Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Pekerja Wardana, M W; I, Ergantara R
JURNAL REKAYASA INDUSTRI (JRI) Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.096 KB) | DOI: 10.37631/jri.v2i1.127

Abstract

 Banyak hal yang mempengaruhi produktivitas diantaranya adalah pengaruh suhu udara dan kelembaban udara lingkungan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas pekerja. Sampel dalam penelitian ini adalah pekerja genteng pada bagian produksi (pengepresan) genteng dan finishin pada pabrik genteng yang ada di Kabupaten Pringsewu pada 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Pringsewu, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Gadingrejo dan Kecamatan Sukoharjo, data sampel akan dianalisis menggunakan uji Paired Sample T-Test menggunakan software SPSS. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS untuk variable suhu diperoleh hasil adalah nilai t hitung sebesar 13,403 > t tabel 2,032 dan nilai Sig. sebesar 0,000 < 0,05 , dan pada variable kelembaban nilai – t hitung sebesar -13,403 < -t tabel -2,032 dan nilai Sig. 0,000 < 0,05. Sehingga H0 ditolak dan menerima H1, bahwa adanya pengaruh antara suhu dan kelembaban udara dengan produktivitas pekerja. Dengan demikian untuk menjafa hasil produksi agar terus maksimal sebaiknya tingkat suhu lingkungan kerja harus berada di suhu yang sejuk (suhu rendah) dan tingkat kelembaban udara pada tingkat kelembaban yang tinggi.
PERBANDINGAN KITOSAN DARI LIMBAH UDANG WINDU DAN KITOSAN MURNI TERHADAP PENURUNAN KADAR BESI (Fe) PADA AIR SUMUR GALI Rani Ismiarti Ergantara; Atmono Atmono; Tondano Trisna Praja
Jurnal Rekayasa Teknologi dan sains Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jrets.v2i2.1125

Abstract

Limbah udang berupa kulit, kepala, dan ekor yang menggandung protein dan zat kitin dapat diolah menjadi kitosan yang memiliki banyak kegunaan. Kitosan adalah kitin termodifikasi yang diperoleh dari deasetilasi kitin. Senyawa ini dapat dioalah dan dimanfaatkan sebagai bahan penyerap logam – logam berat. Salah satu parameter logam pencemaran dalam air adalah logam besi (Fe). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kiosan dari limbah udang windu dan kitosan murni terhadap penurunan kadar Besi (Fe) dalam airsumur gali. Penelitian dilakukan dari tanggal 18 April 2015 sampai dengan 10 Mei 2015 pada skala laboratorium di laboratorium Teknik Universitas Malahayati. Sampel air sumur gali diambil dari Kampung Magelangan, Kelurahan Ganjar Asri, Kecamatan Metro Barat, Kota Metro. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kitosan dari limbah udang windu dan kitosan murni sedangkan variabel terikatnya adalah kandungan Besi (Fe). Proses adsopsi dilakukan secara kontinyu dengan aliran keatas dengan debit 15 ml/menit. Pengambilan sampel dilakukan pada menit ke- 0, 20, 40, 60, 80,100,120. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan kitosan murni lebih baik dari pada kitosan limbah udang windu dalam penurunan Fe. Penurunan Fe menggunakan kitosan murni pada sumur gali sebesar 94,52 % sedangkan dengan kitosan limbah udang windu sebesar 92,96 %, Kandungan logam pencemar dalam air sumur gali menghambat penurunan Fe.Kata kunci : Kitosan, air sumur gali, larutan FeCl3, Proses Adsorpsi, kontinyu, aliran keatas.ABSTRACT: The Comparison Between Windu Shrimp Waste Chitosan And Pure Chitosan To Decreased Of Iron (Fe) Concentration In The Dug Well Water. The skin, head, and tail of shrimp waste contain protein and chitin that can be processed become chitosan where there are a lot of use. Chitosan is a modified chitin, that could beobtained from deasetylcenization of chitin. The substance could be treated and used to adsorp of the heavy metals. One of the parameters metal in the water is iron (Fe). This research parpuse was to know the comparison between windu - shrimp waste chitosan and pure chitosan to decreased of iron (Fe) concentration in the dug – well water. This reasearch was done from April 18th 2015 until May 10th 2015 on a laboratory scale at Engineering Faculty Laboratory Malahayati University. Are dug - well water sampel were taken fromMagelangan Ganjar Asri Village sub-district, West Metro district, Metro city. The independent variables in this research are windu - shrimp waste chitosan and pure chitosan; the dependent variable is iron (Fe) concentration. Adsorption proscess was performed continuosly by the up flow, process in the debit 15 ml/min. The sampling was done at 0, 20, 40, 60, 80, 100, and 120 minute after start process. The research result shown that the ability of pure chitosan is better than windu - shrimp waste chitosan to reduced of Fe concentration. The Fe removal using pure chitosan on dug well is 94,52% while with windu - shrimp waste chitosan 92,96 %. The pollused metals ions in the of dug well water were inhibit the Fe removal.Keywords : Chitosa, dug - well water, FeCl3 solution, adsorption proces
Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Pekerja M W Wardana; Ergantara R I
JURNAL REKAYASA INDUSTRI (JRI) Vol. 2 No. 1 (2020)
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/jri.v2i1.127

Abstract

 Banyak hal yang mempengaruhi produktivitas diantaranya adalah pengaruh suhu udara dan kelembaban udara lingkungan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas pekerja. Sampel dalam penelitian ini adalah pekerja genteng pada bagian produksi (pengepresan) genteng dan finishin pada pabrik genteng yang ada di Kabupaten Pringsewu pada 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Pringsewu, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Gadingrejo dan Kecamatan Sukoharjo, data sampel akan dianalisis menggunakan uji Paired Sample T-Test menggunakan software SPSS. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS untuk variable suhu diperoleh hasil adalah nilai t hitung sebesar 13,403 > t tabel 2,032 dan nilai Sig. sebesar 0,000 < 0,05 , dan pada variable kelembaban nilai – t hitung sebesar -13,403 < -t tabel -2,032 dan nilai Sig. 0,000 < 0,05. Sehingga H0 ditolak dan menerima H1, bahwa adanya pengaruh antara suhu dan kelembaban udara dengan produktivitas pekerja. Dengan demikian untuk menjafa hasil produksi agar terus maksimal sebaiknya tingkat suhu lingkungan kerja harus berada di suhu yang sejuk (suhu rendah) dan tingkat kelembaban udara pada tingkat kelembaban yang tinggi.
PEMANFAATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI KAYU SENGON DAN KAYU KELAPA SEBAGAI CAMPURAN BATU BATA RINGAN UNTUK MEDIA PEREDAM KEBISINGAN Shela Nadia Putri; Hardoyo Hardoyo; Rani Ismiarti Ergantara
Jurnal Lingkungan dan Sumberdaya Alam (JURNALIS) Vol 6 No 1 (2023): Jurnal Lingkungan dan Sumberdaya Alam (JURNALIS)
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Banten Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/jls.v6i1.1923

Abstract

Kebisingan merupakan bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam waktu tertentu yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan alat pendengar manusia. Salah satu upaya pengendalian kebisingan yakni dengan menggunakan media peredam kebisingan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan serbuk gergaji kayu sengon dan kelapa pada campuran batu bata ringan sebagai media peredam kebisingan. Penelitian ini dilakukan pada skala laboratorium menggunakan alat (kotak) yang berukuran 70 cm x 70 cm x 40 cm dan batu bata berukuran panjang 15 cm, lebar 6,5 cm, dan tinggi 3,5 cm sebanyak 33 batu bata dalam 1 pengukuran. Sumber suara berupa speaker yang diletakkan di dalam kotak. Campuran serbuk gergaji kayu dengan variasi kontrol, 15% dan 25%. Pengambilan data dilakukan setiap 5 detik selama 10 menit. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi persentase penambahan serbuk gergaji maka semakin tinngi pula tingkat penurunan intensitas kebisingan. Serbuk gergaji kayu sengon yang paling baik dalam menurunkan tingkat kebisingan adalah variasi 25% dengan tingkat efisiensi penurunan tingkat kebisingan sebesar 2,39% yaitu dari tingkat 83,5 dB turun menjadi 81,5 dB atau turun sebesar 2 dB. Sedangkan untuk serbuk gergaji kayu kelapa tingkat efisiensi penurunan tingkat kebisingan sebesar 2,15% yaitu dari tingkat kebisingan 83,5 dB turun menjadi 81,7 dB atau turun sebesar 1,8 dB.
Peningkatan Kualitas Air Sumur Gali Kelurahan Way Urang Kecamatan Kalianda Dengan Filtrasi Sederhana Nursidik, Muhammad Fajar; Atmono, Atmono; Ergantara, Rani Ismiarti; Marsad, Hardoyo
Jurnal Rekayasa Teknologi dan sains Vol 8, No 2 (2024): Jurnal Rekayasa, Teknologi, dan Sains
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jrets.v8i2.16296

Abstract

ABSTRAKAir merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari. Namun, penggunaan air tanah saat ini semakin menimbulkan kekhawatiran karena adanya berbagai faktor pencemaran. Oleh karena itu, filtrasi menjadi salah satu metode yang banyak digunakan untuk menjernihkan air secara sederhana dan efisien. Dalam penelitian ini, fokus utama adalah melakukan optimasi dalam mencari komposisi media yang paling efektif untuk proses filtrasi. Penggunakan tiga bahan yaitu tempurung kelapa hijau, bio-ball, dan pasir silika dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui komposisi yang efektif dalam proses penjernihan air dengan waktu filtrasi 0,10,15,20,25 menit. Penggunaan kombinasi media filtrasi seperti bio-ball, karbon aktif, dan pasir silika (1) dan bio-ball, karbon aktif, dan pasir silika (2) digunakan untuk sumur gali masyarakat Kecamatan Way Urang, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan. Hasil penelitian yang menggunakan metode filtrasi melalui beberapa tahapan menunjukkan bahwa media filtrasi (1) yang digunakan selama 25 menit berhasil menurunkan kadar TDS sebesar 62,2 % dan TSS sebesar 58,9 %. Sementara itu, pada media filtrasi (2) yang digunakan selama 0 - 25 menit, terjadi penurunan TDS sebesar 59,0 % dan TSS sebesar 49,3 %. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media filtrasi (1) memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan filtrasi (2).Kata Kunci : filtrasi, karbon aktif, pasir silika, air sumur galian, tds,tss ABSTRACKWater is a natural resource that is very important for humans in meeting various daily needs. However, the use of groundwater is currently increasingly causing concern due to various pollution factors. Therefore, filtration is one method that is widely used to purify water simply and efficiently. In this research, the main focus is on optimization in finding the most effective media composition for the filtration process. The use of three materials, namely green coconut shell, bio-ball, and silica sand, can be used as a reference to determine the composition that is effective in the water purification process with a filtration time of 0-25 minutes. The use of a combination of filtration media such as bio-ball, activated carbon, and silica sand (1) and bio-ball, active carbon, and silica sand (2) is used for digging wells in the Way Urang village residents, Kalianda District, South Lampung Regency. The results of research using a filtration method through several stages show that filtration media (1) used for 25 minutes succeeded in reducing TDS levels by 62.2% and TSS by 58.9%. Meanwhile, in filtration media (2) which was used for 0,10,15,20,25 minutes, there was a decrease in TDS by 59.0% and TSS by 49.3%. From the results of this research, it can be concluded that filtration media (1) provides better results compared to filtration (2). Keywords : Filtration, Activated Carbon, Silica sand, Excavated well water, tds, tss 
PEMBUATAN TEMPAT PEMBUANGAN SEMENTARA DALAM UPAYA MENJAGA LINGKUNGAN YANG SEHAT DAN BERSIH Ergantara, Rani Ismiarti; Nasoetion, Panisean; Marsad, Hardoyo; Sulastri, Sulastri; Atmono, Atmono; Abadi, Ananda Restu; Maisya, Anindia Nur
Jurnal Bakti Masyarakat Manajemen Vol 3, No 2 (2023): Volume 3 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jbmm.v4i1.16454

Abstract

 Abstrak, Sampah merupakan salah satu permasalahan kompleks di setiap kota di Indonesia tidak terkecuali di Kabupaten Tanggamus, Lampung.  Hal tersebut dikarenakan jumlah sampah berbanding lurus dengan jumlah pertumbuhan penduduk serta kemajuan teknologi. Desa Susuk merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kelumbayan, Lampung masih belum terlalu mengelola sampah dengan baik, hal ini dikarnakan kurangnya fasilitas pengelola sampah serta minimnya pengetahuan akan Pengelolaan sampah. Tujuan pelaksaan teknis pembuatan tempat pembuangan sementara di Pekon Susuk yaitu sebagai salah satu upaya dalam pengelolaan sampah serta upaya mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah. Metode yang digunakan pada perencanaan tempat pembuangan sementara adalalah melakukan tahap sosialisasi dan pelaksanaan teknis pembuatan tempat pembuangan sementara. Hasil dari kegiatan ini yaitu dibuatnya tempat pembuangan sementara dengan ukuran panjang 2,0 meter, lebar 1,5 meter dan tinggi 1 meter.Kata kunci: pencemaran, sampah, pembuangan, sementaraAbstract, Waste is a complex problem in every city in Indonesia, including Tanggamus City, Lampung.  This is because the amount of waste is directly proportional to population growth and technological advances. Susuk Village is one of the villages located in Kelumbayan District, Lampung which still does not manage waste well, this is due to the lack of waste management facilities and lack of knowledge about waste management. The aim of the technical implementation of the creation of a temporary disposal site in Susuk Village is as an effort to manage waste and an effort to reduce environmental pollution caused by waste. The method used in planning a temporary dump is to carry out the socialization and technical implementation stages of making a temporary dump. The result of this activity is the creation of a temporary dump with a length of 2.0 meters, a width of 1.5 meters and a height of 1 meter. Keywords: pollution, waste, disposal, temporary
Pemanfaatan Limbah Cangkang Kelapa Dan Kulit Kakao Sebagai Komposit Batu Bata Ringan Untuk Media Peredam Kebisingan Shabrina, Jihan; Marsyad, Hardoyo; Ergantara, Rani Ismiarti
TEKNIKA SAINS Vol 9, No 2 (2024): TEKNIKA SAINS
Publisher : Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24967/teksis.v9i2.3329

Abstract

Kebisingan merupakan bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Industri perumahan kini semakin banyak memodifikasikan bentuk dan kualitasnya termasuk dinding yang perlu dimodifikasi dengan cara menambahkan media komposit untuk meningkatkan daya redam kebisingan dari luar rumah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah serbuk cangkang kelapa (Cocos nucifera L) dan serbuk kulit kakao (Theobroma cacao) dapat digunakan sebagai bahan campuran batu bata ringan sebagai media peredam kebisingan. Penelitian ini dilakukan dengan menyusun 27 batu bata berukuran 16,5cm x 6,5cm x 5cm dalam 1 pengukuran ke dalam kotak pada bagian terbuka berukuran 54cm x 51cm x 50cm berbahan kayu sengon. Sumber suara berupa audio lonceng dengan volume paling tinggi. Komposit serbuk cangkang kelapa dan serbuk kulit kakao dengan variasi 0 persen, 15 persen dan 25 persen. Pengambilan data dilakukan setiap 5 detik selama 10 menit sehingga diperoleh 120 data dalam 1 pengukuran. Pengukuran dilakukan dua kali percobaan. Hasil pengukuran tingkat kebisingan menunjukkan rata-rata tingkat kebisingan pada kondisi kontrol tanpa menggunakan batu bata adalah 89,4 dB, batu bata variasi 0 persen adalah 83,0 dB, komposit serbuk cangkang kelapa 15 persen adalah 80,8 dB, komposit serbuk cangkang kelapa 25 persen adalah 77,4 dB, komposit serbuk kulit kakao 15 persen adalah 73,5 dB, dan komposit serbuk kulit kakao 25 persen adalah 71,3 dB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batu bata variasi 25 persen dapat menurunkan tingkat kebisingan, dengan nilai efisiensi tingkat penurunan serbuk cangkang kelapa variasi 25 persen sebesar 13,4 persen dan efisiensi penurunan tingkat kebisingan batu bata dengan komposit serbuk kulit kakao variasi 25 persen sebesar 20,2 persen.
Kondisi Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Universitas Malahayati dalam Menyerap Emisi Karbon Dioksida dari Kendaraan Bermotor Pasca Pandemi Covid-19 Rani Ismiarti Ergantara; Nasoetion; Voni Egya Janika
Jurnal Serambi Engineering Vol. 10 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malahayati University (UNMAL) is a place of higher education with an increasing number of students. This results in a high number of vehicles that have the potential to increase carbon dioxide (CO2) emissions.This research aims to determine the amount of carbon dioxide emissions produced by motorised vehicles and the absorption capacity of green open space (RTH) in the UNMAL area after the Covid-19 pandemic. The number of vehicles is calculated to determine the amount of emissions using the method of traffic counting at peak hours in the morning, afternoon and evening for 6 days and calculation of carbon dioxide emissions with Microsoft Excel and carried out based on the Minister of Environment Regulation No. 12 of 2010 and literature studies are used to calculate the absorption capacity of green open space filling trees. The results of this research show that the total emissions from motorised vehicles in the UNMAL area after the Covid-19 pandemic was 36,904.36 g CO2/hour and the absorption capacity of trees in the UNMAL area was 748,006.92 g CO2/hour. Based on the results, the green open space (RTH) in the UNMAL area is still able to absorb CO2. The strategy to further optimise the absorption capacity of motorised vehicles is to maintain plants (watering, pruning and fertilising) and to carry out replanting (replacement/addition) of trees in various areas such as roads, parks, car parks and helipads.
Application Study of Art Deco Style to Buildings at Teluk Betung, Bandar Lampung Fadilasari, Dewi; Ergantara, Rani Ismiarti; Al-Zena, Rafa
Jurnal Arsitektur Vol 15, No 1 (2025): Januari
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36448/ja.v15i1.4120

Abstract

Teluk Betung was the capital of Lampung residency during the Dutch colonial era and has historical value. There were colonial-style buildings, including art-deco. Therefore, it is necessary to conduct a study on “The Application of Art deco Style in Teluk Betung”. This research was qualitative, with historical methodology. The research area determined based on previous studies, then defining the art-deco style buildings. There were 11 art-deco style buildings. Precedents were taken from art-deco style buildings on Braga Street, Bandung. The findings of this study were: (a) The use of art deco ornamentations in Teluk Betung was minimal, unlike in Braga, which was rich, detailed and heavy; (b) art-deco in Teluk Betung used flat, 2-dimensional geometric square elements, while in Braga, the decorative elements were 3-dimensional and protruding; (c) most of corner buildings had segmented and rigid turns, only a few having streamlined, curved corners.  In Braga, most corner buildings had streamlined turns; (d) horizontal-line elements stood out in the art-deco buildings in Teluk Betung, meanwhile in Braga, horizontal lines were not as prominent as they were. Overall, the art deco characteristics in the Teluk Betung were geometric deco, horizontal straight-line deco, streamlined deco, and a few ornamental deco elements.
Hubungan Antara Kerapatan Mangrove Dengan Kualitas Air Sumur di Desa Gebang Teluk Pandan Kecamatan Pesawaran Provinsi Lampung Rani Ismiarti Ergantara; Panisean Nasoetion; Munira
Jurnal Serambi Engineering Vol. 10 No. 3 (2025): Juli 2025
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the ecological roles of mangroves is to act as a barrier to seawater intrusion, which is crucial for maintaining the balance of coastal ecosystems. Gebang Village is a coastal area with mangrove forests along its coastline, but the density of these forests varies from location to location. This study aims to determine the relationship between mangrove forest density and the quality of well water in Gebang Village, the main source of clean water for the local community. Well water samples were taken at three locations selected using a purposive sampling technique based on mangrove density levels (low, medium and high) to ensure comprehensive representation. The results showed a significant relationship between mangrove density and salinity, turbidity and total dissolved solids (TDS) in the well water of Gebang Village residents, particularly in wells close to the coastline. The higher the mangrove density, the lower the salinity, turbidity and TDS parameter values in well water, indicating the effectiveness of mangroves in filtering and protecting groundwater sources from seawater contamination.