Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Periode Perkembangan Darulfunun El-Abbasiyah 1854-2020 Afifi, Abdullah A; Abbas, Afifi Fauzi
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol 1 (2020)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2020.1.5

Abstract

Darulfunun's long journey in the world of education, especially in Islamic education in Indonesia nearly entered two centuries. From it starts, Darulfunun already persevered through varieties of circumstances in serving education for benefiting the society. Darulfunun concern in developing Islamic education already tested in their long journey and innovations that they share with Indonesia modern Islamic education today. Darulfunun established the moderated education concept that combines sciences and religion as one integrated knowledge. In addition, Darulfunun reformed the non-curriculum halaqah education into the classroom education curriculum. In its transformation, the thought and methods promoted by Darulfunun are genuinely become a treasure for education society and Islamic thought in Indonesia. This article aims to outline the development periods of Darulfunun with the specific characteristics of each period. Each period is explored by the important events and changes that make it different from other periods. From the observations, it can be presumed that innovation and development carried out by Darulfunun is a significant effort to adjust to the global challenges and participate in solving problems in society.
Pemikiran Neo-modernisme dalam Hubungan Agama dan Negara di Indonesia: Studi Komparatif Pemikiran Nurcholish Madjid Dan Abdurrahman Wahid Fitri, Donna Ramadhan; Afifi, Abdullah A; Abbas, Afifi Fauzi
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol 3 (2022)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2022.3.9

Abstract

Neo-modernism emerged when the term post-modernism began when the term began to become a common discourse when many experts began to get displeased with the negative effects that modernity, either from the aspect of sociocultural structure or scientific aspects. Neo-modernism, if traced to its existence, is in the thoughts of Fazlur Rahman (1970). While in Indonesia itself has Neo-modernism figures namely Nurcholish Madjid and Abdurrahman Wahid. As moralists and democrats, they have a complete, comprehensive, inclusive, and even free understanding of Islam. Therefore, their ideological and political actions often cause controversy. Even if they differ in practice, they have a paradigm of Islamic thought. Since Cak Nur put forward the jargon "Islam yes" and "Partai Islam no" in the 1970s, the integration of Islam and national opinion began to surface. Since then, the struggle for Islam through cultural channels has continued, and Muslims have also begun to participate in nation-building. In 1984, when NU under the leadership of Gus Dur approved Pancasila as the only precept, the relationship between Islam and the State grew stronger.
Moderate Way Implementing Rukyah and Hisab to Determine A New Moon in Ramadan Afifi, Abdullah A; Abbas, Afifi Fauzi
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 3 (2022)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2022.3.12

Abstract

Rukyah and hisab have already become critical discussions in Islamic knowledge. Controversy arose, and the debate continues today. Some scholars prefer to use one method over another, while some scholars today try to offer moderate approaches for better solutions and understanding. Scholars claim both rukyah and hisab using the prophet Muhammad's hadith references. In comparison, a modest society is accessible to apply rukyah as their way to determine the new Ramadhan, and some complex cultures are multicultural, multi sects, or have a wide coverage area. This complexity will affect the observation process's difficulty, accuracy, and potential differences. This situation needs sensible solutions to determine the new Ramadhan. This paper tries to elaborate on each approach used by scholars and authorities, its preconditions, and how the approaches should be moderated to determine the new moon optimally by developing a strategy that gives mutual feedback to each method.
Pengembangan Kurikulum Moderasi Islam (Wasathiyyah) dan Karakter Muslim Moderat yang Bertakwa di dalam Lingkungan Muhammadiyah Abbas, Afifi Fauzi; Afifi, Abdullah A
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol 2 (2021)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2021.2.13

Abstract

Pengembangan konsep moderasi Islam (wasathiyyah) menjadi tulang punggung dalam membentuk Islam yang berkemajuan di Indonesia. Pengembangan pendidikan di kalangan Muhammadiyah menjadi salah satu kontribusi besar pengembangan gagasan ke-Indonesia-an dan pendidikan di Indonesia. Kurikulum pendidikan yang dikembangkan Muhammadiyah adalah respon dari perubahan sosial budaya, tantangan-tatangan yang dihadapi pendidikan di Muhammadiyah, dan pendidikan di Indonesia secara umumnya. Kurikulum-kurikulum yang dikembangkan terus dievaluasi dan diperbaiki untuk dapat memberikan hasil manusia moderat (wasathiyyah) dan berkemajuan (islah wa maslahah). Pada akhirnya upaya dari pengembangan pendidikan adalah mengharapkan siswa didik yang seimbang imtak dan iptek, dan pada akhirnya dapat menjadi solusi rahmatan lil alamin. Tulisan ini adalah ulasan dari pengalaman keterlibatan penulis dalam pengembangan pendidikan di Muhammadiyah.
Sumatera Thawalib Abbas, Afifi Fauzi
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol 1 (2020)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2020.1.16

Abstract

Reformasi Pendidikan Islam di Tanah Melayu, Sumatera hingga semenanjung Melayu (Malaysia), Brunei dan Bugis, tidak bisa dipisahkan dari peranan institusi pendidikan Sumatera Thawalib, peranannya mereformasi pendidikan islam dari sistem halaqah (surau) ke sistem kelas (klasikal) membawa perubahan signifikan dalam pengembangan pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia pada saat itu. Surau Jembatan Besi, Surau Parabek, Surau Padang Japang, Surau Sungayang dan Surau Maninjau adalah lima perguruan yang diasuh dan dikelola oleh kaum muda. 
Sanksi Hukum Korupsi dalam Islam Abbas, Afifi Fauzi
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol 1 (2020)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2020.1.17

Abstract

Hukum Islam dalam suatu masyarakat manapun dan dimanapun, adalah bertujuan untuk mengendalikan, mengatur, dan sebagai alat kontrol masyarakat, ia adalah sebuah system yang ditegakan, terutama untuk melindungi individu maupun hak-hak masyarakat. Dengan demikian, segala perbuatan atau tindakan yang bisa mengancam keselamatan salah satu dari kelima hal pokok teersebut, maka patut dianggap sebagai tindak kejahatan (delik) yang dilarang, dan untuk melindungi dan memelihara kelima hal pokok tersebut dan kemaslahatan manusia pada umumnya, Islam menetapkan dan menegaskan sejumlah peraturan-peraturan, baik berupa perintah maupun larangan, dan dalam hal tertentu aturan-aturan tersebut disertai dengan ancaman hukuman atau sanksi duniawi dan/atau ukhrawi, jika peraturan tersebut dilanggar.
Prioritas Fakir Miskin dalam Pembagian Zakat Abbas, Afifi Fauzi
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol 1 (2020)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2020.1.18

Abstract

Zakat is an amaliyah Ijmaiyah worship (worship related to economics, finance and society) and is one of the pillars of Islam which has a very vital status and function in Islamic law. Because the Koran emphasizes the obligation of zakat along with the obligation to pray. Zakat is actually: giving out part of one's assets at the command of Allah, as obligatory sadaqah for those who have been determined according to the conditions determined by the Shari'ah. Zakat is collected from people who can afford it, and given to people who are entitled to receive it. So the place to draw zakat is from rich people who have a nishab.
Hamka dan Fatwa Natal 1981 Abbas, Afifi Fauzi
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol 1 (2020)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2020.1.19

Abstract

Membicarakan masalah kehidupan sosial keagamaan di Indonesia memang tidak ada habis-habisnya, apalagi kita semua menyadari bahwa kita bangsa Indonesia hidup di tengah-tengah masyarakat yang plural dan majemuk yang meyakini berbagai agama, terdiri dari berbagai etnis, kultur dan budaya yang beragam. Perayaan natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati nabi Isa AS, akan tetapi natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan di atas, bahwa perayaan Natal bagi umat Kristen adalah merupakan ibadah. Pluralisme termasuk gagasan yang sedang aktual diperbincangkan. Para pakar dari berbagai disiplin ilmu dan para pemerhati berusaha menyumbanghkan pemikiran mengenai bagaimana menata kehidupan bangsa Indonesia yang pluralistis. Hal yang sama dilakukan pula oleh sejumlah praktisi. Mereka menuturkan pengalamannya yang patut untuk dicermati dalam membina kehidupan masyarakat secara langsung. Tujuannya adalah untuk memelihara keharmonisan dan kesatuan bangsa. Tulisan dipersiapkan pada tahun 2006 untuk diskusi panel HAMKA dan Fatwa Natal MUI 1981 oleh UHAMKA, dan belum pernah dipublikasi sebelumnya.
Bid’ah dan Khilafiyah dalam Perspektif Tarjih Muhammadiyah Abbas, Afifi Fauzi
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol 2 (2021)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2021.2.22

Abstract

Perkembangan Islam yang dinamis diikuti oleh perkembangan sekolah, universitas, dan komunitas-komunitas sosial lainnya. Perkembangan ini telah memberikan warna dan corak sudut pandang keagamaan yang beragam. Tarjih sebagai satu proses memahami nash-nash keagamaan yang memiliki dasar referensi kuat pada al-Quran dan as-Sunnah juga dipahami oleh Muhammadiyah sebagai proses pembaharuan (tajdid) ataupun perbaikan (islah). Perkembangan budaya dan bahasa yang berubah seiring waktu menjadikan beberapa nash keagamaan sulit dipahami oleh masyarakat umum, dan juga kemajuan zaman dan teknologi memberikan satu dimensi baru dalam kesalahan penafsiran pandangan keagamaan terkait halal dan haram atas nama modernisasi. Persoalan keberagaman dan kesalahan penafsiran ini juga sangat terkait dengan pemahaman kita terhadap bid'ah dan khilafiyah. Khilafiyah adalah keragamaan sudut pandang yang bukan merupakan bid’ah. Tarjih dan tajdid, adalah jiwa dinamis yang akan selalu menolak bid’ah dan khurafat, dikarenakan tidak berdasar kepada al-Quran maupun as-Sunnah. Tulisan ini bermaksud mendiskusikan perihal tersebut.
Manhaj Tarjih dan Perkembangan Pemikiran Keislaman Abbas, Afifi Fauzi
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol 1 (2020)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2020.1.23

Abstract

Banyaknya tipologi pemikiran Islam tidak lain adalah  sebagai gambaran tentang betapa kayanya respon intelektual keagamaan Islam dalam merespon dan menyikapi  berbagai  budaya modernitas,  yakni  budaya yang  sangat  menggaris  bawahi peran ilmu pengetahuan dan teknologi. Yang  jelas berbagai tipologi pemikiran itu  tidaklah akan mereda atau surut, akan tetapi akan berkembang  terus tanpa  henti mengikuti perubahan zaman. Budaya modernitas tersebut tidak saja merubah keberadaan  dunia  lingkungan fisik material,  tetapi  sekaligus juga  merubah  mentalitas, cara berfikir dan way  of  life sekaligus. Makalah disampaikan pada acara Temu Karya Tarjih, Perkembangan Pemikiran Keislaman antara Purifikasi dan Dinamisasi,yang dilaksanakan oleh PSIK UMJ dan Majlis Tarjih PWM DKI Jakarta, Sabtu 15 Juni 1996 di Kampus UMJ Jakarta.