Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Group Cognitive Therapy For Suicide Prevention Berbasis Internet Untuk Mengurangi Ide Bunuh Diri Pada Mahasiswa Puput Mariyati; Hamidah Hamidah
Jurnal Diversita Vol 7, No 2 (2021): JURNAL DIVERSITA DESEMBER
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/diversita.v7i2.4752

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas Cognitive Therapy for Suicide Prevention (CT-SP) berbasis internet dengan pendekatan kelompok untuk mengurangi ide bunuh diri pada mahasiswa. Mahasiswa mengalami masa yang menantang saat memasuki jenjang pendidikan tinggi karena transisi perkembangan dari remaja akhir menuju dewasa awal. Dalam masa transisi ini, mahasiswa mungkin mengalami tekanan atau masalah psikologis yang menjadi faktor resiko terkait ide bunuh diri. Wenzel et al., (2009) mendefinisikan ide bunuh diri sebagai pikiran, gambar, keyakinan, suara, atau kognisi lain yang dilaporkan oleh individu untuk mengakhiri hidupnya sendiri. CT-SP menunjukkan efektivitas dalam menurunkan ide bunuh diri, namun untuk pendekatan online belum diketahui. Desain penelitian yang digunakan adalah kelompok kontrol pretest posttest. Subjek adalah mahasiswa yang berstatus aktif di perguruan tinggi negeri dan swasta yang berusia 18-25 tahun. Subyek berjumlah 14 orang yang dibagi dalam kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan adalah Scale of Suicidal Ideation (Beck et al., 1979). Hasil penelitian menunjukkan perbedaan skor ide bunuh diri pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberikan intervensi, dengan sig. 0.011 (sig.< 0,05) dan nilai effect size 1.595 (kategori efektivitas besar). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa intervensi CT-SP berbasis internet dengan pendekatan kelompok efektif dalam menurunkan ide bunuh diri mahasiswa.
Psikoedukasi Perilaku Seksual Beresiko Untuk Pencegahan HIV/AIDS Pada Siswa SMK “Y” Wates Kediri (Psychoeducation of Risky Sexual Behavior To Prevent HIV/AIDS In Students Of Smk “Y” Wates Kediri) Mariyati, Puput; Lukis, Prima Agusti; Arifah, Farida Noor
Indonesia Berdaya Vol 6, No 1 (2025)
Publisher : UKInstitute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/ib.20251061

Abstract

Angka kejadian kasus HIV/AIDS di Indonesia, terutama di kalangan remaja semakin meningkat. Remaja menjadi kelompok paling rentan terinfeksi HIV/AIDS karena remaja mulai mempraktikkan perilaku seksual berisiko yang memungkinkan terjadinya penularan HIV/AIDS. Remaja perlu dibekali pengetahuan terkait pencegahan HIV/AIDS yang berbasis sekolah agar dapat mengenali bahaya dari HIV/AIDS dan menghindari perilaku seksual beresiko sebagai upaya pencegahan HIV/AIDS. Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode psikoedukasi di SMK “Y” di wilayah Wates Kediri dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang perilaku seksual beresiko untuk mencegah remaja terkena HIV/AIDS. Materi yang disampaikan mencakup memahami HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), penyebaran, pengobatan dan penanganan, serta pencegahannya termasuk Perilaku Seksual Beresiko. Psikoedukasi dihadiri oleh 31 siswa perwakilan kelas 1-3 dari berbagai jurusan. Metode yang dilakukan adalah one group pretest-posttest design, dengan menggunakan uji normalitas gain (n-gain score).  Hasil kegiatan ini menunjukkan rata-rata n-gain score sebesar 0.51 (sedang) yang berarti bahwa ada peningkatan pengetahuan siswa terkait materi yang disampaikan. Diharapkan melalui pengabdian ini siswa dapat menghindari perilaku seksual beresiko untuk mencegah terjadinya penularan HIV/AIDS di kalangan remaja.Abstract. The rate of HIV/AIDS cases in Indonesia, especially among adolescents is increasing. Adolescents become the most vulnerable group infected with HIV/AIDS because adolescents begin to practice risky sexual behavior that allows the transmission of HIV/AIDS. Adolescents need to be equipped with knowledge related to school-based HIV/AIDS prevention in order to recognize the dangers of HIV/AIDS and avoid risky sexual behavior as an effort to prevent HIV/AIDS. This community service is carried out by psychoeducational methods at SMK “Y” in the Wates, Kediri with the aim of increasing knowledge about risky sexual behavior to prevent adolescents from getting HIV/AIDS. The material presented includes understanding HIV (Human Immunodeficiency Virus) and AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), spread, treatment and handling, as well as prevention including risky sexual behavior. Psychoeducation was attended by 31 students representing grades 1-3 from various majors. The method is one group pretest-posttest design, using gain normality test (n-gain score).  The results of this activity showed an average N-gain value of 0.51 (medium) which means there is an increase in student knowledge related to the material presented. It is expected that through this service students can avoid risky sexual behavior to prevent the transmission of HIV / AIDS among adolescents
Psikoedukasi Perilaku Seksual Beresiko Untuk Pencegahan HIV/AIDS Pada Siswa SMK “Y” Wates Kediri (Psychoeducation of Risky Sexual Behavior To Prevent HIV/AIDS In Students Of Smk “Y” Wates Kediri) Mariyati, Puput; Lukis, Prima Agusti; Arifah, Farida Noor
Indonesia Berdaya Vol 6, No 1 (2025)
Publisher : UKInstitute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/ib.20251061

Abstract

Angka kejadian kasus HIV/AIDS di Indonesia, terutama di kalangan remaja semakin meningkat. Remaja menjadi kelompok paling rentan terinfeksi HIV/AIDS karena remaja mulai mempraktikkan perilaku seksual berisiko yang memungkinkan terjadinya penularan HIV/AIDS. Remaja perlu dibekali pengetahuan terkait pencegahan HIV/AIDS yang berbasis sekolah agar dapat mengenali bahaya dari HIV/AIDS dan menghindari perilaku seksual beresiko sebagai upaya pencegahan HIV/AIDS. Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode psikoedukasi di SMK “Y” di wilayah Wates Kediri dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang perilaku seksual beresiko untuk mencegah remaja terkena HIV/AIDS. Materi yang disampaikan mencakup memahami HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), penyebaran, pengobatan dan penanganan, serta pencegahannya termasuk Perilaku Seksual Beresiko. Psikoedukasi dihadiri oleh 31 siswa perwakilan kelas 1-3 dari berbagai jurusan. Metode yang dilakukan adalah one group pretest-posttest design, dengan menggunakan uji normalitas gain (n-gain score).  Hasil kegiatan ini menunjukkan rata-rata n-gain score sebesar 0.51 (sedang) yang berarti bahwa ada peningkatan pengetahuan siswa terkait materi yang disampaikan. Diharapkan melalui pengabdian ini siswa dapat menghindari perilaku seksual beresiko untuk mencegah terjadinya penularan HIV/AIDS di kalangan remaja.Abstract. The rate of HIV/AIDS cases in Indonesia, especially among adolescents is increasing. Adolescents become the most vulnerable group infected with HIV/AIDS because adolescents begin to practice risky sexual behavior that allows the transmission of HIV/AIDS. Adolescents need to be equipped with knowledge related to school-based HIV/AIDS prevention in order to recognize the dangers of HIV/AIDS and avoid risky sexual behavior as an effort to prevent HIV/AIDS. This community service is carried out by psychoeducational methods at SMK “Y” in the Wates, Kediri with the aim of increasing knowledge about risky sexual behavior to prevent adolescents from getting HIV/AIDS. The material presented includes understanding HIV (Human Immunodeficiency Virus) and AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), spread, treatment and handling, as well as prevention including risky sexual behavior. Psychoeducation was attended by 31 students representing grades 1-3 from various majors. The method is one group pretest-posttest design, using gain normality test (n-gain score).  The results of this activity showed an average N-gain value of 0.51 (medium) which means there is an increase in student knowledge related to the material presented. It is expected that through this service students can avoid risky sexual behavior to prevent the transmission of HIV / AIDS among adolescents
Empathic communication training for cadres in assisting families of stunting toddlers Mariyati, Puput; Melati, Denis; Triatmaja, Nining Tyas
Priviet Social Sciences Journal Vol. 5 No. 7 (2025): July 2025
Publisher : Privietlab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55942/pssj.v5i7.518

Abstract

Posyandu cadres are the spearhead of real Community Health Center services in helping to address nutritional problems in the community. To support their role, Posyandu cadres must possess adequate communication skills to convey nutrition and health messages in a simple manner. Cadres are required to listen actively, non-judgmentally, respond empathetically, understand emotions, and create a comfortable atmosphere for those receiving nutritional assistance, ensuring optimal intervention. Empathetic communication training is an effort to improve the cadres' abilities to support families of stunted toddlers. This study uses a quantitative approach with a one-group pretest-posttest experimental design method, which aims to determine the effect of empathic communication training in improving the knowledge and skills of Posyandu cadres in assisting families with malnutrition. This study involved 20 participants from the village cadres distance Plosoklaten Kediri. Conducting given is empathic communication training that contains material about the process of empathic communication and empathic communication practice roleplay. Understanding of the training material was measured using questionnaires made by researchers who describe the role of cadres, concepts, and processes of empathic communication, as well as scenarios containing cases for practicing empathic communication. Hypothesis testing using a paired samples t-test with p value = 0.001 (p<0.05). There is a significant difference in the level of knowledge between before and after being given empathic communication training for Posyandu cadres.