Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Peningkatan Kualitas Air Sumur Gali Kelurahan Way Urang Kecamatan Kalianda Dengan Filtrasi Sederhana Nursidik, Muhammad Fajar; Atmono, Atmono; Ergantara, Rani Ismiarti; Marsad, Hardoyo
Jurnal Rekayasa Teknologi dan sains Vol 8, No 2 (2024): Jurnal Rekayasa, Teknologi, dan Sains
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jrets.v8i2.16296

Abstract

ABSTRAKAir merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari. Namun, penggunaan air tanah saat ini semakin menimbulkan kekhawatiran karena adanya berbagai faktor pencemaran. Oleh karena itu, filtrasi menjadi salah satu metode yang banyak digunakan untuk menjernihkan air secara sederhana dan efisien. Dalam penelitian ini, fokus utama adalah melakukan optimasi dalam mencari komposisi media yang paling efektif untuk proses filtrasi. Penggunakan tiga bahan yaitu tempurung kelapa hijau, bio-ball, dan pasir silika dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui komposisi yang efektif dalam proses penjernihan air dengan waktu filtrasi 0,10,15,20,25 menit. Penggunaan kombinasi media filtrasi seperti bio-ball, karbon aktif, dan pasir silika (1) dan bio-ball, karbon aktif, dan pasir silika (2) digunakan untuk sumur gali masyarakat Kecamatan Way Urang, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan. Hasil penelitian yang menggunakan metode filtrasi melalui beberapa tahapan menunjukkan bahwa media filtrasi (1) yang digunakan selama 25 menit berhasil menurunkan kadar TDS sebesar 62,2 % dan TSS sebesar 58,9 %. Sementara itu, pada media filtrasi (2) yang digunakan selama 0 - 25 menit, terjadi penurunan TDS sebesar 59,0 % dan TSS sebesar 49,3 %. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media filtrasi (1) memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan filtrasi (2).Kata Kunci : filtrasi, karbon aktif, pasir silika, air sumur galian, tds,tss ABSTRACKWater is a natural resource that is very important for humans in meeting various daily needs. However, the use of groundwater is currently increasingly causing concern due to various pollution factors. Therefore, filtration is one method that is widely used to purify water simply and efficiently. In this research, the main focus is on optimization in finding the most effective media composition for the filtration process. The use of three materials, namely green coconut shell, bio-ball, and silica sand, can be used as a reference to determine the composition that is effective in the water purification process with a filtration time of 0-25 minutes. The use of a combination of filtration media such as bio-ball, activated carbon, and silica sand (1) and bio-ball, active carbon, and silica sand (2) is used for digging wells in the Way Urang village residents, Kalianda District, South Lampung Regency. The results of research using a filtration method through several stages show that filtration media (1) used for 25 minutes succeeded in reducing TDS levels by 62.2% and TSS by 58.9%. Meanwhile, in filtration media (2) which was used for 0,10,15,20,25 minutes, there was a decrease in TDS by 59.0% and TSS by 49.3%. From the results of this research, it can be concluded that filtration media (1) provides better results compared to filtration (2). Keywords : Filtration, Activated Carbon, Silica sand, Excavated well water, tds, tss 
Pengaruh Jenis Tanaman Bambu Jepang (Dracena surculosa), Bougenville (Bougenville sp), dan Cemara Papua (Cupressus papuanus) Sebagai Media Peredam Kebisingan A.S, Vina Dwi Cahya; Marsad, Hardoyo; Sulastri, Sulastri
Jurnal Rekayasa Teknologi dan sains Vol 8, No 1 (2024): Jurnal Rekayasa, Teknologi, dan Sains
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jrets.v8i1.13808

Abstract

ABSTRAK Sarana penentu dalam kesuksesan kegiatan belajar mengajar adalah ergonomi lingkungan yang baik. Namun salah satu sarana yang kerap menjadi persoalan terbesar dalam kegiatan pembelajaran adalah kebisingan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mereduksi kebisingan bersifa alam dan buatan. Peredam kebisingan yang bersifat alam dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan vegetasi atau tanaman seperti Bambu Jepang (Dracena Surculosa), Bougenville (Bougenville sp,) dan Cemara Papua (Cupressus Papuanus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis ke-3 tanaman tersebut terhadap penurunan tingkat kebisingan. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan barrier yang ditambahkan tanaman Bambu Jepang (Dracena Surculosa), Bougenville (Bougenville sp,) dan Cemara Papua (Cupressus Papuanus). Perhitungan kebisingan menggunakan rumus pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 dan nilai ambang batas kebisingan menggunakan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018. Transmission Loss oleh tanaman disesuaikan berdasarkan SNI No. 7231. Pengukuran tingkat kebisingan menggunakan alat Sound Level Meter. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulakan bahwa Media peredam kebisingan dengan memanfaatkan tanaman seperti tanaman Bambu Jepang (Dracaena Surculosa) dapat meredam kebisingan hingga 5,3 dB dan efektivitas tanaman Bambu Jepang dalam mereduksi kebisingan  setara dengan 0,061059908%. Efisiensi penurunan tingkat kebisingan oleh tanaman Bougenville (Bougenville sp,) sebesar 1,5 dB dan efektivitas tanaman Bougenville (Bougenville sp,) dalam mereduksi kebisingan setara dengan 0,017281106%. Efisiensi tanaman Cemara Papua (Cupressus Papuanus) dalam meredam kebisingan sebesar 0,4 dB. Efektivitas tanaman Cemara Papua (Cupressus Papuanus) dalam mereduksi kebisingan setara dengan 0,004608295%. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan ukuran, bentuk tanaman, dan ketidak setaraan jarak media tanaman pada barrier..Kata Kunci : bambu jepang, bougenville, bougenville sp, cemara papua, cupressus papuanus, dracena surculosa, ergonomi, kebisingan, reduksi ABSTRACT Effect Of Japanese Bamboo (Dracena Surculosa), Bougenville (Bougenville Sp), And Papuan Cypress (Cupressus Papuanus) Plants As Noise Reducing Media. The determining tool for the success of teaching and learning activities is good environmental ergonomics. However, one of the tools that often becomes the biggest problem in learning activities is noise. Efforts that can be made to reduce noise are natural and artificial. Natural noise reduction can be implemented by utilizing vegetation or plants such as Japanese Bamboo (Dracena Surculosa), Bougainvillea (Bougenville sp,) and Papua Pine (Cupressus Papuanus). This research aims to determine the effect of these 3 types of plants on reducing noise levels. This research was carried out using a barrier that was added with Japanese bamboo (Dracena Surculosa), Bougainvillea (Bougenville sp,) and Papua Pine (Cupressus Papuanus) plants. The noise calculation uses the formula in the Decree of the Minister of Environment No. 48 of 1996 and the noise threshold value uses the Regulation of the Minister of Manpower of the Republic of Indonesia Number 5 of 2018. Transmission Loss by plants is adjusted based on SNI No. 7231. Measurement of noise levels using a Sound Level Meter. Based on the results of research that has been carried out, it can be concluded that noise reduction media using plants such as the Japanese Bamboo plant (Dracaena Surculosa) can reduce noise by up to 5.3 dB and the effectiveness of the Japanese Bamboo plant in reducing noise is equivalent to 0.061059908%. The efficiency of reducing noise levels by Bougenville plants (Bougenville sp,) is 1.5 dB and the effectiveness of Bougainvillea plants (Bougenville sp,) in reducing noise is equivalent to 0.017281106%. The efficiency of the Papua Pine (Cupressus Papuanus) plant in reducing noise is 0.4 dB. The effectiveness of the Papua Pine (Cupressus Papuanus) plant in reducing noise is equivalent to 0.004608295%. This is due to differences in size, shape of plants, and unequal distance between plant media and barriers..Keywords : japanese bamboo, bougainvillea, bougenville sp, dracena surculosa, papua pine, cupressus papuanus, ergonomics, noise, reduction
Pembuatan Biogas Secara Kontinu Dari Limbah Sayuran Dengan Campuran Kotoran Sapi Nasoetion, Panisean; Marsad, Hardoyo; Yupratama, Sopfanur
Jurnal Rekayasa Teknologi dan sains Vol 7, No 2 (2023): Jurnal Rekayasa, Teknologi, dan Sains
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jrets.v7i2.11123

Abstract

ABSTRAK Sampah  sayuran merupakan limbah yang sebagian besar  dihasilkan dari pasar tradisional setiap dalam jumlah besar. Sampah sayuran merupakan limbah organik yang berpotensi untuk diolah menjadi biogas. Pada penelitian ini digunakan kotoran sapi sebagai campuran sekaligus starter dari bakteri metanogen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola produksi biogas dari limbah sayuran pada proses aneorobik secara kontinu. Penelitian ini dilakukan pada skala bioreactor anerob15,5 liter dengan waktu tinggal 15 hari. Proses dilakukan dengan menambahkan influen limbah sayuran sebanyak 2,0g liter/2 hari. Variabel yang di uji adalah COD, Rasio, C/N, tinggi tekanan pada manometer dan komposisi biogas. Hasil penelitian memperlihatkan tinggi tekan pada manometer yang tidak begitu signifikan perbedaannya yakni antara 1.925,7 – 1.938,9 cm/hari. COD influen dengan kisaran 11.833,77 – 12.302,53 mg/l tereduksi menjadi kisaran 3.906,05 – 4.2445,41 mg/l dalam efluen. Komposisi biogas yang dihasilkan yaitu N₂ sebesar 2,153 %, CH4 sebesar 40,641CO2 sebesar 57,206 %. Rasio C/N menurun dari 14,76 dalam influent menjadi 5,60 dalam efluent. Kata Kunci: biogas, kontinu, limbah cair, tapioka.  ABSTRACTContinuous Biogas Production From Vegerable Waste With Cow Manure Mixture. Vegetable waste is a waste that is usually produced in large quantites on a daily basis in traditional markets. Vegetable waste is organic waste that maybe processed into biogas. In this study, cow dung was used as both mixture or starter of methanogenic bacteria. The  pupose of the study was to determine the pattern of biogas production from vegetable waste in a contious anaerobic process. This reseach was conducted on a 15.5 liters anaerobic  bioreactor scale with a recidence time of 15 days. The process is carried out by adding an inflow of vegetable waste up to 2.06 liters/2 days. The variables tested were COD, C/N ratio, height of the press on the manometer and the composition of the biogas.   The results showed that the pressure level on the manometer was not significantly different, namely between 1925,7 and 1938,9 cm/day. The influence of the COD with a range of 11,833.77 – 12,302. 53 mg/l is reduced to a range of 3,906.05 – 4,2445.41 mg/l in the wastewater . The resulting biogas composition is N2 of 2.153%, CH4 of 40,461 % an COD of 57.206% the C/N ratio decreased from 14.76 in the  inflow to 5.60 in the outflow. Keywords: biogas, continuous, tapioca, liquid waste
PEMBUATAN TEMPAT PEMBUANGAN SEMENTARA DALAM UPAYA MENJAGA LINGKUNGAN YANG SEHAT DAN BERSIH Ergantara, Rani Ismiarti; Nasoetion, Panisean; Marsad, Hardoyo; Sulastri, Sulastri; Atmono, Atmono; Abadi, Ananda Restu; Maisya, Anindia Nur
Jurnal Bakti Masyarakat Manajemen Vol 3, No 2 (2023): Volume 3 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jbmm.v4i1.16454

Abstract

 Abstrak, Sampah merupakan salah satu permasalahan kompleks di setiap kota di Indonesia tidak terkecuali di Kabupaten Tanggamus, Lampung.  Hal tersebut dikarenakan jumlah sampah berbanding lurus dengan jumlah pertumbuhan penduduk serta kemajuan teknologi. Desa Susuk merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kelumbayan, Lampung masih belum terlalu mengelola sampah dengan baik, hal ini dikarnakan kurangnya fasilitas pengelola sampah serta minimnya pengetahuan akan Pengelolaan sampah. Tujuan pelaksaan teknis pembuatan tempat pembuangan sementara di Pekon Susuk yaitu sebagai salah satu upaya dalam pengelolaan sampah serta upaya mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah. Metode yang digunakan pada perencanaan tempat pembuangan sementara adalalah melakukan tahap sosialisasi dan pelaksanaan teknis pembuatan tempat pembuangan sementara. Hasil dari kegiatan ini yaitu dibuatnya tempat pembuangan sementara dengan ukuran panjang 2,0 meter, lebar 1,5 meter dan tinggi 1 meter.Kata kunci: pencemaran, sampah, pembuangan, sementaraAbstract, Waste is a complex problem in every city in Indonesia, including Tanggamus City, Lampung.  This is because the amount of waste is directly proportional to population growth and technological advances. Susuk Village is one of the villages located in Kelumbayan District, Lampung which still does not manage waste well, this is due to the lack of waste management facilities and lack of knowledge about waste management. The aim of the technical implementation of the creation of a temporary disposal site in Susuk Village is as an effort to manage waste and an effort to reduce environmental pollution caused by waste. The method used in planning a temporary dump is to carry out the socialization and technical implementation stages of making a temporary dump. The result of this activity is the creation of a temporary dump with a length of 2.0 meters, a width of 1.5 meters and a height of 1 meter. Keywords: pollution, waste, disposal, temporary
PELATIHAN PEMBUATAN ECOBRICK DALAM MENGURANGI SAMPAH PLASTIK DI PEKON GISTING BAWAH Ergantara, Rani Ismiarti; Marsad, Hardoyo; Nasoetion, Panisean; Sulastri, Sulastri; Atmono, Atmono; Sahara, Kiki Iqbal
Jurnal Bakti Masyarakat Manajemen Vol 5, No 1 (2025): Volume 5 Nomor 1 Tahun 2025
Publisher : Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jbmm.v5i1.21854

Abstract

Indonesia sebagai negara berkembang, permasalahan sampah harusnya mendapat perhatian lebih, dan salah satu jenis sampah yang harus mendapat perhatian lebih adalah sampah plastik. Pengabdian masyarakat yang dilakukan ini sebagai upaya untuk mengurangi sampah plastik di Pekon Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus dengan metode ecobrick. Salah satu permasalahan yang dihadapi sebagian besar masyarakat termasuk masyarakat Pekon Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus adalah sampah. Ecobrick merupakan pemanfaatan sampah plastik ramah lingkungan yang dijadikan sebagai barang berguna yang bernilai ekonomis dan estetis seperti kursi, meja . Selain itu tujuan dari pengabdian masyarakat ini juga merasakan manfaat dari pembuatan ecobrick tersebut. Metode pelaksanaan kegiatan Pengabdian Masyarakat di Pekon Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus dilakukan dengan sosialisasi dan pelatihan secara langsung dengan memaparkan materi pemahaman tentang sampah dan bagaimana cara pengolahan sampah plastik dengan metode ecobrick yang dilaksanakan di balai Pekon Gisting Bawah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mendapat respon dan atusias dari peserta dengan praktik membuat ecobrick, selanjutnya ecobrick yang sudah dibuat dan dirangkai menjadi satu produk ecobrick yaitu tempat duduk, sehingga dengan adanya kegiatan ini masalah sampah plastik di Pekon Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus dapat teratasi.  
PEMANFAATAN FILTRASI SEDERHANA PENJERNIH SUMBER AIR RUMAH TANGGA SEBAGAI AIR BAKU KELURAHAN PIDADA KOTA BANDAR LAMPUNG Ergantara, Rani Ismiarti; Marsad, Hardoyo; Atmono, Atmono; Dwicahya, Vina
Jurnal Bakti Masyarakat Manajemen Vol 2, No 2 (2022): Volume 2 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jbmm.v3i1.11257

Abstract

: Stunting is a condition of failure to thrive in children under five (babies under 5 years old) due to chronic malnutrition, so that children are too short for their age. Malnutrition occurs while the baby is in the womb and in the early postnatal period after the baby is born; however, the stunting condition only appears after the baby is 2 years old. According to Ministry of Health (2018) research, stunting can be caused by poor nutrition (40%), a lack of clean water, and poor sanitation (60%). Clean water is one of the basic human needs to meet healthy living standards. In the Pidada neighborhood itself, there is still a lack of access to clean water, and the problem related to clean water is that there is a lime substance contained in the water. The goal of this activity is to provide the community with solutions for turning dirty water into clean water through the use of filtration. Twenty people from the Pidada Village community participated in Posyandu activities. The results of the implementation of activities where the community is enthusiastic and can understand the criteria for clean water also indicate that the community can also understand the right simple filtration techniques. This can be seen from the many questions and the number of residents who want to try the simple filtration props that have been designed. The simple filtration props demonstrated were made from plastic bottles with a volume of 1.5 liters. Through the socialization method of this activity, it is hoped that it can raise public awareness about improving and maintaining the quality of clean water and also be a solution to the problem of clean water in Pidada Village, which can prevent stunting for the Golden Generation launched by the government.
EFFECT OF ACTIVATION TYPES ON THE MAKING OF ADSORBENTS FROM COCONUT SHELLS TO REDUCE SALINITY LEVELS OF WELLS IN LEMPASING REGENCY Rafizan, Sasli; Marsad, Hardoyo; Ergantara, Rani Ismiarti; Wulandari, Diah Ayu
Jurnal Rekayasa Teknologi dan sains Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Rekayasa, Teknologi, dan Sains
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jrets.v6i1.4718

Abstract

ABSTRAK Air merupakan komponen lingkungan yang mempunyai peranan cukup besar dalam kehidupan. Bagi manusia, air berperan dalam kegiatan pertanian, industri dan pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Air yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas dan kuantitasnya. Kelurahan Lempasing merupakan daerah dengan ketersediaan air yang memenuhi syarat kesehatan sangat terbatas sebagian dari wilayah ini banyak yang menggunakan air sumur untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi karena kualitas air sumur yang mengandung salinitas yang tinggi maka air ini tidak layak untuk dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi penggunaan cangkang kelapa sebagai adsorben dalam penurunan salinitas air sumur warga Lempasing dan untuk mengetahui jenis aktivasi yang efektif dalam menurunkan salinitas air sumur warga Lempasing. Penelitian ini merupakan penelitian experiment. Sampel yang di uji pada penelitian ini adalah kandungan salinitas air sumur warga Lempasing dengan menggunakan cangkang kelapa sebagai adsorben dengan berat 2 gram pada dua jenis aktivasi yaitu aktivasi fisika (pemanasan pada suhu 100ºC selama 3 jam) dan aktivasi kimia (pencampuran dengan larutan asam klorida HCl). Serta menggunakan waktu kontak 50, 100, dan 150 menit. Hasil penelitian didapatkan bahwa seluruh jenis aktivasi pada penilitian ini berpotensi untuk menurunkan tingkat salinitas air. Pada aktivasi fisika dan aktivasi kimia jenis cangkang kelapa merah lebih efektif dalam menurunkan salinitas air sumur warga Lempasing. Kecepatan penurunan aktivasi fisika dan aktivasi kimia dengan jenis cangkang kelapa merah untuk waktu adsorpsi 50 menit sebesar 0,01 ppt/menit dan 0.05 ppt/menit. Dengan demikian aktivasi kimia dengan jenis cangkang kelapa merah memiliki kecepatan penurunan paling besar. Kata Kunci : air sumur, salinitas air, cangkang kelapa. ABSTRACT The Effect Of Activation Types On Adsorbent Production From Coconut Shells To Reduce The Salinity Levels Of Well Water In Lempasing Village. Water is an environmental component that has a significant role in life. For humans, water plays a role in agricultural, industrial and household needs. The water used must meet the requirements in terms of quality and quantity. Lempasing Village is an area with very limited availability of water that meets health requirements. Some of these areas use well water for daily use, but because the quality of well water contains high salinity, this water is not suitable for consumption. This study aims to see the potential use of coconut shells as an adsorbent in reducing the salinity of well water in Lempasing residents and to determine the type of activation that is effective in reducing the salinity of well water of Lempasing residents. This research is anresearch experimental. The sample tested in this study was the salinity content of the well water of Lempasing residents using coconut shells as an adsorbent weighing 2 grams in two types of activation, namely physical activation (heating at 100ºC for 3 hours) and chemical activation (mixing with hydrochloric acid HCl solution. ). As well as using contact times of 50, 100, and 150 minutes. The results showed that all types of activation in this study have the potential to reduce the level of water salinity. In physical activation and chemical activation of the type of red coconut shell, it was more effective in reducing the salinity of the well water of the Lempasing residents. The decreasing rate of physical and chemical activation with the type of red coconut shell for an adsorption time of 50 minutes was 0.01 ppt/minute and 0.05 ppt/minute. Therefore,chemical activation with the type of red coconut shell had the greatest reduction rate. Keywords: well water, water salinity, the dregs of cane.