Claim Missing Document
Check
Articles

Karakteristik Aliran Melintasi Silinder Tunggal Berpenampang Ellips Untuk Rasio Diametris 0,333 Dengan Penambahan Kekasaran Pada Leading Edge Priyo Heru Adiwibowo,
Teknika Vol 8, No 1 (2007)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karakteristik aliran melalui silinder berpenampang ellips selalu menarik untuk dikaji. Penambahan kekasaran permukaan pada leading egde sebuah silinder berpenampang ellips diduga mampu menunda titik separasi aliran yang melintasi silinder ellips tersebut. Penelitian dilakukan secara eksperimental di subsonic wind tunnel dengan model uji silinder tunggal berpenampang ellips. Model uji dialiri udara  pada dua bilangan Reynolds 3,8.104 dan 6,8.104 dengan angle of attack 0¢X. Bentuk model uji silinder berpenampang ellips dengan rasio diametris (t/c) =: 0,333 serta penambahan kekasaran(e/c)= 4,94 x 10-4 pada leading edge. Pada model uji dipasang pressure tap setiap 50 di sepanjang kontur silinder ellips untuk mengukur distribusi tekanan yang terjadi.Dari hasil pengujian dapat diperoleh kesimpulan bahwa kenaikan bilangan Reynolds akibat kenaikan kecepatan aliran untuk model uji tanpa kekasaran menyebabkan letak titik separasi mundur ke belakang sehingga luasan wake menyempit. Untuk Re=3,8.104, penambahan kekasaran  pada model uji akan menyebabkan titik separasi tertunda ke belakang dibanding bila model uji tanpa kekasaran. Untuk Re=6,8.104, penambahan kekasaran  pada leading edge model uji akan menyebabkan titik separasi lebih tertunda ke belakang dibanding bila tanpa kekasaran.  The flow characteristic across elliptical cylinder is still interest to be studied. This research  were conducted experimentally using subsonic wind tunnel with a single elliptical cylinder experiment model. The experiment model was streamed by air at two Reynolds number 3,8.104 and 6,8.104  with angle  of attack 0¢X. The ellipse model have a chord length (c) and the ratio of thickness 0.333. At the leading edge of ellipse was installed a perturbation by addition of surface roughness having relative (e/c) of about 4,94.10-4. Pressure taps were installed at the experiment model each 50  alongside contour of elliptical cylinder to measure pressure distribution that happened.The result of experiment showed that increasing of Reynolds number, due to increasing of velocity flow on smooth surface experiment model, will cause a delay of separation point, so the area wake decreased. At Reynolds number 3,8.104  addition of surface roughness at ellipse will cause the separation point delay than the smooth surface ellipse. For Reynolds number 6,8.104, the addition of surface roughness can more delay the separation point compared to the  smooth surface ellipse.
Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Melintasi Ellips Tunggal Dengan Variasi Rasio Diametris Dan Sudut Serang Priyo Heru Adiwibowo,
Teknika Vol 9, No 1 (2008)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karakteristik aliran melalui silinder berpenampang ellips selalu menarik untuk dikaji. Perubahan rasio diametris pada sebuah silinder berpenampang ellips diduga mampu menunda titik separasi aliran yang melintasi silinder ellips tersebut. Pemodelan dilakukan pada silinder tunggal untuk rasio diametris (t/c) = 0,667; 0,75 dan 0,9, serta sudut serang (ã) =0°, 10°, 20°, dan 30°.Pemodelan numerik dengan FLUENT yang digunakan untuk menganalisa karakteristik aliran tersebut adalah 2-D steady flow dengan viscous turbulent K-Epsilon. Adapun bentuk grid dari pemodelan numerik di atas adalah quadrilateral-map. dan permukaan silinder diasumsikan halus (smooth surface).Dari hasil simulasi diperoleh kesimpulan bahwa t/c semakin rendah atau ketebalan ellips semakin tipis dengan panjang chord konstan menyebabkan adverse pressure gradient  yang terjadi semakin rendah sehingga aliran lebih mampu melewati kontur akibatnya separasi mundur  ke belakang. Dengan peningkatan  sudut serang terlihat letak titik stagnasi bergeser semakin ke bawah, sedangkan titik permulaan terjadinya massive separation semakin ke depan untuk bagian upper dan semakin ke belakang untuk daerah lower. Hal ini terjadi karena fluida yang mengalir di sepanjang permukaan bawah(lower) ellips lebih mudah mengikuti kontur sehingga separasi dapat tertunda lebih ke belakang. The flow characteristic across elliptical cylinder is still interest to be studied. A change of ratio diametric at elliptical cylinder is predicted to delay the separation point at elliptical cylinder.The ratio diametric (t/c) = 0,667;0,75;0,9 and angle  of attack (ã) =0°, 10°, 20°, and 30°.Numerical modeling study with software FLUENT is applied to obtain flow characteristics showing visualization. Numerical modeling was set-up with 2D-steady flow and viscous turbulent K-epsilon for Reynolds number 3.8 x 104 based on the  elliptical cylinder diameter.The result show that decreasing  ratio diametric will cause a delay of separation point, so the area wake decreased. The increasing angle  of attack can delay the separation point at lower ellipse.
Pengaruh Sudden Enlargement Terhadap Pressure Drop Priyo Heru Adiwibowo,
Otopro Vol 7, No 2 (2012)
Publisher : Otopro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam sistem perpipaan pada dunia industri masalah utama yang terjadi adalah terjadinya gesekan sepanjang dinding pipa, terbentuknya turbulensi akibat gerakan relatif dalam molekul fluida yang dipengaruhi oleh viskositas fluida dan terjadi penurunan tekanan. Penurunan tekanan adalah salah satu gangguan atau hambatan yang tidak bisa dihindari pada suatu aliran air, sehingga menyebabkan aliran menjadi tidak normal. Usaha yang perlu dilakukan adalah meminimalisir Pressure Drop dengan perencanaan yang matang. Penelitian ini ingin mengetahui karakteristik Pressure Drop akibat sudden enlargement dan contraction. Penelitian yang dilakukan secara eksperimental menggunakan pipa PVC dengan diameter 1" dengan variasi sudden enlargment 1"- 1 ¼" , 1" - 1 ½", dan 1" - 2") dari kapasitas fluida (Q)= 6 -32 LPM. Hasil penelitian yang dihasilkan adalah Karakterirtik Pressure Drop pada SE 3(1"-1¼") dengan semakin besar bilangan Reynolds terjadi peningkatan Pressure Drop secara signifikan akibat adanya faktor gesekan yang dominan dibandingkan pengaruh Diffuser. Sedangkan karakteristik yang terjadi pada SE 2 (1" - 1 ½")pengaruh diffuser mulai meningkat ditandai peningkatan pressure drop yang kurang signifikan, sedangkan SE 1(1"- 2") terjadi kecenderungan penurunan pressure drop dengan peningkatan bilangan Reynolds akibat penggaruh diffuser yang lebih dominan dibandingkan faktor gesekan. Sedangkan ada daerah sesudah Sudden Enlargement terjadi penurunan pressure drop akibat pengaruh diffuser yang lebih dominan pada bilangan Reynolds yang rendah sampai titik kritis, kemudian terjadi peningkatan pressure drop akibat pengaruh diffuser yang berkurang dibanding faktor gesekan dan kecepatan yang meningkat. Kemudian pada daerah sudden contraction dengan semakin besar bilangan Reynolds terjadi peningkatan Pressure Drop. Pada SC 1 (2"- 1") dengan peningkatan pressure drop lebih signifikan dibandingkan dominan SC 2 (1½"- 1") dan SC 3 (1¼"- 1")akibat pengaruh diffuser yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor gesekan. Sedangkan pada daerah sesudah Sudden Contraction pada SC 1 (2"- 1") dan SC 2 (1½"- 1")awal nilai pressure dropnya sama – sama meningkat tetapi pada titik ke empat nilai pressure dropnya menurun tetapi pada SC 1 nilai peningkatan pressure dropnya sangat tinggi sekali dibandingkan peningkatan pressure drop pada SC 2 karena perbedaan diameter kedua sudden contraction tersebut. Sedangkan pada SC 3 (1¼"- 1") terjadi kecenderungan penurunan pressure drop dengan peningkatan bilangan Reynolds.   Kata kunci: Sudden Enlargement, Sudden contraction, Pressure Drop     ABSTRACT   In piping system at industrial world of principal problem happened is the happening of friction along the length of pipe wall, the forming of turbulensi as result of relative impulse in fluid molecule influenced by fluid viscosity and happened pressure drop. Pressure drop is one of trouble or resistance which cannot be avoided at one particular current, causing causes flow becoming not normal. Business that need to be done is decrease pressure drop with matured planning. This research wish to know characteristic Pressure Drop as result of sudden enlargement and contraction. Research done in experimental to apply pipe PVC with diameter 1" with various sudden enlargement 1"-1 ¼" , 1" - 1 ½", 1" - 2" and sudden contraction 1 ¼"-1" , 1 ½"-1", 2"-1" from fluid capacities (Q)= 6 - 32 LPM. Research result yielded is characteristic Pressure Drop at SE 3(1"-1¼") ever greater Reynolds number happened improvement of Pressure Drop in significant as result of existence of dominant friction factor compared to influence Diffuser. While characteristic happened at SE 2 (1" - 1 ½") influence diffuser starts increasing marked improvement of pressure drop which significant unable to, while SE 1(1"-2") happened derivation tendency of pressure drop with improvement of Reynolds number as result of effect diffuser which more dominant compared to friction factor. While there are district after Sudden Enlargement happened derivation of pressure drop as result of influence diffuser which more dominant at low Reynolds number until critical point, then happened improvement of pressure drop as result of influence diffuser is decreasing compared to increasing friction factor and speed. Then at district sudden contraction ever greater Reynolds number happened improvement Pressure Drop. At SC 1 (2"-1") with improvement of pressure drop is more significant compared to dominance SC 2 (1½-"1") and SC 3 (1¼-"1") influence after table diffuser which more dominant compared to friction factor. While at district after Sudden Contraction at SC 1 (2"-1") and SC 2 (1½-"1") beginning of value pressure its(the drop is same - same increased but at point to four values pressure its(the drop declines but at SC 1 improvement value of pressure its(the drop is very height once is compared to improvement of pressure drop at SC 2 because difference of second diameter of sudden contraction. While at SC 3 (1¼-"1") happened derivation tendency of pressure drop with improvement of Reynolds number.   Keywords: Sudden Enlargement, Sudden contraction, Pressure Drop
RANCANG BANGUN BODI MOBIL LISTRIK GARUDA UNESA (GARNESA) Junaidi, Mario Verinanda; Adiwibowo, Priyo Heru
Jurnal Rekayasa Mesin JRM : Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Rekayasa Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses manufacturing bodi depan/cap mobil listrik menggunakan sistematika yang diawali dengan pembuatan desain bodi depan atau cap dengan menggunakan Auto CAD, pembuatan master cetakan menggunakan plat siku pengunci, sterofoam digunakan sebagai bantalan dan vinyl mika digunakan sebagai lapisan atas untuk penuangan adonan fiber. Pembuatan adonan fiber yang dituangkan pada master cetakan untuk menghasilkan sebuah bodi depan/cap mobil harus dilakukan sesuai desain untuk menghasilkan cetakan yang rata dan ketebalan yang sama dan menghasilkan ketebalan bodi depan atau cap 2,5 cm.Selanjutnya finising dilakukan dengan proses pengamplasan dan proses pendempulan dengan teliti untuk menghasilkan sebuah bodi depan atau cap yang bagus tidak bergelombang atau berlubang. Dan dilanjutkan dengan langkah finising menggunakan cat warna silver dan biru yang sesuai dengan desain. Dan dihasilakan produk jadi yaitu bodi bagian depan/cap mobil listrik. Pemilihan bahan untuk pembuatan bodi menggunakan komposit sangat cocok untuk diterapkan dalam membuat bodi depan atau cap mobil listrik, karena bahan komposit relatif lebih ringan dari plat besi, dengan komposisi yaitu resin 3kg, talk 2,5kg, mat 1 gulungan dan katalis 2 botol, dan dihasilkan bodi depan/cap dengan berat 7 kg yang dan sesuai dengan desain yang telah dibuat.
EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PRESSURE DROP PADA SAMBUNGAN T (TEE) UNTUK POSISI FRONTAL DENGAN VARIASI KEMIRINGAN UNTUK SISTEM PERPIPAAN Anshori, Latif; Adiwibowo, Priyo Heru
Jurnal Teknik Mesin JTM : Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem perpipaan merupakan bagian yang selalu ada dalam industri masa kini, misalnya industri gas,pengilangan minyak, industri air minum, Dalam perencanaan suatu sistem perpipaan, sulit dihindari adanya suatusambungan, salah satunya sambungan T (tee). Adanya sambungan T (tee) dalam suatu saluran akan menyebabkanterjadinya kehilangan energi dan penurunan tekanan pada aliran. Besar kecilnya kehilangan energi dan penurunantekanan yang terjadi pada aliran yang melalui sambungan T (tee) tersebut dipengaruhi oleh posisi sambungan T (tee)yang dipasang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pressure drop pada sambungan tee untuk posisifrontal dengan variasi sudut kemiringan 15?, 30?, 45?, 60?, 75?. Penelitian dalam ini dilaksanakan di laboratoriummekanika fluida Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya. Metode penelitianyang digunakan adalah adalah secara eksperimen, yaitu suatu metode yang mengusahakan timbulnya variabel-variabeldan selanjutnya dikontrol untuk dilihat pengaruhnya. Eksperimen dilakukan terhadap fluida air yang dialirkan melaluipipa PVC (Polivinil clorida) berdiameter 1 inchi dengan sambungan T (tee) yang dipasang secara frontal denganvariasi kemiringan, kemudian dilakukan beberapa kali pengukuran tekanan pada sebelum dan sesudah sambungan T(tee) menggunakan manometer segaris pada sistem perpipaan. Kondisi demikian kemudian diuji pengaruhnya terhadappressure drop pada aliran tersebut dengan variasi debit air. Dari hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa semakintinggi perbedaan elevasi maka akan semakin besar pressure drop yang dihasilkan. Untuk sambungan T (tee) keluaranke bawah, pressure drop terbesar terjadi pada sudut kemiringan 75? sedangkan pressure drop terkecil pada sudutkemiringan 15?. Tetapi untuk peningkatan pressure drop pada sudut 15? cenderung lebih signifikan daripadapeningkatan pressure drop pada sudut 30?, 45?, 60?, dan 75?. Sedangkan pressure drop pada sambungan T sudut 15?keluaran ke atas lebih besar daripada keluaran ke bawah, hal ini membuktikan jika aliran menurun, gravitasi membantualiran sehingga pressure drop kecil.
EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PRESSURE DROP DENGAN SAMBUNGAN T (TEE) UNTUK POSISI FRONTAL DAN SEARAH PADA POSISI VERTIKAL UNTUK SISTEM PERPIPAAN Santoso, Budi; Adiwibowo, Priyo Heru
Jurnal Teknik Mesin JTM : Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem perpipaan merupakan bagian yang selalu ada dalam industri masa kini, misalnya industri gas, pengilangan minyak, industri air minum, Dalam perencanaan suatu sistem perpipaan, sulit dihindari adanya suatu sambungan, salah satunya sambungan T (tee). Adanya sambungan T (tee) dalam suatu saluran akan menyebabkan terjadinya kehilangan energi dan penurunan tekanan pada aliran. Besar kecilnya kehilangan energi dan penurunan tekanan yang terjadi pada aliran yang melalui sambungan T (tee) tersebut dipengaruhi oleh posisi sambungan T (tee) yang dipasang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pressure drop pada sambungan tee untuk posisi frontal vertikal, posisi searah ke atas, dan posisi searah ke bawah. Penelitian dalam skripsi ini dilaksanakan di laboratorium mekanika fluida Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya. Metode penelitian yang digunakan adalah adalah secara eksperimen, yaitu suatu metode yang mengusahakan timbulnya variabel-variabel dan selanjutnya dikontrol untuk dilihat pengaruhnya. Eksperimen dilakukan terhadap fluida air yang dialirkan melalui pipa PVC (Polivinil clorida) berdiameter  1 inchi dengan sambungan T (tee) yang dipasang pada posisi frontal vertikal, posisi searah ke atas, posisi searah ke bawah. kemudian dilakukan beberapa kali pengukuran tekanan pada aliran fluida sambungan (tee) menggunakan manometer segaris pada sistem perpipaan. Kondisi demikian kemudian diuji pengaruhnya terhadap pressure drop pada aliran tersebut dengan variasi debit air. Dari hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa semakin tinggi perbedaan elevasi maka akan semakin besar pressure drop yang dihasilkan.Untuk sambungan T (tee) frontal vertikal cenderung terjadi peningkatan pressure drop dengan meningkatnya bilangan Reynolds. Terlihat dari nilai bilangan Reynolds 12836 sampai 34229. Hal ini disebabkan karena adanya gravitasi pada sambungan T (tee).Pada sambungan T (tee) frontal vertical tidak ada aliran fluida ke atas, karena tidak mampu melawan gravitasi.Pada sambungan T (tee) searah keatas terjadi peningkatan pressure drop melandai. Terlihat dari bilangan Reynolds 12836 sampai 34229. Hal ini di karenakan pengaruh gesekan pada sambungan T (tee) yang masih dominan dan tanpa adanya gravitasi. Pada sambungan T (tee) searah ke bawah pada ?P1-2 terjadi peningkatan pressure drop signifikan dibandingkan dengan grafik pressure drop ?P1-3. Terlihat dari bilangan Reynolds pada 12863 yang cenderung mningkat sampai bilangan Reynolds 29951.Pada perbandingan sambungan T (tee) searah ke atas ?P1-2 dan ke bawah ?P1-2, pada sambungan searah ke atas ?P1-2 terjadi peningkatan pressure drop melandai. Terlihat dari bilangan Reynolds 12836 sampai 34229. Hal ini di sebabkan karena pengaruh gesekan pada sambungan T (tee) yang masih dominan dan tanpa adanya gravitasi. Sedangkan pada sambungan searah ke bawah ?P1-2 terjadi peningkatan pressure drop yang signifikan. Terlihat dari bilangan Reynolds pada 12863 yang cenderung mningkat sampai bilangan Reynolds 29951. Pada perbandingan sambungan T (tee) searah ke atas ?P1-2 dan searah ke bawah ?P1-2 sebelum masuk sambungan T (tee), pada sambungan searah ke atas ?P1-2 dan sambungan searah ke bawah ?P1-2 sebelum masuk sambungan T (tee) cenderung sama terjadi peningkatan pressure drop yang signifikan dengan meningkatnya bilangan Reynolds. Hal ini di sebabkan karena adanya faktor gesekan pada sambungan T (tee). Pada perbandingan sambungan T (tee) searah ke atas ?P3-4 dan searah ke bawah ?P3-4 sesudah sambungan T (tee), pada sambungan T (tee) searah ke atas, ?P3-4 terjadi peningkatan pressure drop dengan meningkatnya bilangan Reynolds. Terlihat dari bilangan Reynolds 12836 sampai 34229. Hal ini di sebabkan karena adanya faktor gesekan yang dominan pada sambungan T (tee). Sedangkan pada sambungan T (tee) searah ke bawah ?P3-4 juga terjadi peningkatan pressure drop yang signifikan di bandingkan dengan sambungan T (tee) searah ke atas ?P3-4 sesudah sambungan T (tee). Terlihat dari bilangan Reynolds 12836 sampai 34229. Hal ini di sebabkan karena adanya faktor gesekan yang dominan pada sambungan T (tee).
EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PRESSURE DROP PADA SAMBUNGAN T (TEE) CONTRACTION UNTUK POSISI SEARAH DENGAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN Saifuddin Z, Mohammad; Adiwibowo, Priyo Heru
Jurnal Teknik Mesin JTM : Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan pinsip-prinsip mekanika fluida dapat dijumpai pada bidang industri, transportasi dan lainnya. Namun dalam penggunaannya selalu terjadi kerugian energi. Dengan mengetahui kerugian energi pada suatu sistem yang memanfaatkan fluida mengalir sebagai media, akan menentukan tingkat efesiensi penggunaan energi.Bentuk-bentuk kerugian energi pada aliran fluida antara lain dijumpai pada aliran dalam pipa. Kerugian-kerugian tersebut diakibatkan oleh adanya gesekan dengan dinding, perubahan luas penampang, sambungan, katup-katup, belokan pipa. Dalam perencanaan suatu sistem aliran, sulit dihindari adanya suatu sambungan, salah satunya sambungan T (tee). Besar kecilnya kehilangan energi dan penurunan tekanan yang terjadi pada aliran yang melalui sambungan T (tee) tersebut dipengaruhi oleh posisi sambungan T (tee) yang dipasang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pressure drop pada sambungan T (tee) contraction untuk posisi searah dengan variasi sudut kemiringan 00,100,200,300,400. Penelitian dalam skripsi ini dilaksanakan di laboratorium mekanika fluida Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya. Metode penelitian yang digunakan adalah adalah secara eksperimen, yaitu suatu metode yang mengusahakan timbulnya variabel-variabel dan selanjutnya dikontrol untuk dilihat pengaruhnya. Eksperimen dilakukan terhadap fluida air yang dialirkan melalui pipa PVC (Polivinil clorida) berdiameter 1 inchi dengan diameter sambungan T (tee) 1x inchi dan 1x inchi yang dipasang secara searah horizontal dengan variasi kemiringan, kemudian dilakukan beberapa kali pengukuran tekanan pada sebelum dan sesudah sambungan T(tee) menggunakan manometer segaris pada sistem perpipaan. Kondisi demikian kemudian diuji pengaruhnya terhadap pressure drop pada aliran tersebut dengan variasi debit air. Dari hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa Pada aliran fluida sebelum memasuki sambungan T(tee) contraction dengan variasi sudut kemiringan mengalami peningkatan pressure drop yang sama. Pada aliran fluida setelah memasuki sambungan T (tee) contraction dengan variasi sudut kemiringan pada bilangan Reynolds yang sama, terjadi peningkatan pressure drop. Pada aliran fluida setelah memasuki sambungan T (tee) contraction dengan variasi sudut kemiringan dengan luas penampang 1 inchi pada bilangan-bilangan Reynolds tertentu terjadi peningkatan pressure drop yang tidak teratur. Pada aliran fluida setelah memasuki sambungan T (tee) contraction dengan variasi sudut kemiringan dengan luas penampang ¾ inchi dan ½ inchi mengalami peningkatan pressure drop Pada pipa yang luas permukaanya lebih kecil menghasilkan pressure drop lebih besar.
UJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN REAKSI ALIRAN VORTEX TIPE SUDU BERPENAMPANG LURUS DENGAN VARIASI TINGGI SUDU FARID RAHMAN HAKIM, MUHAMMAD; HERU ADIWIBOWO, PRIYO
Jurnal Teknik Mesin Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat karena hampir seluruh aktivitas manusia selalu membutuhkan energi. Sebagian besar energi yang digunakan di Indonesia khususnya masih berasal dari energi fosil yang berbentuk minyak bumi dan gas bumi. Di Indonesia sendiri pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) ini masih sangat sedikit. Dengan potensi tenaga air di Indonesia yang melimpah, penggunaan turbin vortex sangat berguna untuk memaksimalkan potensi tersebut. Namun, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap turbin vortex, masih belum ditemukannya ukuran tinggi sudu yang paling optimal dari turbin vortex. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, yaitu dengan membuat turbin vortex dengan tipe sudu berpenampang lurus yang memiliki tinggi sudu 15 cm, 18 cm, 21 cm dan 24 cm dengan kapasitas air 7,998 L/s, 9,309 L/s, 11,042 L/s dan 13,443 L/s. Variasi pembebanan yang digunakan kenaikan 5000 gram dan 1000 gram hingga putaran turbin berhenti. Pengujian akan dilakukan berdasarkan variabel di atas terhadap daya dan efisiensi turbin vortex. Hasil penelitian didapatkan bahwa penambahan tinggi sudu pada turbin tipe sudu berpenampang lurus sangat mempengaruhi daya dan efisiensi yang dihasilkan. Turbin dengan tinggi sudu 21 cm memiliki daya dan efisiensi paling optimal daripada turbin dengan tinggi sudu 15 cm, 18 cm dan 24 cm. Daya tertinggi dimiliki oleh turbin dengan tinggi sudu 21 cm yang terjadi pada kapasitas 13,443 L/s dengan pembebanan 30000 gram, memiliki daya sebesar 42,97 watt. Efisiensi tertinggi dimiliki oleh turbin dengan tinggi sudu 21 cm terjadi pada kapasitas 11,042 L/s dengan pembebanan 30000 gram, memiliki efisiensi sebesar 51,37 %. Hal ini dikarenakan dengan menambah tinggi sudu pada turbin, luasan sudu yang terkena hantaman fluida menjadi lebih banyak, walaupun saat diberi pembebanan kondisi turbin tidak terendam sempurna. Semakin banyak luasan sudu yang terendam oleh fluida lebih memiliki pengaruh yang signifikan terhadap daya dan efisiensi yang dihasilkan daripada turbin yang tahan terhadap pembebanan walaupun kondisi turbin tersebut terendam sempurna.Kata Kunci: Turbin Vortex, Sudu Berpenampang Lurus, Tinggi Sudu Turbin
UJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN REAKSI ALIRAN VORTEX TIPE SUDU MELENGKUNG DENGAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN KHOLBIKA FITROH, HANNAS; HERU ADIWIBOWO, PRIYO
Jurnal Teknik Mesin Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Energi menjadi sebuah kebutuhan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup masyarakat di Indonesia. Energi fosil merupakan sumber energi yang sebagian besar digunakan di Indonesia. Mikrohidro di Indonesia dapat berkembang dan bermanfaat dengan baik dikarenakan untuk saat ini 10% dari seluruh 75.000 MW potensi kelistrikan tenaga air atau 7.500 MW bisa digunakan untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Hal ini menjadi sebuah dasar untuk melakukan penelitian pemanfaatan air sebagai sumber energi terbarukan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui desain turbin yang dapat menghasilkan kinerja optimal. Kemudian dapat digunakan sebagai referensi jenis turbin untuk mikrohidro, khususnya untuk aliran vortex. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan sudu melengkung dengan variasi sudut kemiringan: 0°, 7,5°, 15°, dan 22,5°. Kapasitas yang digunakan: 7,99867 L/s, 9,30921 L/s, 11,04293 L/s, dan 13,44350 L/s. Kemudian beban yang dipakai: 5kg, 10kg, 15kg, 20kg, 25kg, 30kg, 35kg, 40kg, 45kg, 50kg, 55kg, dan 1kg hingga turbin berhenti. Turbin dipasang, kemudian diuji pada rangkaian turbin vortex untuk mendapatkan daya dan efisiensi. Hasil dari penelitian ini adalah variasi sudut kemiringan sudu sangat berpengaruh terhadap daya dan efisiensi yang dihasilkan oleh turbin vortex. Sudu sudut 22,5° memiliki daya dan efisiensi paling optimal daripada sudut 0°, 7,5° dan 15°. Pada turbin sudut 22,5° memiliki daya tertinggi yang terjadi pada kapasitas 13,44350 L/s dengan pembebanan 40.000 g (44,11 W), dan efisiensi tertinggi terjadi pada kapasitas 7,99867 L/s dengan pembebanan 25.000 g (58,78 %). Hal ini dikarenakan pada turbin sudu lengkung dengan sudut kemiringan 22,50 ini, arah air yang masuk ke sudu turbin terfokus ke tengah sudu turbin dan mendekati tegak lurus, maka dorongan yang akan didapat pun bertambah dan putaran lebih kuat sehingga berpengaruh pada daya dan efisiensi turbin. Kata Kunci: Turbin reaksi. Aliran vortex, Sudut Kemiringan Sudu Lengkung, Kinerja
EKSPERIMENTAL PENGARUH KEMIRINGAN SUDUT SUDU BERPENAMPANG PLAT DATAR TERHADAP KINERJA TURBIN ALIRAN VORTEX ARIPRASETYA, SENA; HERU ADIWIBOWO, PRIYO
Jurnal Teknik Mesin Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Energi merupakan salah satu tantangan yang kita hadapi pada abad 21 ini. Kebutuhan terhadap energi fosil seperti minyak bumi dan gas tercatat sebesar 55% dan batu bara sebesar 25% dari total persediaan energi yang ada. Sementara pemanfaatan energi terbarukan seperti geothermal, angin, energi matahari, dan biomass hanya 3% (Yam, 2010). Dengan keadaan seperti ini maka terjadi pergeseran dari penggunaan sumber energi tak terbaharui menuju sumber energi yang terbarui. Salah satu pemanfaatan sumber energi yang yang diperbaharui adalah pemanfaatan aliran air sebagai pembangkit listrik mikrohidro. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kemiringan sudut sudu terhadap daya dan efisiensi yang dihasilkan Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Dengan cara membuat turbin vortex berpenampang plat datar yang memvariasikan kemiringan sudut sudu, yakni 0°; 7,5°; 15° dan 22,5°. Pengujian akan dilaksanakan bedasarkan kapasitas aliran 7,9987 L/s; 9,3092 L/s; 11,0429 L/s; 13,4434 L/s terhadap efisiensi dan daya turbin. Hasil dari penelitian ini kemiringan sudut sudu turbin yang optimal adalah kemiringan sudut sudu 22,5° dengan kapasitas 13,4434 L/s dengan daya yang didapatkan 51,03 Watt pada pembebanan 50000 g. Sedangkan efisiensi tertinggi dengan kemiringan sudut sudu 22,5° yang terdapat pada kapasitas 7,9987 L/s dengan efisiensi yang didapatkan 64,58% pada pembebanan 25000 gram. Variasi kemiringan sudut sudu memiliki pengaruh terhadap kenaikan daya pada turbin reaksi vortex, hal ini disebabkan karena arah jatuh aliran yang mengenai sudut sudu mendekati sudut tegak lurus. sehingga membuat putaran turbin lebih cepat dan tahan terhadap pembebanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa menggunakan variasi sudut sudu turbin. Kata Kunci : Turbin Vortex, berpenampang plat datar, kemiringan sudut sudu
Co-Authors -, Masykur A. Grummy Wailanduw Ahmad Saepuddin Aisyah Endah Palupi Akhmad Hafizh Ainur Rasyid Anggraini, Widiya Anshori, Latif ARI PRADANA, RIZKI Arianto, Christoper Jou Farrel ARIPRASETYA, SENA Aris Ansori Aristandi, Anang Budihardjo Achmadi Hasyim Dany Iman Santoso Dyoritu, Vico Jose FARID RAHMAN HAKIM, MUHAMMAD Fathana, Adhistya Ahnaf Fadhil Fernanda, Andi Dwi FITRIANA, MAHMUDA Fitriani, Indah Martha Gimnastyar, Andrias HAPSARI WIBAWANTO, HERNING Hariyanto, Farhan Eka Terang Hidayat, Bagus Mukti Hidayatullah, Rachmad Syarifudin I Made Arsana Ika Nurjannah, Ika ILHAM PRABOWO, BOY Ilriansyah, Muhammad Ryo INDAH WAHYU NINGTYAS, NUR Indra Herlamba Siregar Irfa’i, Mochamad Arif Iskandar Iskandar Jatmiko, Danang Tri Junaidi, Mario Verinanda Khafid KHAIRUL ANAM, DIMAS KHOLBIKA FITROH, HANNAS Krisdianto, Odik Dwi Luchyto Chandra Permadi Permadi Luqmanul Hakim Mario Verinanda Junaidi MAULANA, TUTUR Muhaji Muhaji Muhammad Farhanuddin Wijaya Muhammad, Anovan Fadhil NASHRULLAH, ALFIAN Novi Sukma Drastiawati PANJI NUGROHO, PEGGY Permadi, Luchyto Chandra PRADANA ASPRILIANSYAH, IQSWANDA Pramudito, Estu Arya Pratama, Eksa Fernando Purnomo, Seno Aji Putra, Alrivan Prananda Rasyid, Akhmad Hafizh Ainur RYAN PRIAMBODHO, GIGGA Saifuddin Z, Mohammad Santoso, Budi Saputra, Rico Arya Sari, Handini Novita Siswoyo, Dirgha Andi SUTRIMO, DIAN Vablo Gloria, Siagian, Jevandra Valentino, Alvaro WAHDANI INSANTO, MUHAMMAD Wahyu Dwi Kurniawan Walianduw, Grummy Yasin, Yusuf Febryan Yudi Sukmono, Yudi Yunitasari, Bellina Zaki, Fatih Zakiyya, Hanna