Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Task-Technology Fit, Technology Induced Engagement, and Technology Induced Motivation on Higher Education Students Learning Performance during COVID-19 Damayanti, Retno Wulan; Pangestu, Arissa Dwi; Setiawati, Ayu; Permatasari, Hani Aninda Intan; Syaifudin, Muhammad Raihan; Entifar, Nisa Aqilla Ellenahaya
Journal of Education Technology Vol. 8 No. 2 (2024): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jet.v8i2.76262

Abstract

Indonesia was one of the countries affected by the COVID-19 pandemic. This condition encourages the implementation of various policies, including online learning for students to prevent the spread of the virus. Unfortunately, students have difficulties with this learning system. Therefore, this research aims to analyze the condition factors that support learning performance for university students in Indonesia, namely Task-Technology Fit (TTF), Technology-Induced Engagement (TIE), and Technology-Induced Motivation (TIM). Demographic factors, such as location and gender, were also considered in the analysis. Learning success is assessed from the student's Grade Point Average (GPA) during one semester of online lectures. Data collection was carried out using an online questionnaire strategy, which succeeded in reaching 40 valid respondents. The fuzzyset Qualitative Comparative Analysis (fsQCA) method was used to analyse the configuration model for student online learning success. This research succeeded in formulating six combinations of factor conditions that were sufficient to achieve online learning success. Successful online learning includes whether it was related to gender or not, as well as the location of the student's home, and a combination of other factors. Three combinations of conditions that must exist in every successful configuration of student online learning in Indonesia are, urban study location, students having a high TIE, and also a high TIM. The results of this study contribute to lecturers and higher education management regarding the conditions that need to be prepared to support the success of students' online learning.
PEMANFAATAN LIMBAH PRODUKSI TEMPE MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR (POC) Cahya Anggara, Oktavianus; Agustining Tyas, Tria; Setiawati, Ayu; Mutmainah, Lailatul; Fajriyah, Nurul
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 11 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i11.4572-4576

Abstract

Industri tempe di Desa Kedungadem, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menjadi salah satu usaha rumahan yang umum dijumpai. Proses produksi tempe di wilayah ini, khususnya di Dusun Krajan dan Dusun Cemplo, menghasilkan limbah cair yang cukup signifikan akibat tingginya penggunaan air selama proses perebusan, perendaman, pencucian, dan peragian kedelai. Limbah cair ini sering kali dibuang langsung ke saluran air, yang berpotensi mencemari lingkungan. Untuk mengatasi masalah ini, pengabdian masyarakat bertujuan memanfaatkan limbah cair tempe menjadi Pupuk Organik Cair (POC), yang dapat berfungsi sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme tanah. Kegiatan ini dilaksanakan pada 27 Juli 2024 dengan melibatkan sepuluh pelaku industri tempe setempat. Melalui metode sosialisasi dan demonstrasi, peserta diperkenalkan dengan cara pengolahan limbah cair tempe menjadi POC dengan menggunakan bahan seperti EM4 dan larutan gula. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta berhasil memahami teknik pembuatan POC, yang diharapkan mampu mengurangi volume limbah cair yang dibuang ke lingkungan serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah secara berkelanjutan. Program ini diakhiri dengan penyerahan prototipe alat, produk POC, dan poster pembuatan POC kepada masyarakat sebagai panduan untuk produksi mandiri di masa depan.
PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA KEDUNGADEM MELALUI INOVASI TEMPE MENJADI PRODUK TEMPE COKLAT (COPE-COPE) Cahya Anggara, Oktavianus; Setiawati, Ayu; Azizah, Ani; Yossi Andita, Intan; Sesi Wahyuni, Oktaviya; Agustining Tyas, Tria
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 11 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i11.4565-4571

Abstract

Desa Kedungadem di Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, merupakan komunitas dengan mayoritas penduduk yang menggantungkan hidup pada produksi tempe. Tempe, sebagai makanan khas Indonesia, memiliki nilai gizi yang tinggi, termasuk vitamin B12, mineral, dan protein nabati. Meskipun demikian, masyarakat menghadapi tantangan dalam meningkatkan nilai jual dan pemasaran tempe. Untuk mengatasi masalah ini, kelompok 10 KKNTK Universitas Bojonegoro melaksanakan program pengabdian masyarakat dengan inovasi tempe cokelat di Desa Kedungadem. Program ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah tempe dan membantu masyarakat dalam memasarkan produk mereka secara lebih efektif. Kegiatan ini dilaksanakan pada 27 Juli 2024 dan mencakup sosialisasi serta demonstrasi pembuatan tempe cokelat. Metode yang digunakan meliputi riset awal tentang kondisi desa, persiapan materi sosialisasi, serta pelatihan pembuatan tempe cokelat yang melibatkan kader PKK, Karang Taruna, Remaja Masjid, dan pelaku UMKM setempat. Proses pembuatan tempe cokelat meliputi penggorengan tempe, peleburan cokelat, pencampuran bahan, dan pengemasan. Sosialisasi bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan, sehingga masyarakat dapat memproduksi dan memasarkan tempe cokelat secara mandiri. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa inovasi tempe cokelat berpotensi meningkatkan nilai jual dan memberikan peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Diskusi dan umpan balik peserta menunjukkan adanya minat yang signifikan terhadap pengembangan produk ini. Dengan demikian, tempe cokelat diharapkan dapat menjadi oleh-oleh khas Desa Kedungadem dan memberikan dampak positif pada perekonomian lokal