The mismatch between the principles of progressivism and educational practices in the field is a challenge in implementing the Independent Curriculum in Rote Ndao Regency. Schools often use an authoritarian approach, with minimal innovative learning media, so the learning atmosphere becomes more varied and dynamic. Teachers tend to be dominant as presenters of material rather than facilitators, which hinders experience-based learning. This study uses a descriptive qualitative method through observation, interviews, and document studies to explore the implementation of progressivism and the Independent Curriculum. The study results show that learning has been adjusted to the development of students, and teachers act as facilitators by motivating them. However, schools must still provide suggestion boxes and learning media according to student needs. For improvement, intensive training is necessary for teachers, and school policies must be strengthened to create a more inclusive and innovative learning environment. Abstrak Ketidaksesuaian antara prinsip progresivisme dan praktik pendidikan di lapangan menjadi tantangan dalam implementasi Kurikulum Merdeka di Kabupaten Rote Ndao. Sekolah sering menggunakan pendekatan otoriter, dengan minimnya penggunaan media pembelajaran yang inovatif, sehingga suasana belajar menjadi monoton dan kurang dinamis. Guru cenderung dominan sebagai penyampai materi daripada fasilitator, yang menghambat pembelajaran berbasis pengalaman. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen untuk mengeksplorasi penerapan progresivisme dan Kurikulum Merdeka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran telah disesuaikan dengan perkembangan peserta didik, dan guru bertindak sebagai fasilitator dengan memotivasi mereka. Namun, sekolah belum menyediakan kotak saran dan media pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik. Untuk perbaikan, diperlukan pelatihan intensif bagi guru dan penguatan kebijakan sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan inovatif.