Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Dm Self Management Training For Cadres In Kuanheum Village, Kupang Barat District: Pelatihan Self Management Dm Bagi Kader Di Desa Kuanheum Kecamatan Kupang Barat Yoany Maria Vianney B. Aty; Elisabeth Herawanti; Trifonia Sri Nurwela
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 8 No. 1 (2022): JPM | Maret 2022
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v8i1.812

Abstract

Kehidupan ekonominya baik bagi   kader di desa Kuanheum Kecamatan Kupang Barat. Metode kegiatan ini adalah pelatihan kader tentang Konsep DM, diet bagi penderita DM, Senam Kaki, managemen. Pada umumnya seseorang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami peningkatan gula darah. Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya DM yakni dengan memberikan edukasi tentang hidup sehat agar gula darah bisa normal dan mengurangi terjadinya komplikasi yang pada akhirnya menyebabkan kematian. Ada 20 penderita Dm di desa Kuanheun. Kegiatan yang telah dilaksanakan untuk menurunkan risiko terjadinya DM pada tahun 2019 yakni   Edukasi tentang  edukasi tentang managemen diri bagi penderita DM. Selain itu tahun 2020 juga dilakukan Pelatihan Self Management Bagi  Keluarga Dengan Resiko DM yaitu 55 %. Setelah diberikan pelatihan pengetahuan keluarga dengan DM  sebagian besar adalah baik. Tahun 2021 Sasaran kegiatan ini adalah para kader. Tujuan kegiatan ini adalah Terlaksananya pelatihan Self Management  DM  stres bagi penderita DM serta cara melakukan pengukurun gula darah menggunakan alat glukotest Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 8-9 Juni 202i. Jumlah peserta 10 orang Kader. Media yang digunakan,modul ber-ISBN, spanduk, alat glukotes. Hasil kegiatan yakni tingkat pemahaman kader tentang managemen DM  meningkat yang diukur dengan kuesioner dan kemampuan melakukan pratek sesuai materi yang diberikan. Para Kader mampu melakukan senam kaki, teknik relaksasi mengatasi stres dan melakukan pemeriksaan gula darah dengan tepat.. Kegiatan ini perlu dimonitor secara periodik, sehingga dapat menekan kejadian DM bagi kelompok beresiko
PENGUATAN PERAN KADER DALAM PENGENALAN TANDA BAHAYA DIARE PADA BALITA MELALUI PENDEKATAN MTBS DI POSYANDU KAMBOJA, PUSKESMAS SIKUMANA, KOTA KUPANG Agustina Ina; Jane Leo Mangi; Fransiskus Salesius Onggang; Oklan BT Liunokas; Trifonia Sri Nurwela; Maria Fatima Saga Wea; Fitri Handayani
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1: Juni 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

: Diare masih menjadi salah satu penyebab utama kesakitan pada balita di Indonesia, termasuk di Kota Kupang. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang tanda bahaya diare serta kurangnya keterampilan kader Posyandu dalam penatalaksanaan awal menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, penguatan kapasitas kader melalui pendekatan MTBS sangat penting untuk mendeteksi dini, memberikan penanganan awal, serta melakukan rujukan tepat waktu terhadap kasus diare pada balita. Tujuan kegiatan ini adalah untuk Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader Posyandu tentang MTBS khususnya penatalaksanaan diare. Meningkatkan peran aktif kader dalam deteksi dini, edukasi keluarga, dan penanganan awal balita dengan diare di masyarakat. Mendukung program Puskesmas dalam penurunan angka kesakitan akibat diare pada balita. Kegiatan dilakukan melalui beberapa tahapan: Survei awal (pre-test) untuk mengukur pengetahuan kader. Penyuluhan dan pelatihan interaktif mengenai konsep MTBS dan penanganan diare. Simulasi dan demonstrasi langsung pemberian oralit, edukasi gizi, dan pengenalan tanda bahaya. Pemberian media edukasi berupa leaflet dan buku saku kader. Hasil yang dicapai:Terdapat peningkatan signifikan pada pemahaman kader mengenai tanda bahaya diare dan tata cara penanganan awalTerjalin kerja sama yang baik antara tim abdimas, dan kader, Kader mampu membuat larutan oralit rumah tangga, mengenali tanda dehidrasi, dan memahami alur rujukan. Kesimpulan: Kegiatan pengabdian ini terbukti efektif dalam meningkatkan kapasitas kader Posyandu Kamboja dalam penatalaksanaan balita sakit, khususnya diare, melalui pendekatan MTBS. Peningkatan peran kader menjadi kunci dalam mempercepat deteksi dan penanganan kasus diare di tingkat masyarakat.Saran: Kader didorong untuk aktif melaporkan dan mendokumentasikan kasus diare balita ke Puskesmas