Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS KEBUTUHAN UNTUK PENGEMBANGAN MODUL INKUIRI BERBASIS PERTANYAAN (MIBP) DI SMP Citrawathi, Desak Made; Adnyana, Putu Budi; Santiasa, Made Pasek Anton
JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia) Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.15 KB) | DOI: 10.23887/jpi-undiksha.v5i1.8289

Abstract

melakukan analisis kebutuhan untuk pengembangan dan penyusunan modul inkuri berbasis pertanyaan (MIBP). MIBP disusun untuk memfasilitasi pembelajaran sains agar dapat meningkatkan penguasaan konsep biologi, keterampilan proses sains, dan kemampuan berpikir siswa SMP. Pengembangan MIBP menggunakan model ADDIE. Prosedur pengembangan terdiri dari 5 tahap, yaitu 1) Menganalisis, 2) Mendisain, 3) Mengembangkan dan produksi, 4) Mengimplementasikan, dan 5) Mengevaluasi. Penelitian dilakukan dalam waktu 3 tahun. Pada tahun pertama ini dilakukan analisis kebutuhan dan mendisain MIBP. Subjek penelitian adalah guru IPA SMP Negeri dan Swasta di Kecamatan Buleleng. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, penyebaran angket, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan interpretatif. Dari hasil analisis diperoleh bahwa kurikulum yang digunakan di SMPN 1,SMPN 2, dan SMPN 4 adalah kurikulum 2013, sedangkan di SMP lainnya masih menggunakan kurikulum 2006. Kemampuan guru bertanya untuk meningkatkan keterampilan proses sains, penguasaan konsep, dan kemampuan berpikir belum optimal. Hal ini ditunjukkan dari jenis pertanyaan yang diajukan guru 85,8 persen bersifat konvergen, dan 14,2 persen bersifat divergen. Berdasarkan pertanyaan menurut Taksonomi Bloom, pertanyaan yang diajukan guru 74,4 persen pertanyaan ingatan, 22,6 persen pemahaman, 2,68 persen aplikasi, dan 0,32 persen analisis. Salah satu yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru adalah memfasilitasi pembelajarannya dengan MIBP. Dari karakteristik perkembangan kognitifnya, siswa SMP dapat dibelajarkan dengan strategi inkuiri, dan guru setuju dengan pengembangan MIBP. Kata kunci: Kemampuan berpikir, keterampilan proses sains, Modul Inkuiri Berbasis Pertanyaan, penguasaan konsep Pertanyaan, penguasaan konsep Abstract The purpose of this study was to analyze the need for the development and preparation of question-based inquiry module (QBIM). QBIM was designed conceiv to facilitate the learning of science in order to improve the students understanding of biological concept, science process skills, and the ability to think of junior high school students. The module development used ADDIE model. The procedure development consisted of 5 stages, namely 1) Analyze, 2) Design, 3) Develop and production, 4) Implement, and 5) Evaluate. The research carried out within 3 years. In the first year the need analysis and design QBIM were carried out. The subject of research were science teachers at goverment and private high schools in Buleleng District. Data were collected by interview, questionnaire, observation, and documentation. Data analysis was performed descriptively and interpretatively. From the analysis it was found that the curriculum used at junior high school 1, 2, and 4 is curriculum 2013, while in the other junior high school the curriculum in use is still curriculum 2006. The ability of teachers to question ask to improve science process skills, mastery of concepts, and the ability to think is not yet optimal. It is shown from the type of questions teachers performed that is convergent 85.8 percent, and 14.2 percent divergence. Based on the questions according to Bloom's Taxonomy, questions that should be proposed by teachers 74.4 percent retention, 22.6 percent understanding, 2.68 percent application, and 0.32 percent analysis. One think that can be done to improve the ability of the teacher is to facilitate learning by QBIM. From the characteristics of cognitive development , junior high school students can be taught with the strategy of inquiry, and the teachers agree with QBIM development. Keywords: Ability to think, mastery of concepts, Questions-based Inquiry Module, science process skills.
PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD BERBASIS EKSPERIMEN BAGI GURU GURU SD GUGUS VIII KECAMATAN KUBUTAMBAHAN Adnyana, Putu Budi; Citrawathi, Desak Made; Artawan, Putu
International Journal of Community Service Learning Vol 1, No 2 (2017): August 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1397.489 KB) | DOI: 10.23887/ijcsl.v1i2.12094

Abstract

Guru-guru Sekolah Dasar (SD) sekolah mitra, yang tergabung dalam gugus VIII Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng yang terdiri dari lima SD, yaitu: SD 1 Pakisan 1, SD 2 Kelandis, SD 3 Pakisan 3, SD 4 Pakisan 2 dan SD 5 Mengandang mengalami permasalahan dalam pembelajaran IPA berbasis eksperimen sesuai dengan tuntutan stándar proses dan kurikulum. Berdasarkan hasil refleksi dan kajian mendalam terhadap permasalahan dan akar permasalahan bersama dengan guru mitra dan kepala sekolah, maka disepakati pemecahan masalah berupa kegiatan pelatihan dengan tujuan: (1) mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis eksperimen yang dilengkapi perangkat pembelajaran seperti Lembar Kerja Siswa (LKS), pembuatan media pembelajan dan pedoman cara menggunakan media pembelajaran IPA SD yang dibuat, (2) meningkatkan keterampilan guru membuat media IPA berbasis eksperimen dan mengimplementasikannyadalam pembelajaran IPA. Target luaran pada kegiatan ini adalah: (1) Perangkat pendukung pembelajaran (RPP dan LKS) yang dilengkapi dengan media pembelajaran IPA SD berbasis eksperimen serta pedomannya untuk mendukung pembelajaran IPA SD, (3) Artikel pengembangan media pembelajaran IPA berbasis eksperimen.Untuk mencapai tujuan dan target tersebut, pendekatan yang digunakan adalah pelatihan dan pendampingan. Kegiatan pelatihan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru mitra dalam merancang dan membuat media pembelajaran IPA SD berbasis eksperimen. Kegiatan pendampingan dilakukan untuk membantu guru menyelesaikan produk yang menjadi target kegiatan ini dan dapat mengimplementasikannya di kelas. Kegiatan pelatihan dan pendampingan dilakukan secara bertahap dan terintegrasi.Produkutama dari kegiatan P2M ini adalah media pembelajaran IPA SD berupa LKS eksperimen sederhana berbasis pertanyaan. Hasil evaluasi pelaksanaan P2M ini menunjukkan bahwa P2M ini bermanfaat untuk menunjang proses pembelajaran IPA di SD.
PELATIHAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA BERBASIS MASALAH MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN PKRR DI SMP Citrawathi, Desak Made; Adnyana, Putu Budi; Dewi, Ni Putu Sri Ratna
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.728 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v8i2.19418

Abstract

Pengetahuan remaja yang komprehensif tentang kesehatan reproduksi remaja masih rendah. Rendahnya pengetahun remaja tentang kesehatan reproduksi merupakan salah satu faktor resiko bagi remaja untuk mengalami masalah kesehatan reproduksi. Pendidikan kesehatan reproduksi remaja sangat diperlukan oleh siswa sebagai upaya untuk mengurangi risiko siswa sebagai remaja untuk mengalami masalah kesehatan reproduksi. Guru-guru Sekolah Menengah Pertama kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis masalah untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi. Perangkat pembelajaran berbasis masalah yang digunakan dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan hidup siswa dalam bidang kesehatan reproduksi. Guru-guru Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Buleleng belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk menyiapkan perangkat yang tepat untuk memberikan PKRR. Selama ini informasi tentang kesehatan reproduksi diberikan dengan penekanan pada materi reproduksi untuk ujian. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu adanya kegiatan pelatihan dan pembinaan tentang pembuatan perangkat pembelajaran untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi remaja. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan yakni metode diskusi, pelatihan, dan pendampingan. Di akhir kegiatan, para peserta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Pendampingan dilakukan dengan bimbingan pembuatan perangkat pembelajaran kesehatan reproduksi remaja melalui internet atau secara online.
Analisis Kebutuhan Dalam Pengembangan Buklet Edukatif Tematik (BET) Untuk Pendidikan Kesehatan di SD Citrawathi, Desak Made; Adnyana, Putu Budi; Maryam, Siti
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol 42, No 3 Okt (2009)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.563 KB) | DOI: 10.23887/jppundiksha.v42i3 Okt.1756

Abstract

Tujuan utama penelitian ini adalah melaksanakan analisis kebutuhan dalam mengem-bangkan buklet edukatif tematik (BET) untuk memberikan pendidikan kesehatan di SD. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui profil siswa SD berkaitan dengan perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS), tema yang dikembangkan guru dalam pembelajaran tematik di kelas II SD, fasilitas dan lingkungan sekolah untuk mendukung PHBS siswa,  kendala instruksional yang dihadapi guru dalam  pembelajaran tematik, masalah-masalah kesehatan yang dapat dikembangkan sebagai tema, kondisi di lingkungan siswa yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan tema kesehatan. Sampel penelitian adalah siswa kelas II SD, guru SD, kepala sekolah, dan orang tua siswa di kota Singaraja. Teknik pengumpulan data adalah: wawancara, observasi, dan penyebaran kuesioner. Dari analisis data diperoleh bahwa PHBS siswa untuk indikator kebersihan diri dan ke-bersihan lingkungan untuk aspek tertentu sudah cukup baik (seperti mencuci tangan, mandi, mem-buang sampah), tetapi pada aspek lain perlu ditingkatkan. Kepala sekolah, guru kelas II, dan orang tua siswa sangat setuju dikembangkan buklet sebagai media pendidikan kesehatan di SD.Kata kunci: buklet edukatif tematik, pendidikan kesehatan.
FITUR EYE PROTECTION PADA LAYAR SMARTPHONE DAPAT MENGURANGI KELELAHAN MATA DAN MEMPERPANJANG DURASI PENGGUNAANNYA PADA SISWA SMP NEGERI 1 SERIRIT Citrawathi, Desak Made; Udiantari, I. A. I.; Warpala, S. W.
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.642 KB) | DOI: 10.23887/jst-undiksha.v8i1.19225

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) fitur eye protection pada layar smartphone dapat mengurangi kelelahan mata; dan (2) fitur eye protection pada layar smartphone dapat meningkatkan durasi penggunaan smartphone. Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu(quasi experimental) dengan rancangan randomize pre and post test design. Lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Seririt Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng-Bali. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dan diambil sebanyak 26siswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t paired dengan taraf signifikansi 5 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna pada kelelahan mata sebesar 67,81 % (p < 0,05) dan durasi penggunaan smartphone sebesar 56,30 %  (p < 0,05) antara layar smartphone yang tidak menggunakan fitur eye protection dan yang menggunakan fitur eye protection. Disimpulkan bahwa penggunaan fitur eye protectionpada layar smartphone dapat menurunkan kelelahan mata dan meningkatkan durasi penggunaan. Disarankan agar para pengguna perangkat digital selalu memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja, salah satunya dengan cara mengaktifkan fitur eye protection pada layar smartphone untuk menghindari terjadinya kelelahan mata dan juga dapat memperpanjang durasi penggunaannya.
Status Gizi dan Usia Saat Menarche Berkorelasi terhadap Kejadian Dismenore Siswi SMP Dewi, Ni Putu Sri Ratna; Citrawathi, Desak Made; Savitri, Ni Putu Wahyunita
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan Humaniora Vol 3, No 2 (2019): Oktober
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.025 KB) | DOI: 10.23887/jppsh.v3i2.21274

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: hubungan status gizi dengan kejadian dismenore dan hubungan usia menarche dengan kejadian dismenore pada siswi SMP. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan responden berjumlah 65 orang yang ditentukan dengan teknik simple random sampling. Uji statistik menggunakan korelasi Product Moment pada taraf signifikansi 5%. Hasil analisis statistik menunjukan untuk hasil hubungan status gizi dengan kejadian dismenore, diperoleh nilai p = 0,008 dengan nilai r = 0,324, dan untuk hasil hubungan usia menarche dengan kejadian dismenore nilai p = 0,005 dengan nilai r = 0,341 serta didapatkan nilai R sebesar 0,430. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1) terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian dismenore, 2) terdapat hubungan yang signifikan antara usia menarche dengan kejadian dismenore dengan tingkat hubungan yang rendah. Status gizi dan usia saat menarche berkontribusi sebesar 43% terhadap kejadian dismenore.
MEMBELAJARKAN KETERAMPILAN HIDUP DALAM BIDANG KESEHATAN REPRODUKSI UNTUK MENURUNKAN RISIKO REMAJA MENGALAMI TRIAD KRR Citrawathi, Desak Made
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2016
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Remaja dekade tahun 2000an ini sangat berbeda dengan remaja generasi sebelumnya. Arus informasi telah merubah (meliberalisasi) cara berpikir, cara bersikap, dan cara bertindak para remaja berkaitan dengan seksualitas. Remaja saat ini menghadapi masalah kesehatan reproduksi dan seksualitas yang disebut dengan risiko Tiga Ancaman Dasar Kesehatan Reproduksi Remaja (Triad KRR) yang meliputi seksulitas, HIV/AIDS, dan Napza. Risiko Triad KRR yang dihadapi remaja adalah (1) meningkatnya jumlah remaja dengan HIV/AIDS, (2) kehamilan yang tidak diinginkan, dan (3) penyalahgunaan Napza. Agar remaja mampu menghadapi risiko TRIAD KRR, maka remaja perlu dibantu dan difasilitasi dengan berbagai keterampilan, di antaranya keterampilan hidup dalam bidang kesehatan reproduksi remaja. Keterampilan hidup dalam bidang KRR, antara lain adalah: (1) keterampilan memecahkan masalah dan mengambil keputusan, (2) keterampilan berpikir (berpikir positip), (3) keterampilan komunikasi interpersonal, (4) keterampilan menjaga kesehatan fisik, (5) keterampilan bersikap tegas, (6) keterampilan mempercayai dan menghargai diri sendiri, dan (7) keterampilan menghadapi stres. Keterampilan hidup tersebut dapat dilatih dan ditingkatkan melalui proses pembelajaran. Untuk itu, remaja (siswa) perlu diberikan pendidikan kesehatan reproduksi sedini mungkin dengan menggunakan strategi yang tepat dan sesuaikan dengan tahap perkembangannya serta situasi yang dihadapi remaja. Kata-kata Kunci: Keterampilan hidup, Triad Kesehatan Reproduksi Remaja AbstractTeens decade of the 2000s was very different from the previous generation. The flow of information has changed how to think, how to behave and how to act with regard to youth sexuality. Teens today are facing the problem of reproductive health and sexuality called risk three basic threats Adolescent Reproductive Health (ARH) that includes Sexuality, HIV / AIDS, and narcotics, psychotropic and addictives substances. Three basic threats ARH risk faced teen are (1) increasing the number of adolescents with HIV / AIDS, (2) an unwanted pregnancy, and (3) abuse of narcotics, psychotropic and addictive substances. To be able to face the risk of three basic threats ARH, adolescent needed to be assisted and facilitated with a variety of skills, such as life skills related adolescent reproductive health. Life skills in adolescent reproductive health is: (1) the skills to solve problems and make decisions, (2) order thinking skills (positive thinking), (3) interpersonal communication skills, (4) the skills to maintain physical health, (5) the skills to be firm, (6) the skills to trust and respect ourselves, and (7) the skills to deal with stress. The life skills can be trained and improved through the learning process. Therefore, adolescents (students) should be given to reproductive health education as early as possible by using the right strategies and adjust to the stage of development and the situation faced teen. Keywords : life skill, three basic threats ARH
PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN INTEGRATIF DAN KOLABORATIF DI SEKOLAH Citrawathi, Desak Made
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2014
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berkaitan. Untuk dapat belajar dengan baik, diperlukan status kesehatan yang optimal. Kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritual yang baik pada siswa akan menunjang keberhasilan siswa dalam belajar. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam promosi kesehatan dan merupakan startegi promosi kesehatan yang lebih baik dibandingkan strategi lainnya. Melalui pendidikan kesehatan siswa mendapatkan informasi, pengetahuan, dan keterampilan mengenai perilaku hidup sehat, dan gaya hidup yang bersih dan sehat. Melalui pendidikan kesehatan siswa juga mendapatkan akses mengenai berbagai masalah kesehatan. Siswa yang mendapatkan pendidikan kesehatan diharapkan tidak hanya mampu mempraktekkan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari, tetapi mereka juga diharapkan mampu menjadi agen promosi kesehatan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Sedangkan dalam UU RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.Kedua Undang-undang tersebut mengamanatkan pentingnya pelaksanaan pendidikan kesehatan di sekolah. Dengan berlakunya Kurikulum 2013, perlu dikembangkan model pendidikan kesehatan integratif dan kolaboratif, melalui pengembangan tema-tema kesehatan atau diintegrasikan pada mata pelajaran yang relevan, dengan lebih mengoptimalkan peranan siswa, guru, dan dukungan partisipatif aktif warga sekolah, orang tua, dan Puskesmas.Kata-kata kunci: pendidikan kesehatan, integratif, kolaboratif.Abstract: Education and health are two interrelated things. To be able to learn well, required optimal health status. Physical, mental, social, and spiritual well the students will support the success of students in learning.Education is one of the important elements in the promotion of health and health promotion is a strategy that is better than other strategies. Through health education students gain information, knowledge, and skills regarding healthy behavior and lifestyle that is clean and healthy. Through healtheducation students also gain access to the wide range of health problems. Students who received health education are expected not only be able to practice healthy behaviors in daily life, but they are also expected to be a health promotion agency in the family and society. In Law No. 20 Year 2003 on National Education System stated that "the National Education serves to developing students' potentials to become a human of faith and fear of God Almighty, noble, healthy, knowledgeable, skilled, creative, independent, and become citizens democratic and accountable. While the RI Law 36 of 2009 on Health stated that the school health organized to enhance the ability of learners healthy life in a healthy environment so that students can learn, grow, and develop into a quality human resources. Both the laws mandates the importance of the implementation of health education in schools. With the enactment of Curriculum 2013, the need to develop models of integrative and collaborative health education, through the development of health themes or integrated in the relevant subjects, to further optimize the role of students, teachers, and support of active participatory citizens of the school, parents, and health centers.Keywords: health education, integrative, collaborative.
FAKTOR DETERMINAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PKRR) DI SMP Citrawathi, Desak Made
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2013: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2013
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor determinan pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja (PKRR) di Sekolah. yang akan digunakan sebagai dasar dalam merancang pelaksanaan PKRR di SMP. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian di SMP Negeri dan Swasta di Kota Singaraja - Bali. Sekolah yang dilibatkan sebagai sampel ditentukan dengan teknik purposive random sampling. Jumlah sampel adalah 10 orang Kepala Sekolah, dan 10 orang guru Ilmu Pengeahuan Alam (IPA) dan Bimbingan Konseling (BK), dan siswa di SMP. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, angket, pencatatan dokumen, dan FGD. Hasil yang diperoleh bahwa faktor determinan yang meliputi faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pendukung (enabling factors), dan faktor pendorong (reinforcing factors) dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan reproduksi (PKRR) sudah ada, tetapi belum memadai untuk dilaksanakannya PKRR di SMP. Untuk dapat terlaksananya PKRR di Sekolah sebagai upaya menyiapkan remaja sehat reproduksi dan memenuhi salah satu hak reproduksi siswa (remaja) perlu dirancang dan dikemas secara sistematis.
PERENDAMAN LARVA IKAN NILA (Oreochromis niloticus Linn.) STRAIN NIRWANA DENGAN MADU LANCENG (Trigona sp.) DAPAT MENINGKATKAN PERSENTASE MENJADI IKAN NILA JANTAN ., P. Krisna Widyantara Sujana; ., Dr. Desak Made Citrawathi,M.Kes; ., Ni Putu Sri Ratna Dewi, S.Pd., M.Pd.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa perendaman larva ikan nila (Oreochromis niloticus Linn.) menggunakan madu lanceng (Trigona sp.) dapat meningkatkan persentase menjadi ikan nila jantan serta untuk mengetahui konsentrasi madu lanceng yang optimal untuk meningkatkan persentase ikan nila jantan. Jenis penelitian ini termasuk true eksperimen dengan rancangan randomized post-test only control group design. Sampel yang digunakan berupa 150 ekor larva ikan nila berumur 7 hari. Sampel direndam selama 24 jam menggunakan madu lanceng dengan konsentrasi 0%, 0,1%, 0,3%, 0,5%, dan 0,7% kemudian dipelihara selama ± 2 bulan. Data dianalisis dengan uji Kruskal Wallis dengan taraf signifikansi 5% dan uji lanjut Mann-Whitney. Hasil uji menunjukkan perendaman larva ikan nila menggunakan madu lanceng dapat meningkatkan persentase ikan nila jantan dengan nilai p sebesar 0,044 dengan peningkatan sebesar 146,31% dibandingkan kelompok kontrol. Konsentrasi optimal untuk meningkatkan persentase ikan nila jantan terdapat pada perendaman dengan konsentrasi 0,5% yang menunjukkan persentase ikan jantan sebesar 70,37%. Kata Kunci : konsentrasi, madu lanceng, perendaman, persentase This study aimed to prove that the soaking of tilapia larvae (Oreochromis niloticus Linn.) using lanceng honey (Trigona sp.) can increase the percentage of male tilapia and to know the optimal concentration of lanceng honey to increase the percentage of male tilapia. The type of this study includes true experimental with randomized post-test only control group design. The samples which used in this research were 150 of 7-day tilapia larvae. The samples were soaked for 24 hours using lanceng honey with 0%, 0,1%, 0,3%, 0,5%, and 0,7% concentration then maintained for ± 2 months. The data were analyzed by Kruskal Wallis test with 5% significance level and Mann-Whitney test as advanced test. The test result showed that soaking of tilapia larvae using honey lanceng can increase the percentage of male tilapia with p value of 0,044 which an increase. of 145,31%. The optimal concentration to increase the percentage of male tilapia is found in immersion with 0.5% concentration which shows 70,37% of male tilapia.keyword : concentration, lanceng honey, soaking, percentage
Co-Authors ., Fani Andriani Ni Putu ., I Putu Esha Darmawan ., I Wayan Dena ., Ib Dimas Mahendra Wijaya ., Ida Ayu Kade Aprilia Darmasanti ., Ismiatul Wardah ., Kadek Donna Redita Putri ., Kadek Krisna Dwi Mahartini ., KADEK KUSUMA DEWI ., Ni Kadek Kandi Pina Sari ., Ni Kadek Mahigawati ., Ni Kadek Nanti ., Ni Komang Tri Kamistin ., Ni Made Karmini Sridewi ., Ni Md Dwi Wahyundari ., Ni Nyoman Komala Putri ., Ni Wayan Ernayanti ., Ni Wayan Lina Astiani ., Ni Wayan Tiara Yasmantika ., P. Krisna Widyantara Sujana ., Putu Desy Natalistiani ., Tia Nur Rosita Abu Yazid Abu Bakar Adiwibawa, Marcel Andi, I Nengah Apriantini, Ni Putu Aryana, Ida Bagus Putu Astawa, I. B. M. Dewa Made Aris Tian Saputra Dewi, N.P.S.R Dimas Mahendra Wijaya Dwipayanti, Kadek Intan Fani Andriani Ni Putu . Gede serfi Giada Giada, Gede serfi Hendrawan, M Bayu Heny, Ajeng Purnama I Gusti Agung Nyoman Setiawan I Gusti Ngurah Yuda Pranata . I Made Sutajaya I Nyoman Wijana I Putu Esha Darmawan . I Wayan Dena . I Wayan Karyasa I Wayan Sukra Warpala I Wayan Widiana I. K. Sudiana Ib Dimas Mahendra Wijaya . Ichbal, Prastya Ida Ayu Indah Udiantari Ida Ayu Kade Aprilia Darmasanti . Ida Ayu Purnama Bestari Ida Ayu Putu Suryanti Ida Bagus Putu Arnyana IKA DINI HARYANTI . IM Sutajaya Ismiatul Wardah . Kadek Donna Redita Putri . Kadek Intan Dwipayanti Kadek Krisna Dwi Mahartini . KADEK KUSUMA DEWI . Ketut Srie Marhaeni Julyasih Luh Made Sukma Dwityarini . Luh Made Sukma Dwityarini ., Luh Made Sukma Dwityarini M Bayu Hendrawan Manili, Desak Made Citra Marcel Adiwibawa N.P.S.R Dewi N.P.W. Savitri Ni Kadek Kandi Pina Sari . Ni Kadek Mahigawati . Ni Kadek Nanti . Ni Komang Tri Kamistin . NI LUH PUTU MANIK WIDIYANTI Ni Luh Putu Mia Lestari Devi Ni Made Karmini Sridewi . Ni Made Niki Suhardini . Ni Made Suyasmi Ni Md Dwi Wahyundari . Ni Nyoman Komala Putri . Ni Putu Apriantini Ni Putu Dian Pertiwi, Ni Putu Dian Ni Putu Dina Sutarnitri Ni Putu Kusuma Widiastuti Ni Putu Ratih Widiasari . Ni Putu Ratih Widiasari ., Ni Putu Ratih Widiasari Ni Putu Sri Arnita Ni Putu Sri Indra d . Ni Putu Sri Indra d ., Ni Putu Sri Indra d Ni Putu Sri Ratna Dewi Ni Wayan Ernayanti . Ni Wayan Lina Astiani . Ni Wayan Tiara Yasmantika . NP Sri Ratna Dewi P. Krisna Widyantara Sujana . Pambudi, RA Prastya Ichbal Putu Artawan Putu Budi Adnyana Putu Desy Natalistiani . PUTU NOVI KURNIAWATI . Putu Novi Kurniawati ., Putu Novi Kurniawati RA Pambudi Ratna Dewi, NP Sri S.Pd. M Kes I Ketut Sudiana . Santiasa, Made Pasek Anton Santiasa, Made Pasek Anton Sanusi Mulyadiharja Saputra, Dewa Made Aris Tian Savitri, N.P.W. Savitri, Ni Putu Wahyunita Siti Maryam siti rabiatul fajri, siti rabiatul Steven, Geraldo Marion Subagia, I.W. Sutajaya, IM Sutarnitri, Ni Putu Dina Suyasmi, Ni Made Tia Nur Rosita . Udiantari, I. A. I. Udiantari, Ida Ayu Indah Wahyuni, Ni Wayan Anggi Sri Warpala, S. W. Wulandari, I. G. A. A. M.