Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP SELF EFFICACY IBU DALAM MELAKUKAN BABY MASSAGE DAN BABY GYM DI DESA MADEGONDO KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO Gipfel Remedina; Fitria Hayu Palupi
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.464 KB) | DOI: 10.52299/jks.v12i2.84

Abstract

Pijat bayi biasa disebut dengan stimulus touch. Pijat bayi dapat diartikan sebagai sentuhan komunikasi yang nyaman antara ibu dan bayi. Jadi, pijat bayi ini merupakan suatu pengungkapan rasa kasih sayang antara orang tua dengan anak lewat sentuhan pada kulit yang dapat memberikan dampak yang luar biasa. Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan nyaman pada bayi. Sentuhan dan pijat menghasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan berupa peningkatan pertumbuhan, peningkatan daya tahan tubuh, dan kecerdasan emosi lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh pengetahuan dan Pendidikan tehadap self efficacy ibu dalam melakukan baby massage dan baby gym di Desa Madegondo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Jenis penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi balita di Desa Madegondo Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo sejumlah 29 orang. Sampel penelitian berjumlah 29 orang, di ambil secara total sampling. Variable independent penelitian ini adalah pengetahuan dan Pendidikan dan variable dependen penelitian ini adalah self efficacy ibu dalam melakukan baby massage dan baby gym. Intrumen penelitian menggunakan kuesioner. Pengolahan data Editing, Coding, Scoring, Tabulating. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pendidikan akademi memiliki tingkat self efficacy baik sebanyak 37,93% (11 responden), sedangkan tingkat pengetahuan sangat baik memiliki tingkat self efficacy baik sebanyak 31,03 % (9 responden). Uji statistic menunjukkan bahwa Hasil penelitian Fhitung lebih kecil dari pada F tabel (0,385 < 4,21 < 7,67 ). maka disimpulkan Ho diterima dan Ha ditolak. yang artinya tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan pendidikan dengan self efficacy. Kesimpulan penelitian ini tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan Pendidikan dengan self efficacy ibu dalam melakukan baby massage dan baby gym di desa madegondo kecamatan grogolkabupaten sukoharjo
ANALISIS REGRESI DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TUMBUH KEMBANG BALITA DI DESA KRAGILAN, KECAMATAN MOJOLABAN, KABUPATEN SUKOHARJO Fitria Hayu Palupi; Ana Wigunantiningsi; Luluk Nur Fakhidah; Siskana Dewi Rosita; Dewi Arradhini
Jurnal Ilmiah Maternal Vol 4, No 1 (2020): MATERNAL (JURNAL ILMIAH)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.526 KB) | DOI: 10.54877/maternal.v4i1.767

Abstract

ABSTRACT          Growth and development monitoring in Kragilan Village is still not optimal, this is due to the presence of toddlers who do not monitor growth and development. The presence of infants / toddlers to monitor growth and development, certainly can not be separated from family support and parental participation to find out the growth and development carried out at the posyandu. Family support in the form of honing, caring for and educating children will support the growth and development of toddlers as an optimal effort to meet the needs of toddlers based on compassion. This research is located in Kragilan Village, Sukoharjo district, Central Java . A sample of 115 mothers with infants/ toddlers aged 1-60 months was selected by using multistage cluster sampling method.The dependent variable in this study is growth and development of infants, while the independent variable is family support. Analysis of the data used is regression. From the analysis of the data it is known that the significant value is 0,000 (0.00 0.05) and the value of Fcount is 13.951. When compared with Ftable with dk the denominator m-1 and the denominator N-m is for 5% 3,087 and for 1% 4,824, the conclusion of the result is 13,951 3,087 4,824 which means that simultaneous family support variables significantly influence the growth of infants / toddlers.Variable family support simultaneously significantly influence the growth of infants / toddlers.  ABSTRAK          Pemantauan tumbuh kembang di Desa Kragilan masih kurang optimal, hal ini disebabkan masih terdapatnya balita yang tidak melakukan pemantauan tumbuh kembang. Kehadiran bayi/balita untuk pemantauan tumbuh kembang, tentu tidak terlepas dari dukungan keluarga dan partisipasi orang tua untuk mengetahui tumbuh kembang yang dilaksanakan di posyandu. Dukungan keluarga berupa mengasah, mengasuh dan mendidik anak akan mendukung tumbuh kembang balita sebagai upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan balita dengan didasari oleh kasih sayang.Penelitian ini bertempat di Desa Kragilan, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dengan responden ibu dengan balita usia 1-60 bulan sejumlah 115 bayi/balita. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan probability sampling dengan menggunakan multistage cluster sampling. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan dan perkembangan balita, sedangkan variabel independen adalah dukungan keluarga. Analisa data yang digunakan adalah regresi.Dari hasil Analisa data diketahui bahwa nilai signifikan adalah 0,000 (0,000,05) dan nilai Fhitung 13,951. Bila dibandingkan dengan Ftabel dengan dk penyebut m-1 dan penyebut N-m yaitu untuk 5% 3,087 dan untuk 1% 4,824 maka kesimpulan hasil yaitu Fhitung Ftabel. Yaitu 13,951 3,087 4,824 yang artinya bahwa variable dukungan keluarga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tumbuh kembang bayi/balita.Variable dukungan keluarga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tumbuh kembang bayi/balita. Kata kunci: Dukungan keluarga, Tumbuh kembang
Efektivitas Posyandu Lansia Terhadap Kemampuan Deteksi Dini Penyakit Degenerative di Posyandu Lansia GBI Colomadu Uji Utami; Fitria Hayu Palupi
Jurnal Ilmiah Maternal Vol 2, No 1 (2017): Maternal (Jurnal ilmiah)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.475 KB) | DOI: 10.54877/maternal.v2i1.579

Abstract

ABSTRACT Degenerative diseases, according to Notoadmojo, 2010 was a difficult disease repaired as well as the disease is influenced by a person's lifestyle. A healthy lifestyle will show an effort or activity a person to maintain and improve the status of his health. The numbers are in pain of elderly residents by 2014, 25.05% meaning that of every 100 elderly people there are 25 of them suffered caused by degenerative diseases (Datin, 2016).  Results Riskesdas 2013, most diseases in the elderly is not an Infectious Disease (Degenerative), among others, hypertension, artris, stroke, chronic obstructive pulmonary disease (COPD) and Diabetes Mellitus (DM). To realize the healthy elderly, self-sufficient and productive to do coaching as early as possible having regard to the factor of risk to be avoided and the protective factors that can be done to improve the health of seniors through Posyandu Elderly/Posbindu (Datin, 2016). This research aims to know the effectiveness of Posyandu Elderly in the early detection of Diseases in Elderly Degenerative Posyandu GBI Colomadu. The type of research that used pseudo or quasi experiment is the experiment design. With one group pretest-posttest. Research conducted at the Posyandu Elderly GBI Colomadu.  The population in this research is Elderly to visit Elderly Posyandu GBI Colomadu. as many as 20 respondents. The results of the analysis of the test data with the paired t test showed an increase in the average of the values of pre test post test values of 2.25 and the value of the Sig (2-tailed) 0.00 α (0.05), meaning there are influences between posyandu elderly towards early detection of degenerative diseases in Elderly Posyandu GBI Colomadu. The correlation value is 0,652 posyandu elderly influence very tightly against the ability of early detection of the disease deneratif ABSTRAKPenyakit degeneratif menurut Notoadmojo, 2010 merupakan penyakit yang sulit diperbaiki serta merupakan penyakit yang dipengaruhi oleh gaya hidup seseorang. Gaya hidup orang yang sehat akan memperlihatkan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan serta meningkatkan status kesehatannya. Angka kesakitan penduduk lansia tahun 2014 sebesar 25,05% artinya bahwa  dari setiap 100 orang lansia terdapat 25 orang di antaranya mengalami yang disebabkan oleh penyakit degenerative (Datin, 2016) .  Hasil  Riskesdas 2013, penyakit terbanyak pada lanjut usia adalah Penyakit Tidak Menular (Degeneratif) antara lain hipertensi, artris, stroke, Penyakit Paru Obstruktif  Kronik ( PPOK )  dan Diabetes Mellitus (DM). Untuk mewujudkan lansia yang sehat, mandiri dan produktif harus dilakukan pembinaan sedini mungkin dengan memperhatikan factor resiko yang harus dihindari dan factor protektif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan lansia melalui Posyandu Lansia/Posbindu (Datin, 2016).. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Posyandu Lansia Dalam Deteksi Dini Penyakit Degenerative di Posyandu Lansia GBI Colomadu. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu atau quasi experiment design. Dengan rancangan one group pretest-posttest. Penelitian dilakukan di Posyandu Lansia GBI Colomadu.  Populasi dalam penelitian ini adalah Lansia yang berkunjung ke Posyandu Lansia GBI Colomadu. sebanyak 20 responden. Hasil analisis data dengan uji paired t test menunjukkan terjadi peningkatan rata-rata dari nilai pre test ke nilai post test sebesar 2,25 dan nilai Sig.(2-tailed) 0,00 α (0,05) yang artinya ada pengaruh antara posyandu lansia terhadap deteksi dini penyakit degeneratif di Posyandu Lansia GBI Colomadu. Nilai korelasi 0, 652 menunjukkan bahwa posyandu lansia mempunyai pengaruh yang sangat erat terhadap kemampuan deteksi dini penyakit deneratif. Kata kunci : Efektivitas, Posyandu Lansia, Deteksi dini penyakit degeneratif
“STUDENT FRIENDLY”POS PELAYANAN REMAJA SEHAT Fitria Hayu Palupi; Ilma Widyasari
Jurnal Ilmiah Maternal Vol 1, No 01 (2016): MATERNAL II
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.454 KB) | DOI: 10.54877/maternal.v1i01.605

Abstract

ABSTRACTThe teen lifestyle rightnow is so worrying. Most of teenagers have experienced sexual activities since Junior High School. They consider that hugging, holding hands, and kissing are common things to do when they are dating. It, consequently, triggers students to have deviant behaviors, such as drinking alcohol, addicting to drugs or NAPZA, and having free sex. The students actually have been guided through school guidance and counseling to join positive activities. However, it has not been well-realized. By the establishment of “Student Friendly” healthy adolescent service post, it is expected that students are able to do mentoring to their peers in solving reproduction health problems. The outcomes of service community activities are improving students’ knowledge about reproduction health and improving healthy planning generation to the junior and high school students that are mentored by the competent students of STIKes Mitra Husada of Karanganyar who have experienced reproduction health training. By the availability of healthy adolescent service post, the junior and senior high school students can improve and make similar teen groups so that the teens of schools and society are able to actively participate in the adolescent reproduction health and healthy lifestyle. The entire students joining in this activity can be the member of PIK of STIKes Mitra Husada of Karanganyar by which its students as the counselors. ABSTRAKGaya hidup remaja saat ini sungguh sangat memprihatinkan. Sebagian remaja sejak SMP telah melakukan aktifitas seksual. Mereka menganggap bahwa berpelukan, bergandengan tangan serta berciuman merupakan hal yang wajar dilakukan saat berpacaran. Akibat negatifnya perilaku siswa cenderung menyimpang seperti minum minuman keras, menjadi pecandu narkoba atau NAPZA, serta pergaulan bebas (free sex). Melalui bimbingan konseling dia telah dibimbing untuk mengikuti kegiatan kesiswaan namun belum terlaksana dengan baik. Dengan dibentuknya Student friendly pos remaja sehat maka diharapkan para siswa mampu melakukan pendampingan kepada siswa sebaya dalam mengatasi permasalahan kesehatan reproduksi. Luaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah bagi siswa SMP dan   pengetahuan siswa mengenai kesehatan reproduksi dan meningkatkan generasi berencana yang sehat yang didampingi oleh mahasiswa STIKes Mitra Husada Karanganyar yang telah berkompeten serta telah mengikuti pelatihan kesehatan reproduksi. Dengan adanya pos pelayanan remaja sehat,maka remaja/siswa SMP dan SMA dapat mengembangkan atau membentuk kelompok remaja serupa sehingga remaja di sekolah maupun di masyarakat ikut berperan serta dalam kesehatan reproduksi remaja dan berperilaku hidup sehat. Semua siswa yang mengikuti kegiatan ini menjadi anggota PIK STIKes Mitra Husada Karanganyar dengan mahasiswa sebagai konselor.
ANALISIS KEJADIAN ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA ANAK USIA BAWAH LIMA TAHUN DENGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI NON EKSKLUSIF DI POSYANDU BENINGREJO, TASIKMADU, KARANGANYAR Yeni Anggraini; Fitria Hayu Palupi
Jurnal Ilmiah Maternal Vol 2, No 3 (2018): Jurnal Ilmiah Maternal
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1581.753 KB) | DOI: 10.54877/maternal.v2i3.644

Abstract

ABSTRACT          All this time, early detection of Iron Deficiency Anemia (ADF) has not been done. Though anemia that occurs in children under five years will affect their health, cognitive and physical development (Zuffo, et al, 2016). As the effort to reduce the rate of ADF in infants, UNICEF and WHO recommend that infants should only be given breastmilk for at least the first six months of life. The breastfed infant are less likely to have ADF. Reaching 50% iron derived from breast milk is easier to be absorbed by digestion, com­pa­red to 4% of infant formula (Demallof, et al, 2014). The purpose of this study was to analyze the preva­le­n­­ce of ADF in children under five years with a history of non exclusive breastfeeding in Posyandu Be­ni­ngrejo, Tasikmadu, Karanganyar. The methodused in this research was observational descriptive with re­tros­pective cohort study. The research was conducted at Posyandu Beningrejo, Tasikmadu, Kara­nga­­nyar. The samples in this research were children under five years with a history of non exclusive bre­ast­feeding who came to Posyandu Beningrejo, Tasikmadu, Karanganyar along January 2018, the sam­p­l­ing applied was Purposive Sampling. The instrument used in this research was hemoglobin tes strip. The research found that the incidence of ADF in children under five years with a history of non exclusive bre­ast­­feedinga at Posyandu Beningrejo, Tasikmadu, Karanganyar reached 16 respondents (44%). Accor­ding to the the results of Hb measurement of 36 respondents researcher can conclude that respondents (56%) who did not have anemia and 16 respondents (44%) had anemia. Keywords: children under five years, non exclusive breastfeeding history, iron deficiency anemia ABSTRAK           Selama ini, upaya deteksi dini Anemia Defisiensi Besi (ADF) pada balita belum dilakukan. Padahal anemia yang terjadi pada masa balita akan mempengaruhi kesehatan, perkembangan kognitif dan fisik anak (Zuffo, et al, 2016). Sebagai upaya untuk menurunkan angka ADF pada balita, UNICEF dan WHO merekomendasikan sebaiknya anak hanya diberi ASI selama paling sedikit enam bulan (Kemenkes RI, 2013). Balita yang mendapat ASI mempunyai risiko yang lebih kecil untuk mengalami ADF. Hal ini kare­na zat besi yang berasal dari ASI lebih mudah diserap oleh pencernaan, mencapai 50 %, dibandingkan ha­nya 4 % pada susu formula (Demallof, et al, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kejadian ADF pada anak balita dengan riwayat pemberian ASI non eksklusif di Posyandu Beningrejo, Tasikmadu, Karanganyar. Jenis penelitian yang digunakan adalah observational deskriptif dengan pende­katan kohort retrospektif. Penelitian dilakukan di posyandu Beningrejo, Tasikmadu, Karanga­nyar. Sam­pel dalam penelitian ini adalah balita dengan riwayat pemberian ASI non Eksklusif yang datang di Posyandu Beningrejo, Tasikmadu, Karanganyar pada bulan Januari 2018 yang dijadikan sampel penelitian, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah hemoglobin tes strip. Hasil penelitian menun­jukkan bahwa angka kejadian ADF pada balita dengan riwayat pemberian ASI non Eksklusif di posyandu Beningrejo, Tasik­ma­du, Kara­nga­nyar mencapai 16 responden (44 %). Simpulan yang dapat diperoleh dari hasil peme­rik­sa­an Hb adalah dari 36 responden ada 20 balita  (56 %) yang tidak mengalami anemia, akan tetapi ba­lita yang mengalami anemia mencapai 16 responden (44 %). Kata Kunci: balita, riwayat pemberian ASI non Eksklusif, anemia defisiensi besi
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN TEST STRIP GUNA MENGIDENTIFIKASI ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK MITRA HUSADA KARANGANYAR Fitria Hayu Palupi; Yeni Anggraini
Jurnal Ilmiah Maternal Vol 1, No 01 (2016): MATERNAL II
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.15 KB) | DOI: 10.54877/maternal.v1i01.792

Abstract

ABSTRACTAnemia in pregnant women is defined as the level of hemoglobin below 11 g / dl.Complications of anemia in pregnant women can result in miscarriage, premature or immaturelabor, prolonged labor and atonic uterine. Complications can also cause anemia in the fetus,namely abortion, dysmaturity, microsomia, low birth weight and perinatal mortality. Thepurpose of this study was to identify hemoglobin test strips to identify anemia in pregnantwomen in Mitra Husada Karanganyar Clinic. The method used was observational analytic withcross sectional approach. Location of the research conducted in Mitra Husada KaranganyarClinic in March to September 2015. The sample in this study were all pregnant women whocome to Mitra Husada Karanganyar Clinic for ANC examination, samples were taken usingaccidental sampling techniques. The instrument used in data collection of this research was toconduct hemoglobin levels using hemoglobin strip. The results showed that the incidence ofanemia in Mitra Husada Karanganyar Clinic as follows: 20 people (50.00%) with mild anemia,2 (5.00%) moderate anemia, and 18 (45.00%) people are normal. Out of 40 respondents,none had severe anemia. The conclusion that can be obtained from the results of using thesehaemoglobin strips is the incidence of anemia in Mitra Husada Karanganyar Clinic mostly hasmild anemia as many as 20 people (50.00%).Keywords: haemoglobin tes strips, anemia, pregnant women.ABSTRAKAnemia pada ibu hamil didefinisikan bila kadar Hb di bawah 11 gr/dl. Komplikasi anemiapada ibu hamil dapat mengakibatkan terjadinya abortus, partus immatur atau prematur, partuslama dan atonia uteri. Komplikasi anemia juga dapat menyebabkan gangguan pada janin,yaitu abortus, dismaturitas, mikrosomia, BBLR dan kematian perinatal. Tujuan penelitian iniadalah untuk mengidentifikasikan pemeriksaan hemoglobin test strip guna mengidentifikasianemia pada ibu hamil di Klinik Mitra Husada Karanganyar. Metode penelitian yangdigunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitiandilakukan di Klinik Mitra Husada pada bulan Maret - September 2015. Sampel pada penelitianini adalah semua ibu hamil yang datang ke Klinik Mitra Husada Karanganyar untuk melakukanpemeriksaan ANC, sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik acidental sampling.Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah dengan melakukankadar Hemoglobin dengan menggunakan strip hemoglobin. Hasil penelitian menunjukkanbahwa angka kejadian anemia di Klinik Mitra Husada Karanganyar yaitu anemia ringansebanyak 20 orang (50,00%), anemia sedang sebanyak 2 orang (5,00%) dan tidak anemiasebanyak 18 orang (45,00%). Sedangkan dari 40 responden, tidak ada yang mengalami anemiberat. Simpulan yang dapat diperoleh dari hasil pemeriksaan menggunakan hemoglobin stripini adalah angka kejadian anemia di Klinik Mitra Husada Karanganyar paling banyak yaituanemia ringan sebanyak 20 orang (50,00%).Kata kunci : hemoglobin test strip, anemia, ibu hamil
PREVALENSI KEJADIAN STUNTING, STUDI CROSS SECTIONAL PADA ANAK USIA BAWAH LIMA TAHUN DI POSYANDU BENINGREJO, TASIKMADU, KARANGANYAR Fitria Hayu Palupi; Yeni Anggraini
Jurnal Ilmiah Maternal Vol 2, No 2 (2017): Maternal (Jurnal ilmiah)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.724 KB) | DOI: 10.54877/maternal.v2i2.794

Abstract

ABSTRACTStunting describes the chronic underweight status of growth and development from earlylife (Ni’mah, 2015). Toddler period is a period that affected by the environment, so it takes moreattention, especially the nutritional adequacy (Kurniasih, 2010). Nutritional problems, especially stunting at under-five children, can inhibit the development of children, with negative impacts that will occur in later life such as intellectual decline, susceptible to non-communicablediseases, decreased productivity to poverty and the risk of delivering low birth weight infants(WHO, 2010; dan UNICEF, 2012). According to the Decree of the Minister of Health Number1995/MENKES/SK/XII/2010 on Anthropometric Standards for Assessing Nutritional Status ofChildren, the definition of stunting was presented with a z-score of height by age (TB/U) lessthan -2 standard deviation (SD) by growth standard (WHO, 2010). This study aims to identifythe incidence of stunting in Under Five Years (Toddlers) at Beningrejo Intregrated ServicePost, Tasikmadu, Karanganyar. The research type used is observational descriptive with crosssectional approach. The research was conducted at Beningrejo Intregrated Service Post, Tasikmadu, Karanganyar. The sample in this research is toddlers who come to Beningrejo Intregrated Service Post at the time of taking data by acidental sampling. Instruments used in thisresearch are infantometer (under 24 months child) and microtoice (upper 24 months child). Theresults showed that the incidence of stunting in toddlers at Beningrejo Intregrated Service Post,Tasikmadu, Karanganyar is 4 respondents (9.76%). Conclusions can be obtained from the examination results using infantometer and microtoice is the majority of toddlers 37 respondents(90.2%) have infantometer and microtoice normal, but there are still 4 respondents (9.8%) whoexperienced stunting.Keywords: toddler, height / age, stuntingABSTRAKStunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhandan perkembangan sejak awal kehidupan (Ni’mah, 2015). Masa balita merupakan periodeyang sangat peka terhadap lingkungan, sehingga diperlukan perhatian lebih terutama kecukupan gizinya (Kurniasih, 2010). Masalah gizi terutama stunting pada balita dapat menghambat perkembangan anak, dengan dampak negatif yang akan berlangsung dalam kehidupanselanjutnya seperti penurunan intelektual, rentan terhadap penyakit tidak menular, penurunanproduktivitas hingga menyebabkan kemiskinan dan resiko melahirkan bayi dengan berat laMATERNAL VOL. II NO. 2 OKTOBER 2017 103hir rendah (WHO, 2010; dan UNICEF, 2012). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, pengertian stunting dipresentasikan dengan nilai z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurangdari -2 standar deviasi (SD) berdasarkan standar pertumbuhan menurut WHO (WHO, 2010).Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kejadian stunting pada Anak Usia Bawah LimaTahun (Balita) di Posyandu Beningrejo, Tasikmadu, Karanganyar. Jenis penelitian yang digunakan adalah observational deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Posyandu Beningrejo, Tasikmadu, Karanganyar. Sampel dalam penelitian ini adalahseluruh anak usia Balita yang datang ke Posyandu Beningrejo pada saat dilakukan pengambiln data, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Acidental Sampling. Instrumenyang digunakan dalam penelitian ini adalah infantometer (PB/U) dan microtoice (TB/U). Hasilpenelitian menunjukkan bahwa angka kejadian stunting pada balita di Posyandu Beningrejo,Tasikmadu, Karanganyar yaitu 4 responden (9.76%). Simpulan yang dapat diperoleh dari hasil pemeriksaan menggunakan infantometer (PB/U) dan microtoice (TB/U) adalah mayoritasbalita 37 (90.2%) responden mempunyai PB/U maupun TB/U normal, akan tetapi masih ada 4responden (9.8%) yang mengalami stunting.Kata Kunci: balita, PB/U, TB/U, stunting
Mini Taklshow Kader Smart dalam Rangka Optimalisasi Peran Kader Terhadap Masyarakat di Desa Kragilan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Fitria Hayu Palupi; Siskana Dewi Rosita
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 2 No 2 (2020): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v2i2.506

Abstract

Berdasarkan kajian awal yang dilakukan pada kader di Desa Kragilan Kecamatan Mojolaban, Kader kesehatan membutuhkan pengetahuan tentang HIV/AIDS dan pengetahuan tentang cara penanganan masalah pemberian ASI. Desa Kragilan Kecamatan Mojolaban merupakan salah satu Desa di Kabupaten Sukoharjo, kader kesehatan yang yang merupakan ujung tombak dan perpanjangan tangan dari bidan, maka kader kesehatan perlu mendapatkan upgrade ilmu tentang kesehatan. Kader diharapkan juga dapat menjadi pendamping bagi masyarakat yang berpotensi menderita HIV/AIDS, mengingat seks bebas dan kehamilan diluar nikah semakin meningkat, sedangkan kasus HIV/AIDS seperti gunung es yang tidak terlihat. Di Kabupaten Sukoharjo kasus HIV/AIDS sebanyak 495 yang terdiri dari 236 kasus HIV, 259 kasus AIDS dan 69 orang meninggal karena HIV/AIDS. Perlunya peningkatan pengetahuan kader tentang HIV/AIDS serta pencegahannya menjadi bagian yang sangat penting dari tugas kader kesehatan. Selain HIV/AIDS permasalahan yang sering dihadapi masyarakat adalah cakupan ASI Eksklusif yang belum tercapai. Masyarakat belum memahami dan melakukan teknik breastcare dan pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI. Di Desa Kragilan terdapat 41 bayi dan jumlah balita 198 anak, diharapkan cakupan ASI ekslusif dapat meningkat, kader diberikan pengetahuan tentang cara penanganan masalah ASI sehingga dapat membimbing para ibu menyusui, untuk dapat keluar dari masalah menyusui. Pelaksaan kegiatan pengabdian masyarakat berupa kegiatan yang kemas dengan mini talkshow, dilanjutkan dengan praktik teknik Breast Care, Oksitosin massage, dan Marmet. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 13 November 2018, dengan peserta 27 orang kader kesehatan Desa Kragilan. Dengan meningkatnya pengetahuan kader diharapkan dapat penularan HIV/AIDS, mendamping para ibu dan mampu melakukan langkah awal pertolongan sederhana pada masalah kesehatan ibu sehingga tercapai peran kader yang optimal untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Based on the preliminary studies conducted on cadres in Kragilan Village, Mojolaban District, it showed that health cadres need knowledge about HIV / AIDS and that of about how to handle with breastfeeding problems. Kragilan Village, Mojolaban District is one of villages in Sukoharjo Regency. A health cadre is considered as the spearhead and extension of midwives, so they needs to upgrade their health knowledge. Cadres are also expected to be companions for people who potentially suffer from HIV / AIDS, asfree sex and pregnancy before marriage are getting increased, while the cases of HIV / AIDS are like invisible icebergs. In Sukoharjo Regency, there are 495 HIV / AIDS cases consisted of 236 HIV cases, 259 AIDS cases, and 69 people died due to HIV / AIDS. The need to increase cadre knowledge about HIV / AIDS and its prevention become a very important part of the health cadre's duty. In spite of HIV / AIDS, a problem that is often encountered by the community is exclusive breastfeeding coverage that has not yet been reached. People have not understood and done breastcare techniques and oxytocin massage to improve breastmilk production. In Kragilan Village, there are 41 babies and 198 toddlers. It is expected that exclusive breastfeeding coverage can improve, cadres are provided with knowledge about how to deal with breastfeeding problems so that they can guide lactating mothers to get rid of breastfeeding problems. The implementation of community service activities was in the form of activities designed through a mini talk show, followed by practice of Breast Care techniques, Oxytocin massage, and hand-pumped breastmilk. The activity was held on November 13, 2018, involving 27 health cadres from Kragilan Village. By the improvement of cadre knowledge, it is expected that HIV / AIDStransmission can be reduced, they can assist mothers and are be able to do initial steps of simple assistance on maternal health issues so that optimal cadre roles can be achieved to improve maternal and infant health.
Baby Massage dan Baby Gym Untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Bayi Fitria Hayu Palupi; Gipfel Remedina
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 3 No 1 (2021): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v3i1.579

Abstract

Baby massage atau lebih dikenal dengan pijat bayi sebenarnya dapat dilakukan oleh orang tua. Namun sebagian besar orang tua merasa takut untuk melakukan pemijatan bayi sendiri. Orang tua juga masih jarang melakukan senam bayi (baby gym), sehingga mengandalkan bantuan orang lain untuk melakukan baby massage dan baby gym. Padahal masa pandemi Covid-19 ini, pemijatan yang dilakukan oleh orang tua akan sangat baik sekali, sebab orang tua akan merasa aman dan nyaman untuk melakukan stimulasi pada bayi dengan baby massage dan baby gym untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta meningkatkan kecerdasan bayi agar dapat berkembang dengan optimal dengan melalui sentuhan (baby massage) dan gerakan senam bayi (baby gym). Pemijatan yangdilakukan oleh orang tua, selain memberikan stimulus pada bayi / balita juga akan memberikan dampak positif dari bayi yaitu adanya kedekatan secara psikologis antara bayi dan orangtua. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2020 menggunakan media zoom cloud meeting karena ini masih dalam masa pandemi Covid-19, keterbatasan dalam mengumpulkan masyarakat, maka kami lakukan melalui virtual menggunakan zoom dan dilanjutkan evaluasi kegiatan pada tanggal 28 Januari 2021 yang bertempat di Balai Desa Madegondo dengan mengundang 3 orang ibu dan 2 kader kesehatan untuk pelaksanaan evaluasi dengan menerapkan protocol kesehatan yang ketat. Hasil pengabdian masyarakat ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan ibu balita dalam melakukan baby gym dan baby massage sehingga dapat diterapkan dan diaplikasikan secara langsung.
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN MULTIGRAVIDA DALAM MENGHADAPI PROSES PERSALINAN KALA I DI RUMAH BERSALIN NGUDI SARAS JATEN KARANGANYAR Fitria Hayu Palupi
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 5 No. 1, Januari 2014
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.377 KB)

Abstract

ABSTRAKSetiap melahirkan seorang wanita pasti akan mengalami kecemasan baik tingkat ringan, sedang maupun berat. Akan tetapi kecemasan dapat diatasi oleh diri sendiri atau orang lain yang mampu memenangkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan primigravida dengan multigravida dalam menghadapi proses persalinan kala I. Jenis penelitian adalah observasional analitik pendekatan cross sectional, yang dilakukan di Rumah Bersalin Ngudi Saras Jaten Karanganyar, dengan jumlah populasi 20 orang primigravida dan 20 orang primigravida. Analisis data penelitian dibedakan antara nilai kecemasan kelompok responden primigravida dan multigravida dalam menjalani persalinan tanpa membedakan umur, tingkat pendidikan, status perkawinan dan lama perkawinan. Kemudian dilakukan uji beda antara nilai kecemasan kedua kelompok sampel penelitian. Pada taraf signi¿ kan 5 %; diperoleh t tabel = 2,024. Berdasarkan analisis statistik didapatkan 5%, to: tt = 8,3373 > 2,024. Kesimpulan ada perbedaan tingkat kecemasan antara primigravida dan multigravida dalam mengahdapi persalinan kala I. Perbedaan tingkat kecemasan antara primigravida dan multigravida dalam proses persalinan terkait pengalaman persalinan, yaitu semakin banyak mengalami proses persalinan, tingkat kepercayaan diri semakin meningkat, sehingga tingkat kecemasan cenderung berkurang.Kata kunci: tingkat kecemasan, primagravida, multigravida, persalinan Kala IABSTRACTEvery woman would give birth to a good level of anxiety will experience mild, moderate or severe. However, anxiety can be overcome by self or others who are able to win . The purpose of the study to determine differences in the level of anxiety in the face of a primigravida with multigravida stage of labor process I. The study was an observational analytic cross-sectional approach, which is done in Cork Maternity Hospital Ngudi Saras Karanganyar, with a population of 20 people and 20 people primigravida primigravida . Analysis of the research data to distinguish between the value of the group of respondents primigravida anxiety and multigravida in live births regardless of age, level of education, marital status and duration of marriage . Then the difference between the value of test anxiety both sample groups . At the 5 % signi¿ cance level ; obtained t table = 2.024 . Based on statistical analysis obtained 5 %, to: tt = 8.3373 > 2.024 . Conclusion No differences in anxiety levels between primigravida and multigravida mengahdapi stage of labor in I. The difference between the level of anxiety and multigravida primigravida in labor related to childbirth experience, that the more experienced the birth process, the level of con¿ dence has increased, so the anxiety levels tend to decrease.Keywords:anxiety level, primagravida, multigravida, labor Kala I