Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Teknik Peningkatan Kelarutan Bahan Aktif Farmasi Ibuprofen Saputro, M. Ramadhan
An-Najat Vol. 2 No. 1 (2024): FEBRUARI : An-Najat: Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/an-najat.v2i1.953

Abstract

Ibuprofen adalah obat golongan NSAID pertama kali, yang bersifat nonselektif dan memiliki mekanisme kerja obat dengan cara memblokir enzim siklooksigenase yang menghasilkan inflamator prostaglandin dibagian COX-1. Karakteristik ibuprofen sebagai bahan aktif farmasi termasuk kategori BCS kelas II (kelarutan rendah, permeabilitas tinggi). Kelarutan dan permeabilitas obat sangat penting dalam menentukan ketersediaan hayati dan kesetaraan hayati. Tujuan penulisan ini memberikan pandangan terkait teknik – teknik yang digunakan dalam peningkatan kelarutan obat, laju disolusi dan stabilitas khususnya ibuprofen. Artikel ini disusun dari sumber primer yang telah dipublikasi secara online melalui Science Direct dengan memasukkan kata kunci co-crystal ibuprofen, ibuprofen solid dispersion, co-amorphous Ibuprofen, ibuprofen nanoparticle. Dari review ini ditemukan terdapat teknik dalam peningkatan kelarutan obat, laju disolusi dan stabilitas yaitu ko-amorf, ko-kristal, dan nanopartikel. Keberhasilan dalam mengembangkan bahan aktif farmasi Ibuprofen dengan masalah kelarutan terhadap air rendah dari teknik yang digunakan, sehingga memperoleh hasil peningkatan laju disolusi pada bahan aktif farmasi Ibuprofen tersebut.
Formulasi dan Evaluasi Permen Jelly dari Ekstrak Daun Pegagan dan Rimpang Kunyit untuk Kesehatan kardiovaskular Patonah Hasimun; Deny Puriyani Azhary; Saputro, M. Ramadhan
An-Najat Vol. 2 No. 2 (2024): MEI : An-Najat: Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/an-najat.v2i2.1030

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Hipertensi diawali dengan meningkatnya tekanan darah secara terus menerus. Kombinasi dari tanaman pegagan dan kunyit mampu menekan tekanan darah sistolik dan diastolik serta mampu memperbaiki kekakuan arteri. Tujuan penelitian ini mengetahui stabilitas formulasi sediaan sediaan permen jelly dari ekstrak daun pegagan dan rimpang kunyit. Formula permen jelly dibuat menjadi 3 formula dengan konsentrasi penambahan ekstrak daun pegagan dan rimpang kunyit sebesar 3,5 g dengan variasi penggunaan karagenan. Penelitian dianalisis statistik Kruskal wallis. Pengujian permen jelly meliputi uji organoleptis, uji kadar air (metode oven), uji keseragaman bobot, dan uji kesukaan (metode hedonik). Uji organoleptik ketiga formula memiliki warna coklat dengan aroma khas tutty frutty, formula I memiliki rasa manis sedikit pahit dan formula II dan III memiliki rasa manis, formula I dan III memiliki tekstur kenyal sedangkan formula II memiliki tekstur agak kenyal, uji kadar air formula I 3,5%, formula II 4,6% dan formula III 5%, uji keseragaman bobot ketiga formula memenuhi persyaratan uji keseragaman bobot menurut FI III. Dari ketiga formula, formula III memiliki tekstur dan rasa yang disukai responden dengan persentase kadar air sebesar 5% dan memenuhi persyaratan keseragaman bobot.
Pengaruh eksipien terhadap sifat fisik granul effervescent : Review Pratama, Reza; Munir Alinu Mulki; Saputro, M. Ramadhan; Afifah Rusyda Sani; Ratu Siti Robiatul Awaliyah
An-Najat Vol. 2 No. 1 (2024): FEBRUARI : An-Najat: Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/an-najat.v2i1.1071

Abstract

The use of various plant species, which are then formulated using pharmaceutical technology in the form of effervescent granule preparations, is a strategy to increase the practicality and public interest in consuming herbal medicines. The natural ingredients most commonly used as the main ingredients in the manufacture of effervescent granules include fruits, rhizomes, fruit peels, leaves and seeds. Effervescent granules are a mixture of acidic and alkaline compounds which, when added to water, produce a carbon dioxide reaction. This creates a foam that gives a fresh taste effect and can mask unwanted flavours. The purpose of this article is to provide information on the formulation and evaluation of effervescent granules from various plant extracts that may have public health benefits. The method used to collect the data was a search of several journals. The results of the search showed the influence of excipients on the physical properties of the granules. These include organoleptic properties, flow time, dissolution time, water content and pH of effervescent granule preparations.
Upaya Meningkatkan Pencegahan Stunting dengan PHBS di Desa Haurpanggung Kabupaten Garut Saputro, M. Ramadhan; Sulaeman, Agus; Winasari, Winasari; Yuliani, Rany; Widianto, Asriadi Prihandika
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 5 No 2 (2024): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v5i2.432

Abstract

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki populasi yang tinggi sekitar 270 juta berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Dengan jumlah populasi sebesar itu, Indonesia adalah negara yang mengalami permasalahan stunting dengan angka prevalensi stunting anak Indonesia tahun 2018 mencapai 30,8 %. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) pada hakikatnya merupakan perilaku pencegahan oleh individu atau keluarga dari berbagai penyakit salah satunya stunting. PHBS dapat mencegah terjadinya stunting namun secara tidak langsung melalui riwayat penyakit infeksi. Berdasarkan permasalahan kesehatan yang terjadi, tim pengabdian kepada masyarakat melakukan kegiatan edukasi kepada masyarakat yang bertempat di Desa Haurpanggung, Kabupaten Garut terkait PHBS dan stunting. Metode pelaksanaan dilakukan melalui penyuluhan dan diskusi dua arah dengan materi tentang PHBS dan stunting. Evaluasi kegiatan dilakukan melalui pretest dan post-test. Masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan yang dilaksanakan dan memiliki pengetahuan yang baik setelah dilakukan penyuluhan.