Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Identifikasi Deksametason Pada Jamu Pegal Linu Yang Beredar Di Pasar Cisalak Kota Depok Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis Purwanitiningsih, Eny; Mayasari, Yeshi; Ningrum, Fadillah
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2023): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v9i1.1561

Abstract

AbstrakKecenderungan masyarakat untuk kembali ke alam dalam memelihara kesehatan tubuh membuat industri di bidang obat tradisional berusaha meningkatkan kapasitas produksinya. Salah satu obat tradisional yang diminati oleh masyarakat adalah jamu pegal linu. Namun ada beberapa produsen yang menambahkan bahan kimia obat (BKO) dalam jamu. BKO yang sering di tambahkan dalam jamu pegal linu salah satunya adalah Deksametason. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi Deksametason dalam jamu pegal linu yang beredar di Pasar Cisalak kota Depok. Metode yang dilakukan merupakan uji kualitatif dengan Kromatografi Lapis tipis (KLT) hasilnya berupa bercak noda dan perbandingan nilai Rf. Hasil KLT pada sampel B dan E terbentuk noda yang sejajar dengan baku pembanding deksametason dilihat pada sinar UV 254 nm. Nilai Rf baku pembanding yaitu 0, 766, nilai Rf sampel B (0,760), sampel E (0,773). Dari 6 sampel jamu pegal linu yang diuji terdapat 2 sampel (B dan E) yang mengandung bahan kimia obat deksametason. Disarankan melakukan penelitian lebih lanjut terhadap jamu pegal linu dalam bentuk sediaan lain dan pengujian terhadap bahan kimia obat lain seperti Prednison yang diduga sering dicampurkan dalam jamu pegal linu. Kata Kunci      : Deksametason, Jamu Pegal Linu, Kromatografi Lapis Tipis
Identifikasi dan Penetapan Kadar Formalin pada Tahu Putih di Lima Pasar Daerah Jakarta Timur dengan Metode Spektrofotometri Visible Mayasari, Yeshi; Purwanitiningsih, Eny; Sugiantari, Nining
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 10 No. 1 (2024): ANAKES: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v10i1.2151

Abstract

Tofu is a food source of protein that is widely consumed by the public. The high vegetable protein content in tofu is considered to be able to replace animal protein. According to the Food and Drug Supervisory Agency (BPOM), formalin is currently widely misused as a preservative in food products such as tofu. The Indonesian government has also banned the use of formaldehyde as a food preservative since 1982. Examination of the presence of formaldehyde in white tofu sold in five markets in the East Jakarta area was carried out qualitative tests using chromatopathic acid reagent and quantitative tests to determine levels. The research sample consisted of 18 samples from five markets in the East Jakarta area. Based on the research results, it can be concluded that of the 18 white tofu samples, 11 were positive and 7 were negative for containing formalin. Qualitative test results showed that 4 samples from the Cibubur market were 100% positive (5.85 ppm), 3 samples from the Obor market were 100% positive (5.62 ppm), 3 samples from the Kramat Jati main market were 100% positive (25.07 ppm), 4 samples from the Ciracas market were 25% positive (0.44ppm). The long-term goal is not to use formalin as a preservative in tofu. Special targets provide information to the public about the dangers of formaldehyde used as a preservative. The research method uses a direct research design during the period May–June 2023. The target output is published in a nationally accredited journal. Keywords: White Tofu, Formalin, Visible Spectrophotometry
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe Pinnata (Lam)) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Salmonella typhi Dengan Metode Kirby Bauer Purwanitiningsih, Eny; Lestari, Desti
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 12 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v12i2.193

Abstract

Salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat untuk antibakteri adalah daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam)). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada ekstrak daun cocor bebek. Tanaman cocor bebek digunakan untuk mengatasi demam atau penurun panas. Ekstraksi daun cocor bebek digunakan pelarut polar yaitu etanol 70%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak daun cocor bebek. Metode yang digunakan yaitu Kirby Bauer dengan mengamati zona hambat. Digunakan 5 konsentrasi uji ekstrak daun cocor bebek yaitu 0%, 25%, 50%, 75%,  dan 100% dengan 5 pengulangan . Penelitian ini menggunakan bakteri uji Salmonella typhi karena bakteri tersebut bisa menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever). Antibiotik siprofloksasin digunakan sebagai kontrol positif untuk pembanding terhadap hasil ekstrak yang di ujikan dengan konsentrasi 150%. Hasil penelitian terdapat daya hambat yang sangat tinggi pada antibiotik Siprofloksasin. Analisis data menggunakan uji ragam ANOVA satu arah apabila data memiliki beda nyata pada taraf uji 5% (P≤ 0,05) maka dilanjutkan uji BNT (Batas Nilai Terkecil).  Hasil uji ANOVA satu arah antibakteri ekstrak daun cocor bebek memperlihatkan adanya kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri.  Hasil penelitian dari kelima konsentrasi ekstrak daun cocor bebek (0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%) berpengaruh terhadap daya antibakteri. Konsentrasi 75% dan 100% merupakan konsentrasi yang memiliki kemampuan antibakteri tertinggi terhadap bakteri uji. Sehingga hipotesis dapat diterima bahwa ekstrak daun cocor bebek dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi.
PENETAPAN KADAR HIDROKUINON PADA KRIM PEMUTIH WAJAH YANG BEREDAR DI PASAR CIRACAS DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV- VIS Purwanitiningsih, eny; Mayasari, Yeshi; Sukmawati , Anggi; Bedah, Sumiati
Jurnal Fatmawati Laboratory & Medical Science Vol 3 No 2 (2023): Pemeriksaan Laboratorium Medis Jilid 2
Publisher : POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/flms.v3i2.560

Abstract

Kemajuan teknologi telah memberikan doktrin kepada masyarakat bahwa kulit putih adalah kulit yang sangat diminati dan dikagumi. Kulit putih dianggap lebih menarik daripada kulit sawo matang, hal ini menimbulkan berbagai macam produk krim pemutih yang ditawarkan oleh berbagai toko kosmetik. Hidrokuinon adalah bahan pemutih yang sering ditambahkan dalam krim kosmetik dengan tujuan untuk memutihkan kulit. Cara kerja hidrokuinon dalam memutihkan kulit yaitu memperlambat dan mencegah produksi melanin kulit. Penelitian ini bertujuan mengetahui kadar Hidrokuinon yang beredar di Pasar Ciracas. Metode yang digunakan adalah uji kualitatif menggunakan pereaksi warna ditandai perubahan warna hijau sampai ungu menandakan bahwa sampel positif Hidrokuinon. Jika terdapat sampel positif dilanjutkan uji Kuantitatif dengan metode Spektrofotometri Uv-Vis. Hasil penelitian penetapan kadar Hidrokinon pada kirm pemutih menunjukkan bahwa 10 sampel krim pemutih yang positif Hidrokuinon mengandung kadar yaitu: Krim A; 1,9317%, krim G; 0,3337%, krim H; 0,2619%, krim I; 1,2360%, krim J; 4,6494%, krim K; 7,1692%, krim M; 7,1587%, krim N; 5,3892%, krim O; 7,1595%, krim P; 5,4279%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 10 sampel hanya 4 yang memenuhi persyaratan Peraturan Kepala Badan POM Republik Indonesia Nomor HK. 00.05.4.1745 Tahun 2011 Tentang Kosmetik Berbentuk Obat yaitu dengan syarat kurang dari 2%.
IDENTIFIKASI MERKURI DALAM LOSION PEMUTIH BADAN YANG DIJUAL ONLINE DENGAN METODE UJI REAKSI WARNA DAN UJI AMALGAM Purwanitiningsih, Eny
Jurnal Fatmawati Laboratory & Medical Science Vol 4 No 2 (2024): Pentingnya pemeriksaan diri
Publisher : POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/flms.v4i2.908

Abstract

Body whitening lotion adalah kosmetik populer yang memiliki basis pelanggan yang besar. Sediaan kosmetik ini banyak digunakan oleh masyarakat terutama wanita untuk memutihkan serta melembabkan kulit. Salah satu produk kosmetik losion pemutih badan merupakan yang banyak digunakan untuk memutihkan serta melembabkan kulit. Terkadang zat berbahaya sebagai pemutih sengaja ditambahkan, seperti merkuri (Hg). Merkuri (Hg) merupakan logam berat berbahaya bila digunakan dalam jumlah kecil apalagi jangka waktu yang panjang dapat merusak organ tubuh dan menyebabkan keracunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan merkuri dalam losion pemutih badan yang dijual secara online dengan harga di bawah Rp. 20.000,- baik yang terdaftar BPOM maupun yang tidak terdaftar BPOM. Pengujian kualitatif terhadap 10 sampel sediaan losion pemutih badan dilakukan terhadap 5 sampel terdaftar BPOM dan 5 sampel tidak terdaftar BPOM. Metode pengujian yang digunakan adalah uji reaksi warna dengan larutan kalium iodida 0,25M, dan pengujian amalgam menggunakan kawat tembaga. Berdasarkan hasil penelitian dari 10 sampel yang di uji, terdapat 1 sampel losion pemutih badan yang tidak terdaftar BPOM positif mengandung senyawa berbahaya logam berat merkuri. Hasil dinyatakan positif karena pada pengujian reaksi warna larutan mengalami perubahan warna menjadi merah jingga dan pada pengujian amalgam, kawat tembaga menjadi abu mengkilap atau perak.