Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Mutu Bahan Bakar Premium: Studi Kasus Di Surabaya A. Grummy Wailanduw,
Teknika Vol 9, No 2 (2008)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jumlah kendaraan bermotor yang berada di jalan-jalan Surabaya masih didominasi oleh kendaraan berbahan bakar bensin, dan sebagian besar kendaraan tersebut menggunakan bensin premium. Nilai oktan (ON), kandungan Pb dan S merupakan parameter dari kualitas bensin termasuk bensin premium, karena mereka merupakan salah satu faktor penentu terhadap kinerja mesin dan kandungan emisi gas buang yang dikeluarkan oleh kendaraan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai oktan (ON), kandungan timbal (Pb) dan belerang (S) dari bensin premium pada SPBU yang ada di wilayah Surabaya. Penelitian ini dilakukan pada SPBU-SPBU yang berada di Surabaya. Menggunakan teknik area cluster random sampling diambil 20 SPBU dari 90 SPBU yang beroperasi. Wilayah Surabaya dibagi menjadi Surabaya Pusat, Surabaya Utara, Surabaya Selatan, Surabaya Timur, dan Surabaya Barat. Kemudian dari masing-masing wilayah diambil SPBU Pertamina yang sudah tersertifikasi (Pasti Pas) dan yang belum tersertifikasi (umum) secara random. Sampel bensin premium dari masing-masing SPBU ini diujikan pada lembaga pengujian yang sudah tersertifikasi, yaitu Diklat Migas Cepu dan Sucofindo Jakarta. Hasil penelitian secara umum menunjukkan: bilangan oktan berkisar dari 88,0 – 89, kandungan timbal (Pb) berkisar dari di bawah 0,599 – 3 ppm, kandungan belerang (S) berkisar dari di bawah 0,0150 – 0,0182 % wt, dan ini masih berada pada nilai batas yang dikeluarkan oleh Pertamina. Berdasarkan klasifikasi SPBU menunjukkan: pada SPBU yang tersertifikasi, bilangan oktan berkisar dari 88,0 – 88,8, kandungan timbal (Pb) berkisar dari di bawah 0,599 – 3 ppm, kandungan belerang (S) rata-rata di bawah 0,0150% wt.  Sedangkan pada SPBU yang belum tersertifikasi, bilangan oktan berkisar dari 88,0 - 89, kandungan timbal (Pb) berkisar dari di bawah 0,599 – 2 ppm, dan kandungan belerang (S) berkisar dari di bawah 0,0150 – 0,0182% wt. Selanjutnya berdasarkan wilayah SPBU menunjukkan: Surabaya Pusat, bilangan oktan berkisar dari 88,8 - 89, kandungan timbal (Pb) berkisar dari di bawah 0,599 – 1 ppm, dan kandungan belerang (S) berkisar dari di bawah 0,0150 – 0,0156% wt; Surabaya Utara, bilangan oktan berkisar dari 88,0 – 88,5, kandungan timbal (Pb) berkisar dari di bawah 0,599 – 0,81 ppm  , dan kandungan belerang (S) berkisar dari di bawah 0,0150% wt; Surabaya Selatan, bilangan oktan berkisar dari 88,3 – 89, kandungan timbal (Pb) berkisar dari di bawah 0,599 – 2 ppm, dan kandungan belerang (S) berkisar dari di bawah 0,0150 – 0,0157% wt; Surabaya Timur, bilangan oktan berkisar dari 88,0 – 88,2, kandungan timbal (Pb) berkisar dari di bawah 0,599 – 2 ppm, dan kandungan belerang (S) berkisar dari di bawah 0,0150% wt; Surabaya Barat, bilangan oktan berkisar dari 88,6 – 89, kandungan timbal (Pb) berkisar dari 0,79 – 3 ppm, dan kandungan belerang (S) berkisar dari di bawah 0,0150 – 0,0182% wt.  Motor vehicles and motor cycles passed in street in Surabaya city used a gasoline as fuel, and most of them used a premium fuel. A parameter of quality of premium fuel were octane number (ON), lead and sulphur content. These parameter would effect to performance of engine and emission of motor vehicle. The objective of this research was to know octane number, lead and sulphur content of premium fuel in public gas stations in Surabaya city.Using area cluster random sampling technique was chosen public gas stations. From 90 public gas stations in Surabaya city were taken 20 public gas stations, and all of them separate in Center, North, South, East, and West of Surabaya. And then, sample of premium fuel from those public gas stations were analysed in Migas Cepu and Sucofindo Jakarta.In generally, result of this research showed that octane number start from 88,0 - 89,  lead content start from below 0,599 - 3 ppm, and sulphur content start from below 0,0150 - 0,0182% wt, and all values were in standard limitation from Pertamina. According to classification of the public gas stations, a certified public gas stations showed that octane number start from 88,0 – 88,8, lead content start from below 0,599 - 3 ppm, and sulphur content average below 0,0150% wt. While uncertified public gas stations showed that octane number start from 88,0 – 89, lead content start from below 0,599 - 2 ppm, and sulphur content start from below 0,0150 - 0,0182% wt. According to area of public gas stations, showed that in Center of Surabaya octane number start from 88,8 - 89, lead content (Pb) start from below 0,599 – 1 ppm, and sulphur content (S) start from below 0,0150 – 0,0156% wt; North of Surabaya, octane number start from 88,0 – 88,5, lead content (Pb) start from below 0,599 – 0,81 ppm  , and sulphur content (S) average below 0,0150% wt; South of Surabaya, octane number start from 88,3 – 89, lead content (Pb) start from below 0,599 – 2 ppm, and sulphur content (S) start from below 0,0150 – 0,0157% wt; East of Surabaya, octane number start from 88,0 – 88,2, lead content (Pb) start from below 0,599 – 2 ppm, and sulphur content (S) average below 0,0150% wt; West of Surabaya, octane number start from 88,6 – 89, lead content (Pb) start from below 0,79 – 3 ppm, and sulphur content (S) start from below 0,0150 – 0,0182% wt.
Simulasi Numerik Aliran Melintasi Susunan Empat Silinder Sirkular pada Rasio L/D= 3,0 Dekat Dinding Wailanduw, A Grummy; AW, Priyo Heru
Mesin Vol 25, No 1 (2016)
Publisher : Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.345 KB) | DOI: 10.5614/MESIN.2016.25.1.3

Abstract

Aliran yang melintasi susunan empat silinder sirkular di center line telah banyak dilakukan, baik secara eksperimen, simulasi, maupun visualisasi. Fenomena aliran yang terjadi di sekeliling silinder akan berbeda, ketika rasio susunan empat silinder sirkular disetting di L/D= 3,0 dan diletakkan dekat dinding. Pengaruh lapis batas dari dinding akan mempengaruhi aliran pada lower cylinder terutama down-stream cylinder yang sebelumnya hanya dipengaruhi oleh up-stream cylinder. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap fenomena aliran di sekeliling susunan silinder yang diletakkan dekat dengan dinding tersebut. Metode simulasi numerik disini menggunakan bantuan software FLUENT 6.3.26, dan karakteristik aliran diteliti pada susunan empat silinder sirkular dengan rasio L/D= 3,0 yang ditempatkan dekat dinding dengan variasi rasio G/D= 0,2; 0,7; dan 1,2 pada bilangan Reynolds 5,3x104 berdasarkan  diameter silinder. Dalam menentukan model viskos yang akan digunakan, dilakukan validasi antara hasil simulasi numerik yang menggunakan berbagai model viskos dan hasil eksperimen pada silinder sirkular tunggal yang ditempatkan di center line. Hasil validasi menunjukkan bahwa dari berbagai model viskos 2D-URANS yang telah dicoba, model viskos k-ω sst memiliki hasil yang mendekati hasil eksperimen. Berdasarkan penelitian tersebut, diperoleh pressure coefficient distribution (Cp) dari upper cylinder dan lower cylinder yang berbeda. Selanjutnya dari hasil simulasi ini juga dapat dilihat bahwa daerah di belakang silinder sirkular, antara upper dan lower cylinder terjadi perbedaan pola vortex shedding. 
ANALISIS TORSI PADA TRAINER SISTEM STARTER MARITA, DONA; GRUMMY WAILANDUW, A.
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Rekayasa Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analisis sistem starter bertujuan untuk menganalisis kondisi motor starter pada saat diberikan beban bervariasi. Sistem kerja motor starter ini membutuhkan suatu rangkaian untuk menyalakan motor starter yang berfungsi untuk menggerakkan flywheel yang nantinya diberikan beban. Dari motor starter bisa didapat besarnya torsi mekanik. Untuk itu desain yang dibuat diberikan beban yang bervariasi dengan menguji dari beban terkecil, sedang hingga terbesar. Metode rekayasa yang akan dilakukan oleh peneliti dalam upaya mendesain trainer analisis torsi pada sistem starter dimulai dari merencanakan, merancang dan membuat trainer tersebut, menguji coba trainer, menganalisis hasil dari uji coba trainer. Analisis torsi pada trainer sistem starter umumnya digunakan sebagai media pembelajaran dengan diberikan beban agar mengetahui torsi yang dihasilkan pada motor starter tersebut. Setelah membuat desain trainer analisis sistem starter ini, dilanjutkan dengan uji coba untuk mengetahui karakteristik motor starter. Hasil pengujian pada trainer motor starter saat tidak menggunakan beban dan menggunakan beban dari 0,5 kg, 1kg, 1,5 kg, 2kg torsi yang dihasilkan pada motor starter jika beban semakin berat maka torsi yang dihasilkan motor starter tersebut juga akan semakin besar.
EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI RASIO PANJANG LEADING EDGE TERHADAP KARAKTERISTIK AERODINAMIKA PADA MOBIL PICK UP RIANTO, ACHMAD; GRUMMY WAILANDUW, A.
Jurnal Teknik Mesin Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kendaraan pick up memiliki jarak tempuh yang lebih jauh dan membawa beban yang lebih berat dari pada mobil kecil, sehingga penelitian tentang karakteristik aerodinamika pada kendaraan pick up sangat diperlukan untuk meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar dan meningkatkan keamanan waktu berkendara. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model uji dengan variasi rasio panjang leading edge: standart 0,03(1/30), 0,067(1/15), dan 0,1(1/10) pada Reh = 3,09x104, 5,20x104, 7,15x104. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah distribusi tekanan (CP) pada upper dan lower surface, koefisien drag pressure (CDP), koefisien lift pressure (CLP), profil kecepatan dibelakang kendaraan (VP) dan titik separasi pada kendaraan pick up. Untuk variabel kontrol, model leading edge bodi kendaraan diletakkan 200 mm dari leading edge plat datar. Pengukuran VP dibelakang model uji kendaraan dilakukan pada rasio X/L 0,34; X/L 0,41; X/L 0,49; X/L 0,57 dari leading edge plat datar. Berdasarkan penelitian, didapatkan hasil sebagai berikut: dengan menambah variasi rasio panjang leading edge dapat membuat peningkatan koefisien tekanan(CP) dengan perlahan dan mengurangi kenaikan CP yang tiba ? tiba. Penurunan koefisien drag pressure (CDP) tertinggi terjadi pada variasi rasio panjang leading edge 0,1(1/10) dengan Reh = 3,09 x 104 yaitu 0,57 atau turun 20,53% dari model standart 0,03 (1/30) sehingga dapat dikatakan bahwa dengan melakukan variasi rasio panjang leading edge, dapat membuat efisiensi bahan bakar meningkat. Penurunan nilai CLP paling signifikan pada variasi rasio panjang leading edge 0,1 (1/10) pada Reh 7,15 x 104 yakni 0,28 atau turun sebanyak 41,09% dari model kendaraan standart 0,03 (1/30). Pada pengukuran velocity profile (VP) di belakang model uji didapatkan penurunan defisit momentum aliran pada semua variasi Reh dan rasio X/L. Pada semua variasi Reh titik separasi terjadi pada titik x/l=+0,438 pada model standart 0,03(1/30), x/l=+0,471 pada model dengan variasi rasio panjang leading edge 0,067(1/15), x/l=+0,505 pada model dengan variasi rasio panjang leading edge 0,1(1/10). Kata Kunci: Leading Edge, Karakteristik Aerodinamika, dan Kendaraan Pick Up.
EVALUASI PROGRAM TEACHING FACTORY PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK DAN BISNIS SEPEDA MOTOR DI SMK NEGERI 2 SURABAYA LUTFARIDA AGUSTIN, ANIS; GRUMMY WAILANDUW, A.
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Pemerintah Indonesia mengeluarkan Instruksi Presiden No. 9 tahun 2016 yang menginstruksikan pemerintah daerah untuk melakukan revitalisasi SMK yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia. Salah satu program dari revitalisasi SMK adalah program teaching factory yang memadukan antara belajar dan bekerja. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program dengan pedoman pelaksanaan teaching factory dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan teaching factory di SMK Negeri 2 Surabaya. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dicari nilai dari instrumen. hasil penelitian ditunjukkan bahwa implementasi ketujuh parameter teaching factory di SMKN 2 Surabaya telah memenuhi kriteria ketentuan dan syarat yang berpedoman pada DITPSMK. Adapun faktor pendukung implementasi teaching factory antara lain lingkungan yang mendukung, sarpras disesuaikan bengkel resmi, pemanfaatan media dengan maksimal, kurikulum berbasis teaching factory, telah dilaksanakan guru magang, dan industri yang mendukung teaching factory. Adapun faktor penghambat implementasi teaching factory antara lain belum tersedia SOP, belum tersedia simbol-simbol K3, belum tersedia marketing-promotion plan, kurangnya kewirausahaan bagi siswa, dan kurangnya inovasi pelayanan. Dari hasil evaluasi bahwa implementasi program teaching factory di SMKN 2 Surabaya dapat dilanjutkan dengan beberapa saran atau solusi untuk perbaikan. Solusi dari faktor penghambat yang dapat diberikan antara lain inovasi pelayanan menggunakan database customer, penambahan jumlah pengelola, peningkatan fasilitas pada bengkel, dan penyebaran informasi secara maksimal.
EVALUASI PEMBELAJARAN KURIKULUM INTEGRATED PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK NEGERI 2 SURABAYA HAFID ABDULLAH, AHMAD; GRUMMY WAILANDUW, A.
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Revolusi industri 4.0 merupakan pengembangan dari otomasi komputer menjadi teknologi sensor, analisis data dan jaringan terintegrasi yang telah mengubah hidup dan tiap kerja manusia secara keseluruhan. Sesuai Inpres No. 9 Tahun 2016 perlu dilakukan revitalisasi SMK, salah satu tema yaitu dijalankan program penyelarasan kurikulum di sekolah kejuruan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui baik tidaknya pelaksanaan kurikulum integrated ditinjau dari sejauh mana penguasaan siswa dalam aspek kognitif pada mata pelajaran Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan sesuai kurikulum integrated dan juga untuk mengetahui faktor menghambat dan pendukung pelaksanaannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan campuran yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik kuesioner, wawancara dan tes, dengan responden kuesioner dan wawancara meliputi wakil kepala sekolah dan guru otomotif, dan responden tes dari siswa kelas XII. Ketiga metode digunakan untuk saling melengkapi dan memperkuat data penelitian sehingga dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel sesuai dengan kondisi di sekolah. Hasil penelitian dari kesesuaian pelaksanaan pembelajaran kurikulum integrated ditinjau dari sejauh mana penguasaan siswa dalam aspek kognitif pada mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan di SMKN 2 Surabaya diperoleh persentase ketuntasan klasikal sebesar 77,27% dengan keterangan tuntas. Adapun faktor pendukung implementasi pembelajaran kurikulum integrated antara lain sub variabel ruang kelas, bengkel, penerapan K3, materi dan peralatan (media pembelajaran), proses pembelajaran, evaluasi pembelajaran, kompetensi guru, jumlah dan kesesuaian SDM, penyelarasan kurikulum, PKL, dan transfer teknologi. Adapun faktor penghambat implementasi pembelajaran kurikulum integrated antara lain sub variabel peralatan dan media praktik, persiapan mengajar, waktu, motivasi guru untuk berinovasi, pendampingan, pelatihan guru, dan penyerapan kerja. Kata Kunci: Evaluasi, Kurikulum Integrated, Faktor Keberhasilan. Abstract The 4.0 Industrial Revolution is the development of computer automation into sensor technology, an integrated data and network analysis that has changed lives and every human work as a whole. According to the presidential decree No. 9 year 2016 need to be done revitalization SMK, one of the theme is run curriculum alignment program in vocational schools. The purpose of this research is to know whether the implementation of the integrated curriculum is reviewed from the extent of the students mastery in the cognitive aspect of light vehicle machine maintenance as per the integrated curriculum and also to know the factors of inhibiting and supporting the implementation. The method used in this study is descriptive with a mixed approach i.e. quantitative and qualitative approaches. Data was collected using questionnaire techniques, interviews and tests, with questionnaire respondents and interviews including deputy Headmasters and automotive teachers, and test respondents from class XII students. All three methods are used to complement each other and strengthen the research data so as to produce valid and reliable data according to the conditions in the school. The result of the study of the suitability of integrated curriculum learning is reviewed from the extent to which students mastery of cognitive aspects in the subjects of light vehicle machines in SMKN 2 Surabaya obtained a classic percentage of the classification of 77.27% with complete information. The supporting factors for the implementation of integrated curriculum learning include sub-variables of classrooms, workshops, application of K3, materials and equipment (learning media), learning process, evaluation of learning, competency of teachers, number and suitability of human resources, curriculum alignment, PKL, and technology transfer. The inhibitory factor implementation of integrated curriculum learning include sub variables of equipment and media practices, preparation of teaching, time, motivation teachers to innovate, mentoring, teacher training, and absorption of work. Keywords: Evaluation, Integrated Curriculum, Success Factors.
EVALUASI TINDAK LANJUT HASIL PROGRAM KEAHLIAN GANDA GURU BIDANG OTOMOTIF WIJAYA, DENNY; GRUMMY WAILANDUW, A.
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kebutuhan tenaga kerja dituntut dapat menghasilkan lulusan SMK yang profesional sesuai dengan kebutuhan industri. Berdasarkan Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2016 perlu dilakukan revitalisasi SMK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan Program Keahlian Ganda Guru. Program keahlian ganda bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru SMK yang mengampu mata pelajaran normatif-adaptif untuk memperoleh kompetensi keahlian tambahan dan mampu menjadi guru produktif sehingga mampu memenuhi kebutuhan guru produktif di SMK. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif kualitatif. Evaluasi lebih ditekankan pada ketercapaian/efektivitas terhadap implementasi program keahlian ganda guru bidang otomotif di SMK. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara, kuesioner, tes, dan dokumentasi. Sebelum pengambilan data, dilakukan uji validasi, realibilitas, dan analisis butir soal. Kesesuaian implementasi guru keahlian ganda bidang otomotif dengan tujuan program keahlian ganda diadakan memperoleh persentase 75%. Faktor yang menjadi pendukung dalam pelaksanaan implementasi pembelajaran guru ditinjau dari variabel karakteristik guru adalah: a) Pandangan dan pemahaman terhadap pembelajaran, b) Minat, dan c) Kompetensi (Pengetahuan). Ditinjau dari variabel karakteristik siswa adalah: a) Potensi belajar, dan b) Minat. Ditinjau dari variabel konteks pembelajaran adalah: a) Lingkungan akademik, b) ruang kelas dan bengkel, c) Materi dan peralatan (media pembelajaran), dan d) Pelatihan guru. Sedangkan faktor yang menjadi penghambat dari variabel karakteristik guru adalah: a) Usia, b) Latar belakang pendidikan, dan c) Pengalaman mengajar. Ditinjau dari variabel karakteristik siswa adalah Kepribadian. Ditinjau dari variabel konteks pembelajaran adalah: a) Waktu, dan b) Persiapan mengajar. Kata Kunci: Keahlian Ganda, Implementasi, Faktor Keberhasilan. Abstract Labors need are required able to produce professional VOCATIONAL graduates according to needs industry. According of presidential instruction No. 9 year 2016 need to revitalization of SMK, ministry of education and culture implement the teachers dual skills Program. The dual skill program aims to improve competence of SMK teachers who can identify normative-adaptive subjects to acquire additional skill competencies and able to become productive teachers and able to fulfill the needs of productive teachers in SMK. The method used in this thesis is qualitative descriptive. Evaluation is more emphasized on the achievement/effectiveness of implementation program dual skills of the automotive field teachers in SMK. Data is collected using interview techniques, questionnaires, tests, and documentation. Before take data, validation test, realibility, and analysis of question. The suitability of the implementation of the follow up evaluation result of dual skills program automotive teacher with the objective of dual skills is held to achieve the percentage 75%. Factors that become advocates in implementation learning teachers that are reviewed from the teachers characteristic variables are: a) The view and understanding of the learning, b) interests, and c) competence (knowledge). Then reviewed from the student variables characteristic: a) learning potential, and b) interests. Further review of the learning context variables are: a) academic environment, b) classrooms and workshops, c) materials and equipment (media learning), and d) teacher training. While the factors that become the inhibitory of the teachers characteristic variables are: a) age, b) educational background, and c) teaching experience. Then the review of characteristic variables of the student is personality. Further review of the learning context variables are: a) time, and b) preparation of teaching. Keywords: Dual Skills, Implementation, Success Factor.
IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA KELAS X TSM SMK PGRI 05 JEMBER , SUYETNO; GRUMMY WAILANDUW, A.
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol 6, No 03 (2018): JPTM, Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018
Publisher : Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPendidikan merupakan sebuah kegiatan yang melibatkan sejumlah komponen yang bekerjasama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum 2013 menekankan penilaian autentik dalam kegiatan pembelajaran.Penilaian autentik merupakan bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh pada situasi sesungguhnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat kesiapan guru produktif bidang keahlian Teknik Sepeda Motor SMK PGRI 05 Jember dalam implementasi penilaian autentik, menemukan ada atau tidak perbedaan antara masing-masing guru dalam implementasi penilaian autentik, mengetahui respons siswa terhadap implementasi penilaian autentik dan menemukan faktor kendala dalam implementasi penilaian autentik.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dengan populasi dan sampel adalah semua guru yang mengajar mata pelajaran produktif kelas X Teknik Sepeda Motor di SMK PGRI 05 Jember berjumlah 3 orang.Instrumen penelitian terdiri dari instrumen perencanaan, pelaksanaan, tindak lanjut, kesiapan kerja guru, dan respons siswa.Teknik pengambilan data menggunakan angket, dokumentasi, dan observasi. Data penelitian dianalisis dengan statistik deskriptif dengan pengujian mean dan pengujian hipotesis komparatif dengan t-test sample related.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tingkat kesiapan guru produktif kelas X TSM SMK PGRI 05 Jember dalam mengimplementasikan penilaian autentik pada siklus 1 guru A baik dengan =2.84, guru B baik dengan mean =2.96, guru C Baik dengan mean =3.08; pada siklus 2 guru A baik dengan mean =2.64, guru B baik dengan mean =3.03, guru C Baik dengan mean =2.81. Tidak ada perbedaan signifikan antara guru A dan B dalam implementasi penilaian autentik dengan nilai tab= -1.015. Respons siswa terhadap implementasi penilaian autentik adalah guru A kategori baik, guru B baik, guru C cukup baik. Kendala yang dialami guru produktif kelas X paket keahlian Teknik Sepeda Motor dalam mengimplementasikan penilaian autentik antara lain: 1) Penyusunan tujuan pembelajaran kompetensi sikap dan keterampilan sesuai unsur ABCDs; 2) Penyampaikan langkah-langkah dan metode yang akan digunakan kepada siswa; 3) menyusun dan melaksanakan program pengayaan serta remedial bagi siswa 6) Konsistensi dalam penyusunan dan pelaksanaan penilaian keterampilan 7) Kelengkapan instrumen mulai dari afektif, kognitif dan psikomotor.. Kata Kunci: penilaian, autentik, kurikulum 2013, SMK, Teknik Sepeda Motor. AbstractEducation is an activity that involves a number of components that work together in a process to achieve educational goals. The 2013 curriculum emphasizes authentic assessment in learning activities. Authentic assessment is a form of assessment that requires learners to display attitudes, using the knowledge and skills acquired in the real situation. The purpose of this research is to know the level of productive teacher readiness on areas of expertise Motorcycles Engineering of SMK PGRI 05 Jember in the implementation of authentic assessment, to find whether or not the difference between each teacher in the implementation of authentic assessment, to know the students response to the implementation of authentic assessment and to find the constraint factor in the implementation of authenticassessment.The type of this research is quantitative descriptive research, with population and sample are all teachers who teach productive subjects on X Motorcycle engineeringclassin SMK PGRI 05 Jember amounted to 3 people. The research instrument consisted of planning instrument, implementation instrument, follow up instrument, readiness of teacher work instrument, and student response instrument. Techniques of data collection using questionnaire, documentation, and observation. Research data were analyzed by descriptive statistic with mean test and comparative hypothesis test with t-test sample related.The results of this study indicate that the level of readiness of productive teachers of class X TSM SMK PGRI 05 Jember in implementing authentic assessment in cycle 1 teacher A is good with mean =2.84, teacher B is good with mean =2.96, teacher C is good with mean = 3.08; in cycle 2 of teacher A is good with mean =2.64, teacher B is good with mean =3.03, teacher C Good with mean =2.81. There is no significant difference between teacher A and B on the implementation of authentic assessment with tab value = -1.015. Student response to the implementation of authentic assessment is the teacher A and B are on good category, teacher C is good enough. The Obstacles experienced by productive teachers of X motorcycles engineering class in implementing authentic assessment include: 1) Preparation of learning objectives attitudinal competencies and skills according to elements ABCDs; 2) Have not submitted the steps and methods to be used to the students; 3) Develop and implement enrichment and remedial program for students 6) Consistency in the preparation and implementation of skills assessment 7) Completeness of instruments ranging from affective, cognitive and psychomotor. Keywords: assessment,authentic, curriculum 2013, SMK, Motorcycle Engineering
EVALUASI PELAKSANAAN DAN FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG TEACHING FACTORY DI SMK NEGERI 3 SURABAYA , NURILANWAR; GRUMMY WAILANDUW, A.
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kebutuhan tenaga kerja dituntut untuk dapat menghasilkan lulusan SMK yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan industri. Melalui Inpres No. 9 Tahun 2016 tentang perlunya pelaksanaan revitalisasi SMK, untuk menjalankan Inpres tersebut dijalankan program teaching factory di SMK. Teaching factory adalah konsep pembelajaran dimana sekolah melaksanakan produksi atau layanan jasa yang merupakan bagian dari proses belajar mengajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur dan mengetahui baik tidaknya pelaksanaan teaching factory ditinjau dari aspek proses pembelajaran & training serta aspek Sumber Daya Manusia (SDM) dan juga untuk mengetahui faktor menghambat dan pendukung pelaksanaannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik kuesioner dan wawancara. Kedua instrumen ini digunakan untuk saling melengkapi dan memperkuat data penelitian sehingga didapat data yang benar-benar valid. Data yang didapat, diolah dan dicari nilai rata-rata dari hasil kuesioner dan wawancara. Selanjutnya dari nilai rata-rata tersebut dapat diperoleh Nilai Pencapaian Keberhasilan (NPK) dari pelaksanaan teaching factory dari aspek pola pembelajaran & training serta aspek SDM. Hasil penelitian yang dilakukan di SMKN 3 Surabaya pada program keahlian Teknik permesinan. Dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa kuesioner dengan responden sebanyak 12 guru maka diperoleh hasil bahwa pelaksanaan teaching factory dari aspek pola pembelajaran dan training dikategorikan sesuai dimana diperoleh Nilai Pencapaian Kualitas (NPK) sebesar 16,1 dengan persentase sebesar 74,54 %. Sedangkan dari aspek SDM dikategorikan sangat sesuai, dimana diperoleh hasil Nilai Pencapaian Kualitas (NPK) sebesar 14,4 dengan persentase 80%. Faktor penghambat dalam pelaksanaan teaching factory adalah: a). Pelaksanaan teaching factory belum menerapkan praktik pembelajaran kewirausahaan; b). Tidak didapatkannya kompetensi pengelasan yang didapatkan siswa dalam pembelajaran. Sedangkan faktor pendukungnya adalah: a). Kegiatan pengajar aktif dalam menjalankan program teaching factory; b). Guru memiliki kompetensi yang sejalan dengan pelaksanaan teaching factory; c). Memiliki team work yang baik dalam menjalankan teaching factory. Kata kunci: Evaluasi, Teaching Factory, Faktor Penghambat, Faktor Pendukung.AbstractThe needs of the labor required to produce a quality SMK graduates according to the needs of the industry. Through Presidential Instruction No. 9 of 2016 concerning the need for the implementation of vocational school revitalization, to carry out the Inpres, the factory teaching program was run in Vocational Schools. Teaching factory is the concept of learning in which schools carry out production or services that are part of the process of teaching and learning. The purpose of this study was to measure and determine whether or not the implementation of the teaching factory was reviewed in terms of aspects of the learning process and training as well as aspects of Human Resources (HR) and also to find out the inhibiting factors and supporting implementation. The methods used in this research is descriptive quantitative. The data obtained, processed and searched for the average value of the results of questionnaires and interviews. Both of these instruments are used to complement and strengthen the research data so that the data obtained are completely valid. The data obtained, processed and sought the average value of the results of questionnaires and interviews. Further from the average value can be obtained the value of achievement of success (NPK) from implementation of the teaching factory pattern of learning & training and HR aspects. The results of research conducted at SMKN 3 Surabaya at machining engineering program. By using the method of data collection in the form of a questionnaire with respondents as many as 12 teachers thus obtained the result that implementation of the teaching factory pattern of learning and training are categorized accordingly where the retrieved value to achieving quality (NPK) of 16.1 with the percentage of 74.54%. While the HR aspects of categorized very fit, where the value of achieving quality results obtained (NPK) by 14.4 percentage 80% with. The obstacle factor in the implementation of the teaching factory is: a). Implementation of teaching factory learning-practices apply yet entrepreneurship; b). There is no welding competence obtained by students in learning. While the supporting factors are: a). The teaching activities are active in running the program teaching factory; b). Teachers have a competency in line with the implementation of a teaching factory; c). Have a good team work in running teaching factory. Keywords: Evaluation, Teaching Factory, Factor Restricting, Factor Endowments.
SIMULASI NUMERIK VARIASI LEADING EDGE TERHADAP KARAKTERISTIK AERODINAMIKA BODI BUS ENDRA MUSTAFA, AHMAD; GRUMMY WAILANDUW, A.
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol 7, No 3 (2018)
Publisher : Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Memvariasikan geometri leading edge bus diprediksi dapat mereduksi drag force. Drag force yang kecil dari kendaraan, akan membuat hambatan angin yang diterima kendaraan saat berjalan berkurang dan akhirnya dapat mengurangi konsumsi bahan bakar. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Hucho dan Sovran (1993), bahwa drag force berkontribusi hingga 50% dari total konsumsi bahan bakar kendaraan pada kecepatan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi kemiringan sudut leading edge terhadap efisiensi pemakaian bahan bakar dengan melihat penurunan nilai Coefficient drag (CD).Penelitian ini, menggunakan model kendaraan bus dengan dimensi yang sama seperti ukuran bus sebenarnya. Geometri leading edge ini divariasikan dengan sudut kemiringan : 35,40, 26,40, 44,40, 53,40 pada ujung leading edge. Metode penelitian yang digunakan adalah simulasi numerik 2-D dengan menggunakan software CFD (Computational Fluid Dynamics) ANSYS FLUENT 16.0. Mesh yang digunakan model Test/Hybrid Tgrid atau segitiga, namun pada bagian dekat bodi dan jalan diberi inflation layer dengan model mesh quad atau persegi empat. Viscous model yang digunakan k-epsilon standart dengan variasi Reynolds 1,3 x 106 (19 Km/Jam), 2,2 x 106 (32 Km/Jam), 3,08 x 106 (45 Km/Jam), 5,47 x 106 (80 Km/Jam), dan 6,84 x 106 (100 Km/Jam). Data hasil yang dianalisa adalah Coefficient lift (CL), Coefficient drag (CD), velocity contour, velocity streamline, dan pressure contour.Dari hasil simulasi dapat dilihat bahwa dengan memvariasikan sudut kemiringan leading edge dapat mempengaruhi karakteristik aliran pada kendaraan bus. Semakin besar sudut leading edge maka akan menurunkan nilai Coefficient Pressure (CP) dan membuat titik separasi yang semakin ke belakang kendaraan, dan mengakibatkan penurunan nilai Coefficient drag (CD)sehingga pemakaian bahan bakar lebih efisien. Dengan mempertimbangkan efisiensi pemakaian bahan bakar, maka pemvariasian sudut kemiringan leading edge 53.40 dipilih sebagai variasi terbaik, karena mampu memiliki nilai Coefficient drag (CD) paling kecil yakni (0,423) atau turun (-19,734 %) dari model standar. Kata kunci: Simulasi Numerik, leading edge, Coefficient drag, Reynolds Number.Memvariasikan geometri leading edge bus diprediksi dapat mereduksi drag force. Drag force yang kecil dari kendaraan, akan membuat hambatan angin yang diterima kendaraan saat berjalan berkurang dan akhirnya dapat mengurangi konsumsi bahan bakar. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Hucho dan Sovran (1993), bahwa drag force berkontribusi hingga 50% dari total konsumsi bahan bakar kendaraan pada kecepatan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi kemiringan sudut leading edge terhadap efisiensi pemakaian bahan bakar dengan melihat penurunan nilai Coefficient drag (CD).Penelitian ini, menggunakan model kendaraan bus dengan dimensi yang sama seperti ukuran bus sebenarnya. Geometri leading edge ini divariasikan dengan sudut kemiringan : 35,40, 26,40, 44,40, 53,40 pada ujung leading edge. Metode penelitian yang digunakan adalah simulasi numerik 2-D dengan menggunakan software CFD (Computational Fluid Dynamics) ANSYS FLUENT 16.0. Mesh yang digunakan model Test/Hybrid Tgrid atau segitiga, namun pada bagian dekat bodi dan jalan diberi inflation layer dengan model mesh quad atau persegi empat. Viscous model yang digunakan k-epsilon standart dengan variasi Reynolds 1,3 x 106 (19 Km/Jam), 2,2 x 106 (32 Km/Jam), 3,08 x 106 (45 Km/Jam), 5,47 x 106 (80 Km/Jam), dan 6,84 x 106 (100 Km/Jam). Data hasil yang dianalisa adalah Coefficient lift (CL), Coefficient drag (CD), velocity contour, velocity streamline, dan pressure contour.Dari hasil simulasi dapat dilihat bahwa dengan memvariasikan sudut kemiringan leading edge dapat mempengaruhi karakteristik aliran pada kendaraan bus. Semakin besar sudut leading edge maka akan menurunkan nilai Coefficient Pressure (CP) dan membuat titik separasi yang semakin ke belakang kendaraan, dan mengakibatkan penurunan nilai Coefficient drag (CD)sehingga pemakaian bahan bakar lebih efisien. Dengan mempertimbangkan efisiensi pemakaian bahan bakar, maka pemvariasian sudut kemiringan leading edge 53.40 dipilih sebagai variasi terbaik, karena mampu memiliki nilai Coefficient drag (CD) paling kecil yakni (0,423) atau turun (-19,734 %) dari model standar. Kata kunci: Simulasi Numerik, leading edge, Coefficient drag, Reynolds Number.