Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

CASE REPORT KALLMANN SYNDROME IN A 14-YEAR-OLD BOY Anggraeni, Melisa; Arimbawa, Made; Suryawan, IW Bikin
Medicina Vol 44 No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1228.539 KB)

Abstract

Kallmann syndrome is a combination of hypogonadotropic–hypogonadism due to gonadotropine releasing hormone (GnRH) deficiency with anosmia or hyposmia. Magnetic resonance imaging (MRI) reveals hypoplasia or aplasia of the olfactory bulbs. The incidence is estimated at 1 in 10.000 and 50.000 males and females respectively. The main clinical features consists of the absence of spontaneous puberty, partial or total loss of the sense of smell (anosmia). In this case report, we describe a 14 year old boy with Kallmann syndrome who was refferred with delayed puberty and lack of smell function. Physical examination revealed Tanner stage I and proven anosmia from olfactory test. Laboratory test showed low titer of testosteron. Testicular ultrasonography (USG) revealed small testicles. Treatment of this particular patient was with a 25 mg of intramuscular testosterone injection and were then increased by 25 mg every two weeks. Proper management of patients with Kallmann syndrome usually allows them to attain normal reproductive health.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING AND MATHEMATICS (STEM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR DAN SIKAP KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI PERMASALAHAN LINGKUNGAN Melisa Anggraeni; Wawan Eka Setiawan; Ai Hayati Rahayu
JESA-Jurnal Edukasi Sebelas April Vol 9 No 2 (2025): JESA - Jurnal Edukasi Sebelas April
Publisher : LPPM UNSAP & Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan siswa dalam menunjukkan kemampuan berpikir kreatif dan partisipasi siswa yang cenderung pasif sehingga berdampak pada kurangnya sikap kreatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan skor rata-rata kemampuan berpikir dan sikap kreatif siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM) dalam pembelajaran IPA materi masalah lingkungan di kelas V SDN Pakemitan II. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen dan desain One-Group Pretest-Posttest. Sampel penelitian adalah 28 siswa kelas V. Instrumen yang digunakan adalah tes dan angket, penggunaan model sebelum dan sesudah perlakuan. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, uji-t dan uji gain ternormalisasi (N-Gain). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tes kemampuan berpikir kreatif memperoleh skor rata-rata posttest sebesar 83,17, lebih tinggi dari skor rata-rata pretest sebesar 68,82. Pada angket sikap kreatif, nilai rata-rata data akhir sebesar 88,00 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata data awal sebesar 82,78. Uji normalitas dan angket menunjukkan bahwa data memenuhi asumsi uji normalitas sehingga dilanjutkan dengan uji-t. Hasil uji-t sampel berpasangan (paired sample t-test) memperoleh nilai p-value (p) sebesar 0,00 < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima, dimana H1 = terdapat perbedaan skor rata-rata kemampuan berpikir dan sikap kreatif siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran STEM. Berdasarkan data uji gain ternormalisasi (N-Gain), peningkatan kemampuan berpikir dan sikap kreatif siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran STEM termasuk kriteria sedang dengan skor 0,47 dan 0,31. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir dan sikap kreatif siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Science, Technology, Engineering, dan Mathematics (STEM) pada pembelajaran IPA masalah lingkungan di kelas V SDN Pakemitan II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2023/2024.