Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH DI PUSKESMAS TARUS KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG Lalo, Vani; Parera, Juliana Alda; Rambu Podu, Christin Inriati; Yulianti, Hasri; Mamoh, Kamilus; Huru, Matje Meriaty; Awang, Mariana Ngundju; Abuk Seran, Agustina
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 16 No 2 (2024): JUNI
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v16i2.1981

Abstract

Anemia in pregnancy is a condition in which a mother has a hemoglobin level of less than 11 grams per deciliter of blood at 0-12 weeks gestation and at 25 to 42 weeks gestation, or hemoglobin levels less than 10.5 grams per deciliter of blood at 13 to 24 weeks gestation. One of the causes of maternal death is iron deficiency anemia in pregnant women which can cause complications in pregnancy(Teja et al., 2021). The impact of iron deficiency anemia on pregnant women is 12%-28% fetal mortality, 30% perinatal mortality and 7%-10% neonatal mortality rate. Efforts made to prevent and overcome anemia in pregnant women are to give blood tablets. This study aims to determine the relationship between pregnant women’s knowledge about iron deficiency anemia with the compliance of pregnant women in taking blood-added tablets. This study used an observational analytical design with an approach Cross Sectional. The population in this study is all pregnant women who checked their wombs at the Tarus Health Center for the period April-July 2023. The sampling technique is Purposive Sampling. Analysis with test Chi-Square by using SPSS 25 for Windows. The results showed a significant relationship between the knowledge of pregnant women about iron deficiency anemia with the compliance of pregnant women taking iron tablets in pregnant women with a p value = 0.017 (p < 0.05). Conclusion: There is a significant relationship between the knowledge of pregnant women about iron deficiency anemia with the compliance of pregnant women to consume blood-added tablets in pregnant women.
FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA OELNASI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG Mamoh, Kamilus; Seran, Agustina Abuk; Boimau, Serlyansie V.; Usnawati, Nana; Nurhanifah, Astin; Namangdjabar, Odi L.; Huru, Matje Meriaty; Boimau, Adriana M.
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 16 No 4 (2024): DESEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v16i4.2506

Abstract

Complementary stunting is a failure to grow that occurs from the beginning of life to the age of 2 years (the first 1000 days of life) caused by a lack of nutritious food intake that is not in accordance with nutritional needs in a long time bracket and the existence of recurrent infections. The impact of stunting is that the child's intelligence level is not optimal, the risk of decreasing productivity and suffering from diseases in adulthood. Research Objectives To analyze the relationship between determinants and stunting incidence in toddlers in Oelnasi Village, Central Kupang District, Kupang Regency. This study uses a type of analytical survey research with a cross-sectional approach. The research was carried out in July 2024 in Oelnasi Village, Central Kupang District, Kupang Regency. The population is mothers of toddlers who came to visit the posyandu as many as 60 respondents. Sampling uses the total population. The independent variable is the determinant factor while the dependent variable is the incidence of stunting in toddlers. Data collection uses questionnaires. The analysis uses descriptive analysis using frequency distribution while inferential analysis uses Chi-Square analysis. The results showed that there was a relationship between perception (p-0.000), behavior (p-0.000) and socio-culture (p-0.001) with stunting incidence. Conclusion: there is a relationship between perception, behavior and socio-culture with the incidence of stunting. Suggestion: It is important to always provide education and counseling to mothers of toddlers about stunting so that it provides a good understanding.
Pencegahan Stunting Pada Balita Melalui Pemberdayaan Kader Posyandu D Mirong, Ignasensia; Mamoh, Kamilus; M. Kristin, Diyan
Journals of Ners Community Vol 13 No 5 (2022): Jurnal of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v13i5.2114

Abstract

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berumur di bawah 5 (lima) tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berumur 23 bulan. Stunting dan kekurangan gizi lainnya pada 1.000 HPK di samping berisiko pada hambatan pertumbuhan fisik dan kerentanan anak terhadap penyakit, juga menyebabkan hambatan perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan (Profil Kesehatan Indonesia, 2018). Jika stunting tidak mulai diselesaikan dari sekarang tentu akan memengaruhi kualitas SDM di masa yang akan datang. Sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2020-2024, salah satu fokusnya adalah kesehatan ibu dan anak yang salah satu targetnya adalah menurunkan angka stunting menjadi 14 persen di tahun 2024. Dalam buku Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018- 2024 disebutkan bahwa pencegahan stunting memerlukan intervensi gizi sejak masa remaja, masa kehamilan, ASI eksklusif, dan keragaman makanan. Kader posyandu mempunyai peran yang penting karena merupakan pelayan kesehatan (health provider) yang berada di dekat kegiatan sasaran posyandu serta frekuensi tatap muka kader lebih sering daripada petugas kesehatan lainnya. Data stunting Puskesmas Tarus pada Januari-Agustus 2019 di 7 desa, Kecamatan Kupang Tengah tertinggi adalah Desa Noelbaki sebanyak 78 orang, menyusul Desa Oelpuah 55 orang, Desa Penfui Timur 40 orang, Desa Oelnasi 41 orang, Desa Tanah Merah 34 orang, Desa Oebelo 10 orang, Desa Mata Air 4 orang, dan Kelurahan Tarus 2 orang. Sedangkan data Pustu Penfui Timur tahun 2020, stunting sebanyak 50 orang dari 507 bayi balita (9,9%). Terbatasnya tenaga kesehatan, kurang lengkapnya sarana prasarana, sehingga kesehatan dan perkembangan status gizi bayi balita kurang terpantau dengan baik oleh kader posyandu. Sehingga dilakukan pengabmas yang akan fokus pada 3 sub-kegiatan yaitu refresing kader posyandu tentang promosi dan konseling tentang pemberian makanan pendamping bagi balita. Terjadi peningkatan keterampilan kader dalam memberikan promosi dan konseling tentang upaya pencegahan stunting di Desa Penfui Timur.
Pendampingan Ibu Balita Dalam Pemantauan Balita Sakit Melalui Buku Kesehatan Ibu dan Anak(KIA) Boimau, Adriana M.S; V.Boimau, Serlyansie; Batbual, Bringiwatty; Wariyaka, Melinda R.; Mamoh, Kamilus
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2025): Vol 7 No 1 Mei 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v7i1.20727

Abstract

Pendahuluan: Pemanfaatan Buku KIA di Indonesia belum dilakukan secara optimal, terbukti dengan rendahnya kesadaran Ibu untuk membaca pesan yang terdapat dalam buku KIA. Pemantauan bayi dan balita oleh Ibu balita sangat bermanfaat untuk skrining kondisi anak setiap hari. Jika anak dalam kondisi bermasalah atau sakit maka segera dibawa ketenaga kesehatan atau memberi tindakan pertama untuk mengurangi kesakitan bahkan kematian bayi balita bisa dicegah. Ibu balita sangat berperan dalam pemantauan harian terhadap balitanya karena itu Ibu balita perlu di persiapkan dengan baik. Tujuan: pengabdian masyarakat ini adalah memberdayakan Ibu balita dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Ibu balita dalam memantau balita sakit melalui Buku KIA di Penfui Timur Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang. Metode Penelitian: edukasi, pelatihan dan pendampingan terkait pemantauan harian tumbuh kembang bayi balita menggunakan buku KIA terbaru edisi tahun 2021. Dalam buku KIA tahun 2021 terdapat instrument pemantauan harian bayi 0-60 hari dan instrument pemantauan harian 2-60 bulan. Solusi yang ditawarkan yakni diawali dengan pelatihan pengisian instrument pemantauan harian tumbuh kembang bayi balita dan dilanjutkan dengan monitoring evaluasi. Diharapkan dalam waktu 8 bulan Ibu balita di Desa Penfui Timur sudah mahir memantau dan mengisi dengan benar instrument pemantauan harian bayi dan balita sebagai alat skrining kesehatan atau tumbuh kembang bayi balita. Tahapan pengabdian masyarakat yang akan dilakukan meliputi tahap persiapan kegiatan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Hasil: Kegiatan ini memberikan dampak positif terhadap peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran Ibu balita di Desa Penfui Timur. Keberhasilan ini menunjukkan pentingnya pendekatan terpadu yang melibatkan penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan balita di wilayah kerja Puskesmas Penfui Timur. Kesimpulan: Kegiatan pengabdian masyarakat meliputi pendidikan dan pendampingan pemantauan tumbuh kembang bayi balita. Terdapat peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran Ibu balita di Desa Penfui Timur. Kata kunci: Pendidikan, pendampingan, pemantauan tumbuh kembang, bayi balita
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN DALAM MELAKUKAN SKRINING PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-6 TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN Huru, Matje Meriaty; Mamoh, Kamilus; Seran, Agustina Abuk; Awang, Mariana Ngundju
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 5 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i5.26478

Abstract

Abstrak: Kehidupan seorang anak lima tahun pertama merupakan masa kritis perkembangan karena pada masa ini terbentuknya dasar-dasar kepribadian manusia, kemampuan pengindraan, berpikir, ketrampilan berbahasa, berbicara, bertingkah laku sosial dan sebagainya. Untuk mengurangi masalah perkembangan, penting untuk dilakukan upaya pencegahan sedini mungkin yaitu dengan melakukan deteksi dini perkembangan. Pada tingkat Posyandu kader kesehatan memiliki peran penting dalam melakukan skrining perkembangan. Tujuan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader Kesehatan dalam melakukan Skrining perkembangan Anak Usia 0-6 tahun dengan menggunakan KPSP di Desa Oelnasi Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang. Metode yang digunakan melalui penyuluhan dan demostrasi. Mitra dalam kegiatan ini adalah kader kesehatan sebayak 10 orang. Evaluasi pengetahuan menggunakan kuesioner post-test sedangkan untuk ketrampilan kader kesehatan dengan menggunakan lembar observasi. Hasil penilaian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata skor pre-test adalah 44,0±6,58 dan rata-rata skor post-test adalah 94,1±3,98. Hasil penilaian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata skor pre-test: 44,0 (SD=6,58) dan post-test: 94,1 (SD=3,98). Terdapat peningkatan pengetahuan kader kesehatan setelah dilakukan penyuluhan (p=0,000;α< 0,05). Keterampilan kader mengalami peningkatan dari 40% menjadi 100%.Abstract: The life of a child in the first five years is a critical period of development because during this period the basics of human personality, the ability to sense, think, language skills, speech, social behavior and so on are formed. To reduce developmental problems, it is important to make preventive efforts as early as possible, namely by conducting early detection of development. At the Posyandu level, health cadres have an important role in conducting developmental screening. The purpose of the activity is to improve the knowledge and skills of health cadres in conducting developmental screening for children aged 0-6 years using KPSP in Oelnasi Village, Central Kupang District, Kupang Regency. The method used is through counseling and demonstrations. Partners in this activity are health cadres of 10 people. Knowledge evaluation uses a post-test questionnaire while for the skills of health cadres using observation sheets. The assessment results showed that there was a difference in the average score of the pre-test: 44.0 (SD=6.58) and post-test: 94.1 (SD=3.98). There was an increase in the knowledge of health cadres after counseling (p=0.000; α< 0,05). Cadre skills have increased from 40% to 100%.
Deteksi Perkembangan Anak Usia 3-72 Bulan dengan Menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan Anak Huru, Matje Meriaty; Mangi, Jane Leo; Batbual, Bringiwatty; Mamoh, Kamilus
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 15, No 1 (2025): Januari-Maret 2025
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik15104

Abstract

Detection of child development is an important thing that must be given to children during their growth and development period. Through developmental detection, deviations or developmental disorders in children can be found, so that early intervention can be carried out. In this way, it is hoped that there will be no severe and permanent impacts. Therefore, research is needed that aims to determine the development of children aged 3-72 months. This type of research was quantitative descriptive which was carried out in Oelnasi Village, Kupang Regency in 2021. The research sample was 70 children aged 3-72 months who were selected using the total population sampling technique. Data about child development was collected through filling out a pre-screening child development questionnaire. The collected data was analyzed using descriptive statistical methods in the form of frequencies and proportions. The results of this study show that the majority of children (90%) had development according to their age. For child development in the appropriate category, it was dominated by boys (95.5%), aged 3-72 months (96.1%), and children who live with both parents (98.4%). It was concluded that in general children aged 3-72 months in Oelnasi Village, Kupang Regency have an appropriate development category.Keywords: children aged 3-72 months; development; gender; age; parentABSTRAK Deteksi perkembangan anak merupakan hal penting yang wajib diberikan kepada anak pada masa pertumbuhan dan perkembangan. Melalui deteksi perkembangan dapat ditemukan adanya penyimpangan atau gangguan perkembangan pada anak, sehingga dapat dilakukan intervensi secara dini. Dengan demikian, diharapkan tidak terjadi dampak yang berat dan menetap. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan anak usia 3-72 bulan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang dilakukan di Desa Oelnasi, Kabupaten Kupang pada tahun 2021. Sampel penelitian adalah 70 anak usia 3-72 bulan yang dipilih dengan teknik total population sampling. Data tentang perkembangan anak dikumpulkan melalui pengisian kuesioner pra skrining perkembangan anak. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan metode statistika deskriptif berupa frekuensi dan proporsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar anak (90%) memiliki perkembangan sesuai umurnya. Untuk perkembangan anak dalam kategori sesuai, lebih didominasi oleh laki-laki (95,5%), usia 3-72 bulan (96,1%), dan anak yang tinggal bersama dengan kedua orangtua (98,4%). Disimpulkan bahwa pada umumnya anak berusia 3-72 bulan di Desa Oelnasi, Kabupaten Kupang memiliki kategori perkembangan yang sesuai.Kata kunci: anak usia 3-72 bulan; perkembangan; jenis kelamin; usia; orangtua