Nugraini, Anisa Ratna
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS PROSES PEMBUATAN TEMPE MELALUI CARA PRODUKSI HIGIENIS DAN PENDEKATAN MOLEKULER Nugraini, Anisa Ratna; Bintari, Siti Harnina; Mustikaningtyas, Dewi
Life Science Vol 5 No 1 (2016): April 2016
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hampir semua tahapan pembuatan tempe merupakan tahap kritikal, sehingga dalam pembuatannya perlu menerapkan prinsip hieginis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya kontaminasi bakteri Escherichia coli pada tempe segar dan untuk memprediksi kemungkinan faktor penyebab kontaminasi tersebut di sentra industri tempe Semarang Barat. Observasi dilakukan pada 17 industri tempe di Semarang Barat. Pengujian molekuler secara berturut-turut dilakukan dengan isolasi DNA, analisis DNA menggunakan primer 16E1/E2, dan uji mikrobiologi menggunakan medium Endo Agar. Berdasarkan hasil observasi, 16 industri tempe teridentifikasi ada bakteri E.coli. Satu industri tempe tidak teridentifikasi ada bakteri E.coli. Hal ini ada hubungannya terhadap diterapkannya cara produksi higienis. Hasil yang diperoleh dari isolasi DNA, 17 sampel menghasilkan konsentrasi DNA sebesar 26,250-903,350 ng/µl pada kemurnian DNA sebesar 1,521-1,946. Hasil analisis DNA menggunakan primer 16E1/16E2 pada elektroforesis gel agaros, 16 sampel menunjukkan pita DNA sebesar 584 bp. Hasil uji mikrobiologi pada medium Endo Agar, 16 sampel positif E.coli dengan menunjukkan koloni merah metalik. Kontaminasi bakteri E.coli pada tempe segar diduga berasal dari proses produksi tidak dengan dua kali perebusan, lingkungan sekitar dan pekerja. Almost all phases in tempe production is critical stage, so it is need to apply the hygienic principle. This study attempts to identify the presence of Escherichia coli contamination in fresh tempe and to predict the possibility of factor that responsible in E.coli contamination in fresh tempe produced by tempe industry in Western Semarang. This research started with isolating DNA sample, and then analyzing the DNA with PCR method using 16E1/E2 primer, and later, microbiologically confirmation test using Endo Agar medium. The observation is conducted in 17 industries in Western Semarang. The results from isolating the DNA of 17 tempe samples produce DNA concentration of 26,250-903,350 ng/µl, while the DNA purity is 1,521-1,946. The results of DNA analysis using 16 E1/E2 primer showed that 16 tempe samples displayed DNA tape of 584 bp.The results of microbiologic test showed that 16 tempe samples positively E.coli-contaminated which identified by having a metallic pink colony in Endo Agar medium. Based on the results from observation, 16 industries is identified by having E.coli in the producted tempe because yet to apply hygienic production. As described above, E.coli contamination came from the environment, the worker, and the production process is not with boiling twice.
Development of Sets-Based Booklets to Improve Critical Thinking Skills and the Effectiveness of Biotechnology Learning in SMA/MA Nugraini, Anisa Ratna; Iswari, Retno Sri; Anggraito, Yustinus Ulung
Journal of Innovative Science Education Vol 11 No 3 (2022): Special Issue
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jise.v10i1.51437

Abstract

Characteristics of learning biotechnology is the existence of a process and product related to everyday life. Therefore, an effective learning process is needed and supported by relevant learning resources. This study aims to analyze the validity of SETS-based biotechnology material booklets used in biotechnology learning. Describe the characteristics of SETS-based biotechnology material booklets. Analyzing students' critical thinking skills in biotechnology learning using SETS-based booklets. Analyzing the effectiveness of biotechnology learning using a SETS-based booklet This research is a research and development (R&D) study. The booklet development trial was conducted in 4 schools, with the research subjects being class XII students in each school. Applicative and meaningful learning of biotechnology can be achieved, one of which is by learning using the SETS vision booklet. The SETS vision booklet contains more concise material, accompanied by attractive, colorful pictures that can effectively improve student learning outcomes. The N-gain value obtained is 0.3-0.4 with the medium category and classical completeness reaching 60%. Critical thinking skills that are formed through active learning using SETS vision booklets are 71% -80% in the high category. Critical thinking skills in integrating SETS elements in biotechnology learning can make it easier for students to understand knowledge concepts, so that they can increase learning effectiveness, namely improving learning outcomes and classical mastery.
KOMPARASI MODEL PENSKORAN KLASIK PADA ESTIMASI OBSERVED SCORE SISWA Amelia, Rizki Nor; Nugraini, Anisa Ratna; Kriswantoro; Purnama, Dian Normalitasari
Proceeding Seminar Nasional IPA 2023
Publisher : LPPM UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah skoring masih menjadi isu yang relevan bagi pengukuran dan pengujian pendidikan karena perilaku guessing merupakan salah satu faktor yang berkontribusi pada skor yang dihasilkan, padahal idealnya skor tes haruslah sedekat mungkin dengan tingkat penguasaan testee yang sebenarnya. Untuk mengatasi hal tesebut, penelitian ini bertujuan untuk mengkomparasikan model penskoran klasik yang berbasis guessing (variasi 4 dan 5 pilihan jawaban) dengan model penskoran konvensional (number right scoring) terhadap estimasi observed score yang dihasilkan. Data yang digunakan adalah data simulasi yang dibangkitkan melalui software WinGen, dengan ukuran sampel 300 responden berdasarkan Item Response Theory 1-PL. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan model penskoran klasik yang berbeda ternyata tidak memberikan perbedaan yang signifikan dalam hal kesesuaian peringkat testee. Selain itu, karakteristik deskriptif dan karakteristik distribusi skornya juga tidak berbeda. Namun demikian, model penskoran berbasis guessing tetap dapat dipertimbangkan penggunaannya sebagai upaya pencegahan guessing mengingat tidak mungkinnya pembuat soal dalam membedakan jawaban benar berdasarkan penguasaan atau lucky guessing.
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP MATERI BIOTEKNOLOGI PADA SISWA KELAS XII SMA Nugraini, Anisa Ratna; Amelia, Rizki Nor
Proceeding Seminar Nasional IPA 2023
Publisher : LPPM UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran bioteknologi identik dengan pembelajaran yang mengedepankan kemampuan dalam menganalisis prinsip-prinsip bioteknologi, serta aplikasinya untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia. Penguasaan materi bioteknologi siswa masih banyak yang mengalami kesulitan. Pembekalan ilmu bioteknologi sangat penting, supaya siswa dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip bioteknologi untuk menciptakan produk bioteknologi yang mempunyai nilai guna tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pemahaman konsep materi bioteknologi pada siswa, sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran bioteknologi. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 50 siswa yang diambil secara acak. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan tes diagnostik materi bioteknologi. Hasil analisis pemahaman konsep bioteknologi berdasarkan indikator pencapaian kompetensi tergolong cukup dengan rata-rata presentase sebesar 67 %. Alasan siswa dalam memberikan jawaban yang kurang tepat karena pengetahuan yang didapat oleh siswa masih sebatas teoritis hafalan dari buku tanpa didukung dengan kegiatan pembelajaran secara nyata dan interaktif, seperti praktikum, diskusi kelompok dan presentasi. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui kegiatan belajar mengajar secara aktif antara guru dan siswa.