Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Angka Infeksi Cyclospora Cayetanensis Pada Pasien yang Diperiksa Di Laboratorium Parasitologi Klinik FKUI Ompusunggu, Sahat; Bedah, Sumiati; Wulandari, Yuni
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 5, No 1 (2019): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cyclospora cayetanensisadalah coccidia yang menyebabkan infeksi gastrointestinal berulang pada manusia,mengakibatkan infeksi mulai dari tidak adanya gejala klinis sampai diare berat. Salah satu laboratorium pusat rujukan penyakit parasitik di Indonesia adalah Laboratorium Parasitologi Klinik FKUI, sehingga data hasil pemeriksaanCyclospora cayetanensis yang tersedia di Laboratorium itu dianggap layak untuk dianalisis. Sampel adalah pasien-pasien yang dikirim dari berbagai sumber yang diminta untuk menegakkan diagnosis infeksi gastrointestial. Pemeriksaan feses parasitologi lengkap dilakukan dengan metode pemeriksaan langsung, konsentrasi, pewarnaan dan kultur.Hasil menunjukkan bahwa dari seluruh sampel yang berjumlah 1867 mulai dari Januari 2013 – Desember 2017, jumlah yang positif Cyclospora cayetanensis adalah91(4,9%). Usia berhubungan dengan infeksi Cyclospora cayetanensis, sedangkan jenis kelamin dan status imunitas tidak berhubungan. Infeksi pada Warga Negara Asing adalah 12,3% (57/464) atau lebih tinggi daripada Warga Negara Indonesia yaitu 2,4% (34/1403). Yang positif Cyclospora cayetanensismenurut sumber pengirim, lebih tinggi pada pengirim Laboratorium Klinik 11,4% (69/605) dibandingkan dengan Rumah Sakit 1,8% (22/1226) dan Atas Permintaan Sendiri 0% (0/36).  Menurut rentang waktu tahunan ditunjukan bahwa kasus tertinggi terjadi pada tahun 2015, sedangkan 2 tahun sebelum dan sesudahnya jauh lebih rendah dan berjumlah hampir sama. Menurut rentang waktu bulanan, ada kecenderungan peningkatan kasus pada bulan Oktober – Maret, dengan sedikit pergeseran di tahun 2016.Dengan ditemukannya infeksiCyclospora cayetanensisdi Laboratorium rujukan tersebut disarankan agar semua pihak terkait meningkatkan kesadaran pemeriksaan maupun kewaspadaan sesuai dengan kontribusi masing-masing. Kata kunci              :    Cyclospora cayetanensis, musim, WNA
Gambaran D-Dimer Pada Pasien Terkonfirmasi Covid-19 di Rumah Sakit dr. Abdul Radjak Salemba Jakarta Permana, Atna; Bedah, Sumiati; Wibowo, M Krisnadi
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 8 No. 1 (2022): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v8i1.882

Abstract

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) disebabkan oleh turunan corona virus baru yang bernama Sars-Cov-2. Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Pasien COVID-19 sering mengalami peningkatan D-dimer yang signifikan, dikarenakan terjadinya trombosis yang berakibat pada kelainan koagulasi yang dapat dilihat dari pemeriksaan D-dimer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar pemeriksaan D-dimer pada pasien terkonfirmasi COVID-19 di Rumah Sakit dr.Abdul Radjak Salemba. Peneliti menggunakan metode deskriptif analitik dengan data laboratorium pada bulan Februari 2021 pada seluruh pasien rawat  inap yang terkonfirmasi COVID-19 di RS dr.Abdul Radjak Salemba, didapatkan hasil dari 58 pasien terkonfirmasi COVID-19 lebih banyak diderita pada jenis kelamin Perempuan dengan rentangusia 30-39 tahun, yaitu sebanyak 15 orang dengan persentase nilai D-dimer normal sebesar 1.72% dan abnormal sebesar 24.13% sedangkan COVID-19 lebih sedikit diderita pada jenis kelamin laki-laki dengan rentang usia 20-29,yaitu sebanyak 4 orang dengan persentase nilai D-dimer normal 3.44% dan abnormal sebesar 3.44%. Pasien COVID-19 yang melakukan pemeriksaan D-dimer didapat hasil rerata yaitu 3,6413 mg/L. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pasien terkonfirmasi COVID-19 dapat mengalami trombosis dan perlu dilakukan pemeriksaan D-dimer untuk pemantauan efektivitas pengobatan. Kata Kunci: COVID-19, D-dimer 
PENETAPAN KADAR HIDROKUINON PADA KRIM PEMUTIH WAJAH YANG BEREDAR DI PASAR CIRACAS DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV- VIS Purwanitiningsih, eny; Mayasari, Yeshi; Sukmawati , Anggi; Bedah, Sumiati
Jurnal Fatmawati Laboratory & Medical Science Vol 3 No 2 (2023): Pemeriksaan Laboratorium Medis Jilid 2
Publisher : POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/flms.v3i2.560

Abstract

Kemajuan teknologi telah memberikan doktrin kepada masyarakat bahwa kulit putih adalah kulit yang sangat diminati dan dikagumi. Kulit putih dianggap lebih menarik daripada kulit sawo matang, hal ini menimbulkan berbagai macam produk krim pemutih yang ditawarkan oleh berbagai toko kosmetik. Hidrokuinon adalah bahan pemutih yang sering ditambahkan dalam krim kosmetik dengan tujuan untuk memutihkan kulit. Cara kerja hidrokuinon dalam memutihkan kulit yaitu memperlambat dan mencegah produksi melanin kulit. Penelitian ini bertujuan mengetahui kadar Hidrokuinon yang beredar di Pasar Ciracas. Metode yang digunakan adalah uji kualitatif menggunakan pereaksi warna ditandai perubahan warna hijau sampai ungu menandakan bahwa sampel positif Hidrokuinon. Jika terdapat sampel positif dilanjutkan uji Kuantitatif dengan metode Spektrofotometri Uv-Vis. Hasil penelitian penetapan kadar Hidrokinon pada kirm pemutih menunjukkan bahwa 10 sampel krim pemutih yang positif Hidrokuinon mengandung kadar yaitu: Krim A; 1,9317%, krim G; 0,3337%, krim H; 0,2619%, krim I; 1,2360%, krim J; 4,6494%, krim K; 7,1692%, krim M; 7,1587%, krim N; 5,3892%, krim O; 7,1595%, krim P; 5,4279%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 10 sampel hanya 4 yang memenuhi persyaratan Peraturan Kepala Badan POM Republik Indonesia Nomor HK. 00.05.4.1745 Tahun 2011 Tentang Kosmetik Berbentuk Obat yaitu dengan syarat kurang dari 2%.
Identifikasi Jamur Penyebab Tinea Kapitis Pada Anak-Anak Bedah, Sumiati; Oktiana, Denisa
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 10 No. 2 (2024): ANAKES: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v10i2.1203

Abstract

Indonesia is a tropical country with high humidity conditions which can create a good atmosphere for fungal growth. Therefore, fungal infections found in Indonesia are quite diverse, one of which is tinea capitis, an infection caused by dermatophyte fungi on the scalp and hair follicles. The most common causative agents are Tricophyton and Microsporum. Tinea capitis attacks pre-puberty children more often, this is thought to be because the sebaceous glands at pre-puberty are not yet perfect. Laboratory diagnosis of tinea capitis can be carried out using several methods, including microscopic examination with KOH as an initial screening test, fungal culture which is the gold standard, trichoscopy, and the use of a Wood's lamp. This research uses secondary data from a literature study conducted in previous research journals. Based on a review of research results from five related journals, 3 show that the fungal species Microsporum canis most often causes tinea capitis infections in children. Tinea capitis is more common in pre-pubertal children and males. Boys are more susceptible to tinea capitis infection than girls. From the results of this study, it can be concluded that Microsporum canis is the most dominant fungus that infects tinea capitis in pre-puberty children, especially boys. The most commonly used examination methods for tinea capitis are microscopic examination with KOH and fungal culture. Pre-puberty children are advised to always maintain personal hygiene, especially the scalp and hair.   Keywords: Children, Microsporum canis, Tinea capitis