Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Aloe Vera Terhadap Berat Badan Dan Berat Testis Rattus Norvegicus Galur Sprague Dawley Purwaningsih, Endang; Mustofa, Samsul; Riliani, Marisa
Majalah Sainstekes Vol. 10 No. 2 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/ms.v10i2.3690

Abstract

Tanaman Aloe vera sering digunakan sebagai bahan baku kosmetik dan sebagai bahan berbagai produk kecantikan serta kesehatan. Pemberian Aloe vera dapat meningkatkan kualitas spermatozoa, berpengaruh terhadap panjang badan dan lingkar dada tetapi tidak berpengaruh terhadap ketebalan kulit. Tujuan penelitian adalah adalah mengetahui pemberian Aloe vera terhadap berat badan dan berat testis tikus galur Spraque Dawley. Metode penelitian adalah eksperimental murni. Hewan coba terbagi atas 4 kelompok, yaitu kelompok, yaitu kontrol (K) dan 3 kelompok perlakuan ekstrak Aloe vera (P1, dosis 150 mg/kgBB; PII, dosis 200 mg/kgBB, dan PIII, dosis 250 mg/kgBB), mengacu pada penelitian sebelumnya. Tikus yang digunakan memiliki berat badan antara antara 25-30 g. Pengukuran berat badan dan berat testis dilakukan setelah perlakuan selama 52 hari. Hasil penelitian menunjukkan rata -rata berat testis kanan dan kiri dari masing-masing kelompok K, PI, PII dan PIII adalah sebesar 1,2842 ±0 ,1759 g. 1,1617 ± 0,2421 g , 1,0608 ± 0,2368 g dan 1,0317 ± 0,2940 g. Sedangkan berat badan setelah perlakuan masing-masing kelompok K, PI, PII dan PIII adalah sebesar 251,33 ± 36,351 g; 245,83 ± 23,659 g; 260,17 ± 25,748 g, dan 262,33 ± 29,317 g. Disimpulkan bahwa pemberian Aloe vera dosis 150 -250 mg/kkBB selama satu siklus epitel seminiferus tidak berpengaruh terhadap berat badan dan berat testis.
Hubungan antara Tingkat Stres dengan Penyakit Gastritis pada Siswa SMA Negeri 2 Tambun Selatan dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam firhana, vherina; Riliani, Marisa; Arwinda, Romy; Riani, Siti Nur
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 11 (2024): July 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i11.4112

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau pendarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal. Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus, atau parasit lainnya. Salah satu faktor resiko gastritis adalah stres. Stres adalah suatu respon fisiologis, psikologis, dan perilaku manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur tekanan internal dan eksternal. Pada keadaan stres seperti cemas, takut, dan beban kerja yang tinggi ketika mengerjakan sesuatu akan mengakibatkan peningkatan produksi asam lambung dan ketika asam lambung tinggi akan mengiritasi mukosa lambung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat stres dengan penyakit gastritis serta tinjauannya dalam Islam Metodologi: Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah siswa-siswi SMA Negeri 2 Tambun Selatan dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dengan menggunakan teknik random sampling didapatkan sebesar 74 sampel dan selanjutnya dilakukan analisis statistik menggunakan uji chi-square Hasil: Total didapatkan sebanyak (28.4%) dari siswa mengindikasikan bahwa mereka tidak mengalami stres, (41.9%) mengalami stres ringan, (18.9%) mengalami stres sedang, dan (10.8%) mengalami tingkat stres berat dan sebanyak (33.8%) mengalami penyakit gastritis dan sebanyak (66.2%) tidak mengalami gastritis. Terjadinya kondisi ini dari sisi Islam berkaitan dengan pentingnya menjaga kesehatan yang bersifat fardu ain Kesimpulan: Dari penelitian ini didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan penyakit gastritis, maka dari itu penting bagi siswa untuk menjaga pola makan dengan memilih makanan yang halalan thayyiban, berdzikir, dan bertawakal kepada Allah SWT Kata Kunci: Gastritis, Stres, Remaja, Halal, Thayyib ABSTRACT Introduction: Gastritis is a condition of inflammation or bleeding of the gastric mucosa that can be acute, chronic, diffuse or localized. The main causes of gastritis are Helicobacter pylori bacteria, viruses, or other parasites. One of the risk factors for gastritis is stress. Stress is a human physiological, psychological, and behavioral response that attempts to adapt and regulate internal and external pressures. In stressful situations such as anxiety, fear, and high workload when doing something will result in increased production of gastric acid and when high gastric acid will irritate the gastric mucosa. This study aims to determine the relationship between stress levels and gastritis and its review in Islam Methodology: This study is a type of quantitative analytic research with a cross sectional approach. The research sample was students of SMA Negeri 2 Tambun Selatan and met the inclusion and exclusion criteria. By using random sampling technique, 74 samples were obtained and then statistical analysis was carried out using the chi-square test Results: A total of (28.4%) of students indicated that they did not experience stress, (41.9%) experienced mild stress, (18.9%) experienced moderate stress, and (10.8%) experienced severe stress levels and as many as (33.8%) experienced gastritis and as many as (66.2%) did not experience gastritis. The occurrence of this condition from the Islamic side is related to the importance of maintaining health which is fardu ain Conclusion: From this study it was found that there is a significant relationship between stress levels and gastritis disease, therefore it is important for students to maintain a diet by choosing foods that are halalan thayyiban, dhikr, and trust in Allah SWT Keywords: Gastritis, Stress, Teenagers, Halal, Thayyib
Hubungan Antara Pola Makan dengan Penyakit Gastritis pada Siswa SMA Negeri 2 Tambun Selatan dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam Putri, Selviana; Riliani, Marisa; Arwinda, Romy; Riani, Siti Nur
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 12 (2024): August 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i12.4281

Abstract

Pendahuluan: Penyakit gastritis merupakan peradangan atau proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung yang sering terjadi akibat pola makan yang buruk. Pola makan yang tidak baik dapat menyebabkan sensitifitas akibat asam lambung yang meningkat. Pola makan tidak hanya dengan waktu makan, tetapi juga berkaitan dengan frekuensi makan, jenis makan, dan porsi makan. Menghindari asupan makanan yang dapat memicu kekambuhan dari gastritis serta menjaga kebersihan makanan menjadi langkah penting untuk mencegah penyakit gastritis. Menjaga makanan menjadi salah satu bagian dari maqashid syariah yaitu hifzh al-nafs (memelihara jiwa) untuk menghindari keburukan dan menolak madharat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara pola makan dengan penyakit gastritis serta tinjaunnya dalam Islam. Metodologi: Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah 74 siswa-siswi SMA Negeri 2 Tambun Selatan yang memenuhi kriteria inklusi serta eksklusi diambil melalui metode random sampling. Selanjutnya dilakukan analisis statistik menggunakan uji chi-square. Hasil: Terdapat 38 siswa (51.4%) mengalami gastritis dan 36 (48.6%) siswa tidak mengalami gastritis. Total sebanyak (51,4%) siswa memiliki frekuensi makan >3 kali sehari, (51,4%) siswa tidak mengkonsumsi jenis makanan yang memicu, serta (51,4%) siswa memiliki porsi makan<3-5 piring nasi/hari. Kejadian ini dalam pandangan Islam berkaitan dengan maqashid syariah hifzh al-nafs yaitu memelihara jiwa. Simpulan:Penelitian ini dapat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan penyakit gastritis, oleh karena itu penting bagi siswa untuk menjaga makanan dan minuman yang dikonsumsi dengan didasari niat untuk beribadah sehingga menjadi sumber tenaga untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Introduction: Gastritis is an inflammation of the mucosal and submucosal layers of the stomach that often occurs due to poor diet. A poor diet can cause sensitivity due to increased stomach acid. Diet is not only about the timing of meals, but also the frequency of meals, types of meals, and portions of meals. Avoiding food intake that can trigger recurrence of gastritis and maintaining food hygiene are important steps to prevent gastritis. Maintaining food is one part of maqashid sharia, namely hifzh al-nafs (preserving the soul) to avoid badness and reject madharat. This study aims to determine the relationship between diet and gastritis disease and its review in Islam. Method: This study is a type of quantitative analytic research with a cross sectional approach. The research sample was 74 students of SMA Negeri 2 Tambun Selatan who met the inclusion and exclusion criteria taken through random sampling method. Furthermore, statistical analysis was carried out using the chi-square test. Result: There were 38 students (51.4%) with gastritis and 36 (48.6%) students without gastritis. A total of (51.4%) students have a frequency of eating >3 times a day, (51.4%) students do not consume trigger foods, and (51.4%) students have a portion of eating <3-5 plates of rice / day. This incident in the view of Islam is related to maqashid sharia hifzh al-nafs, namely maintaining the soul. Conclusion: This study can conclude that there is a significant relationship between diet and gastritis disease, therefore it is important for students to maintain the food and drinks consumed based on the intention to worship so that it becomes a source of energy to carry out daily activities.
Pengaruh Penyakit Penyerta Asma dan PPOK Terhadap Derajat Keparahan Pasien Covid-19 Di Rsup Persahabatan Periode April 2021 - Agustus 2021 dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam Kirana Anggarani, Sekar; Riliani, Marisa; Arsyad, M.; Antariksa, Budhi
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 2 No. 12 (2022): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v2i12.493

Abstract

Virus corona pada manusia atau sindrom pernafasan akut parah coronavirus 2 (SARS-CoV-2), pertama kali diidentifikasi di Wuhan, Cina, pada Desember 2019. Sejak saat itu, virus corona menyebar ke seluruh dunia. SARS-CoV-2 telah menginfeksi manusia dari semua kelompok masyarakat dan menyebar luas dalam tingkat yang mengkhawatirkan. Faktor risiko tepapar COVID-19 meliputi kondisi kesehatan atau komorbiditas yang menyertainya yang akan mengakibatkan perkembangan penyakit yang semakin cepat dan parah, seringkali bahkan menyebabkan kematian. Salah satu penyakit penyerta COVID-19 yang ditemukan di beberapa orang adalah asma dan PPOK. Dalam islam sudah diajarkan bagaimana caranya mencegah tertular dan mencegah menularkannya ke orang sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Untuk mengetahui pengaruh antara penyakit penyerta asma dan PPOK dengan derajat keparahan pasien COVID-19 di RSUP Persahabatan periode April 2021-Agustus 2021 dan tinjauannya menurut pandangan Islam. Metode pada penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Penelitian dilakukan dengan cara mengambil data dari rekam medis dari RSUP Persahabatan. Sampel ditetapkan dengan cara saturation sampling yang kemudian ditetapkan besar sampel yang diambil dengan total quota sampling. Data dianalisis menggunakan lima tahapan, yaitu editing, coding, entry, cleaning, saving dan penarikan kesimpulan menggunakan uji chi square. Pada penelitian didapatkan bahwa pasien COVID-19 paling banyak (64,7%) berjenis kelamin wanita. Sebanyak 12 pasien (70,5%) berusia > 50 tahun. Pasien dengan penyakit penyerta asma paling banyak mengidap COVID-19 dengan derajat keparahan berat, terdapat 6 pasien (35,3%) dan hanya 1 pasien yang meninggal (5,9%). Sedangkan pasien dengan penyakit penyerta PPOK paling banyak mengidap COVID-19 dengan derajat keparahan berat, terdapat 3 pasien (17,6%).
Ikhtiar Sehat dan Usia Panjang Ditinjau dari Aspek Biomedik dan Islam Riliani, Marisa; Muhammad Astiwara, Endy; Purwaningsih, Endang; Samsul Mustofa, Muhammad; Kusuma, Indra
Jurnal Ruhul Islam Vol 2 No 1 (2024): Jurnal Ruhul Islam
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jri.v2i1.173

Abstract

Agama Islam telah mengajarkan bahwa sehat dan sakit merupakan sunnatullah, karena Allah SWT yang menciptakannya, sehingga apapun yang hendak diberikan-Nya adalah hak mutlak Allah SWT. Seluruh umat manusia di dunia selalu menginginkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Hal itu dapat terjadi apabila seseorang dapat melaksanakan kewajiban agama dengan baik, namun untuk dapat melaksanakan kewajiban agama dengan baik maka perlu kondisi fisik dan mental yang sehat. Dunia kedokteran saat ini telah banyak mengalami peningkatan pesat dalam hal ilmu pengetahuan untuk mengobati penyakit maupun untuk mencegah terjadinya penyakit, diantaranya dengan adanya pengobatan berbasis sel punca dan telomer maka harapan hidup manusia semakin lama semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tinjauan Islam dan Biomedik mengenai ikhtiar sehat dan usia panjang umur. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan kajian literatur atau studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sehat merupakan rahmat yang sangat besar pemberian dari Allah SWT yang harus dipelajari dan harus dipelihara, serta apabila seseorang sakit maka wajib berikhtiar untuk mencari pengobatan. Sedangkan ikhtiar atau usaha untuk mencari pengobatan menggunakan teknologi kedokteran berbasis sel dan telomer tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam selama mengikuti aturan-aturan yang sudah ditentukan. Dan usia yang panjang adalah berkah tak terhingga dari Allah SWT yang patut disyukuri dengan cara banyak berbuat baik dan beramal saleh sehingga menjadi manusia yang bermanfaat di dunia.