Meningkatnya jumlah persalinan dengan Sectio Caesarea menjadi tantangan bagi bidan untuk melakukan perawatan luka post SC. Infeksi merupakan salah satu penyebab kematian ibu keempat tertinggi di Indonesia. Banyaknya masalah yang terjadi setelah post SC karena adanya infeksi pada luka jahitan. Perawatan luka yang tepat adalah salah satu faktor eksternal yang sangat mendukung dan berpengaruh terhadap proses penyembuhan luka. Salah satunya faktor non farmakologi seperti konumsi tinggi protein yang ada didalam putih telur rebus dan juga penggunaan Madu yang tinggi zat antioksidan. Untuk mengetahui pengaruh konsumsi putih telur dan oles madu terhadap penyembuhan luka post SC. disusun menggunakan study case litelatur review. Data di observasi dengan derajat kesembuhan luka menggunakan instrument REEDA. Terdapat percepatan penyembuhan luka operasi pada ibu post SC yang diberikan intervensi putih telur rebus dan madu (RI skor REEDA hari ke-1=6 di hari ke-5=0 vs RII skor REEDA hari ke-1=5 di hari ke-3=0). Kesimpulannya penggunaan oles madu lebih efektif dalam percepatan penyembuhan luka post SC dibandingkan dengan konsumsi putih telur rebus. Untuk tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan perawatan dan edukasi kepada masyarakat tentang terapi nonfarmakologis konsumsi putih telur rebus dan oles madu sebagai upaya percepatan penyembuhan luka post SC.