Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Study of Residual Soil Permeability Coefficient Post Addition of Coal Fly Ash Tarigan, Rasdinanta; Parman; Harahap, Muhammad Ari Subhan
International Journal of Research in Vocational Studies (IJRVOCAS) Vol. 3 No. 4 (2024): IJRVOCAS - Special Issues - International Conference on Science, Technology and
Publisher : Yayasan Ghalih Pelopor Pendidikan (Ghalih Foundation)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53893/ijrvocas.v3i4.103

Abstract

Residual soil is soil that is often used as barrier cover soil at the closure of B3 waste storage facilities. This is because the shear strength of the soil is quite good. The minimum value of the soil permeability coefficient (k) for barrier hoods at the closure of B3 waste storage facilities is 10-7 cm/sec. Many residual soils have a soil permeability coefficient (k) of less than 10-7 cm/sec. Because the dominant compound in coal fly ash is silica, mixing this fly ash with residual soil can reduce the value of the soil permeability coefficient (k) and is also expected to increase the shear strength value of the soil. In this study, residual soil samples were mixed with fly ash at 5%, 10%, 15%, 25% and 35% of the dry weight of the soil. This research aims to determine the effect of adding fly ash on the parameters of dry density, shear strength and soil permeability. The tests carried out were standard proctor testing, direct shear test, and Falling-Head permeability testing. The residual soil used in this research came from Hamlet I, Bintang Meriah Village, Pancur Batu District, Deli Serdang Regency. Based on standard proctor testing, the maximum density (gd max) of original soil is 1,410 gr/cm3. The largest maximum density (gd max) was obtained when adding  15% fly ash, namely 1.471 gr/cm3. In the direct shear test, the original soil cohesion value was 0.024 kg/cm² with an internal shear angle of 37.96º. In the variation of adding 15% fly ash, the cohesion value was 0.131 kg/cm² with an internal friction angle of 53.08º. Based on the Falling-Head permeability test, the original soil permeability coefficient value was 1.98 x 10-6 cm/s. The permeability coefficient value for variations in adding 15% fly ash was obtained at 8.02 x 10-8 cm/s.
Penambahan Fasilitas Pembelajaran Untuk Mendukung Kurikulum Merdeka di SMK Swasta Putra Jaya Kota Stabat Sumatera Utara Sundawa, Bakti Viyata; Tarigan, Rasdinanta; Harahap, Muhammad Ari Subhan; Parman, Parman; Faisal Lubis
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2024): Edisi Desember
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51510/komposit.v2i2.1955

Abstract

Sistem pendidikan Indonesia telah bergerak maju dengan digulirkannya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Pada pendidikan menengah juga telah mengalami perubahan kurikulum atau yang disebut dengan kurikulum merdeka. Kurikulum ini mengusung 60% Praktik di bengkel/workshop dan 40 % belajar teori di kelas. Pihak sekolah secara perlahan telah berusaha membangun fasilitas untuk mendukung kurikulum merdeka tersebut. Masih banyak sekolah yang kewalahan dan butuh dukungan dari seluruh stakeholder pendidikan. Melalui kegiatan yang telah dilaksanakan bersama mitra dari SMK Swasta Putra Jaya Stabat, secara langsung akan mendukung pelaksanaan kurikulum merdeka di sekolah-sekolah. Pada kegiatan ini, Tim POLMED akan memberikan pelatihan Bahasa Jepang kepada para siswa untuk memperkenalkan Bahasa Jepang sejak awal pendidikan. Hal ini disebabkan oleh mitra telah menjadi penyalur tenaga kerja ke Jepang secara reguler. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan modul praktikum berupa perangkat absensi, dan penambahan kapasitas jaringan internet. Kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan dan kompetensi para siswa agar bisa menang bersaing secara global.
Pemanfaatan Irigasi Air Tanah Dangkal Sebagai Sumber Air Irigasi Tanah Pertanian pada Musim Kemarau Sitompul, Mizanuddin; Pasaribu, Hadianti Muhdinar; Harahap, Muhammad Ari Subhan
Jurnal Ilmiah Madiya (Masyarakat Mandiri Berkarya) Vol. 3 No. 1 (2022): Edisi Mei 2022
Publisher : Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51510/madiya.v3i1.717

Abstract

Pada sektor pertanian, air adalah salah satu unsur yang sangat penting. Agar tanaman pertanian bisa tumbuh dengan baik sepanjang tahun, air harus terjamin ketersediannya. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi tim kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk mengaplikasikan ilmunya kepada petani yang masih memanfaatkan irigasi tadah hujan seperti di Desa Pantai Gemi, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat. Hal utama dan prioritas yang menjadi permasalahan pada Desa Pantai Gemi khususnya Kelompok Tani Setia Kawan yang menjadi mitra pengabdian adalah tidak tersedianya air pada saat musim kemarau untuk mengairi sawah/tanaman holtikultura. Tidak tersedianya air mengurangi produktivitas petani. Dibutuhkan sumber air alternatif sebagai penyedia air pada musim kemarau. Solusi yang ditawarkan pada kegiatan ini berupa pemanfaatan air tanah dangkal sebagai sumber air irigasi melalui pembangunan irigasi air tanah dangkal. Metode ini memanfaatkan air tanah dangkal dengan bantuan mesin pompa air yang mengalirkan air tanah yang sudah di bor sebelumnya untuk kemudian dialirkan langsung ke areal pertanian. Water is one of the most important elements in the agricultural sector. The availability of water must be guaranteed so that plants can grow well throughout the year. This is the background for the community service activity team to apply their knowledge to farmers who still use rain-fed irrigation, such as in Pantai Gemi Village, Stabat District, Langkat Regency. The main thing and priority that becomes a problem in Pantai Gemi Village, especially the Setia Kawan Farmer Group which is a service partner is the unavailability of water during the dry season to irrigate rice fields/horticultural crops. The unavailability of water reduces the productivity of farmers. An alternative water source is needed as a water provider in the dry season. The solution offered in this activity is the use of shallow groundwater as a source of irrigation water through the construction of shallow groundwater irrigation. This method utilizes shallow groundwater with the help of a water pump machine that drains groundwater that has been drilled previously and then flows directly to agricultural areas.
Peningkatan Kapasitas Produksi Minyak Tradisional Kh. H. Zakaria Kamal Melalui Otomatisasi Peralatan Produksi Sundawa, Bakti; Tarigan , Rasdinanta; Harahap, Muhammad Ari Subhan; Parman, Parman
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2023): Edisi Desember
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51510/komposit.v1i2.1448

Abstract

Kebutuhan akan ramuan-ramuan minyak tradisional untuk pengobatan alternatif dari tahun ke tahun semakin meningkat. Meskipun usaha produksi minyak tradisional sudah mulai berkembang, namun bukanlah tanpa hambatan. Mengutamakan kualitas dan kepuasan pelanggan serta diversifikasi hasil produksi, maka usaha ini akan bisa bertahan di tengah persaingan dengan produksi obat-obatan modern oleh perusahaan-perusahaan besar dunia. Minyak tradisional berlabel “Kh. H. Zakaria Kamal” telah berproduksi sejak tahun 1998. Hasil produksi dari kelompok usaha Kh. H. Zakaria Kamal berupa minyak serbaguna, minyak kemiri, minyak gosok asam urat, dan balsem cengkeh. Setiap jenis memiliki khasiatnya tersendiri. Berdasarkan hasil survei, dapat diketahui bahwa peralatan yang dimiliki masih sangat sederhana dan perlu pengembangan ke arah yang lebih modern. Hal ini berguna untuk peningkatan kapasitas produksi minyak tradisional. Diperlukan pengembangan teknologi peralatan-peralatan produksi, salah satunya teknologi digitalisasi. Untuk memperluas jaringan pemasaran produk minyak tradisional Kh. H. Zakaria Kamal, dibutuhkan izin lisensi dari BPOM agar pemasarannya dapat dilakukan berskala nasional. Selama ini, pemasarannya hanya bersifat lokal dan regional seperti di sekitaran Kabupaten Langkat dan Provinsi Sumatera Utara saja. Tanpa lisensi dari BBPOM maka pemasaran produk ini tidak bisa lebih luas lagi. Untuk itu, kelompok usaha ini butuh dukungan dari pihak perguruan tinggi untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan tersebut.