Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Penyelesaian Penyebab Bottle Neck Article SOT 2875 Pada Proses Join Collar di PT Ameya Livingstyle Indonesia Eddy, Yulius Sarjono
Jurnal Tekstil Vol 3 No 1 (2020): Vol 3 No 1 Juli 2020
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v3i1.28

Abstract

PT Ameya Livingstyle Indonesia merupakan perusahaan garmen berskala internasional yang telah berkembang sejak tahun 2006, terletak di daerah Pajangan, Bantul Yogyakarta. Kata “Ameya” sendiri diambil dari bahasa Jepang “Bountiful” yang artinya PT Ameya Livingstyle Indonesia diharapkan dapat memberikan kelimpahan untuk stakeholdernya meliputi pemilik, karyawan, pembeli, pemasok, pemerintah dan lingkungan. Produk yang diproduksi oleh PT Ameya yaitu produk yang memiliki kualitas tinggi antara lain men shirt, ladies blouses atau dresses dan skirts. PT Ameya livingstyle Indonesia menjadi perusahaan yang berkembang dan tumbuh dengan pesat di berbagai bidang fasilitas garmen manufaktur, dengan jumlah karyawan ± 2.500 orang dan jumlah order minimum sebanyak 3.000 pcs/style, serta jumlah kapasitas produksi 300.000-350.000 per bulannya. Proses produksi dan pengendalian mutu mulai dari bahan baku, produk setengah jadi sampai menjadi suatu produk jadi (garmen). Tujuan dari pengendalian mutu adalah meminimalisir produk yang tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan (second quality), dan bisa mengendalikan, menilai kualitas, sehingga konsumen merasa puas dan perusahaan merasa tidak dirugikan. Pada proses produksi garmen, setiap tahapan proses dilaksanakan pengendalian mutu dari pihak Quality Control, menganalisis masalah yang terjadi dalam proses produksi melalui pengamatan secara langsung dan mencari penyelesaiannya. Selama melakukan pengamatan khususnya di departemen sewing line 11 dengan style yang diproduksi article SOT 2875 ditemukan kendala yang menghambat jalannya proses produksi (bottle neck) pada proses join collar, terdapat 4 faktor penyebab bottle neck yaitu manusia (man), mesin (machine), bahan (material), dan faktor utama yang menyebabkan bottle neck pada proses join collar to body yaitu metode (method) jahit yang kurang efektif. Penyelesaian faktor tersebut yaitu merubah metode penjahitan join collar to body menjadi 2 langkah. Pertama beberapa operator melakukan join collar to body, kedua operator lainnya melakukan close collar, sehingga dapat meminimalisir bottle neck dan proses produksi dapat berjalan dengan lancar.
Penyelesaian Jahitan Meleset pada Woman Dress Bagian Manset Eddy, Yulius Sarjono
Jurnal Tekstil Vol 1 No 1 (2018): Vol 1 No 1 Juli 2018
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses produksi woman woven dress dimulai dari loading hingga lulus pengecekan Quality Control End Line. Pengendalian mutu dilakukan pada bahan baku, proses produksi, proses setengah jadi dan produk jadi. Selain itu, pengendalian mutu digunakan untuk memastikan produk yang dikerjakan sesuai dengan spesifikasi produk. Pada proses penjahitan woman woven dress sering terjadi beberapa cacat jahitan seperti jahitan manset meleset, kancing dan lubang kancing junjing, bartack tidak ada, jahitan placket meleset, dan hemming junjing. Masalah yang paling sering terjadi ialah jahitan meleset pada bagian manset. Masalah tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, faktor yang paling dominan terjadi disebabkan oleh metode yang digunakan operator pada saat menjahit tidak tepat, yaitu karena penataan komponen pada saat proses penjahitan tidak sejajar selain itu sepatu yang digunakan adalah sepatu standar dan bukan sepatu khusus CR 1/16 untuk stitch jahitan. Cara penyelesaian masalah tersebut adalah dengan menata komponen manset sejajar antara komponen yang berada pada bagian atas dan komponen yang berada dibagian bawah sehingga pada saat menjahit, jahitan pada stitch manset tidak meleset. Selain itu, perlu mengganti sepatu standar menjadi sepatu khusus men-stitch yaitu sepatu CR 1/16 untuk memudahkan operator pada saat proses penjahitan.
Penyelesaian Puckering pada Pembuatan Jaket Tracktop Eddy, Yulius Sarjono
Jurnal Tekstil Vol 2 No 1 (2019): Vol 2 No 1 Juli 2019
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pembuatan Jaket Tracktop dengan style S2025W312 dengan step sample size set terdiri dari beberapa tahapan berdasarkan pada Bill of Material (BOM) yang telah dibuat. Proses pembuatan style tersebut menggunakan beberapa mesin seperti mesin single needle lockstitch, single needle fold, mesin double needle, mesin steam, mesin obras benang 3 dan mesin bartack. Pada style tersebut ditemukan beberapa permasalahan dan yang menjadi top defect atau masalah yang paling sering ditemui adalah Armhole Puckering dimana garis armhole di bagian luar terlihat berkerut dan tentu dapat mengurangi nilai estetika saat digunakan oleh customer. Dalam hal ini tentunya mendapat perhatian khusus dan dilakukan beberapa perbaikan tentunya, apalagi hal ini dijumpai dalam tahapan pembuatan sample yang nantinya dapat mempengaruhi keputusan buyer dalam menentukan order. Beberapa faktor yang menyebabkan armhole puckering adalah faktor metode yang digunakan saat menjahit, faktor keadaan lingkungan sekitar operator, dan faktor mesin. Penyelesaian dapat dilakukan dengan memperbaiki metode yang digunakan, menerapkan prinsip 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin), dan melakukan perbaikan atau penyesuaian pada mesin yang digunakan agar produksi berjalan dengan normal.
Pengaruh Resistansi dan Diameter Kawat Nichrome pada Performa Pemanasan Rompi Berpemanas Elektrik Purwanningrum, Dinarisni; Murti, Wilda; Eddy, Yulius Sarjono; Syahputra , Ibnu
Jurnal Sains dan Aplikasi Keilmuan Teknik Industri (SAKTI) Vol. 5 No. 1 (2025): June 2025
Publisher : Teknik Industri Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rompi berpemanas elektrik merupakan solusi inovatif untuk meningkatkan kenyamanan termal, khususnya di lingkungan bersuhu rendah. Salah satu elemen utama dalam sistem pemanas ini adalah elemen pemanas berbasis kawat konduktor. Dalam penelitian ini digunakan kawat Nichrome (NiCr) sebagai elemen pemanas dengan memanfaatkan prinsip pemanasan Joule, yaitu menghasilkan panas saat dialiri arus listrik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh resistansi dan diameter kawat nichrome terhadap performa pemanasan rompi, terutama pada laju kenaikan suhu. Eksperimen dilakukan dengan dua variasi diameter kawat (0,2 mm dan 0,3 mm) dan tiga tingkat resistansi (8Ω, 10Ω, dan 12Ω), menggunakan catu daya 5V. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin kecil nilai resistansi, semakin cepat laju pemanasan yang terjadi, sesuai dengan Hukum Joule. Selain itu, kawat dengan diameter lebih kecil menghasilkan panas yang lebih besar per satuan luas permukaan, sehingga suhu meningkat lebih signifikan. Analisis regresi linear menunjukkan bahwa kombinasi diameter 0,2 mm dengan resistansi 8Ω menghasilkan laju pemanasan tertinggi (slope = 1,0157), sedangkan kombinasi diameter 0,3 mm dengan resistansi 12Ω menunjukkan laju pemanasan terendah (slope = 0,525). Temuan ini menunjukkan bahwa resistansi dan diameter kawat berperan signifikan dalam memengaruhi performa pemanasan rompi elektrik. Diharapkan, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam memvalidasi penerapan hukum Joule secara praktis pada perancangan rompi berpemanas elektrik.
DESIGNING TEXTILE WASTE SHREDDER MACHINE FOR CONTINOUS PRODUCT Afifuddin, Mokh; Harianto, Dedy; Sugiyarto, Sugiyarto; Eddy, Yulius Sarjono; Yulianto, Bambang; Darmawi, Ahmad
Journal of Industrial Engineering Management Vol 6, No 1 (2021): Journal of Industrial Engineering Management Vol. 6 No. 1
Publisher : Center for Study and Journal Management FTI UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jiem.v6i1.736

Abstract

The textile and textile products industry is one of the mainstay commodities of the manufacturing industry as well as a driving force for national economic development. Like any production process, the textile manufacturing process also produces waste or residual substances called textile waste. Likewise the impact of the activities of garment, tailor, fashion, apparel and convection, one of which is patchwork waste. If the patchwork waste is not handled properly, it will result in waste generation which will have an impact on pollution in the environment. Lack of tools that can treat textile waste, resulting in less optimal handling of textile waste. This research is trying to make a design of a cloth chopping machine that is used to crush the remains of large rags into small pieces of cloth. Thus the packaging of fabric waste is easier and more efficient, besides that it can also be used as raw material for other products so that it can reduce fabric waste that pollutes the environment. In developing the model and design of a textile waste chopping machine, this chopping machine will cut the patchwork which can be sized according to your wishes. It is hoped that the results of this research will contribute to the development, advancement and appropriate technology. The design of this textile fabric waste chopper will provide a practical solution and zero waste process in a textile and garment industry.