Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu

UPACARA MAPAG TOYA DI BENDUNGAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG asih, kade yoni; ., Sugiarti; Wirawan, Agus Budi
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 15 No 1 (2024): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v15i1.467

Abstract

Upacara Mapag Toya di Kecamatan Balinggi tidak hanya dari masyarakat Hindu Bali, tetapi juga masyarakat suku Kaili dan Kristen etnis Bali. Permasalahan pertama dalam penelitian ini, 1)proses pelaksanaan Upacara Mapag Toya yang dibedah dengan teori religi, 2)Nilai yang terkandung dalam proses pelaksanaan Upacara Mapag Toya yang dibedah dengan teori nilai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan penentuan informan purposive sampling. Metode pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan. Instrumen penelitian yaitu: Peneliti sendiri sebagai instrumen kunci, teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses upacara Mapag Toya tahap awal, para tokoh adat mengadakan rapat pertama untuk menentukan ala ayuning dewasa, rapat kedua membahas tentang teknis pelaksanaan, persiapan sarana kegiatan upacara adat Kaili dan upacara Hindu etnis Bali. Tahapan Upacara Mapag Toya adalah persembahan banten pejati, persembahan caru ayam hitam, mulang banten pekelem, mendak tirtha amerta, persembahyangan bersama seluruh petani IP3A Roa Uwe Beringin Suci Mandiri, pembagian tirtha ke Pura Bedugul masing-masing P3A. Nilai religi yaitu pemujaan kepada Tuhan, persembahan banten sebagai bentuk yadnya dan persembahan sesajen kepada leluhur. Nilai Moral yaitu menjunjung tinggi nilai di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung dan pembagian air yang adil.
DAMPAK MEDIA SOSIAL TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN MAHASISWA HINDU DI KOTA PALU Efriania, Ni Luh Elia; Yasini, Ketut; ., Sugiarti
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 15 No 1 (2024): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v15i1.615

Abstract

Media sosial menjadi sebuah kebutuhan bagi mahasiswa untuk saat ini, karena selain sebagai sarana komunikasi, juga berguna untuk memperoleh berbagai informasi, baik yang berkaitan dengan keagamaan, keilmuan, maupun hiburan. Namun, tidak semua mahasiswa bijak dalam menggunakan media sosial, ada dampak-dampak yang ditimbulkan bagi penggunanya. Penelitian ini mengangkat dua permasalahan yaitu; 1) Penggunaan media sosial di kalangan mahasiswa Hindu pada Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Palu (PC KMHDI Palu), 2) Dampak media sosial terhadap perilaku keagamaan mahasiswa Hindu pada Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Palu (PC KMHDI Palu). Kedua permasalahan tersebut akan dibedah menggunakan Teori Uses and Gratification (U & G) dan Teori S-O-R (Stimulus Organism Respons). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Penggunaan media sosial di kalangan mahasiswa Hindu, yaitu; a. sebagai sarana memperoleh informasi keagamaan, b. sebagai sarana promosi penjualan banten, dan c. sebagai sarana ekspresi diri dan mencari hiburan. 2) Dampak media sosial terhadap perilaku keagamaan mahasiswa Hindu yaitu, dampak positif; a. lebih toleransi antarumat beragama, b. terbuka terhadap keragaman budaya Hindu, dan c. semangat dalam menambah pengetahuan keagamaan. Dampak negatif; a. mahasiswa menjadi malas dan menunda-nunda waktu, b.kurang peduli dengan lingkungan sekitar. Diharapkan agar penelitian ini bisa dibaca dan menjadi acuan oleh mahasiswa Hindu khususnya yang ada di Kota Palu agar kedepannya bisa selalu mengingatkan tentang dampak media sosial
PERANAN PASRAMAN FORMAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA Ekayanti, Ni Luh; ., Sugiarti; Yasini, Ketut
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 15 No 1 (2024): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v15i1.636

Abstract

Tujuan penelitian adalah : 1) Untuk mengetahui peranan Utama Widya Pasraman Wira Dharma dalam pembentukan karakter siswa?; 2) Untuk mengetahui hambatan dan upaya Lembaga Utama Widya Pasraman Wira Dharma dalam pembentukan karakter siswa. Penelitian menggunakan dua teori yaitu Fungsional Struktural dan Teori Behaviorisme, Penelitian menggunakan metode kualitatif dan penentuan informan dengan purposive sampling. Hasil penelitian di lapangan menunjukan bahwa: : Peranan Utama Widya Pasraman Wira Dharma Palu dalam pembentukan karakter siswa adalah: a) Melaksanakan kegiatan yang sudah disusun tepat waktu sesuai jadwal yang ditetapkan; b) Perubahan pada beberapa siswa yang dulunya memiliki karakter yang kurang baik; c) Karakter siswa yang memiliki masalah psikologis dimana pada saat pertama bersekolah mereka cenderung pendiam, pemalu, susah untuk bersosialisasi dan memiliki mental yang rendah, namun setelah dilakukan pembinaan karakter semua siswa sudah berani untuk tampil di depan umum. Hambatan dalam pelaksanaannya a) kurangnya minat Siswa Mengikuti Kegiatan dan Pembinaan, b) kurangnya kehadiran pembina dalam melaksanakan pembinaan di pasrama, c) Sarana dan prasaran yang kurang memadai. Upaya untuk menanggulangi hambatan tersebut: a) Memberikan hadiah atau reward, b) Memberikan himbauan-himbauan Kepada guru pembina, b) menyediakan sarana pendukung secara bertahap.
ADAPTASI DHARMIKA DALAM BERAGAMA HINDU Rahayu, Ni Wayan Sri; ., Sugiarti
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 15 No 2 (2024): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v15i2.658

Abstract

Abstract Religious conversion is certainly not a new phenomenon in people's lives, this is also the case with people in Toili District, Banggai Regency, Central Sulawesi Province. However, what is very interesting to reveal is related to how conversion actors can carry out the adaptation process to the new environment. Therefore, this research tries to reveal 1) What is the adaptation process of Dharmikas? (2) What obstacles do Dharmikas face in the adaptation process? (3) The efforts made by Dharmikas in facing obstacles to adapting. The results of the research are that there are two adaptation processes carried out by Dharmikas, namely conformity adaptation or the adaptation process by agreeing to cultural goals as well as ways to achieve cultural goals. The second is adaptation by taking a role in the community, either participating in the activities of the Service Banjar or Traditional Banjar. The obstacles faced by Dharmikas in building adaptation are the lack of acceptance of Dharmikas in their husband's family and secondly, namely the lack of guidance specifically carried out by village leaders or Hindu institutions in developing and providing understanding to Dharmikas regarding Hindu teachings. The efforts made by the Dharmikas in facing obstacles in building adaptation include strengthening their commitment to remaining on the path of Hindu Dharma by always asking figures or community members who are considered to understand Hindu teachings and building good relationships with neighbors.
PRAKTIK AJARAN SEDULUR PAPAT LIMO PANCER DALAM KEHIDUPAN TANSMIGRAN HINDU ETNIS JAWA DAN BALI DI WILAYAH TOILI BANGGAI ., Sugiarti
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 16 No 1 (2025): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v16i1.837

Abstract

Sedulur Papat Limo Pancer is an ancient cosmological teaching of the Nusantara that continues to be embraced by Javanese and Balinese communities, including among transmigrants. This study aims to explore the understanding and practice of Sedulur Papat Limo Pancer among Javanese-Hindu and Balinese-Hindu transmigrants in the Toili region, Banggai Regency, Central Sulawesi. A qualitative approach was employed, using theories of cultural change and religion as the analytical framework. Data were collected through observation, interviews, and documentation, with informants selected purposively. The findings reveal that Balinese-Hindu transmigrants recognize four types of Sedulur Papat: Kanda Pat Rare, Kanda Pat Bhuta, Kanda Pat Sari, and Kanda Pat Dewa, whereas Javanese-Hindu transmigrants do not classify them in such specific terms. The practice of this teaching encompasses spiritual and ritual activities, such as cultivating compassion to foster inner peace and harmony in life; ritual practices include offerings (sesajian), weton fasting, melek/jagra (night vigil), and meditation (manekung).
UPACARA MAPEPEGAT NGABEN DI DESA OGOTION KECAMATAN MEPANGA KABUPATEN PARIGI MOUTONG SULAWESI TENGAH Dewi, Ni Ketut Novira; Damayanti, Ni Luh Ayu Eka; ., Sugiarti
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 16 No 1 (2025): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v16i1.700

Abstract

Mapepegat is an important procession in Ngaben. Based on the Yama Tattwa text, appendix 10b, mapepegat is carried out after the ceremony has been completed in the hall before the body is taken to the grave, but in the Hindu community in Ogotion Village, the mapepegat ceremony is carried out twice, namely before the body is taken to the cemetery and after it has finished nganyut (throwing the ashes of the body into the sea). Seeing this difference is very important to research about the mapepegat Ngaben ceremony. The research objectives are: 1 to determine the form of implementation of the mapepegat Ngaben ceremony; 2 to find out the meaning of the Mapepegat Ngaben ceremony. The type of research is qualitative, determining informants using purposive sampling. Data collection methods are observation, interviews, documentation and literature study. Data analysis: data collection, data condensation, data presentation, conclusion drawing/verification. The theory used is the theory of structural functionalism and the theory of meaning, so that the research results obtained are: 1. The form of the mapepegat ngaben ceremony in Ogotion Village includes family and community, religious and spiritual, norms and values, adaptation and integration, religious goals and social motivation. 2 The meaning of the mapepegat Ngaben ceremony in Ogotion Village includes spiritual meaning, meaning of offerings and respect, meaning of social solidarity, meaning of cultural identity and meaning of spiritual communication.