Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Comparison of L-Ascorbic Acid Content of Red Dragon Fruit (Hylocereus lemairei (Hook.) Britton & Rose) Based on the Level Maturity Fitria, Faizatul; Arifah, Farida Noor; Arni, Gerhana Dyeah Gusti; Bashori, Rizka Islamia
Ad-Dawaa: Journal of Pharmaceutical Sciences Vol. 7 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/djps.v7i1.49909

Abstract

Introdiction: Red dragon fruit (Hylocereus lemairei (Hook.) Britton & Rose) It has abundant antioxidant content that is able to suppress oxidative stress from free radicals. One of them is vitamin C (L-ascorbic acid is an important molecule in plants and animals that functions as a cofactor of various enzymes. This compound is most abundant in fruits, but the level is affected by the level of ripeness of the fruit. Aims: This study also aims to determine the difference in vitamin C levels of red dragon fruit at different levels of ripeness, namely raw, half-ripe, and ripe.. Result: The analysis used includes qualitative and quantitative using UV-Vis spectrophotometer. The qualitative analysis used three tests, treatment I used FeSO4 5% and NaOH 10%, treatment II with iodine 10%, treatment III used KMnO4 as an oxidizer. All qualitative tests on red dragon fruit from all maturity levels showed positive results with vitamin C content. while quantitative analysis of vitamin C levels showed different levels ranging from raw, half-ripe, and ripe with each value of 0.7112 mg/5g; 0.5380 mg/5g; and 0.3410 mg/5g. Conclusion: These results showed that there was a decrease in vitamin C levels with the increasing level of fruit ripeness
Analisa Kandungan Karbohidrat dan Asam Askorbat Pada Sari Buah Matoa (Pometia pinnata) dengan Metode KualitatifAnalisa Kandungan Karbohidrat dan Asam Askorbat Pada Sari Buah Matoa (Pometia pinnata) dengan Metode Kualitatif Oktavia, Ira; Fitria, Faizatul; Arifah, Farida Noor
Jurnal Sintesis: Penelitian Sains, Terapan dan Analisisnya Vol 4 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Fakultas Sains, Teknologi, dan Analsisi Institut ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56399/jst.v4i2.149

Abstract

Di Indonesia, buah matoa merupakan ciri khas dari daerah Papua. Secara umum buah tersebut mengandung vitamin C (asam askorbat) yang bermanfaat sebagai antioksidan untuk meningkatkan antibodi. Selain asam askorbat, buah matoa juga mengandung karbohidrat yang dapat dimanfaatkan sebagai cita rasa baru untuk es krim maupun pembuatan sirup. Pada penelitian ini sampel buah matoa diambil dari daerah Kota Kediri. Tujuan dilakukan penelitian ialah untuk mengetahui adanya kandungan asam askorbat dan karbohidrat dari buah matoa yang berasal dari Kota Kediri. Berdasarkan hasil analisis kualitatif menggunakan metode FeCl3, KMnO4, AgNO3, dan metilen biru menunjukkan bahwa buah matoa dari Kota Kediri mengandung asam askorbat atau dikenal dengan vitamin C. Selanjutnya berdasarkan analisis kualitatif menggunakan metode Molisch, benedict, barfoed, seliwanof dan iodium menunjukkan bahwa buah matoa mengandung karbohidrat. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa buah matoa yang berasal dari Kota Kediri mengandung asam askorbat dan karbohidrat sebagaimana buah matoa dari daerah asalnya.
Psikoedukasi Perilaku Seksual Beresiko Untuk Pencegahan HIV/AIDS Pada Siswa SMK “Y” Wates Kediri (Psychoeducation of Risky Sexual Behavior To Prevent HIV/AIDS In Students Of Smk “Y” Wates Kediri) Mariyati, Puput; Lukis, Prima Agusti; Arifah, Farida Noor
Indonesia Berdaya Vol 6, No 1 (2025)
Publisher : UKInstitute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/ib.20251061

Abstract

Angka kejadian kasus HIV/AIDS di Indonesia, terutama di kalangan remaja semakin meningkat. Remaja menjadi kelompok paling rentan terinfeksi HIV/AIDS karena remaja mulai mempraktikkan perilaku seksual berisiko yang memungkinkan terjadinya penularan HIV/AIDS. Remaja perlu dibekali pengetahuan terkait pencegahan HIV/AIDS yang berbasis sekolah agar dapat mengenali bahaya dari HIV/AIDS dan menghindari perilaku seksual beresiko sebagai upaya pencegahan HIV/AIDS. Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode psikoedukasi di SMK “Y” di wilayah Wates Kediri dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang perilaku seksual beresiko untuk mencegah remaja terkena HIV/AIDS. Materi yang disampaikan mencakup memahami HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), penyebaran, pengobatan dan penanganan, serta pencegahannya termasuk Perilaku Seksual Beresiko. Psikoedukasi dihadiri oleh 31 siswa perwakilan kelas 1-3 dari berbagai jurusan. Metode yang dilakukan adalah one group pretest-posttest design, dengan menggunakan uji normalitas gain (n-gain score).  Hasil kegiatan ini menunjukkan rata-rata n-gain score sebesar 0.51 (sedang) yang berarti bahwa ada peningkatan pengetahuan siswa terkait materi yang disampaikan. Diharapkan melalui pengabdian ini siswa dapat menghindari perilaku seksual beresiko untuk mencegah terjadinya penularan HIV/AIDS di kalangan remaja.Abstract. The rate of HIV/AIDS cases in Indonesia, especially among adolescents is increasing. Adolescents become the most vulnerable group infected with HIV/AIDS because adolescents begin to practice risky sexual behavior that allows the transmission of HIV/AIDS. Adolescents need to be equipped with knowledge related to school-based HIV/AIDS prevention in order to recognize the dangers of HIV/AIDS and avoid risky sexual behavior as an effort to prevent HIV/AIDS. This community service is carried out by psychoeducational methods at SMK “Y” in the Wates, Kediri with the aim of increasing knowledge about risky sexual behavior to prevent adolescents from getting HIV/AIDS. The material presented includes understanding HIV (Human Immunodeficiency Virus) and AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), spread, treatment and handling, as well as prevention including risky sexual behavior. Psychoeducation was attended by 31 students representing grades 1-3 from various majors. The method is one group pretest-posttest design, using gain normality test (n-gain score).  The results of this activity showed an average N-gain value of 0.51 (medium) which means there is an increase in student knowledge related to the material presented. It is expected that through this service students can avoid risky sexual behavior to prevent the transmission of HIV / AIDS among adolescents
test Analisis Farmakofisika Ekstrak Buah Maja (Aegle marmelos (L.) Corrêa): test Arifah, Farida Noor; Prodyanatasari, Arshy; Swandono, Hari Untarto; Widiastuti, Eka
Jurnal Sintesis: Penelitian Sains, Terapan dan Analisisnya Vol 6 No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Fakultas Sains, Teknologi, dan Analsisi Institut ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56399/jst.v6i1.260

Abstract

Tanaman maja (Aegle marmelos (L.) Corrêa) merupakan sumber penting metabolit sekunder, terutama senyawa flavonoid yang termasuk dalam golongan fenolik alam terbesar dan terbukti memiliki sifat antioksidan. Fokus penelitian ini adalah melakukan analisis kadar flavonoid menyeluruh dalam ekstrak buah maja dengan menerapkan metode spektrofotometri UV-Vis. Sampel buah maja yang diambil dari Kecamatan Mojo terlebih dahulu diolah menjadi simplisia menggunakan dehidrator pada suhu 50°C, selanjutnya dilakukan proses maserasi dengan pelarut etanol berkonsentrasi 70% dalam perbandingan 1:10 antara sampel dan pelarut. Analisis kualitatif menggunakan metode Wilstater (HCl pekat) dan Bate Smith-Mercalf (Mg serbuk + HCl pekat) memberikan hasil positif, dengan indikator visual berupa perubahan warna menjadi jingga dan merah tua. Pengukuran kuantitatif flavonoid menggunakan spektrofotometri visibel (430 nm) dengan standar kuersetin menghasilkan kurva kalibrasi y = 0,0078x - 0,0221 (r = 0,9978). Kadar flavonoid total ekstrak buah maja yang diperoleh adalah 86,979 mg kuersetin ekuivalen per gram ekstrak (8,698%).