Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Kejadian dan Terapi Babesiosis dengan Clindamycin pada Kucing (THE INCIDENCE AND TREATMENT OF BABESIOSIS WITH CLINDAMYCIN IN CAT) Retno Wulansari; Raden Roro Soesatyoratih; Suryono .
Jurnal Veteriner Vol 15 No 3 (2014)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.245 KB)

Abstract

The patients : 5 cats, came to “Klinik Hewan Cimanggu”, complains from the clients were includinglistlessness, anorexia, diarrhea, and constipation. From the Physical examination they showed a palemucous membrane, hyperaemic on sclera, larger of cranial abdominal . Laboratory finding on bloodssmear showed blood parasites in red cells that suspected as Babesia sp. One of them concurrently withhaemobartonella sp infections. The general result of blood laboratory test showed anemia andthrombocytopenia. Its treated by clindamycin (10 mg/Kg BW) and multivitamin twice a day for 3 weeksand parasitemia level in 1000 red cell was count before treated. Reexamination of smear red cell wasdone during and after treatment. In general they had demonstrated the decrease of parasitemia level.Some of them didn’t showed any changes of parasitemia level, however they showed morphological changesthat indicate inactive condition of parasites. The decrease of parasitemia level or the morphologicalchanges of parasites indicates that the development of parasitemia level has been depressed, so theclinical signs decreased and the animal’s condition improved. It believed that clindamycin inhibits proteinsynthesization in ribosome causing the damage to the parasite, but it will not eliminate the parasitesrapidly from peripheral blood. The Clindamycin treatment on cats with babesiosis will not induct the sideeffects .
MINAHASA TENGGARA FOOTBALL STADIUM. Metaphore Architecture Andrew A. Manawan; Alvin J. Tinangon; Suryono .
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19209

Abstract

Olahraga merupakan kegiatan peningkatan kesehatan yang rekreatif sebagai bagian dari pendidikan menuju sportivitas, disiplin, dan prestasi. Citra bangsa yang positif dapat dinilai melalui prestasi olahraga dari bangsa tersebut. Pembinaan olahraga tentu saja tidak terlepas dari adanya sarana prasarana yang representatif. Pengadaan sarana prasarana yang baik akan mendukung pembinaan dan pelatihan para atlit, serta sebagai sarana yang rekreatif bagi masyarakat umum.  Khususnya untuk olahraga Sepakbola di Minahasa Tenggara memiliki minat dan animo yang cukup tinggi. Guna lebih mengembangkan potensi masyarakat Minahasa Tenggara pada olahraga sepak bola maka perlu disediakan wadah yang akan memberikan kenyamanan dan keamanan sehingga dapat menunjang kegiatan ini. Dengan adanya “Minahasa Tenggara Football Stadium” di harapkan dapat memenuhi kegiatan dan kebutuhan tersebut. Metaphor Architecture merupakan tema yang diambil untuk meningkatkan kualitas gagasan desain. Tema ini befungsi sebagai titik berangkat sekaligus sebagai koridor dalam pengambilan keputusan desain. Metaphor Architecture sebuah gaya bahasa arsitektur yang membawa, memindahkan dan menerjemahkan kiasan suatu objek ke dalam bentuk bangunan (ruang tiga dimensi).Burung Manguni adalah ide bentuk  yang diambil sebagai rupa awal yang akan menjadi patokan pengaplikasian tema dalam rancangan. Hasil rancangan yang ada diolah terus menerus dengan mengatasi kekurangan-kekurangan pada rancangan sebelumnya hingga menghasilkan objek rancangan yang tepat dan sesuai dengan maksud dan tujuan perancangan. Kata kunci : Minahasa Tenggara, Football Stadium, Metaphor Architecture
TROPICAL SEA WORLD DI SULAWESI UTARA. Biomimetic Architecture Claudia A. Quedarusman; Suryono .; Oktavianus H.A. Rogi
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19211

Abstract

Rumah merupakan wadah atau acuan konsep-konsep kegiatan sosial untuk memberikan rasa nyaman, aman dari kejenuhan ragam aktivitas di luar rumah. Dalam kaitannya, sebagaimana habitat yang menjadi tempat makhluk hidup tinggal dan berkembang biak merupakan kebutuhan pembangunan wadah yang menciptakan keselarasan harmoni antara makhluk hidup dan lingkungan alam tinggal. Letak geografis Sulawesi Utara yang strategis dikenal akan wisata bahari, jenis biota laut yang khas, namun belum memberikan ketersediaan wadah yang dapat menampung pusat informasi dan konsevasi dalam melestarikan keanekaragaman hayati.Dalam pusat kegiatan rekreasi, edukasi dan konservasi, sangatlah membutuhkan fasilitas-fasilitas yang memadai dan optimal sehingga dapat membuka ruang pendidikan informal dalam kalangan bermasyarakat mengenai kehidupan laut. Untuk mewujudkan public facility tersebut, sehingga perlu adanya Tropical  Sea World sebagai objek yang menyesuaikan dengan lokasi iklim tropis untuk mewadahi kegiatan dengan tambahan fasilitas penunjang.  Potensi dan permasalahan yang timbul dengan keterkaitan antara objek Sea World dengan lokasi, diangkatlah tema Biomimetic Architecture. Adapun dari acuan terhadap alam sebagai mentor sangat mewakili solusi yang sangat kompleks dan terjemahan yang dihasilkan tidak hanya terbatas pada masalah bentuk. Dalam penerapan tema Biomimetic Architecture berupa konsep arsitektural yang dapat mengakomodir serta berperan dalam pemanfaatan ragam material, bentuk dan kombinasi elemen-elemen lingkungan sekitar untuk menghasilkan atmosfir layaknya sebuah miniatur dunia laut.  Kata kunci : Sulawesi Utara, Tropical Sea World, Biomimetic Architecture
MITIGASI RISIKO BENCANA BANJIR DI KOTA MANADO Hengkelare, Sularso H. S.; Rogi, Octavianus H. A.; ., Suryono
MEDIA MATRASAIN Vol. 18 No. 2 (2021)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v18i2.37068

Abstract

Mitigation is an effort with the aim of minimizing the impact of a disaster by carrying out proper planning. Geological and hydrometeorological disasters are disasters that are often experienced by Indonesia. In Indonesia, hydrometeorological disasters such as floods are influenced by strong westerly winds and global climate change. Inappropriate land conversion also supports the occurrence of this disaster. Based on a map of flood-prone areas from the Ministry of Agrarian Affairs and Spatial Planning, Manado City has a flood-prone area with a fairly high class of vulnerability, especially the central government area and the center of trade and services. This is relevant to the geographical condition of the city of Manado which is in a position surrounded by mountains and 5 major rivers that pass through the city of Manado, namely the Tikala river and the Tondano river which merge in the Paal 2 area, the Malalayang river, the Sario river and the Bailang river. The Tondano and Tikala rivers have several meanders and have several 'bottle necks' downstream which can cause obstruction to the flow of river water so that it can cause flooding. In addition, the silting of rivers and drainage as well as the lack of water catchment areas have an important role in the occurrence of floods. Therefore, it is necessary to carry out a flood risk analysis in Manado City to determine the appropriate form of mitigation. The purpose of this study is to determine the level of flood risk in Manado City and recommend forms of flood disaster mitigation in Manado City. This research uses analysis with quantitative descriptive research method. The analysis was carried out with reference to PERKA BNPB No. 02 of 2012 concerning general guidelines for disaster risk assessment. The results of this study are that there are 3 classes of flood risk levels in Manado City. In the high class, there are 53 urban villages, the middle class is 2 villages and the low class is 32 villages.