Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG KENTUNGAN-SIMPANG MONJALI YOGYAKARTA Fitria Purnayanti Cahyaningrum; Ahmad Munawar
Jurnal Transportasi Vol. 14 No. 1 (2014)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.872 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v14i1.1371.%p

Abstract

Two signalized intersections in Yogyakarta which began to experience traffic congestion problems are Kentungan and Monjali signalized intersections, located in the North Ring Road. The vehicles always stop at the intersection because they always get red signal. The data used in this study were collected by direct surveys, including vehicles volume, vehicles speed, signal time, and the geometric of both intersections. The data were then used to get the most saturated existing condition which becomes a reference in the determination of new cycle time and green phase distribution under optimal condition based on the signal coordination theory. From the analysis it was found that both intersections were not coordinated yet. From eleven scenarios, it was found that the new cycle time is 130 seconds with offset time for both directions is 70.93 seconds for both directions. Bandwidth obtained by coordination diagram is equal to 37 seconds for East direction and 32 seconds for West direction. Kedua simpang bersinyal di Yogyakarta yang mulai tidak terlepas dari masalah kemacetan adalah Simpang Kentungan dan Simpang Monjali, yang terletak pada Jalan Ring Road Utara. Permasalahan yang seringkali terjadi adalah kendaraan harus selalu berhenti pada tiap simpang karena selalu mendapat sinyal merah. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini dilakukan dengan cara survei langsung, yang meliputi volume kendaraan, kecepatan tempuh kendaraan di kedua ruas, waktu sinyal, dan geometrik simpang. Data yang diperoleh digunakan untuk mendapatkan kondisi eksisting terjenuh yang akan menjadi acuan dalam merencanakan waktu siklus baru dan pembagian fase hijau yang paling optimal dengan memperhatikan teori koordinasi. Dari hasil analisis diketahui bahwa kedua simpang belum terkoordinasi. Dari sebelas alternatif perencanaan didapat waktu siklus baru sebesar 130 detik dengan waktu offset sebesar 70,93 detik untuk kedua arah. Berdasarkan diagram koordinasi didapat bandwidth sebesar 37 detik untuk arah dari Timur dan 32 detik untuk arah Barat.
KARAKTERISTIK POLA PERJALANAN DI KOTA YOGYAKARTA J. Dwijoko Ansusanto; Sigit Priyanto; Ahmad Munawar; Bambang Hari Wibisono
Jurnal Transportasi Vol. 14 No. 1 (2014)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.585 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v14i1.1375.%p

Abstract

Yogyakarta has special transportation characteristics. Travel patterns in urban areas in Yogyakarta were determined by the urban population characteristics in Yogyakarta City. The spread of work places or school locations that are far away from the residential areas tend to generate transportation problems. Every day, many trips to work and school locations have to pass the city center which impact urban roads. This study aims to analyze the trip pattern in the City of Yogyakarta. The results show that motor cycles are the most transportation mode used by the travelers. It is also found that the majority of vehicles are used by a single traveler. Yogyakarta memiliki karakteristik khusus transportasi. Pola perjalanan di daerah perkotaan di Yogyakarta ditentukan oleh karakteristik populasi perkotaan di Kota Yogyakarta. Penyebaran lokasi tempat kerja atau sekolah yang terletak jauh dari tempat tinggal cenderung menghasilkan masalah transportasi. Setiap hari, banyak gerakan yang dilakukan untuk pekerjaan dan sekolah melintasi pusat kota yang berdampak ke jalan kota. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pola pergerakan di Kota Yogyakarta. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa sepeda motor merupakan moda transportasi yang paling banyak digunakan. Selain itu mayoritas kendaraan hanya digunakan oleh satu orang pelaku perjalanan...
PENANGANAN PERMASALAHAN LALULINTAS DI KOTA PEKALONGAN DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM EMME/2 M. Restu Hidayat; Ahmad Munawar
Jurnal Transportasi Vol. 7 No. 1 (2007)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.14 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v7i1.1813.%p

Abstract

Abstrak Program EMME/2 (equilibre multimodal, multimodal equilibrium) merupakan program pemodelan jaringan jalan yang sangat flexibel digunakan untuk implementasi dan aplikasi dalam perencanaan dan manajemen lalulintas perkotaan maupun regional, dilengkapi dengan fungsi dan atribut untuk memberikan perilaku tertentu pada jaringan jalan. Penelitian ini mencoba melakukan kajian mengenai penanganan permasalahan lalulintas di Kota Pekalongan terhadap permasalahan lalulintas yang ada, melalui skenario simulasi pemecahan masalah dengan pemodelan lalulintas dengan menggunakan Program EMME/2. Penanganan dilakukan dengan lima skenario, yaitu skenario pengaturan sudut parkir di tepi jalan (on street parking), skenario pengaturan arus lalulintas jalan satu arah, skenario pelebaran jalan, skenario pembuatan jalan lingkar utara, dan skenario pembuatan jalan lingkar selatan. Hasil pemodelan kondisi sekarang (existing) menunjukkan bahwa ruas jalan yang bermasalah dengan tingkat rasio V/C lebih besar dari 0,85 terjadi pada Jln. Gajahmada, Jln. Urip Sumoharjo, Jln. Merdeka, Jln. Pemuda, Jln. KH. Mas Mansyur, Jln. Sudirman, Jln. Setia Budi, Jln. Dr. Sutomo, Jln. Hayam Wuruk, Jln. Hasanudin, Jln. Sultan Agung, Jln. Manggis, Jln. Nusantara, Jln. Seruni, Jln. Jlamprang, dan Jln. Dharma Bakti. Hasil pemodelan skenario pengaturan sudut parkir dari 45° menjadi 0° akan menurunkan rasio V/C dan meningkatkan kecepatan perjalanan pada ruas jalan yang diatur, tetapi berdampak terhadap penurunan kinerja jalan lain, yaitu Jln. KH. Mas Mansyur, Jln. Urip Sumoharjo, Jln. Seruni, Jln. Jlamprang, Jln. Sudirman, Jln. Dharma Bhakti, Jln. Dr. Sutomo dan Jln. Pemuda. Skenario pengaturan jalan satu arah juga akan menaikkan kinerja jalan terhadap ruas jalan yang diatur, tetapi berdampak terhadap penurunan kinerja ruas jalan lain, yaitu Jln. KH. Mas Mansyur, Jln. Jend. Sudirman, Jln. Urip Sumoharjo, Jln. Gajahmada, Jln. Dr. Setia Budi, Jln. Seruni, Jln. Jlamprang, dan Jln. Dharma Bhakti. Skenario pelebaran jalan akan menaikkan kapasitas jalan sehingga terjadi penurunan rasio V/C pada ruas jalan yang dilakukan pelebaran, tetapi berdampak terhadap ruas jalan lain, yaitu di Jln. Nusantara, Jln. Merdeka, dan Jln. Argopuro dengan rasio V/C ratio lebih besar dari 0,85. Skenario pembuatan jalan lingkar selatan lebih baik daripada pembuatan jalan lingkar utara namun demikian pembuatan kedua jalan lingkar tersebut akan mengurangi permasalahan lalulintas pada ruas jalan nasional (Pantura). Kata-kata kunci : Permasalahan lalulintas, Program EMME/2, Skenario penanganan permasalahan lalu-lintas.
PERILAKU BERKENDARA PENGEMUDI TRANS JOGJA DENGAN MENGGUNAKAN TACHOMETER Dian Noviyanti; Ahmad Munawar
Jurnal Transportasi Vol. 15 No. 1 (2015)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.91 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v15i1.1849.%p

Abstract

Abstract Tachometer is an instrument capable of measuring the speed of rotation of an object that is not directly an indication of the safety of the engine rotation. Tachometer in this study is mounted on a fleet of Trans Jogja. The primary data collection, in the form of speed graph from tachometer data recording, was then conducted and secondary data were obtained from PT Denso Sales Indonesia. The results showed that the average speed of Trans Jogja fleet in the morning is 42.86 km/h, at noon 36.5 km/h, in the afternoon 35.2 km/h, and in the evening 37.39 km/h. The observed violation was a violation which occurs when the driver passes the speed limit of vehicles in the city, which is 50 km/h. This study shows that 27.45 % violation occurs in the morning, 12.6 % during the day, 13 % in the afternoon, and 17.46 % in the evening. Key words: tachometer, driving behavior, average speed, speed limits  Abstrak Tachometer merupakan instrumen yang mampu mengukur kecepatan putaran sebuah objek yang secara tidak langsung merupakan indikasi keselamatan perputaran mesin. Tachometer pada penelitian ini dipasang pada armada Trans Jogja. Selanjutnya dilakukan pengambilan data primer berupa grafik kecepatan hasil rekaman data tachometer dan data sekunder yang diperoleh dari PT Denso Sales Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecepatan rata-rata armada trans jogja pada pagi hari adalah sebesar 42,86 km/jam; pada siang hari 36,5 km/jam; pada sore hari 35,2 km/jam; dan pada malam hari 37,39 km/jam. Pelanggaran yang diamati adalah pelanggaran yang terjadi saat pengemudi melewati batas kecepatan kendaraan dalam kota, yaitu sebesar 50 km/jam. Dari studi ini diperoleh bahwa 27,45 % pelanggaran terjadi pada pagi hari, 12,6 % pada siang hari, 13 % pada sore hari, dan 17,46 % pada malam hari. Kata-kata kunci: tachometer, perilaku berkendara, kecepatan rata-rata, batas kecepatan
PENENTUAN KAPASITAS JALAN BEBAS HAMBATAN DENGAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK VISSIM Redi Aditya Yulianto; Ahmad Munawar
Jurnal Transportasi Vol. 17 No. 2 (2017)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.592 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v17i2.2725.%p

Abstract

Abstract Currently, the used of MKJI 1997 for road capacity analysis in Indonesia has been considered not relevant anymore with traffic condition, road infrastructure, and related regulation. It was strengthened in many previous researches. One of method to determine road capacity value is using microsimulation method. The objective of this research is to determine road capacity value using microsimulation method with VISSIM software for Indonesia case, especially in highway characteristic. The research result show that the capacity value in Highway increased 8% for Cawang-Tomang-Cengkareng (CTC) highway Km 5,4 and 5% for JKT-CKP (JKT-CKP) highway Km 38 than capacity value in MKJI 1997. The different capacity value also occur for different lane or the urban and interurban highway, which is in MKJI 1997 not be distinguished between that difference. Keywords: capacity, highway, microsimulation, VISSIM  Abstrak Penggunaan MKJI 1997 untuk analisis kapasitas jalan di Indonesia saat ini dinilai tidak relevan terhadap kondisi lalulintas, prasarana jalan, dan regulasi terkait. Hal ini dikuatkan oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Salah satu metode penentuan nilai kapasitas jalan, yaitu dengan pendekatan mikrosimulasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai kapasitas jalan bebas hambatan di Indonesia menggunakan pendekatan mikrosimulasi dengan perangkat lunak VISSIM. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan nilai kapasitas di ruas Jalan Tol Cawang-Tomang-Cengkareng (CTC) Km 5,4 sebesar 8% dan Jalan Tol JKT-CKP (JKT-CKP) Km 38 sebesar 5% dibandingkan MKJI 1997. Perbedaan nilai kapasitas terjadi antarlajur, dan antara jalan tol yang melalui perkotaan dengan yang melalui antarkota, di mana kedua hal ini tidak dibedakan dalam MKJI 1997 dalam nilai kapasitas dasarnya. Kata-kata kunci: kapasitas, jalan bebas hambatan, mikrosimulasi, VISSIM
KINERJA RUAS JALAN PADA INTEGRASI SISTEM JARINGAN JALAN EKSISTING DENGAN COASTAL ROAD DI KOTA BALIKPAPAN Sri Kusrini; Ahmad Munawar
Jurnal Transportasi Vol. 17 No. 3 (2017)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.158 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v17i3.2866.%p

Abstract

Abstract The rapid development along Sudirman Road, in the City of Balikpapan, causes congestion. Due to limited land, the government attempts to develop a reclamation area through Coastal Road Project which one of its objectives is to overcome congestion. The road performance analysis on the integration of existing road network system with the coastal road was carried out using traffic counting methods in 2017 for predicting traffic volume caused by the coastal road and traffic volume in 2024. The analysis was performed with 3 scenarios, namely Scenario 1 (traffic in 2017), Scenario 2 (traffic in 2024 without coastal road), and Scenario 3 (traffic in 2024 with coastal road). The result shows that the traffic conditions in some segments of Jalan Sudirman are in smooth condition, dense, and congestion. The road segments that require handling are Parking Building, Bekapai Park, and Terminal Damai segments. Keywords: road performance, road network, traffic volume, traffic congestion  Abstrak Pesatnya pembangunan di sepanjang Jalan Sudirman, Kota Balikpapan, menimbulkan kemacetan. Karena keterbatasan lahan, Pemerintah Kota Balikpapan berupaya mengembangkan kawasan dengan reklamasi pantai melalui Proyek Coastal Road yang salah satu tujuannya adalah mengatasi kemacetan di Jalan Sudirman. Analisis kinerja ruas jalan pada integrasi sistem jaringan jalan eksisting dengan coastal road dilakukan dengan menggunakan metode survei lalu lintas 2017 untuk memprediksi volume lalu lintas akibat coastal area dan volume lalu lintas tahun 2024. Analisis dilakukan dengan 3 skenario, yaitu  Skenario 1 (lalu lintas tahun 2017), Skenario 2 (lalu lintas 2024 tanpa coastal road), dan Skenario 3 (lalu lintas 2024 dengan coastal road). Hasil analisis menunjukkan bahwa lalu lintas di beberapa segmen Jalan Sudirman dalam kondisi lancar, padat, dan macet. Segmen jalan yang memerlukan penanganan adalah Segmen Gedung Parkir, Segmen Taman Bekapai, dan Segmen Terminal Damai. Kata-kata kunci: kinerja jalan, jaringan jalan, volume lalu lintas, kemacetan lalu lintas
PENGARUH MULTILANE FREE FLOW TERHADAP KINERJA JALAN TOL Ahmad Munawar; Imam Muthohar; Arif Ardiyanto
Jurnal HPJI (Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia) Vol. 6 No. 1 (2020)
Publisher : Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/jh.v6i1.3734.51-58

Abstract

Abstract Traffic congestion on toll roads generally occurs at toll gates. Therefore, it is necessary to plan the replacement of the toll payment system, from the Card Based Tolling System to the Multilane Free Flow with the Electronic Toll Collection System, which can improve toll road performance. In this study a simulation of improving toll road performance by applying Multilane Free Flow, with the use of VISSIM software. As a case study, Tebet 2 Toll Gate was chosen, because this toll gate is considered as one of the toll gates with a high traffic flow. In the Card Based Tolling System, the vehicle must stop to attach the card, whereas in the Multilane Free Flow with the Electronic Toll Collection System, the vehicle is quite slow when entering the toll gate. Simulation results indicate a significant increase in performance with this replacement. Queues, delays, fuel consumptions, and pollutants are significantly reduced. Keywords: toll gate, Multilane Free Flow, Electronic Toll Collection, Card Based Tolling System, queues, delays  Abstrak Kemacetan di tol umumnya terjadi pada pintu gerbang tol. Oleh karena itu, perlu direncanakan penggantian sistem pembayaran tol, dari Card Based Tolling System ke Multilane Free Flow dengan Electronic Toll Collection System, yang dapat meningkatkan kinerja jalan tol. Pada studi ini dilakukan simulasi peningkatan kinerja jalan tol dengan menerapkan Multilane Free Flow, dengan bantuan perangkat lunak VISSIM. Sebagai studi kasus dipilih Pintu Tol Tebet 2, yang merupakan salah satu pintu tol dengan arus lalu lintas yang cukup tinggi. Pada Card Based Tolling System, kendaraan harus berhenti guna menempelkan kartu, sedangkan pada Multilane Free Flow dengan Electronic Toll Collection System, kendaraan cukup memperlambat pada saat memasuki pintu tol. Hasil simulasi menunjukkan adanya peningkatan kinerja yang signifikan dengan perubahan ini. Antrian, tundaan, penggunaan bahan bakar, serta pollutant berkurang secara signifikan. Kata-kata kunci: pintu tol, Multilane Free Flow, Electronic Toll Collection, Card Based Tolling System, antrian, tundaan
ANALISIS DAMPAK LALULINTAS PEMBANGUNAN PUSAT PERBELANJAAN: STUDI KASUS PLAZA AMBARUKMO Ahmad Munawar
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 1 No. 1 (2009): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol1.iss1.art2

Abstract

diperlukan pada suatu rencana pembangunan suatu pusat kegiatan, yang diperkirakan akan memberikan dampak terhadap arus lalulintas di sekitarnya. Metoda yang digunakan adalah dengan memperkirakan dampak lalulintas jika dibangun pusat kegiatan tersebut, dan usaha yang dilakukan untuk mengatasinya. Penerapan metodologi ini diuraikan dengan studi kasus analisis dampak lalulintas pembangunan Plaza Ambarrukmo di Yogyakarta. Pertama-tama dilakukan survai lalulintas, geometri di sekitarnya, serta tata bangunan plaza tersebut. Hasil analisis memberikan rekomendasi tentang perbaikan-perbaikan lingkungan Plaza Ambarrukmo tersebut, termasuk ruas-ruas jalan di sekitarnya guna menghindari kemacetan yang mungkin terjadi akibat pembangunan plaza tersebut.
PERBANDINGAN KELAYAKAN JALAN BETON DAN JALAN ASPAL DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) - STUDI KASUS JALAN MALWATAR-LABUAN BAJO, FLORES NTT: Feasibility Comparison of Concrete Road and Asphalt Road Using Analytical Hierarchy Process (AHP) Method - A Case Study of Malwatar-Labuan Bajo Road, Flores NTT Ahmad Burhamnudin; Ahmad Munawar; Akmaluddin Akmaluddin
Spektrum Sipil Vol 3 No 2 (2016): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aplikasi metode AHP (Analytical Hierarchy Process) telah banyak digunakan oleh para pengambil keputusan karena respondennya cukup diwakili oleh para ahli pada bidang yang dikaji sehingga cukup efisien. Metode AHP tersebut digunakan dalam studi ini untuk membandingkan dua pilihan apakah jalan aspal lebih baik dari jalan beton pada kasus Jalan Malwatar-Labuhan Bajo, Flores, NTT. Lima belas orang responden yag berasal dari berbagai stakeholder ditentukan untuk mengisi kuisioner yang dirancang dengan lima kriteria yaitu (1) umur rencana; (2) biaya operasional kendaraan (BOK); (3) biaya pembangunan; (4) biaya perawatan; dan (5) kenyamanan berkendara. Sumber responden yang dianggap mewakili adalah Dinas Pekerjaan Umum, Konsultan, Penyedia Jasa dan Satker Pelaksanaan Jalan Nasional. Berdasarkan analisis hasil wawancara diperoleh bahwa faktor utama yang mempengaruhi pemilihan tipe jalan untuk diterapkan pada jalan Malwatar-Labuhan Bajo adalah faktor biaya perawatan dan umur rencana masing-masing 39.72 % dan 29.76 %. Berdasarkan pilihan Jalan Beton, faktor biaya perawatan dan umur rencana juga signifikan mempengaruhi masing-masing dengan bobot 39.72% dan 23.15%. Pilihan Jalan Aspal dipengaruhi signifikan oleh faktor biaya pembangunan (8.65%), kenyamanan berkendara (8.4%) dan umur rencana (6.61%). Untuk jalan Malwatar-Labuhan Bajo ini, Jalan Beton menjadi pilihan karena lebih baik dibanding Jalan Aspal dengan perbandingan 72.74% dan 27.26%.
Perencanaan Angkutan Umum Perkotaan Berkelanjutan Ahmad Munawar
Unisia No. 59: Tahun XXIX Triwulan I 2006
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/unisia.vol29.iss59.art2

Abstract

The realization of  public transportation in cities in Indonesia has some obstacles. The problems cover services because of high operational cost, the decrease of  passengers, and the safety in public transportation. The weakness of public transportation also grows the informal sectors in this sector. The comparative analysis regarding public transportation between Yogyakarta and Bandung including net way, vehicles, head way, load factor, the quality and the obstacle. Hence, to build cities public transportation either in short, middle and long term. Theses terms cover the sustainability, buy service system, and massive public transportation system.