Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perbandingan Karakteristik Potensi Antibakteri Ekstrak Daun Dan Bunga Kemangi (Ocimum sanctum L) Terhadap Propionibacterium acnes Sesilia Rante Pakadang; Muhammad Anugerah Alam Waris; Kiki Arnalia Sari; Djuniasti Karim
Media Farmasi XXX Vol 18, No 1 (2022): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v18i1.2652

Abstract

Comparison Of Potential Antibacterial Characteristics of Basil (Ocimum sanctum L) Leaf And Flower Extract on Propionibacterium acnesBasil leaves and basil seeds have been shown to contain secondary metabolites such as alkaloids, flavonoids, tannins, polyphenols, essential oils that have the potential as antibacterial. Basil seeds are produced from the seeds of the basil flower. The aim of the study was to identify the chemical constituents and compare the antibacterial potential of basil leaves and flowers (Ocimum sanctum L.) against Propionibacterium acnes. Antibacterial testing method with agar diffusion disk using blank paper disc and Nutrien Agar media. Basil leaves and flowers were macerated with ethanol, then prepared as test materials for concentrations of 10, 20 and 40 mg/ml.  The results showed that basil leaf extract contains alkaloids, tannins, flavonoids and polyphenols. It was concluded that basil leaves and flowers may act as antibacterial Propionibacterium acnes at concentrations of 10 mg/ml, 20 mg/ml and 40 mg ml.  Basil leaves are more potent than basil flowers as an antibacterial Propionibacterium acnes with an optimal concentration of 20 mg/ml, but the amount of chemical compounds in the basil flower extract is higher.Keywords: Leaf; Flower;  Ocimum sanctum L.; Antibacterial; Propionibacterium acnesDaun kemangi dan biji selasih telah dibuktikan   mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, tannin, polifenol, minyak atsiri yang berpotensi sebagai antibakteri. Biji selasih dihasilkan dari niji bunga kemangi. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi kandungan kimia dan membandingkan potensi antibakteri dari daun dan bunga kemangi (Ocimum sanctum L.) terhadap Propionibacterium acnes. Metode pengujian antibakteri dengan disk difusi agar menggunakan blank paper disc dan media Nutrien Agar. Daun dan bunga kemangi dimaserasi dengan etanol, kemudian disiapkan sebagai bahan uji konsentrasi 10, 20 dan 40 mg/ml. Hasil penelitian membuktikan Ekstrak daun kemangi mengandung senyawa alkaloid, tannin, flavonoid dan polifenol. Ekstrak bunga kemangi  mengandung senyawa alkaloid, saponin, tannin, flavonoid dan polifenol. Disimpulkan bahwa daun dan bunga kemangi berpotensi sebagai antibakteri Propionibacterium acnes pada konsentrasi 10 mg/ml, 20 mg/ml dan 40 mg ml. Daun  kemangi lebih potensial dibanding  bunga kemangi sebagai antibakteri  Propionibacterium acnes dengan konsentrasi optimal pada 20 mg/ml, namun jumlah senyawa kimia dalam ekstrak bunga kemangi lebih banyak.Kata kunci : Daun; Bunga; Ocimum sanctum L.; Antibakteri; Propionibacterium
GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN TOGA UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS TUBUH DI KELURAHAN MOJODOYONG KABUPATEN SRAGEN Nur Atikah; Maya Rusita Adiningsih; Muhammad Anugerah Alam Waris
Jurnal Jamu Kusuma Vol. 2 No. 1 (2022): JURNAL JAMU KUSUMA
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.615 KB) | DOI: 10.37341/jurnaljamukusuma.v2i1.32

Abstract

Pendahuluan: Pemeliharaan kesehatan merupakan kegiatan yang dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat tradisional agar terhindar dari serangan penyakit. Segi aplikasi penggunan obat tradisional di masyarakat telah banyak dilakukan. Namun, masih sedikit yang paham fungsi tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional. Tanaman obat yang sering dimanfaatkan oleh keluarga untuk pengobatan sendiri di rumah disebut dengan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Tanaman Obat Keluarga (TOGA) pada saat pandemi sangat bermanfaat untuk peningkatan imunitas tubuh. Keterbatasan informasi masyarakat tentang tindakan pemilihan tanaman obat dan penggunaannya merupakan penyebab terjadinya pengobatan yang tidak rasional. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat di Kelurahan Mojodoyong Kabupaten Sragen dalam pemanfatan Tanaman Obat Keluarga untuk meningkatkan imunitas tubuh. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2022 terhadap 100 responden menggunakan instrumen kuesioner. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden terbanyak pada usia dewasa (20-60 tahun), dengan jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan, pendidikan terbanyak pada tingkat SMA, pekerjaan terbanyak yaitu Petani dan Karyawan Swasta. Tingkat pengetahuan masyarakat di Kelurahan Mojodoyong pada kategori baik sebanyak 22%, pada kategori cukup sebanyak 58%, pada kategori kurang sebanyak 20%. Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan tentang pemanfaatan TOGA untuk meningkatkan imunitas tubuh dalam kategori cukup (58%).
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Daun Mangga (Mangifera indica L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis Muhammad Anugerah Alam Waris; Definingsih Yuliastuti; Septiana Laksmi Ramayani; Alfat Fadri
NUTRITURE JOURNAL Vol 1 No 3 (2022): Jurnal Nutriture
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/nj.v1i3.3755

Abstract

Latar belakang: Infeksi bakteri saat ini, beberapa telah mengalami resistensi terhadap obat antibiotik yang menjadi tantangan besar dalam kesehatan masyarakat diseluruh dunia. Terjadinya evolusi resistensi mikroorganisme dapat menyebabkan beberapa obat antibiotik yang ada menjadi kurang efektif dalam pengobatan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme. Salah satu yang mampu memberikan efek antibakteri yaitu daun mangga atau dengan nama latin M. indica L. yang berasal dari keluarga Anacardiaceae. Tujuan: Untuk mengetahui apakah ekstrak etil asetat daun Mangga memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. aureus dan S. epidermidis Metode: Ekstrak daun Mangga (Mangifera indica L.) diperoleh dengan metode maserasi menggunakan cairan penyari Etil Asetat. Ekstrak yang diperoleh kemudian dilakukan pengujian antibakteri terhadap bakteri uji menggunakan metode difusi dengan variasi konsentrasi 2,5 persen, 5 persen, 10 persen (b per v), kontrol positif Ampicillin dan kontrol negatif DMSO 10 persen. Zona hambat yang terbentuk diukur setelah inkubasi selama 24 jam. Hasil: Terdapat zona hambat pada pengujian antibakteri ekstrak etil asetat daun Mangga (M. indica) terhadap S. aureus sebesar 7,6 mm, 8 mm, 8,7 mm dan 27,3 untuk kontrol positif. Untuk pengujian antibakteri ekstrak etil asetat daun Mangga (M. indica) terhadap S. epidermidis sebesar 7,8 mm, 8,4 mm, 8,6 mm dan 23,3 untuk kontrol positif Simpulan: Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etil asetat daun Mangga (M. indica) memiliki senyawa antibakteri.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Momordica charantia L. terhadap Staphylococcus aureus dan Salmonella thypi Muhammad Anugerah Alam Waris; Muhammad Aris; Muhammad Syarif
NUTRITURE JOURNAL Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Nutriture
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/nj.v2i1.3852

Abstract

Momordica charantia L. mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan alkaloid. Penelitian ini bertujuan mengetahui daya hambat ekstrak M. charantia terhadap pertumbuhan S. aureus dan S. thypi serta konsentrasi terbesar dalam menghambat S. aureus dan S. thypi. Lalu diekstraksi dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak M. charantia dibuat dalam konsentrasi 2,5%, 5%, dan 7,5% diuji kanpada biakan S. aureus dan S. thypi, Na CMC sebagai kontrol negatif dan Cefadroxil sebagai kontrol positi. Penentuan zona hambatan dilakukan dengan metode difusi menggunakan paper disk pada media Nutrient Agar (NA) dengan masa inkubasi 1 x 24 jam pada suhu 37 C. Diameter zona hambatan pada S. aureus rata-rata yang dihasilkan konsentrasi 2,5% (5,2 mm), kosentrasi 5% (5,23 mm), dan kosentrasi 7,5% (7,36 mm), kontrol negatif tidak menghasilkan zona hambat sedang kanpada kontrol positif sebesar 18,96 mm. Sedangkan pada S. thypi menghasilkan zona hambat dengan rata - rata pada kosentrasi 2,5% (8,1 mm), kosentrasi 5% (9,46 mm) dan kesentrasi 9,5% (17,06 mm), dan pada kontrol negatif tidak terlihat zona hambat sedangkan kontrol positif memiliki zona hambat sebesar 19,06 mm.
Antifungal Activity of Cassia alata L. Ethyl Acetate and N-Hexane Leaves Extract against Candida albicans Muhammad Anugerah Alam Waris; Andi Muhammad Farid; Misra
Journal of Public Health and Pharmacy Vol. 1 No. 2: JULY 2021
Publisher : Pusat Pengembangan Teknologi Informasi dan Jurnal Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jphp.v1i2.3714

Abstract

This study aims to determine the effect of Cassia alata L. ethyl acetate and n-hexane leaves extract in inhibiting the growth of Candida albicans. The study used an experimental laboratory. In this study, C. alata ethyl acetate and n-hexane leaves extract used with concentrations of 2% w/v, 4% w/v and 8% w/v. The results showed that ethyl acetate and n-Hexane extracts inhibit C. albicans growth at 2% w/v, 4% w/v and 8% w/v concentrations with diameters of 9 mm, 11 mm, 13 mm for ethyl acetate and 9.3 mm, 12 mm, 14 mm for n-hexane solvent.
Determination of SPF Value of Extract and Fraction Gel Corncob (Zea mays L.) Indri Kusuma Dewi; Nur Atikah; Pramita Yuli Pratiwi; Oemeria Shitta Subadra; Muhammad Anugerah Alam Waris
Indonesian Journal of Acupuncture Vol. 3 No. 1 (2025)
Publisher : HAKTI : Indonesian Acupuncture Therapists Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62354/ijoa.v3i1.57

Abstract

The climate in Indonesia, which tends to be hot due to sunburn, can cause various skin problems. Although sunlight can be beneficial in the synthesis of vitamin D for the body, its adverse effects can also cause atrophy, pigment changes, wrinkles, sunburn, and malignancy (cancer), so the use of sunscreen is essential. The development of cosmetics now leads to natural ingredients, one of which is corn cobs. Corn cobs contain phenolic compounds that have been proven to have the ability as antioxidants that play a role in preventing the adverse effects of sunlight. This study aimed to determine the extract and water fraction SPF value and corncob chloroform originating from the Klaten area. This research was conducted in-vitro using UV-Vis spectrophotometry to assess the SPF of the test material. The results showed that the average SPF of the extracted gel, chloroform fraction gel, and corncob water fraction gel were 9.92; 9.56; 9.08, which means that corn cobs have sunscreen with a maximum SPF value category (SPF between 8-15).