Lumantow, Anatje Ivone Sherly
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Analisis Biblika Tentang Tata Cara Beribadah Menurut Mazmur 100:1-5 dan Penerapannya di Masa Kini Lumantow, Anatje Ivone Sherly; Simuruk, Asdin
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.562 KB) | DOI: 10.59177/veritas.v4i1.138

Abstract

The phenomenon of fading the meaning of worship within the scope of believers has been seen. It is marked, when worshiping in the church, sanctity in worship as if not visible because worship is considered limited to the liturgical design of man. As a result, when worshiping honors to God when worshiping as if invisible from the attitude of. This paper examines how to worship in the text of Psalm 100:1-5. In outlining this topic, researchers use the kualittative method with a literary approach and exegesis studies. Focus the research question on this article, how to worship according to Psalm 100:1-5. The results of the review of the exposure of this topic found that the word worship dB.;[ It means serving God and working for someone else. That means that it serves two sides, first working for the needs of others. The second is to serve God in the form of worship. Thus, every believer in the present who does good things to others, it is part of worshiping God in addition to also carrying out worship in the local church. AbstrakFenomena mulai memudarnya pemaknaan tentang ibadah dalam lingkup orang percaya telah terlihat. Hal ini ditandai, ketika beribadah di gereja, kesakralan dalam ibadah seakan tidak tampak karena ibadah dianggap sebatas rancangan liturgis manusia. Akibatnya, ketika beribadah penghormatan kepada Allah saat beribadah seakan tidak terlihat dari sikap. Tulisan ini mengkaji bagaimana cara beribadah diliat dari teks Mazmur 100:1-5. Di dalam menguraikan topik ini, peneliti menggunakan metode kualittatif dengan pendekatan literatur dan studi eksegesis. Fokus pertanyaan penelitian pada artikel ini, bagaimana tata cara ibadah menurut Mazmur 100:1-5. Hasil ulasan dari pemaparan topik ini ditemukan bahwa kata beribadahlah dB.;[;i  yang artinya melayani Tuhan dan bekerja untuk adalah orang lain. Itu berarti bahwa melayani dua sisi, pertama bekerja untuk keperluan orang lain. Kedua melayani Tuhan dalam bentuk ibadah. Dengan demikian, setiap orang percaya di masa kini yang melakukan hal baik kepada orang lain, itu bagian dari ibadah kepada Allah di samping ia juga melaksanakan peribadatan dalam gereja lokal. 
Peran Gembala Sidang Dalam Mengkaderisasi Istri Bagi Kepemimpinan Gereja Lokal Anatje Ivone Sherly Lumantow; Simon Simon
KINAA: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat Vol. 2 No. 2 (2021): Kinaa: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat. Vol 2, No 2, Desemb
Publisher : IAKN TORAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/kinaa.v2i2.37

Abstract

Abstract: This study departs from the factual event that the pastor's wife refused to continue the transition of the pastor's leadership in the local church. The refusal of the shepherd's wife to replace the husband as the leader of the congregation has to do with self-capacity, likes and dislikes by disapproving persons. Based on these events, this topic wants to outline how the role of the pastor of the congregation in the wiring of the wife to prepare to become a leader, in the event of a leadership transition. This paper uses qualitative methods with a literary approach accompanied by indirect interviews. The description in this article suggests, the shepherd can make efforts to care for the wife by preparing and encouraging the wife to reach a qualified academic level. Another catheterization effort that can be made by the pastor of the congregation is to give a stage in pastoral ministry, and train the wife's skills to form leadership in her. By doing the wiring as a form of preparing the wife to be a leader in the event of a leadership transition in the local church. The coding was also done by the apostle Paul to the women, so that the early church grew wider because of the role of women who became leaders in the ministry.   Keywords: Cadreization, Ministry, Pastor of the Church, Women.   Abstrak: Kajian ini berangkat dari peristiwa faktual bahwa adanya istri gembala yang ditolak untuk melanjutkan transisi kepemimpinan gembala sidang di gereja lokal. Penolakan istri gembala untuk menggantikan suami sebagai pemimpin jemaat berkaitan dengan kapasitas diri, like dan dislike oleh oknum yang tidak menyetujui. Berdasarkan peristiwa tersebut, topik ini hendak menguraikan bagaimana peran gembala sidang dalam pengkaderisasian istri untuk persiapan menjadi pemimpin,  andai terjadi transisi kepemimpinan. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan literatur disertai wawancara bersifat tidak langsung. Uraian pada artikel ini mengemukakan, gembala dapat melakukan upaya kaderisasi kepada istri dengan cara mempersiapkan dan mendorong istri mencapai jenjang akademik yang mumpuni. Upaya kaderisasi lain yang dapat dilakukan oleh gembala sidang adalah dengan memberi panggung dalam pelayanan pastoral, serta melatih ketrampilan istri untuk membentuk kepemimpinan dalam dirinya. Dengan melakukan pengkaderisasian itu sebagai wujud mempersiapkan istri menjadi pemimpin bila terjadi transisi kepemimpinan di dalam gereja lokal. Pengkaderisasian pun dilakukan oleh rasul Paulus kepada para perempuan-perempuan, sehingga gereja mula-mula semakin berkembang luas karena adanya peran para perempuanyang menjadi pemimpin dalam pelayanan.    Kata Kunci: Gembala Sidang, Kaderisasi, Pelayanan, Perempuan.
Kompetensi Guru Pendidikan Agama Kristen terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Manado Anatje Ivone Sherly Lumantow
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.071 KB) | DOI: 10.53674/teleios.v2i1.42

Abstract

Abstract: This paper examines how the competence of Christian teachers in increasing student learning motivation. The research locus of The State Junior High School 4 Manado was chosen because of the fact that there are teachers who have not tried to develop their competence in their teaching profession. One of the weaknesses found in teachers is the low level of competence, as a result of which it has an impact on increasing student learning. This paper uses qualitative methods with a literature study and observation approach as a primary source in obtaining data. The results of the review on this topic explain that the competencies that a teacher should have to increase the interest in learning students, starting from having knowledge in pedagogics there is personality competence and spiritual competence. In addition, the supporting elements possessed by the teacher in his competence, he must be able to solve problems in learning, have a good attitude. Teachers are encouraged to increase student motivation, because teachers are a call from God.Keyword: Teacher Competence, Christian Religious Education, Student MotivationAbstrak: Tulisan ini mengkaji bagaimana kompetensi guru agama Kristen dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Lokus penelitian Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Manado dipilih karena ditemukan fakta, adanya guru yang belum berusaha mengembangkan kompetensinya terhadap profesi keguruannya. Salah satu kelemahan yang terdapat pada diri guru diantaranya rendahnya tingkat kompetensi, akibatnya berdampak pada peningkatan belajar peserta didik. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan dan observasi sebagai sumber primer dalam memperoleh data. Hasil ulasan pada topik ini menerangkan bahwa kompetensi yang seharusnya dimiliki seorang guru untuk meningkatkan minat belajar nara-didik, dimulai dari memiliki ilmu dalam pedagogik adanya kompetensi kepribadian dan kompetensi spiritual. Selain itu unsur pendukung yang dimiliki oleh guru dalam kompetensinya, ia harus mampu memecahkan masalah dalam pembelajaran, memiliki sikap yang baik. Guru dihimbau dapat meningkatkan motivasi siswa, karena guru merupakan panggilan dari Tuhan.Kata Kunci: Kompetensi Guru, Pendidikan Agama Kristen, Motivasi Siswa
Orang Kristen dalam Sinergi Penginjilan Digital di Era Disrupsi Anatje Ivone Sherly Lumantow; Wulan Agung
Sabda: Jurnal Teologi Kristen Vol 2, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.101 KB) | DOI: 10.55097/sabda.v2i2.33

Abstract

Sesuai dengan karakteristik era disrupsi yang telah  merombak  tata kelola hidup manusia, penginjilan pun disyaratkan untuk ikut teradaptasi karenanya. Disrupsi penginjilan diawali dengan perubahan paradigma fundamental mengenai maknanya. Penginjilan era digital buka melulu perubahan pada metode penyelenggaraan yang melibatkan teknologi digital, namun lebih kepada totalitas penyelenggaraan yang didasarkan pada makna sesuai kebenaran Alkitab. Penelitian diselenggarakan melalui metode kualitatif  dikarenakan dilakukan eksplorasi mendalam tentang makna penginjilan. Teknik studi kepustakaan menjadi pilihan dan penelusuran teks-teks Alkitab sebagai landasan pijak menyusun argumen dan simpulan penelitian. Tujuan riset mendalami makna hakiki penginjilan dan memberikan pemahaman baru mengenainya. Riset juga memberikan gambaran praktis bagaimana menyelenggarakan penginjilan yang benar sesuai zaman digital ini. Simpulan riset menyatakan bahwa penginjilan digital memerlukan transformasi penyelenggaraan yang melibatkan ikatan sinergitas yaitu: Pertama,  sinergi instrumental. Sinergi ini merupakan paduan dari dunia digital dan dunia nyata sebagai instrumen terselenggaranya penginjilan. Kedua, sinergi personal. Sinergitas yang dimaksudkan adalah paduan kekuatan atau sinergi aspek intelektual, emosional dan aksional dalam diri orang percaya sebagai penginjil.  Dengan memanfaatkan paduan kekuatan tersebut seorang individu dapat mengoptimalkan penginjilan. Sinergi personal mendeskripsikan tentang keutuhan dan totalitas individu dalam melakukan penginjilan. Ketiga, sinergi relasional. Relasional berbicara mengenai hubungan yang terjalin kuat dan sehat antara semua umat percaya: gereja, keluarga, lembaga pendidikan, dan individu. Media digital memungkinkan sinergi tersebut dapat dilakukan dengan mudah. Kerjasama gereja, lembaga pendidikan, keluarga dan seluruh umat Tuhan dalam penginjilan digital sangat dibutuhkan  agar khalayak sungguh-sungguh mendapatkan kebenaran firman Tuhan yang benar, tidak ada perdebatan, konflik dan tindakan saling menyalahkan yang pada ujungnya menjadi batu sandungan dalam penginjilan. Keempat, sinergi sosial. Penginjilan perlu memperhatikan kehidupan sosial masyarakat. Penginjilan memuat tanggungjawab secara sosial sehingga tidak akan berhasil tanpa tindakan nyata kepada sesama. Tindakan kasih dapat dimanifestasikan dalam bentuk dukungan langsung:  pertolongan, semangat, pendampingan, penyediaan diri, pengorbanan dan pelbagai tindakan kasih lainnya.
MEMBANGUN KARAKTER KRISTIANI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Tonapa, Damaris; Legi, Ribka Esther; Lumantow, Anatje Ivone Sherly; Liud, Yahya Herman; Mailoor, Anastacia Jennifer Alexandrina
Jurnal Excelsior Pendidikan Vol. 6 No. 1 (2025): April 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/jep.v6i1.76

Abstract

Pendidikan Agama Kristen (PAK) membentuk karakter Kristiani, terutama di tengah tantangan zaman modern yang penuh dengan perubahan sosial dan budaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana metode kontekstual dapat digunakan dalam PAK untuk membangun karakter Kristiani yang relevan dalam konteks saat ini. Penelitian ini mengumpulkan data dari studi literatur melalui metode penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan deskriptif-analitis. Temuan utama menunjukkan bahwa pemahaman dan penerapan nilai-nilai Kristiani secara lebih efektif dapat dicapai melalui pendekatan kontekstual, yang menekankan hubungan antara pelajaran dan praktik sehari-hari. Metode ini tidak hanya membuat kelas lebih menarik dan berguna, tetapi juga mendorong siswa untuk menerapkan prinsip-prinsip seperti kasih sayang, kejujuran, dan tanggung jawab dalam kehidupan nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa memasukkan pendekatan kontekstual ke dalam PAK adalah cara yang efektif untuk membangun karakter Kristiani yang kokoh dan relevan dengan tantangan zaman. Kesimpulan ini berarti bahwa pendidik PAK harus terus mengembangkan metode pembelajaran yang kontekstual dan adaptif untuk memenuhi persyaratan generasi muda dalam menghadapi dinamika kehidupan modern.
Pendidikan Agama Kristen Dewasa: Tantangan, Strategi, dan Implikasi Bagi Pengembangan Spiritualitas dalam Konteks Sosial-Budaya Modern Legi, Ribka Esther; Tolego, Yopi Baleona; Lumantow, Anatje Ivone Sherly; Rumetor, Jelty Juriaty
Jurnal Teologi Injili Vol. 5 No. 1 (2025): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi ATI Anjungan Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55626/jti.v5i1.165

Abstract

Pendidikan Agama Kristen dewasa memiliki peran penting dalam membentuk spiritualitas dan pemahaman iman mendalam, terutama dalam menghadapi tantangan kehidupan modern. Pendidikan agama Kristen bagi orang dewasa menghadapi tantangan akibat perubahan sosial-budaya, seperti sekularisme, individualisme, keterbatasan waktu, rendahnya motivasi belajar, serta pluralisme dan relativisme nilai. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan, strategi, dan dampak pendidikan agama Kristen dewasa dalam konteks sosial-budaya modern, serta memberikan rekomendasi untuk pengembangan pendidikan agama Kristen yang lebih relevan dan kontekstual. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan kepustakaan. Data diperoleh melalui studi pustaka yang mencakup seperti buku, jurnal, artikel, dan dokumen terkait yang membahas topik ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan agama Kristen dewasa menghadapi tantangan besar, seperti dampak globalisasi, sekularisasi, dan perkembangan teknologi, yang mempengaruhi cara berpikir dan keterlibatan orang dewasa dalam kegiatan keagamaan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih sesuai, seperti pembelajaran berbasis pengalaman, pendekatan kontekstual, dan pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran. Selain itu, penting untuk mengintegrasikan ajaran agama Kristen dengan kehidupan sehari-hari guna memperdalam pemahaman iman peserta didik dewasa. Implikasi dari penelitian ini adalah gereja dan lembaga pendidikan perlu mengembangkan kurikulum serta metode pengajaran yang dapat mengatasi tantangan tersebut, sekaligus mendorong terbentuknya komunitas Kristen dewasa yang memiliki nilai-nilai iman yang kokoh.
KOMPETENSI SOSIAL GURU PAK DAN SISTEM PEMBELAJARAN DARING DALAM MENINGKATKAN DAYA SERAP SISWA DAN PRESTASI BELAJAR DI SMA NEGERI I TAHUNA Liud, Yahya Herman; Mailoor, Anastacia Jennifer Alexandrina; Tonapa, Damaris; Lumantow, Anatje Ivone Sherly
Inculco Journal of Christian Education Vol 5, No 2 (2025): Vol 5, No 2 (2025): Juni 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Anak Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59404/ijce.v5i2.248

Abstract

Pendidikan telah mengalami evolusi dari sistem kelas konvensional menjadi pembelajaran daring yang telah memperluas akses terhadap pendidikan, tetapi juga menimbulkan hambatan baru dalam interaksi sosial siswa. Maka, penting sekali untuk memahami peran keterampilan sosial proses pembelajaran daring. Penelitian ini memiliki tujuan mengetahui solusi berinovasi sehingga bisa meningkatkan pembelajaran secara daring. Penelitian kualitatif menjadi pedoman peneliti memperoleh informasi dan akan dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan kuesioner sehingga bisa memiliki paham-paham secara mendalam terkait permasalahan dalam penelitian ini. Temuan penelitian, peran guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) dalam pembelajaran daring sangat krusial. Mereka menjalin hubungan positif dengan siswa melalui empati, komunikasi yang efektif, dan dukungan yang mendukung, serta mengatur kolaborasi dan interaksi siswa dengan menciptakan lingkungan inklusif dan menangani masalah teknis. Guru PAK menginspirasi murid melalui penyampaian materi yang menarik dan memberikan umpan balik positif. Evaluasi pemahaman murid dan refleksi nilai-nilai keagamaan yang mendalam ikut berperan dalam meningkatkan pencapaian belajar. Dengan bimbingan guru PAK, siswa dapat mencapai standar prestasi yang diharapkan melalui pembelajaran daring yang memiliki akses materi yang lebih mudah, penyajian yang inovatif, dan umpan balik langsung. Secara keseluruhan, peran guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) dalam pembelajaran daring meliputi penyajian materi, pengembangan hubungan positif, pengelolaan interaksi, motivasi siswa, evaluasi pemahaman, dan fasilitasi refleksi nilai-nilai keagamaan, semua dengan tujuan memotivasi siswa agar prestasi belajar meningkat.Education has evolved from a conventional classroom system to bold learning that has expanded access to education, but also created new barriers in students' social interactions. This study aims to find innovative solutions that can improve bold learning. Qualitative research is a guideline for researchers to obtain information and will be collected through interviews, observations, and questionnaires so that they can have in-depth understandings related to the problems in this study. The findings of the study, the role of Christian Religious Education (PAK) teachers in bold learning is very crucial. They create positive relationships with students through empathy, effective communication, and supportive support, as well as organize student collaboration and interaction by creating an inclusive environment and handling technical problems. PAK teachers inspire students through the delivery of interesting materials and provide positive feedback. Evaluation of student understanding and reflection of deep religious values participate in improving learning achievement. With the guidance of PAK teachers, students can achieve the expected achievement standards through bold learning that has easier access to materials, innovative presentations, and direct feedback. Overall, the role of Christian Religious Education (PAK) teachers in courageous learning includes presenting material, developing positive relationships, managing interactions, motivating students, evaluating understanding, and facilitating reflection on religious values, all with the aim of motivating students to improve their learning achievement.
Teologi persahabatan sebagai fondasi pendidikan karakter kristiani: Studi eksploratif integrasi nilai-nilai kebhinekaan dalam kurikulum PAK di era postmodern Lumantow, Anatje Ivone Sherly
KURIOS Vol. 11 No. 1: April 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v11i1.1091

Abstract

This research explores the theological foundation of friendship as a cornerstone for Christian character education within Indonesia's multicultural context during the postmodern era. Through a qualitative exploratory methodology, this study examines how theological concepts of friendship can be integrated into Christian Religious Education (CRE) curricula to foster values of diversity. The research analyzes the intersection between Christian theological anthropology and Indonesian multicultural dynamics, proposing a paradigmatic shift from tolerance-based to friendship-based educational approaches. Findings indicate that theological friendship concepts, rooted in Trinitarian relationality and biblical narratives, provide robust frameworks for developing inclusive character education that maintains Christian theological integrity while embracing cultural diversity. The study contributes to PAK pedagogical development by offering theoretical foundations and practical implementations for multicultural character education in contemporary Indonesian educational contexts. Abstrak Penelitian ini mengeksplorasi fondasi teologis persahabatan sebagai landasan pendidikan karakter Kristiani dalam konteks multikultural Indonesia di era postmodern. Melalui metodologi kualitatif eksploratif, studi ini mengkaji bagaimana konsep teologis persahabatan dapat diintegrasikan dalam kurikulum Pendidikan Agama Kristen (PAK) untuk menumbuhkan nilai-nilai kebhinekaan. Penelitian menganalisis titik temu antara antropologi teologis Kristen dan dinamika multikultural Indonesia, mengusulkan pergeseran paradigma dari pendekatan berbasis toleransi menuju persahabatan. Temuan menunjukkan bahwa konsep persahabatan teologis yang berakar pada relasionalitas Trinitarian dan narasi biblis memberikan kerangka kerja yang kokoh untuk mengembangkan pendidikan karakter inklusif yang mempertahankan integritas teologis Kristen sambil merangkul keberagaman budaya. Studi berkontribusi pada pengembangan pedagogis PAK dengan menawarkan fondasi teoretis dan implementasi praktis pendidikan karakter multikultural dalam konteks pendidikan Indonesia kontemporer.