Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KOMPARASI DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DIGITALISASI PERTANIAN: PELUANG DAN TANTANGAN Azis, Miftahul; Suryana, Esty Asriyana
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 10 No 3 (2023): Desember
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jkebijakan.v10i3.51083

Abstract

Kemajuan teknologi digital yang pesat telah membawa peluang dan tantangan signifikan bagi digitalisasi sektor pertanian. Penelitian ini memiliki tujuan yang komprehensif, yaitu: 1) mengidentifikasi berbagai kebijakan pemerintah yang mendukung implementasi digitalisasi pertanian, 2) melakukan analisis mendalam terhadap besarnya peluang yang ditawarkan oleh digitalisasi pertanian dengan mempertimbangkan potensi serta hambatan yang ada, dan 3) memberikan rekomendasi kebijakan untuk perkembangan digitalisasi pertanian. Melalui analisis menyeluruh terhadap beragam kebijakan dan inisiatif yang telah ada, tinjauan ini berhasil mengidentifikasi strategi-strategi yang sukses dalam mendorong digitalisasi pertanian. Kolaborasi antara lembaga pemerintah, perusahaan teknologi, dan organisasi pertanian dipandang sebagai kunci dalam memfasilitasi pengembangan serta implementasi solusi-solusi inovatif yang disesuaikan dengan kebutuhan sektor pertanian. Secara keseluruhan, digitalisasi pertanian memberikan peluang besar untuk mengubah sektor pertanian dan mengatasi tantangan terkait dengan ketahanan pangan, keberlanjutan, serta mata pencaharian petani. Namun, diperlukan pertimbangan yang cermat terhadap kebijakan dan penerapannya agar hasil yang efektif dapat dicapai.
THE POTENTIAL OF ECONOMIC LOSS DUE TO STUNTING IN INDONESIA Suryana, Esty Asriyana
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol. 8, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting cases continue to increase, along with the high risk of undernutrition, the increasing prevalence of malnutrition, and decreasing productivity. If this condition is not handled correctly, it can affect Indonesia's development performance, inequality, and poverty. Stunting can hinder economic growth and labor productivity, affecting 11% of GDP (gross domestic product) and reducing the income of adult workers by up to 20%. Based on this, it is necessary to make prevention and control efforts in nutrition intervention activities an economic investment. Therefore, this study estimates the economic potential lost due to stunting in children under five. This descriptive study is based on processing secondary data from various related agencies. We employed Konig's formula and correction factors from Horton's study. The results of this study show that the incidence of stunting in children under five in Indonesia in 2021 was 24.4%. Nationally, Indonesia has the potential for economic loss due to stunting in toddlers, which ranges from IDR 15,062 to IDR 67,780 billion. These are equivalent to a range of 0.89-3.99% of the total GDP in 2021 (IDR 16,970.8 trillion).
JEJAK UPAYA DAN PROSPEK PENGEMBANGAN BAWANG PUTIH DI INDONESIA Azis, Miftahul; Suryana, Esty Asriyana
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 11 No 3 (2024): Desember
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) dan Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jkebijakan.v11i3.60225

Abstract

Permintaan akan bawang putih terus meningkat, namun produksi nasional belum mencukupi, dengan hampir 95% kebutuhan bawang putih dipenuhi melalui impor. Untuk mengatasi ketergantungan pada impor, strategi pengembangan bawang putih di dalam negeri menjadi sangat penting. Tulisan ini mendalami jejak dan prospek pengembangan bawang putih, menyoroti upaya yang telah dilakukan serta potensi perkembangannya di masa depan. Berdasarkan penelitian dan data terbaru, tulisan ini menggambarkan prognosa produksi dan kebutuhan konsumsi bawang putih, tantangan yang dihadapi, dan inovasi terkini dalam budidaya dan pemasaran. Analisis tentang ekspor, impor dan neraca perdagangan bawang putih juga disajikan. Dengan mempertimbangkan peluang dan tantangan yang ada, tulisan ini merangkum prospek pengembangan bawang putih dalam konteks pertumbuhan pertanian dan dinamika permintaan pasar global yang terus berubah. Fokus pada peningkatan produksi, pengadaan benih yang cukup, dan penerapan teknologi yang efisien diidentifikasi sebagai kunci untuk mencapai swasembada bawang putih. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan negara dapat mengurangi impor dan secara signifikan memperkuat ketahanan pangan di negara ini.
STRATEGI OPTIMALISASI LAHAN SUBOPTIMAL DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENCAPAIAN KETAHANAN PANGAN Yuliani, Fitria; Hermawan, Hari; Suryana, Esty Asriyana
Agrica Ekstensia Vol 18 No 2 (2024): Edisi Desember
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55127/ae.v18i2.204

Abstract

Dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia, mengakibatkan meningkatnya kebutuhan pangan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut salah satunya adalah meningkatkan produksi beras. Produksi dapat ditingkatkan melalui kegiatan perluasan lahan pertanaman padi. Tetapi ketersediaan lahan terbatas dan alih fungsi lahan terus terjadi. Sementara itu lahan suboptimal memiliki potensi yang luas dan dapat digunakan sebagai lahan tanaman padi. Lahan rawa adalah lahan yang cocok untuk budidaya padi. Untuk memanfaatkan lahan rawa sebagai lahan budidaya tanaman padi, maka diperlukan strategi untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan rawa dalam konteks peningkatan produksi dan meuwujudkan ketahanan pangan. Fokus utama dibahas mengenai strategi dan langkah-langkah taktis optimalisasi lahan rawa. Untuk telah dilakukan kajian secara literatur untuk menghasilkan strategi-strategi yang diperlukan. Adapun kesimpulan hasil kajian adalah sebagai berikut: a). Untukmeningkatkan produksi tanaman padi di lahan rawa dapat dilakukan dengan strategi, yaitu: perbaikan infrakstruktur, perbaikan kualitas tanah, penggunaan bibit padi yang toleran, pengendalian hama dan penyakit, dan kebijakan pemerintah; dan b). Langkah-langkah strategi taktis untuk mewujudkan terbangunnya ketahanan pangan melalui optimalisasi lahan rawa adalah sebagai berikut: penetapan Kawasan Sentra Produksi Pangan pada wilayah agroekosistem rawa, pengembangan industry pertanian berkelanjutan, pengembangan infrastruktur pendukung, pengembangan kelembagaan agribisnis, dan menarik investasi melalui pemberian insentif.
Kinerja Industri dan Dinamika Kebijakan Komoditas Gula Kristal Putih Nasional Sinuraya, Julia F.; Suryana, Esty Asriyana; Shaffitri, Lidya Rahma; Suharyono, Sri Rahma; Hermawan, Hari Rahma
Indonesian Sugar Research Journal Vol 4, No 2 (2024): Indonesian Sugar Research Journal
Publisher : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54256/isrj.v4i2.129

Abstract

Peranan penting gula dalam perekonomian Indonesia dan merupakan salah satu barang pangan pokok diatur dalam Perpres Nomor 71 Tahun 2015 jo.59 Tahun 2020. Kebutuhan konsumsi gula semakin meningkat, sementara produksi gula dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan gula nasional menyebabkan impor gula tidak dapat dihindari. Permasalahan yang perlu diperhatikan dalam pengembangan gula nasional di tingkat on-farm, off-farm, maupun kelembagaan pendukung. Kajian bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi kinerja industri gula nasional, (2) mengidentifikasi kebijakan dan pada komoditas gula nasional. Data dan informasi dianalisis menggunakan pendekatakan deskriptif. Data menunjukkan bahwa selama periode 2010-2022, luas lahan dan produksi tebu di perkebunan rakyat dan perkebunan besar swasta mengalami penurunan, sementara luas lahan perkebunan besar negara meningkat. Produksi gula di Indonesia selama kurun waktu tersebut menunjukkan tren fluktuatif namun dengan pertumbuhan rata-rata yang positif. Rendemen gula pada perusahaan swasta umumnya lebih tinggi daripada perusahaan BUMN, baik yang berlokasi di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa. Impor gula mentah mengalami peningkatan dari tahun 2012 hingga 2022, sedangkan nilai ekspor gula mentah pada tahun 2022 juga meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Harga gula internasional, yang tercermin dari harga gula putih, terus meningkat dari tahun 2018 hingga 2022, sejalan dengan kenaikan harga gula di pasar domestik dalam periode yang sama. Kebijakan untuk mendukung pengembangan industri gula nasional tetap diperlukan, termasuk penyediaan lahan untuk pertanian tebu, pengendalian harga tebu dan gula, investasi dalam industri gula dan ketersediaan bahan baku, serta kebijakan perdagangan gula.
Kebijakan Hilirisasi dalam Rangka Pemanfaatan Perjanjian Kerjasama Internasional Yuliani , Fitria; Hermawan, Hari; Suryana, Esty Asriyana
Cendekia Niaga Vol. 9 No. 2 (2025): Jurnal Cendekia Niaga : Trade and Development Studies
Publisher : Pusat Pengembangan Kompetensi Aparatur Perdagangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebijakan hilirisasi merupakan salah satu strategi utama pemerintah Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian, mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah, serta memperkuat daya saing industri nasional. Studi ini menganalisis implementasi kebijakan hilirisasi dalam sektor pertanian, khususnya dalam konteks pemanfaatan perjanjian kerja sama internasional seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Meskipun hilirisasi telah menunjukkan dampak positif terhadap peningkatan ekspor produk olahan dan penyerapan tenaga kerja, implementasinya masih menghadapi berbagai tantangan. Beberapa kendala utama meliputi keterbatasan infrastruktur pengolahan, standar mutu dan sertifikasi yang ketat di pasar ekspor, akses pembiayaan yang terbatas bagi pelaku usaha, serta ketidakkonsistenan regulasi domestik. Selain itu, persaingan global dan hambatan non-tarif di negara tujuan ekspor juga menjadi faktor yang mempengaruhi efektivitas kebijakan ini. Untuk mengoptimalkan manfaat hilirisasi, diperlukan strategi yang terintegrasi, termasuk peningkatan investasi di sektor pengolahan, penguatan kerja sama internasional untuk alih teknologi, serta pengembangan ekosistem industri yang berkelanjutan. Dengan langkah-langkah tersebut, hilirisasi sektor pertanian diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan ketahanan pangan