Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Peningkatan Kualitas Air Sumur Gali Kelurahan Way Urang Kecamatan Kalianda Dengan Filtrasi Sederhana Nursidik, Muhammad Fajar; Atmono, Atmono; Ergantara, Rani Ismiarti; Marsad, Hardoyo
Jurnal Rekayasa Teknologi dan sains Vol 8, No 2 (2024): Jurnal Rekayasa, Teknologi, dan Sains
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jrets.v8i2.16296

Abstract

ABSTRAKAir merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari. Namun, penggunaan air tanah saat ini semakin menimbulkan kekhawatiran karena adanya berbagai faktor pencemaran. Oleh karena itu, filtrasi menjadi salah satu metode yang banyak digunakan untuk menjernihkan air secara sederhana dan efisien. Dalam penelitian ini, fokus utama adalah melakukan optimasi dalam mencari komposisi media yang paling efektif untuk proses filtrasi. Penggunakan tiga bahan yaitu tempurung kelapa hijau, bio-ball, dan pasir silika dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui komposisi yang efektif dalam proses penjernihan air dengan waktu filtrasi 0,10,15,20,25 menit. Penggunaan kombinasi media filtrasi seperti bio-ball, karbon aktif, dan pasir silika (1) dan bio-ball, karbon aktif, dan pasir silika (2) digunakan untuk sumur gali masyarakat Kecamatan Way Urang, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan. Hasil penelitian yang menggunakan metode filtrasi melalui beberapa tahapan menunjukkan bahwa media filtrasi (1) yang digunakan selama 25 menit berhasil menurunkan kadar TDS sebesar 62,2 % dan TSS sebesar 58,9 %. Sementara itu, pada media filtrasi (2) yang digunakan selama 0 - 25 menit, terjadi penurunan TDS sebesar 59,0 % dan TSS sebesar 49,3 %. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media filtrasi (1) memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan filtrasi (2).Kata Kunci : filtrasi, karbon aktif, pasir silika, air sumur galian, tds,tss ABSTRACKWater is a natural resource that is very important for humans in meeting various daily needs. However, the use of groundwater is currently increasingly causing concern due to various pollution factors. Therefore, filtration is one method that is widely used to purify water simply and efficiently. In this research, the main focus is on optimization in finding the most effective media composition for the filtration process. The use of three materials, namely green coconut shell, bio-ball, and silica sand, can be used as a reference to determine the composition that is effective in the water purification process with a filtration time of 0-25 minutes. The use of a combination of filtration media such as bio-ball, activated carbon, and silica sand (1) and bio-ball, active carbon, and silica sand (2) is used for digging wells in the Way Urang village residents, Kalianda District, South Lampung Regency. The results of research using a filtration method through several stages show that filtration media (1) used for 25 minutes succeeded in reducing TDS levels by 62.2% and TSS by 58.9%. Meanwhile, in filtration media (2) which was used for 0,10,15,20,25 minutes, there was a decrease in TDS by 59.0% and TSS by 49.3%. From the results of this research, it can be concluded that filtration media (1) provides better results compared to filtration (2). Keywords : Filtration, Activated Carbon, Silica sand, Excavated well water, tds, tss 
PEMBUATAN TEMPAT PEMBUANGAN SEMENTARA DALAM UPAYA MENJAGA LINGKUNGAN YANG SEHAT DAN BERSIH Ergantara, Rani Ismiarti; Nasoetion, Panisean; Marsad, Hardoyo; Sulastri, Sulastri; Atmono, Atmono; Abadi, Ananda Restu; Maisya, Anindia Nur
Jurnal Bakti Masyarakat Manajemen Vol 3, No 2 (2023): Volume 3 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jbmm.v4i1.16454

Abstract

 Abstrak, Sampah merupakan salah satu permasalahan kompleks di setiap kota di Indonesia tidak terkecuali di Kabupaten Tanggamus, Lampung.  Hal tersebut dikarenakan jumlah sampah berbanding lurus dengan jumlah pertumbuhan penduduk serta kemajuan teknologi. Desa Susuk merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kelumbayan, Lampung masih belum terlalu mengelola sampah dengan baik, hal ini dikarnakan kurangnya fasilitas pengelola sampah serta minimnya pengetahuan akan Pengelolaan sampah. Tujuan pelaksaan teknis pembuatan tempat pembuangan sementara di Pekon Susuk yaitu sebagai salah satu upaya dalam pengelolaan sampah serta upaya mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah. Metode yang digunakan pada perencanaan tempat pembuangan sementara adalalah melakukan tahap sosialisasi dan pelaksanaan teknis pembuatan tempat pembuangan sementara. Hasil dari kegiatan ini yaitu dibuatnya tempat pembuangan sementara dengan ukuran panjang 2,0 meter, lebar 1,5 meter dan tinggi 1 meter.Kata kunci: pencemaran, sampah, pembuangan, sementaraAbstract, Waste is a complex problem in every city in Indonesia, including Tanggamus City, Lampung.  This is because the amount of waste is directly proportional to population growth and technological advances. Susuk Village is one of the villages located in Kelumbayan District, Lampung which still does not manage waste well, this is due to the lack of waste management facilities and lack of knowledge about waste management. The aim of the technical implementation of the creation of a temporary disposal site in Susuk Village is as an effort to manage waste and an effort to reduce environmental pollution caused by waste. The method used in planning a temporary dump is to carry out the socialization and technical implementation stages of making a temporary dump. The result of this activity is the creation of a temporary dump with a length of 2.0 meters, a width of 1.5 meters and a height of 1 meter. Keywords: pollution, waste, disposal, temporary
PENGARUH PERILAKU SANITASI LIGKUNGAN RUMAH TANGGA TERHADAP STUNTING DI KELURAHAN KEBUMEN KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS Sulastri, Sulastri; Atmono, Atmono; Zacchi, Juan Al
xxxx-xxxx
Publisher : Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jbmm.v4i2.19194

Abstract

Abstrak, Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak Balita yang di akibatkan kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi berusia 2 tahun. Tujuannya untuk menganalisis Faktor Risiko Sanitasi Lingkungan Rumah Tangga. Jenis tahapan yang digunakan observasi data. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Cuci tangan pakai sabun di air mengalir merupakan 2 kali beresiko terjadinya stunting dengan nilai p 0,000>0,05 artinya secara statistik mempunyai pengaruh yang bermakna antara cuci tangan di air mengalir pakai sabun dengan kejadian stunting. Sedangkan pengamana sampah rumah tangga beresiko 2 kali kejadian stunting dengan nilai p 0,000>0,05 artinya secara statistik mempunyai pengaruh yang bermakna antara pengamanan sampah rumah tangga dengan kejadian stunting.dan pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga 2 kali beresiko terjadinya stunting dengan nila p 1,000>0,05 dimana secara statistika tidak memiliki pengaruh yang bermakna antara pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga terhadap kejadian stunting.Kemudian pengamanan saluran pembuangan air limbah 2 kali beresiko terjadinya stunting dengan nilai p 0,000>0,05 artinya secara statistik mempunyai pengaruh yang bermakna antara pengelolaan saluran pembuangan air limbah rumah tangga dengan kejadian stunting.. cuci tangan di air mengalir pakai sabun, pengamanan sampah rumah tangga, pengamanan saluran pembuangan air limbah rumah tangga berpengaruh terhadap kejadian stunting sedangkan pengelolaan air minum, pengelolaan sampah yang dibakar dan makanan rumah tangga ada hubungan dengan kejadian stunting pada anak Balita.
Perbedaan Efektivitas Cangkang Keong Sawah (Pila ampullaccea) dan Cangkang Bekicot (Achatina fulica) Sebagai Biokoagulan Untuk Menurunkan COD dan TSS Pada Pengolahan Limbah Cair Rumah Makan Selfiyana, Ajeng; Atmono, Atmono; Sulastri, Sulastri
Jurnal Rekayasa Teknologi dan sains Vol 9, No 1 (2025): Jurnal Rekayasa, Teknologi, dan Sains
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jrets.v9i1.19312

Abstract

ABSTRAK Air limbah merupakan bahan buangan yang berbentuk cair mengandung bahan-bahan pencemar yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya, sehingga air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Salah satu pengolahan air buangan yaitu proses koagulasi-flokulasi. Dengan meningkatnya kesadaran manusia akan kesehatan lingkungan, maka koagulan alami mulai banyak digunakan salah satunya biokoagulan kitosan yang berasal dari hewan keong sawah dan bekicot untuk pengolahan limbah cair. Tujuan dari penelitian ini mengetahui efektivitas biokoagulan dari cangkang keong sawah (Pila ampullaccea) dan cangkang bekicot (Achatina fulica) dalam penurunan konsentrasi COD dan TSS pada limbah cair rumah makan. Metode yang digunakan koagulasi-flokulasi dengan penambahan biokoagulan dari dari cangkang keong sawah (Pila ampullaccea) dan cangkang bekicot (Achatina fulica) dengan konsentrasi kitosan 1% dan variasi dosis 30ml, 60ml, 90ml. Pengujian konsentrasi awal limbah cair rumah makan menunjukan nilai COD sebesar 797,1 mg/l dan TSS sebesar 281 mg/l. Hasil penelitian menunjukkan penurunan konsentrasi COD terbaik terjadi pada biokoagulan dari cangkang bekicot dengan persentase penurunan sebesar 55,8% menggunakan dosis 90ml. Sedangkan penurunan konsentrasi TSS terbaik sebesar 59,7% menggunakan dosis 90ml biokoagulan dari cangkang bekicot. pengolahan limbah cair secara koagulasi-flokulasi menggunakan biokoagulan cangkang keong sawah dan cangkang bekicot dapat menurunkan kadar COD dan TSS. Sehingga diharapkan bagi setiap industri usaha rumah makan dapat melakukan pengolahan limbah cair rumah makan dengan metode koagulasi-flokulasi menggunakan biokoagulan dari kedua jenis cangkang tersebut. Kata Kunci: biokoagulan, cangkang keong sawah, cangkang bekicot, cod, tss, koagulasi-flokulasi, limbah cair rumah makan. ABSTRACT Differences In The Effectiveness Of Rice Field Snail Shells (Pila ampullaccea) and Snail (Achatina fulica) As Biocoagulants To Reduce COD and TSS At The Restaurant Liquid Waste-Water.Waste water is waste material in liquid form containing pollutants that are difficult to remove and dangerous, so the waste water must be treated so that it does not pollute and does not endanger environmental health. One of the wastewater treatments is the coagulation-flocculation process. As human awareness of environmental health increases, natural coagulants are starting to be widely used, one of which is biocoagulant chitosan which comes from rice field snails and snails for processing liquid waste. The aim of this research is to determine the effectiveness of biocoagulant rice field snail shells (Pila ampullaccea) and snail as (Achatina fulica) biocoagulants in reducing COD and TSS concentrations in restaurant wastewater. The method used was coagulation-flocculation with the addition of rice field snail shells (Pilla ampullaccea) and snail as (Achatina fulica) biocoagulants with concentration 1% chitosan and doses of 30ml, 60ml, 90ml. Testing the initial concentration of restaurant liquid waste showed a COD value of 797,1 mg/l and TSS of 281 mg/l. The results showed that the best reduction in COD concentration occurred in snail shell biocoagulant with a reduction percentage of 55,8% using a dose of 90ml. Meanwhile, the best reduction in TSS concentration was 59,7% using a dose of 90ml of snail shell biocoagulant. Processing liquid waste by coagulation-floculation using biocoagulant rice field snail shells and snail shells can reduce COD and TSS levels. So it is hoped that every restaurant business industry can process restaurant liquid waste using the flocculation coagulation method using biocoagulants from these two types of shells Keywords: biocoagulant, rice field snail shells, snail shells as, cod, tss, coagulation-flocculation, restaurant liquid waste.
PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI DAN LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI BIOGAS Hardoyo, Hardoyo; Natalina, Natalina; Atmono, Atmono; Sulastri, Sulastri; Andika, Wahyu; P.nasoetion, P.nasoetion
Jurnal Bakti Masyarakat Manajemen Vol 2, No 1 (2022): Volume 2 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jbmm.v2i2.8801

Abstract

Waste cow dung and organic waste is a source of household materials that can be used to produce biogas.In hamlet purwosar-2i, in natar, its, southern district the throw off impurities cattle and organic waste houses to the environment and do not understand that both the waste can be processed to be more value products, namely. biogasMany people did not know technically making biogas from both the waste.Hence the need to introduce lesson of both the waste into biogas.The purpose of this activity is to the understanding that waste cow dung and organic waste households can be converted into biogas products that can be used as alternative energy for cooking and megurangi pollution with his second. the wasteMethods used in this event are interactive exposure to small-scale, biogas production households and household organic-waste colud be use to biogas production.
PELATIHAN PEMBUATAN ECOBRICK DALAM MENGURANGI SAMPAH PLASTIK DI PEKON GISTING BAWAH Ergantara, Rani Ismiarti; Marsad, Hardoyo; Nasoetion, Panisean; Sulastri, Sulastri; Atmono, Atmono; Sahara, Kiki Iqbal
Jurnal Bakti Masyarakat Manajemen Vol 5, No 1 (2025): Volume 5 Nomor 1 Tahun 2025
Publisher : Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jbmm.v5i1.21854

Abstract

Indonesia sebagai negara berkembang, permasalahan sampah harusnya mendapat perhatian lebih, dan salah satu jenis sampah yang harus mendapat perhatian lebih adalah sampah plastik. Pengabdian masyarakat yang dilakukan ini sebagai upaya untuk mengurangi sampah plastik di Pekon Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus dengan metode ecobrick. Salah satu permasalahan yang dihadapi sebagian besar masyarakat termasuk masyarakat Pekon Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus adalah sampah. Ecobrick merupakan pemanfaatan sampah plastik ramah lingkungan yang dijadikan sebagai barang berguna yang bernilai ekonomis dan estetis seperti kursi, meja . Selain itu tujuan dari pengabdian masyarakat ini juga merasakan manfaat dari pembuatan ecobrick tersebut. Metode pelaksanaan kegiatan Pengabdian Masyarakat di Pekon Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus dilakukan dengan sosialisasi dan pelatihan secara langsung dengan memaparkan materi pemahaman tentang sampah dan bagaimana cara pengolahan sampah plastik dengan metode ecobrick yang dilaksanakan di balai Pekon Gisting Bawah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mendapat respon dan atusias dari peserta dengan praktik membuat ecobrick, selanjutnya ecobrick yang sudah dibuat dan dirangkai menjadi satu produk ecobrick yaitu tempat duduk, sehingga dengan adanya kegiatan ini masalah sampah plastik di Pekon Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus dapat teratasi.  
PEMANFAATAN FILTRASI SEDERHANA PENJERNIH SUMBER AIR RUMAH TANGGA SEBAGAI AIR BAKU KELURAHAN PIDADA KOTA BANDAR LAMPUNG Ergantara, Rani Ismiarti; Marsad, Hardoyo; Atmono, Atmono; Dwicahya, Vina
Jurnal Bakti Masyarakat Manajemen Vol 2, No 2 (2022): Volume 2 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jbmm.v3i1.11257

Abstract

: Stunting is a condition of failure to thrive in children under five (babies under 5 years old) due to chronic malnutrition, so that children are too short for their age. Malnutrition occurs while the baby is in the womb and in the early postnatal period after the baby is born; however, the stunting condition only appears after the baby is 2 years old. According to Ministry of Health (2018) research, stunting can be caused by poor nutrition (40%), a lack of clean water, and poor sanitation (60%). Clean water is one of the basic human needs to meet healthy living standards. In the Pidada neighborhood itself, there is still a lack of access to clean water, and the problem related to clean water is that there is a lime substance contained in the water. The goal of this activity is to provide the community with solutions for turning dirty water into clean water through the use of filtration. Twenty people from the Pidada Village community participated in Posyandu activities. The results of the implementation of activities where the community is enthusiastic and can understand the criteria for clean water also indicate that the community can also understand the right simple filtration techniques. This can be seen from the many questions and the number of residents who want to try the simple filtration props that have been designed. The simple filtration props demonstrated were made from plastic bottles with a volume of 1.5 liters. Through the socialization method of this activity, it is hoped that it can raise public awareness about improving and maintaining the quality of clean water and also be a solution to the problem of clean water in Pidada Village, which can prevent stunting for the Golden Generation launched by the government.
PEMANFAATAN LIMBAH MINYAK GORENG MENJADI LILIN JELANTAH (The Utilization Of fried Oil Waste Into Used Cooking Candle) Ergantara, Rani Ismiarti; Nasoetioen, Panisean; Sulastri, Sulastri; Atmono, Atmono; Maurinnisa, Dhea Aulia; Lestari, Agustia Indah
Jurnal Bakti Masyarakat Manajemen Vol 3, No 1 (2023): Volume 3 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jbmm.v3i2.14208

Abstract

Used cooking oil is one type of hazardous waste produced from the food processing process with cooking oil. This waste can come from households, stalls, restaurants and other food businesses. Repeated use of cooking oil will result in oil damage because unsaturated fats oxidize to form peroxide compounds and cause many diseases and cause environmental pollution. This activity aims to provide education about the importance of a healthy and clean environment, know how to use used cooking oil waste, and help reduce environmental pollution to be clean and healthy. The methods used are the planning stage, the collection stage of tools and materials, the process stage of making used cooking candles, and the socialization stage. The result of this activity is the use of used edible oil waste into used cooking candle can be an innovative solution in an effort to reduce the level of environmental pollution.
PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI PUPUK KOMPOS DI DESA SUKABANJAR KEC. GEDONG TATAAN, KAB. PESAWARAN, LAMPUNG Hardoyo, Hardoyo; Wulandari, Diah Ayu; Atmono, Atmono; Listyaningsih, Erna; Sidik, Ahmad
Jurnal Bakti Masyarakat Manajemen Vol 1, No 2 (2021): Volume 1 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jbmm.v2i1.7308

Abstract

Jumlah sampah di Indonesia akan meningkat dengan meningkatnya jumlah penduduk. Sampah akan menjadi sunber masalah lingkungan apabila tidak ditangani dengan baik. Perlu usaha untuk merubah pola pikir masyarakat bahwa sampah bukanlah bahan yang tidak berguana, tetapi merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produk yang mempunyai nilai lebih tingg. Salah satu pengolahan yakni mengolah sampah menjadi pupuk kompos. Penduduk Desa Sukabanjar, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pringsewu,sebagian besar mata pencariannya adalah petani pepaya Berdasarkan observasi dan survei lapangan, permasalahan yang dihadapi yaitu buah pepaya hasil dari panen tidak semua dalam keadaan baik sebagian buah tidak layak dijual dan dibuang yang mengakibatkan masalah keseahatan dan estetika.  Dari permasalahan tersebut maka pengabdian masyarakat yang dilakukan di Desa Sukabanjar berupa edukasi pengolahan sampah organik (sampah pepaya) menjadi pupuk kompos.  Metode yang dilakukan dengan memberi penjelasan pengetahuan  pemanfaatan sampah organik yang dapat dijadikan pembuatan kompos, baik pemilahan sampah organiknya dan teknis pembuatan serta pembagian pupuk kompos yang sudah jadihasil pengomposan mahasiswa Teknik Lingkungan Malahayati. Diharapkan dari kegiatan ini masyarakat menjadi lebih memahami bahwa sampah organik bisa dijadikan pupuk kompos.  Kepala Desa Sukabanjar juga meminta ke Prodi Teknik Lingkungan Universitas Malahayati untuk bekerja sama, membimbing dan mendampingi Karang Taruna Desa Sukabanjar dalam pembuatan pupuk kompos.   
PENURUNAN KADAR BESI (FE) MENGGUNAKAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN DENGAN METODE CASCADE AERATOR Natalina, Natalina; Atmono, Atmono; kumaidi, dodo
Jurnal Rekayasa Teknologi dan sains Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Rekayasa, Teknologi, dan Sains
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jrets.v3i2.2045

Abstract

 AbstrakPenelitian ini menggunakan metode cascade aerator yaitu air disebarkan dengan cara mengalirkan pada lempengan tipis yang disusun seperti tangga atau sekat agar terjadi turbulensi untuk mencampur udara yang terabsorpsi dalam cairan tarhadap sampel air sumur gali yang berlokasikan di Kelurahan Rajabasa Pemuka Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung.   Sampel dilakukan 2 (dua) kali pengulangan dengan variasi sudut kemiringan cascade yaitu dengan cascade ∠ 600, ∠ 900 dan ∠ 1200, waktu pengambilan sampel 10 menit, 20 menit, 30 menit, 40 menit, 50 menit dan 60 menit.   Hasil dari penelitian kemiringan cascade ∠ 600 rata-rata sebesar 0,96 mg/l dengan penurunan sebesar 3,12 mg/l dan persentase rata-rata penurunan sebesar 76,48 %, kemiringan cascade ∠ 900 rata-rata sebesar 0,83 mg/l dengan penurunan sebesar 3,25 mg/l dan persentase rata-rata penurunan sebesar 79,61 %, kemudian kemiringan cascade ∠ 1200 rata-rata sebesar 0,72 mg/l dengan penurunan sebesar 3,36 mg/l dan persentase rata-rata penurunan sebesar 82,43 %.   Simpulan dari hasil adalah dengan memvariasikan sudut kemiringan cascade aerator dapat menurunkan kandungan zat besi (Fe) dalam air sumur gali sesuai dengan peraturan Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990 dibawah angka 1,0 mg/l.Kata Kunci: Sumur gali, kandungan zat besi (Fe), aerasi,  cascade aeratorAbstract This research in a cascade aerator namely water propagated by means of flow to the thin arranged as staircase or bulkhead that happened turbulence to mix of air terabsorpsi in a liquid water sample a well at the Rajabasa his in Rajabasa Lampung.  Sample done 2 (two) times repetition with variations the angle of inclination of cascade through the cascade ∠ 600 , ∠ 900and ∠ 1200, when the sample 10 minutes, 20 minutes, 30 minutes, 40 minutes, 50 minutes and 60 minutes.   The result of research slope cascade ∠ 600 an average of 0,96 mg / l with decrease by 3,12 mg/l and the percentage the average decrease by 76,48 %, the slope of the cascade ∠ 900 the average 0.83 mg/l with decrease by 3.25 mg/l and the percentage the average decrease by 79,61 %, then slope cascade ∠ 1200 an average of stood at 0.72 mg/l with decrease by 3.36 mg/l and the percentage the average decrease by 82,43 %. Drawing conclusions from the results is by varying the angle of inclination of a cascade aerator can be lowered ingredients of iron ( fe ) in water a well according to the ordinance Permenkes No.416/Menkes/Per/IX /1990 1.0 in the mg/l. Keywords: Dug-well, content of iron (Fe), aeration, cascade aerator