Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS VEGETASI TUMBUHAN BAWAH DI HUTAN SERBAGUNA UNIVERSITAS PALANGKA RAYA Purnaningsih, Titin; Kusuma Putri, Rahmadyah; Neneng, Liswara; Hartanti, Rio Eka Desi Purwandari; Rahmawati, Rahmawati; Wijaya, Nuriman; Akhmadi, Akhmadi; Adam, Chaidir
BIOMA: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol 6 No 2 (2024): BIOMA: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/bioma.v6i2.4266

Abstract

Hutan Serbaguna yang berada di Universitas Palangka Raya merupakan kawasan hutan gambut yang didalamnya memiliki berbagai macam jenis vegetasi salah satunya yaitu vegetasi tumbuhan bawah. Tumbuhan bawah adalah suatu tipe vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan hutan yang meliputi herba, semak belukar, dan rerumputan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tumbuhan bawah, mengetahui tingkat keragaman dan struktur vegetasi tumbuhan bawah di kawasan Hutan Serbaguna UPR. Penelitian ini menggunakan metode transek kuadrat (quadrat transect). Titik lokasi penelitian dipilih secara purposive sampling menjadi tiga titik (stasiun) pengamatan, yaitu Stasiun 1 merupakan daerah pinggir hutan di dekat jalan raya (Jalan Yos Sudarso). Stasiun 2 merupakan daerah hutan semak belukar dengan kondisi terbuka.Stasiun 3 merupakan di tengah hutan. Terdapat 5 plot pada setiap stasiun. Luas masing-masing plot adalah 20 x 20 m. Total plot yang digunakan adalah 15 buah pada tiga stasiun. Data penelitian dianalisis secara deskriptif, meliputi Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Nilai Penting (INP). Hasil penelitian diperoleh empat belas spesies tumbuhan bawah. yaitu Melastoma malabathricum, Pennisetum polystachion, Plectranthus monostachyus, Fimbristylis pauciflora, Xyris complanata, Nephentes gracilis, Nephrolepis sp, Scleria sumatrensis, Baeckea frutescens, Stenochlaena palustris, Mikania micrantha, Phyllanthus sp, Spermacoce alata, dan Lygodium microphylum. Berdasarkan perhitungan indeks keanekaragaman, diperoleh bahwa keanekaragaman tumbuhan bawah di stasiun 1 adalah sedang (1,127), stasiun 2 adalah sedang (1,126) dan stasiun 3 adalah sedang (1,124). Berdasarkan perhitungan indeks nilai penting, diketahui pada stasiun 1 dan 2 tumbuhan yang memiliki indeks nilai penting tertinggi adalah Lygodium microphylum, pada stasiun 3, tumbuhan yang memiliki indeks nilai penting tertinggi adalah Nephentes gracilis.
Feed Production Training and Floating Net Cage Utilization for Fish Farming at KUPS Fisheries, LPHD Tanjung Sangalang, Pulang Pisau, Central Kalimantan Muammar Kadafi, Ahmad; Fatiqin, Awalul; Devana Putri, Salsabila; Agustina Tamba, Tio Pinta; Safira, Dwi Septiana; Samudra, Agung; Dirgantara , Made; Sylvia Monalisa, Shinta; Wijaya, Nuriman
Al-Khidmah Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): JANUARI-APRIL
Publisher : Institute for Research and Community Service (LPPM) of the Islamic University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56013/jak.v5i1.3693

Abstract

This article addresses the growing demand for fish products in Indonesia, driven by increased per capita fish consumption, which has risen from 43.88 to 54.49 kg annually. This surge has led to an expansion of fish farming activities, particularly within small-scale enterprises. However, a significant challenge faced by these farmers is the high cost of commercial fish feed, which accounts for 60-80% of total production expenses. These costs are further amplified by the reliance on expensive and environmentally harmful imported ingredients such as fishmeal and soybean meal. In response to these challenges, this study focuses on a community service initiative conducted at KUPS Fisheries in Tanjung Sangalang, Pulang Pisau, Central Kalimantan. The project aimed to provide local fish farmers with essential skills in feed production and the utilization of floating net cages for sustainable fish farming. Through training and hands-on practice, participants were introduced to cost-effective, locally sourced alternatives for fish feed, reducing dependency on expensive imports. The initiative also promoted environmentally friendly practices, contributing to both the economic and ecological sustainability of small-scale fish farming in the region.