Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Lama Perendaman Jeruk Nipis Terhadap Kadar Formalin Pada Cumi Asin Supriyatin; Pipin Supenah; Solikhah; Indiya Gilang
Jurnal Ilmu Kesehatan dan Gizi Vol. 2 No. 2 (2024): April : Jurnal Imu Kesehatan dan Gizi
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jig.v2i2.2996

Abstract

Salted squid is a substitution in development. After realizing the importance of these foods as a source of body nutrients, consumption of salted squid has increased. However, there are still many traders who use formalin to preserve salted squid. Some characteristics of salted squid containing formalin are clean, fly-free, and do not rot at room temperature for more than a month. One way to reduce the formalin content in salted squid before cooking can be by soaking it with lime. Because lime contains a lot of organic acids in the form of citric acid. This study was conducted to determine the optimal concentration of lime to reduce formalin levels and see the significant effect of lime concentration on reducing formalin levels in salted squid. The research method used in this study is Pre Experiment with one group pre test post test design. Formalin identification was carried out qualitatively using distillation and the addition of chromatropic acid and quantitatively using a spectrophotometer with a wavelength of 570nm. The formalin level in squid was 0.1682ppm. Samples were treated by soaking with lime juice with a concentration of 20%, 40%, 60%, 80%, 100% with a duration of time of 1 hour, 2 hours, 3 hours, 4 hours, 5 hours, the results showed the highest decrease in formalin levels at a soaking time of 5 hours with a concentration of 100% lime juice.
PENERIMAAN VAKSINASI COVID-19 BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF MODEL: LITERATURE REVIEW Emira, Ezi; Sitti Nur Djannah; Solikhah
HEARTY Vol 11 No 2 (2023): AGUSTUS
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/hearty.v11i2.8760

Abstract

Penerimaan masyarakat terhadap program vaksinasi COVID-19 masih menjadi tantangan bagi keberhasilan program vaksin COVID-19. Health Belief Model (HBM) sering digunakan untuk mengkaji persepsi masyarakat terhadap kesehatan. Review ini bertujuan untuk mengkaji penerimaan vaksinasi COVID-19 di masyarakat umum melalui teori HBM agar determinan penerimaan vaksinasi COVID-19 di masyarakat dapat lebih dipahami oleh pihak pelayanan kesehatan. Review ini menggunakan metode critical review full text. PUBMED dan ProQuest digunakan sebagai database artikel. Seleksi artikel menggunakan pedoman PRISMA. Berdasarkan hasil analisis pada 10 artikel terdahulu ditemukan bahwa penerimaan vaksinasi COVID-19 di masyarakat umum sangat terkait dengan pengetahuan dan pemahaman masyarakat yang dapat menjadi faktor penentu penerimaan atau penolakan pada vaksinasi COVID-19. Perlu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin melalui akses informasi terkait vaksinasi COVID-19 sehingga masyarakat semakin percaya dan yakin untuk menerima program vaksinasi COVID-19.
The Legal Status of Children in Unregistered Marriage Divorces:Problems and Challenges Ramadhani, Indriya; Sulistiyaningsih, Nur; Solikhah
El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law Vol. 6 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/vccfbe74

Abstract

Abstrak:  Studi ini ditujukan untuk mengkaji status anak dalam perceraian nikah siri sebagaimana Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia. Dalam perkara ini, suami masih berstatus terikat perkawinan sah bersama wanita lain. Termasuk pada studi hukum normatif dengan pendekatan undang-undang dan kasus, studi ini menerapkan data primer dan sekunder. Melalui teknik studi kepustakaan, data pada studi ini dianalisis dengan metode deduksi silogisme. Temuan studi membuktikan bahwasanya status anak dalam Putusan Nomor 546/Pdt.G/2024/PA.Krw dapat diakui secara hukum sebagai anak kandung Tergugat (Ayah biologis anak/suami siri Penggugat) sesuai dengan alat bukti yang diajukan di pengadilan. Walaupun pada saat menikah, Penggugat (Ibu Anak/istri siri Tergugat) telah hamil dua bulan, anak yang lahir dapat diakui sebagai anak Tergugat (Ayah biologis anak/suami siri Penggugat), sebab syarat bahwa anak dari seorang wanita yang telah hamil pada saat dinikahi sebagaimana Imam Syafi'i dan Imam Malik adalah lahir minimal enam bulan sejak perkawinan  dilangsungkan, sedangkan anak dari Penggugat lahir setelah tujuh bulan perkawinan . Selanjutnya, menurut Putusan Mahkamah Konstitusi No 46/PUU-VIII/2010, anak tersebut berhubungan dengan Tergugat secara perdata. Namun, dikarenakan Tergugat (Ayah biologis anak/suami siri Penggugat) masih terikat perkawinan sah dengan wanita lain serta dalam perkawinan yang dilakukan oleh Penggugat dan Tergugat tidak terbukti secara akta perkawinan, dan anak tersebut hanya diterima sebagai anak kandung secara biologis, bukan anak sah, karena secara perdata adalah anak hasil zina. Kata kunci: Perceraian, Kawin Siri, Status Anak   Abstract:    This study aims to examine the status of children in a siri marriage divorce as per Islamic Law and Positive Law in Indonesia. In this case, the husband is still legally married to another woman. Included in a normative legal study with a statutory and case approach, this study applies primary and secondary data. Through literature study techniques, the data in this study was analyzed using the syllogism deduction method. The findings of the study prove that the status of the child in Decision No. 546/Pdt.G/2024/PA.Krw can be legally recognized as the biological child of the Defendant (the biological father of the child/the Plaintiff's common-law husband) in accordance with the evidence submitted in court. Even though at the time of marriage, the Plaintiff (the child's mother/the Defendant's common-law wife) was two months pregnant, the child born can be recognized as the child of the Defendant (the biological father of the child/the Plaintiff's common-law husband), because the requirement that the child of a woman who is pregnant at the time of marriage as stated by Imam Syafi'i and Imam Malik is born at least six months after the marriage, while the child of the Plaintiff was born after seven months of marriage. Furthermore, according to Constitutional Court Decision No 46/PUU-VIII/2010, the child is civilly related to the Defendant. However, because the Defendant (the biological father of the Plaintiff's child/strict husband) was still legally married to another woman and the marriage between the Plaintiff and the Defendant was not proven by a marriage certificate, and the child was only borne by the Defendant. Keywords: Divorce, Unregistered Marriage, Child Status  
Mengatasi Tantangan Gizi: Peran Kunci Masyarakat dalam Pencegahan Stunting Solikhah; Nindy, Vigita
APMa Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2: Juli 2024
Publisher : STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47575/apma.v4i2.575

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memerangi stunting. Metode pelaksanaan menggunakan penyuluhan terkait Mengatasi Tantangan Gizi melalui Peran Kunci Masyarakat dalam Pencegahan Stunting. Penyuluhan dilakukan pada tanggal 6 Februari 2024.  Kegiatan  dihadiri 15 orang di Dusun Nglinggo Timur, Pagerharjo, Kecematan Samigaluh,  Kabupaten Kulon Progo DIY,  yang  dilaksanakan  di  rumah  kepala  dusun. Tim PkM terdiri  satu ketua PkM dan  dibantu  oleh  9  mahasiswa  Kuliah  Kerja  Nyata  Reguler  119  dari unit  ditempatkan  di Nglinggo Timur, Pagerharjo  Kecamatan Samigaluh,  Kabupaten Kulon Progo DIY. Kegiatan PkM ini berjalan lancar, dan masyarakat terlibat aktif dalam penyuluhan, seperti yang ditunjukkan oleh diskusi interaktif peserta. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan bahwa masyarakat lebih tahu dan tahu bagaimana mencegah stunting dan bahwa mereka semakin peduli dengan pengelolaan bahan pangan. Kedepan, edukasi terus dilakukan secara kontinyu untuk emnurunkan angka stunting.