yang disampaikan guru sehingga hasil belajar siswa kurang sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan menggunakan rancangan pretest-posttest non-equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 357 orang dan terbagi menjadi 12 rombongan belajar. Pemilihan sampel yang digunakan dilakukan dengan menggunakan undian. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII B5 sebagai kelas yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dan kelas VII B7 sebagai kelas yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes hasil belajar IPA. Selanjutnya hasil tes dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan uji-t. Dari hasil uji hipotesis diperoleh thitung > ttabel pada taraf signifikansi yang diperoleh 0,000 < 0,05. Nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) lebih tinggi dari siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division yaitu 85,84>72,16. Hal ini berarti terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP Negeri 6 Singaraja. Kata Kunci : model pembelajaran GI, model pembelajaran STAD, dan hasil belajar There was various problems that are found during the lesson, for examples students were less able to understand the subject matter that taugh by teachers, so the learning outcomes lower than expected. This study aims to know significant differences of learning outcomes in Science subjects between students who learned using cooperative learning model type Group Investigation (GI) and students who learned using the cooperative learning model type Student Teams Achievement Division (STAD). This study was a quasi-experimental research (quasi experiment), that used a pretest-posttest non-equivalent control group design. The population in this study were all students of class VII SMPN 6 Singaraja in academic year 2015/2016, amounting to 357 people and divided into 12 classes. The technique that used to select the samples is done by simple random sampling technique using a lottery. The samples in this research is class VII B5 as classroom that learning use cooperative learning model type Group Investigation (GI) and class VII B7 as classroom that learning use cooperative learning model type Student Teams Achievement Division (STAD). The data in this research collect used the test results of science subjects. Furthermore, the test results were analyzed using descriptive analysis and t-test. From the results of the hypothesis test obtained thitung> ttable with value of the significance level 0.000 72.16). This means that the implementation of cooperative learning model type Group Investigation (GI) has an effect on learning outcomes in Science subjects at the seventh grade students of SMP Negeri 6 Singaraja.keyword : learning model GI, learning model STAD, and learning outcome
FISIOGNOMI VEGETASI HUTAN DESA ADAT TENGANAN PEGRINGSINGAN, KARANGASEM, BALI Wijana, Nyoman; Mulyadiharja, Sanusi; Riawan, I Made Oka
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fisiognomi vegetasi tumbuhan yang ada di hutan Bukit Kangin desa adat Tenganan Pegringsingan, Karangasem, Bali. Penelitian ini termasuk penelitian eksploratif dan deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh spesies tumbuhan berguna yang ada di hutan Bukit Kangin, Tenganan Pegringsingan. Sampel penelitian ini adalah seluruh spesies tumbuhan berguna yang terkover oleh kuadrat ukuran 1x1 m2 untuk pendataan spesies tumbuhan habitus seedling (semai/tumbuhan bawah), 10x10 m2 untuk saplings (pancang,tiang), dan 20x20 m2 untuk tumbuhan habitus matures/trees (pohon). Masing-masing kuadrat berjumlah 65 kuadrat pada ketiga zona. Metode pengumpulan datanya dengan menggunakan metode kuadrat dengan teknik sistematik sampling. Hasil penelitian menujukkan (1) Fisiognomi vegetasi tumbuhan pada Zona I, memiliki karakteristik yang terdiri dari tiga strata dengan tutupan yang kontinu, didominasi oleh pohon-pohon besar dan tinggi serta ada beberapa spesies tumbuhan herba; (2) Kawasan vegetasi pada Zona II sebagian terdiri atas tiga strata dengan tutupan kontinu, didominasi oleh tumbuhan yang memiliki bentuk kehidupan berupa pohon dengan  daun termasuk tipe evergreen. (3) Kawasan vegetasi pada Zona III sebagian besar terdiri atas tiga strata dan satu strata, dengan lebih beranekaragam dan bersifat heterogen; (4) Di samping faktor genetik, faktor klimatik, dan faktor edafik. yang berpengaruh terhadap fisiognomi vegetasi, faktor eksternal yaitu kebudayaan tradisi setempat juga berperan penting di dalam pembentukan fisiognomi vegetai hutan adat di desa Tenganan Pegringsingan.
Co-Authors ., Agus Putu Adi Wyadnya Yoga ., Azizah Nurmala ., Erfiana Febry Puspitasari ., Gede Sedana Putra ., I Made Ada Wiguna ., I Made Gita Pramana Putra ., I Made Oka Suardyana ., I Putu Andy Putra ., IRQAMI RACHMA DWI D ., Ismiatul Wardah ., Kadek Krisna Dwi Mahartini ., KADEK KUSUMA DEWI ., Kadek Pina Destrya Lestari ., Kadek Tirta Yasa ., Komang Sani Willyarsa ., N L PT S ARYANINGSIH ., Ni Komang Deny Julyeda ., NI KOMANG SURYANI ., Ni Luh Ayu Sri Purwaningsih ., Ni Luh Sinta Kusuma Wardani ., Ni Putu Febri Ardiantari ., Ni Putu Oka Milarika ., Ni Wayan Pradnyawati Kartika ., Putu Ayu Agustina Saraswadewi ., Putu Cindy Arista ., Putu Paramesti Nopitayani ., RIRIS SUDURI ., Sintya Pramita I Gusti Ayu Istri Agus Putu Adi Wyadnya Yoga . Azizah Nurmala . Cokorda Istri Ayu Setyawati . Desak Ayu Putu Agustini . Desak Ayu Putu Agustini ., Desak Ayu Putu Agustini Desak Made Citrawathi Drs.I Ketut Artawan,M.Si . Erfiana Febry Puspitasari . Fransiska Yunita Sembung Gede Sedana Putra . Gst. Ayu Md. Juniasmita Parsandi . Heri Budiatmoko . Heri Budiatmoko ., Heri Budiatmoko I Dewa Ketut Sastrawidana I Gede Astra Wesnawa I Gusti Agung Nyoman Setiawan I Gusti Ngurah Yuda Pranata . I M G. P. Putra I M P Anton Santiasa, S.Pd.,M.Si. . I Made Ada Wiguna . I Made Gita Pramana Putra . I Made Oka Riawan I Made Oka Suardyana . I Nyoman Wijana I Putu Andy Putra . I Putu Parwata I Wayan Sukra Warpala I Wayan Suparyanta . I Wayan Suparyanta ., I Wayan Suparyanta Ida Bagus Jelantik Swasta Ida Bagus Putu Arnyana IKA DINI HARYANTI . IRQAMI RACHMA DWI D . Ismiatul Wardah . Kadek Krisna Dwi Mahartini . KADEK KUSUMA DEWI . Kadek Pina Destrya Lestari . Kadek Tirta Yasa . Komang Sani Willyarsa . Luh Putu Amelia Rahayu Made List Metriani . N L PT S ARYANINGSIH . Ni Kadek Pinawati . Ni Komang Deny Julyeda . NI KOMANG SURYANI . Ni Luh Ayu Sri Purwaningsih . NI LUH PUTU MANIK WIDIYANTI Ni Luh Sinta Kusuma Wardani . Ni Putu Febri Ardiantari . Ni Putu Oka Milarika . Ni Putu Risitiati Ni Putu Ristiati Ni Putu Sri Ratna Dewi Ni Wayan Gunia Prastuti Ni Wayan Pradnyawati Kartika . Ni Wayan Sri Santika Dewi . Ni Wayan Sri Santika Dewi ., Ni Wayan Sri Santika Dewi Putra, I M G. P. Putu Ayu Agustina Saraswadewi . Putu Cindy Arista . Putu Indah Rahmawati Putu Paramesti Nopitayani . RIRIS SUDURI . Risitiati, Ni Putu S.Pd.,M.Si. I M P Anton Santiasa . Sintya Pramita I Gusti Ayu Istri . Siti Maryam Virginia Suvranita . Virginia Suvranita ., Virginia Suvranita Yundari, Yundari