Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

JENIS-JENIS JAMUR BASIDIOMYCETES FAMILIA POLYPORACEAE DI HUTAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN BENGO-BENGO KECAMATAN CENRANA KABUPATEN MAROS Tambaru, Elis; Abdullah, Asadi; Alam, Nur
BIOMA : Jurnal Biologi Makassar Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jamur Basidiomycetes dari Familia Polyporaceae di hutan Pendidikan UniversitasHasanuddin Bengo-Bengo Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui berbagai jenis jamur Basidiomycetes makroskopis Familia Polyporaceae tumbuh di Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin Bengo-Bengo Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros.Penelitian ini digunakan metode jelajah (Cruise Method) sedangkan dalam identifikasi dan deskripsi specimen jamur digunakan deskriptifeksploratif. Pengambilan sampel dibagi menjadi 5 stasiun. Hasil penelitian ditemukan Familia Polyporaceaeada 18 species: Amylosporus campbellii, Laetiporus cincinnatus, Microporus affinis, Microporellus obovatus, Microporus xanthopus, Panus strigellus, Polyporus arcularius, Polyporussp., Polyporus brumalis, Polyporus varius, Polyporusdermoporus, Polyporus versicolor, Pycnoporus cinnabarinus, Trametes sp., Trametes spp.,Trametes suaveolens, Trametes versicolor, dan Ganoderma aplanatum.Kata Kunci: Jamur,Basidiomycetes, Polyporaceae, Maros
PEMULIAAN TANAMAN PADI AROMATIK LOKAL KABUPATEN ENREKANG SULAWESI SELATAN Masniawati, A; Baharuddin, .; Joko, Tri; Abdullah, Asadi
Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam Vol 4, No 2 (2015): September
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.917 KB) | DOI: 10.35580/sainsmat4220392015

Abstract

Kabupaten Enrekang merupakan  sentra penanaman padi lokal Aromatik, hanya saja padi lokal tersebut memiliki umur yang panjang dan produktivitasnya masih rendah. Salah satu cara untuk memperbaiki karakter padi lokal adalah dengan menyilangkan dengan padi unggul nasional.  Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bibit padi lokal aromatik yang memiliki karakter seperti padi unggul nasional yaitu berumur pendek, memiliki aoma, potensi produksi tinggi dan tinggi berkisar 100 cm. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret ? September 2014. Persilangan dilakukan antara padi Aromatik Lokal Kab. Enrekang yaitu Pare Mandoti, Pare Pallan, Pare Pinjan dan Pare Lotong dengan varietas unggul  Ciherang. Hasil penelitian hingga tahap ini telah berhasi diperoleh generasi Fi hasil persilangan dan akan dikarakterisasi secara morfologi dan molecular untuk mendapatkan bibit tanaman padi Aromatik Unggul. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Telah berhasil dilakukan persilangan antara padi lokal aromatic Kabupaten Enrekang dengan varietas unggul ciherang, 2. Telah diperoleh generasi F1 dari hasil silangan antara Pare Mandoti, Pare Pinjan, Pare Lambau, dan Pare Lotong dengan varietas unggul Ciherang.Kata Kunci: Kabupaten Enrekang, Padi Aromatik, Pemuliaan Tanaman, Varietas Unggul
Comparison of Probiotic Isolate Growth in Natural Culture with Various Carbon Sources: Perbandingan Pertumbuhan Isolat Probiotik pada Media Alami dengan Berbagai Jenis Sumber Karbon Ilmiah, Sitti Nur; Dwyana, Zaraswati; Abdullah, Asadi
Journal of Pharmacy and Science Vol. 6 No. 2 (2021): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : Akademi Farmasi Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53342/pharmasci.v6i2.218

Abstract

Probiotik merupakan mikroba hidup yang memberikan pengaruh menguntungkan pada inang karena dapat menyeimbangkan mikroba yang ada dalam saluran pencernaan menjadi meningkat. Pemanfaatan tersebut dapat memberikan pengaruh positif dan kesehatan bagi inang sehingga sangat baik untuk diaplikasikan. Pemanfaatan bahan alami dapat menekan biaya media tumbuh sehingga perlu penggantian media sintetik dengan media alami karena memiliki harga yang relatif lebih murah tetapi mengandung nutrien penting bagi pertumbuhan mikroba. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan isolat probiotik berdasarkan lama waktu kutur dalam media alami yang mengandung sumber karbon berbeda. Pertumbuhan isolat probiotik dalam berbagai sumber karbon dilakukan melalui metode Standard Plate Count (SPC). Melalui metode SPC didapatkan jumlah koloni isolat G dari masing-masing media berupa kanji, sagu, dan dedak yaitu 2,3 x 108 Cfu/mL, 6,4 x 106 Cfu/mL, dan 4,3 x 106 Cfu/mL selama 48 jam; 2,6 x 108 Cfu/mL, 1,6 x 108 Cfu/mL, dan 1,0 x 108 Cfu/mL selama 96 jam; 4,6 x 108 Cfu/mL, 1,8 x 108 Cfu/mL, dan 1,2 x 108 Cfu/mL selama 144 jam. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa isolat G mampu ditumbuhkan dalam media alami berupa kanji, sagu dan dedak.
STUDI STATUS HARA NITROGEN (N), FOSFOR (P) DAN KALIUM (K) SAWAH TADAH HUJAN DESA MALEK KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS Poespodihardjo, Angga; Hayati, Rita; Asadi, Asadi
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 5, No 3 (2016): Desember 2016
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kecamatan Paloh merupakan daerah yang memiliki sawah tadah hujan salah satunya berada di Desa Malek, yang tanahnya dimanfaatkan untuk budidaya tanaman padi. Varietas yang digunakan oleh penduduk Desa Malek adalah varietas lokal dan diusahakan dalam satu tahun dua kali. Sumber air berasal dari air hujan, dalam pemanfaatan tanah aluvial tersebut mempunyai kendala atau kekurangan yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi  tanaman yang berbeda pada suatu lahan dengan lahan yang lainnya.. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui studi ststus hara nitrogrn (N), fosfor (P) dan kalium (K) sawah tadah hujan desa malek kecamatan paloh kabupaten sambas agar bisa menentukan rekomendasi pupuk yang tepat untuk petani. Metode yang digunakan adalah metode survei pada lokasi penelitian dan dianalisis di laboratorium serta wawancara petani agar dapat mendapatkan gambaran lokasi yang diteliti. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan kerja kerja mulai dari persiapan, pengambilan sampel tanah, analisis sampel tanah di labolatorium dan analisis data. Berdasarkan hasil penelitian dilokasi didapatkan bahwa hasil analisis pH tanah tergolong netral hingga agak alkalis, N tergolong rendah, P tergolong rendah hingga sangat rendah, K sangat tinggi, C-organik rendah hingga sangat rendah ini membuat status kesuburan tanah di lokasi penelitian tergolong rendah. Sehingga diperlukan rekomendasi pupuk Urea, SP36, dan KCL untuk meningkatkan kesuburan tanah. Kata Kunci : Sawah Tadah Hujan, Kesuburan Tanah, Pemupukan N, P dan  K, Tanaman Padi.
Penataan Batas Wilayah Administrasi Desa, Hambatan dan Alternatif Solusi dengan Pendekatan Geospasial Asadi Asadi
Jurnal Borneo Administrator Vol 12 No 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : Puslatbang KDOD Lembaga Administrasi Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.382 KB) | DOI: 10.24258/jba.v12i2.237

Abstract

Law No. 6 of 2014 concerning Villages provides additional evidence that Indonesia has paid more attention and respect to the existence of villages. The significant amount of village expansion lately is not matched with the clarity of village boundaries that may rise in to potential conflicts. Ideally, the entire instruments to structure village boundaries must first be prepared. One of the instruments needed is the availability of large scale of basic maps (topographical maps) as the main instrument of making a village map. Unfortunately, the large-scale topographical maps are not available yet. This paper provides an alternative acceleration of village boundaries arrangement using High Resolution Satellite Imagery Data that has passed orthorectified process. By involving the community and village leaders in the process of structuring boundaries, and supported by the spirit of fraternity, all problems occured during the activity of village boundaries can be solved with the very best solution.Keywords: village boundary, High Resolution Satellite Imagery Data, spirit of fraternityUndang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa memberikan tambahan bukti bahwa negara semakin memperhatikan dan menghormati keberadaan desa. Adanya pemekaran wilayah desa yang signifikan akhir-akhir ini, tidak diimbangi dengan kejelasan batas wilayah desa,berpotensi menimbulkan konflik. Idealnya, seluruh instrumen untuk melakukan penataan batas wilayah desa harus terlebih dahulu disiapkan. Salah satu instrumen tersebut adalah tersedianya peta dasar (peta rupabumi) skala besar sebagai bahan utama pembuatan peta desa. Sayangnya ketersediaan peta rupabumi skala besar belum tersedia. Tulisan ini memberikan alternatif percepatan penataan batas wilayah desa yang dapat menggunakan Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) yang sudah melalui proses ortorektifikasi. Dengan melibatkan masyarakat dan tokoh masyarakat desa dalam melakukan proses penataan batas wilayah, dan dengan didukung semangat persaudaraan, diharapkan permasalahan batas wilayah desa dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.Kata kunci: batas desa, metode kartometrik, CSRT, semangat persaudaraan
GENETIC CONTROL OF SOYBEAN RESISTANCE TO SOYBEAN POD SUCKER (Riptortus linearis L.) Asadi Asadi; Aziz Purwantoro; Sahiral Yakub
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 34, No 1 (2012)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v34i1.141

Abstract

Riptortus linearis represents the most common pod sucking pest on soybean. Genetic studies on inheritance of resistance to the pest are needed. The study used B4400 and B3802 genotypes as resistant parents, Tambora as susceptible parent. Crosses were made to form F2 population of Tambora x B4400, and Tambora x B3802. A total of 10-20 seeds each of resistant and susceptible parents, 220 F2 seeds of Tambora x B4400 crosses, and 232 F2 seeds of Tambora x B3802 crosses were grown in pots, one plant/pot. The plants were infested with adult R. linearis (riptortus), at the R2 stage. The results showed that the population of riptortus in each of the F2 soybean population at 7 and 15 days after infestation were >2 insects/25 plants, which enables the study of genetic resistance to soybean pod sucker. Heritability values indicated that resistance to pod sucker was controlled by genetic factors. The resistance to riptortus in B4400 and B3802 genotypes was controlled by two recessive genes located at different loci, and interacted with each other with epistatic dominant reaction. With an assumption that B and C genes were dominant, hence the resistance genes found in both soybean genotypes were bbcc.   Keywords: genetic resistance, soybean pod sucker Riptortus linearis L.
Keragaman Karakter Morfologi, Komponen Hasil, dan Hasil Plasma Nutfah Kedelai (Glycine max L.) Putri, Priskilla Purnaning; Adisyahputra, Adisyahputra; Asadi, Asadi
Bioma Vol. 10 No. 2 (2014): Bioma
Publisher : LPPM Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.057 KB) | DOI: 10.21009/Bioma10(2).7

Abstract

Abstract Soybean (Glycine max L.) is annual crop that have high morphologies and yield components diversity. The research was conducted at the first season of 2011, the objective of the research were to find morphological, yield, and yield component of Soybean germplasm (Glicine max L.). The research was carried out at experimental station BB-BIOGEN Citayam, Depok, and laboratory of Gene Bank BB-BIOGEN. The experiment used randomized block design with 100 different accessions and three replications for each accession. Based on the observation, the morphological characters have many visual forms. They are as follows: growth percentage in which 19.33 – 99%; growth types were determinate and indeterminate, the leave form was triangle to sharp; purple and white flowers; yellow and black seeds color. The range of values for each characteristic component are as follows: plant height 29,23 – 104,25 cm; number of pods per plant was 23,6 – 99,82; flowering time 33 – 47 days after planting; 100 seed weight 5,98 – 20,77 gram; maturing time 75 – 96,67 days after planting; root nodule’s weight 0,004 – 0,109 gram; seed’s weight 3,15 – 11,45 gram/plant. Among the accessions, the highest yield was shown by B 4323 (643,27 gram/3,6 m2). Significant correlation was shown between soybean’s yield components and yield which were plant’s height, growth percentage, numbers of main stem’s node, numbers of pods, seeds weight for each plant and root nodule’s weight. 100 seeds weight showed significant negative correlation with soybean components. Key words: germplasm, morphological characteristics, soybean, yield components
Pelatihan Teknik Aseptis Dalam Upaya Mengurangi Kontaminasi Mikroba Pada Petani Jamur Tiram Pleurotus ostreatus di Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep : Aseptic Technique Training to Reduce Microbial Contamination for Pleurotus ostreatus Oyster Mushroom Farmers in Labakkang District, Pangkep Regency Dwyana, Zaraswati; Haedar, Nur; Salam, Abdul; Abdullah, Asadi; Tuwo, Mustika
Vivabio: Jurnal Pengabdian Multidisiplin Vol. 6 No. 2 (2024): VIVABIO: Jurnal Pengabdian Multidisiplin
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/vivabio.v6i2.52571

Abstract

Community service has been carried out regarding aseptic technical training in an effort to reduce microbial contamination among Pleurotus ostreatus oyster mushroom farmers in Labakkang District, Pangkep Regency. The service was carried out in front of eastern mushroom farmers, groups of women and teenagers in Bara Batu village, Labakkang District, Pangkep Regency. In service activities, demonstrations and training are carried out on the use of aseptic methods in transferring fungal spores into mushroom bags, sanitation techniques for rooms and equipment used. The public is very enthusiastic about learning aseptic techniques in mushroom seed management to avoid rot damage to the mushroom growing media. This training activity was carried out face to face at the eastern mushroom business premises. This activity was attended by 50 people consisting of oyster mushroom farming groups, teenagers, Biology students from FMIPA Hasanuddin University. The method of service activities carried out is the delivery of scientific material and direct practice. From the results of the activities, training participants have knowledge about aseptic techniques to reduce contamination for oyster mushroom farmers so that the success rate of oyster mushroom harvesting can increase compared to before. ABSTRAK Telah dilakukan pengabdian masyarakat tentang pelatihan teknis aseptis dalam upaya mengurangi kontaminasi mikroba pada petani jamur tiram Pleurotus ostreatus di Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep. Pengabdian dilakukan dihadapan petani jamur timur ,kelompok ibu-ibu dan remaja  di desa Bara Batu Kec.Labakkang Kabupaten Pangkep. Dalam kegiatan pengabdian di lakukan demontrasi dan pelatihan  penggunan metode aseptis dalam memindahkan spora jamur ke dalam baglog jamur, teknik sanitasi terhadap ruangan dan peralatan yang digunakan. Masyarakat sangat antusias untuk mempelajari Teknik aseptis didalam pengelolaan pembenihan jamur untuk menghindari kerusakan kebusukan dari media tumbuh jamur.  Kegiatan pelatihan ini  dilakukan dengan tatap muka langsung di tempat usaha jamur timur. Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang yang terdiri dari kelompok tani jamur tiram , remaja , mahasiswa Biologi FMIPA Universitas Hasanuddin.  Metoda kegiatan pengabdian yang dilakukan adalah penyampaian materi ilmiah dan praktek langsung. Dari hasil kegiatan peserta pelatihan mempunyai pengetahuan tentang Teknik aseptis untuk mengurangi kontaminasi pada petani jamur tiram sehingga tingkat keberhasilan panen jamur tiram dapat meningkat dari sebelumnya.
Penerapan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) Pada Satuan Kerja Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo Asadi, Asadi; Sulistiyowati, Yayuk
Journal of Indonesian Economic Research Vol. 1 No. 2 (2023)
Publisher : Yayasan Lentera Avanya Nagari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61105/jier.v1i2.62

Abstract

This study aims to test how the Sidoarjo Sludge Control Center applies the Accrual-Based Accounting Application System (SAIBA) in the preparation of financial statements. Research is a type of qualitative research with methods, namely: summarizing, choosing the main things, focusing on important things, looking for themes and patterns and discarding unnecessary (data reduction), displaying data or commonly referred to as presenting data, drawing conclusions and verification. Results and discussion: The Sidoarjo Sludge Control Center Work Unit has implemented the SAIBA application to prepare financial statements in accordance with the following excerpts of interviews with SAIBA operators: Since PPLS was established in 2017, we have implemented SAIBA to prepare financial statements. The preparation of financial statements using SAIBA is in accordance with applicable regulations, because SAIBA has accommodated current regulations, both from the Minister of Finance and Government Regulations. In the application of the SAIBA application, obstacles were found, namely the difference between journals formed by SIMAK BMN and MAK capital expenditure as conveyed by the SIMAK BMN Operator that journals formed by SIMAK BMN were often incompatible type of MAK capital expenditure, Road, Irrigation and Network (JIJ) expenditure becomes Equipment and Machinery or Building Assets so that it appears that the BMN transaction journal has not been adjusted. Conclusion: The Sidoarjo Sludge Control Center Work Unit has implemented the SAIBA application well in preparing its financial statements in accordance with government accounting standards. Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo menerapkan Sistem Aplikasi Akuntansi Berbasis Akrual (SAIBA) dalam penyusunan laporan keuangan. Penelitian merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode yaitu : merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (reduksi data), mendisplaykan data atau biasa disebut dengan penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil dan diskusi: Satuan Kerja Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo telah menerapkan aplikasi SAIBA untuk menyusun laporan keuangan sesuai   dengan wawancara dengan operator SAIBA berikut : Sejak PPLS dibentuk  Tahun 2017 kami sudah menerapkan SAIBA untuk menyusun laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan menggunakan SAIBA sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku, karena SAIBA sudah mengakomodasi peraturan-peraturan  yang  sedang berlaku,  baik dari Menteri Keuangan maupun Peraturan Pemerintah. Dalam penerapan aplikasi SAIBA, ditemukan kendala  yaitu  adanya  perbedaan  jurnal  bentukan  SIMAK  BMN dengan MAK belanja modal seperti yang disampaikan oleh Operator SIMAK  BMN  bahwa  jurnal  bentukan  SIMAK  BMN yang  sering tidak  sesuai  dengan  jenis  MAK  belanja  modalnya,  belanja  Jalan, Irigasi dan Jaringan (JIJ) menjadi Aset Peralatan dan Mesin atau Gedung sehingga muncul jurnal transaksi BMN belum disesuaikan. Kesimpulan: Satuan  Kerja  Pusat  Pengendalian  Lumpur  Sidoarjo  telah  menerapkan aplikasi SAIBA dengan baik dalam penyusunan laporan keuangannya yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.
The Widespread Use of Foreign Word on Artificial Element Topographical Name in the District and the City of Bogor Asadi, Asadi
Jurnal Bina Praja Vol 8 No 2 (2016)
Publisher : Research and Development Agency Ministry of Home Affairs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21787/jbp.08.2016.231-242

Abstract

Lately, found many artificial elements topographical names for the names of residents, apartments, and modern markets in a foreign language, especially English. Referring to the legislation governing the use of topographical names, then the provision of topographical names must use Indonesian or local languages. Unfortunately, the obligation to use Indonesian in the provision of topographical names has not been properly socialized and the violation is not accompanied by legal sanctions. This paper examines the issues that are currently going on and developed in society towards topographical naming of artificial elements and the factors that cause the use of foreign names. The method used in this study is a descriptive qualitative method. The result of the study concluded that the English naming for the topographical name of artificial elements due to the influence of globalization, marketing strategy by housing developers, legislation that has not been properly socialized, and the absence of sanctions against violations of the obligation to use Indonesian in the topographical naming of artificial elements. It is expected that this paper can provide awareness to all parties to use Indonesian in the topographical naming of the artificial elements.