Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Perbandingan Kemampuan Sedimen Rawa dan Sawah Untuk Mereduksi Sulfat dalam Air Asam Tambang (AAT) Fahruddin, .; Haedar, Nur; Nursiah, La Nafie
Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam Vol 3, No 2 (2014): September
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.98 KB) | DOI: 10.35580/sainsmat3211212014

Abstract

Air Asam Tambang (AAT) dapat ditanggulangi dengan menggunakan sedimen sebagai sumber inokulum mikroba dalam mereduksi sulfat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sedimen rawa dan sawah dalam peningkatan pH, penurunan kadar sufat dan jumlah mikroba pada air asam tambang. Perubahan pH diukur dengan menggunakan pH meter, kadar sulfat diukur dengan metode titrasi dan total mikroba dihitung dengan metode SPC (standar plate count). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian sedimen pada AAT dapat meningkatkan pH AAT dari 3 menjadi 6,263 pada sedimen rawa dan menjadi pH 6,557 setelah 30 hari. Pemberian sedimen juga mampu menurunkan kadar sulfat dari 563,15 ppm menjadi 327,41 ppm pada sedimen rawa dan menjadi 237,44 ppm pada hari ke-30. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa jumlah mikroba pada sedimen rawa meningkat dari 2x105 sel/ml menjadi 37X105 sel/ml dan pada sedimen sawah juga meningkat dari 4,3X105 sel/ml menjadi 86X105 sel/ml pada hari ke-20.Kata Kunci: Sedimen, Air Asam Tambang, Bakteri Pereduksi Sulfat
PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) FERMENTASI DAN SABUN VCO DI KELURAHAN PALLANTIKANG, KECAMATAN MAROS, KABUPATEN MAROS Haedar, Nur; Umriani P Umar, Nur; Salam, Abdul; Dwyana, Zaraswati; Umar, Muhammad Ruslan; Gani, Fuad; Sardiani, Nenis; Jamaluddin, Mutia Putri; Tuwo, Mustika
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 9 No. 2 (2024): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 9 NO. 2 MEI 2024
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v9i2.27281

Abstract

Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan minyak kelapa yang dibuat tanpa pemanasan atau tambahan bahan apapun sehingga komponen antioksidannya tidak mengalami kerusakan sehingga sering disebut juga minyak murni atau minyak perawan. VCO mengandung asam laurat yang tinggi dan dalam tubuh akan diubah menjadi monolaurin yaitu sebuah senyawa monogliserida yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh manusia terhadap penyakit serta mempercepat proses penyembuhan. Pembuatan VCO bisa dengan berbagai cara dan salah satunya dengan fermentasi dengan menggunakan ragi roti. Metode ini mudah dalam pembuatan selain itu VCO juga dapat dibuat menjadi sabun VCO. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan akan khasiat VCO dan sabun VCO bagi kesehatan serta minat berwirausaha masyarakat sehingga bisa meningkatkan perekonomian keluarga di Kelurahan Pallantikang Kecamatan Maros Baru Kabupaten Maros. Tahapan kegiatan didahului dengan survei lokasi dan pembuatan VCO skala laboratorium. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan penyuluhan/ceramah  terkait  khasiat VCO bagi kesehatan, cara pengemasan dan  pemasaran produk secara online. Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan dan praktek pembuatan VCO secara fermentasi dan diakhiri dengan diskusi. Kegiatan ini dihadiri oleh ibu-ibu dan remaja putri yang merupakan sasaran kegiatan ini PKM dan juga pemerintah setempat. Kegiatan berjalan lancar dan peserta menunjukkan antusias yang tinggi dalam diskusi maupun praktek. Hasil evaluasi kegiatan berdasarkan pre dan post test menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta tentang VCO fermentasi dan sabun VCO setelah kegiatan. Kegiatan ini diharapkan meningkatkan minat wirausaha sehingga bisa meningkatkan perekonomian keluarga dengan memanfaatkan potensi lokal. Kata kunci: Virgin Coconut Oil (VCO) fermentasi, sabun VCO, Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Maros Baru.     ABSTRACT Virgin Coconut Oil (VCO) is coconut oil made without heating or adding any ingredients so that the antioxidant components are not damaged, so it is often called pure oil or virgin oil. VCO contains high lauric acid and in the body will be converted into monolaurin, a monoglyceride compound that can increase the human body's resistance to disease and accelerate the healing process. VCO can be made in various ways and one of them is by fermentation using baker's yeast. This method is easy to make and VCO can also be made into VCO soap. This activity aims to increase knowledge of the efficacy of VCO and VCO soap for health and community entrepreneurial interest so that it can improve the family economy in Pallantikang Village, Maros Baru Subdistrict, Maros Regency. The activity stages were preceded by a location survey and laboratory-scale VCO production. The implementation of activities in the form of counseling / lectures related to the efficacy of VCO for health, how to package products and online product marketing followed by training and practice of making VCO by fermentation and ending with discussion. During the activity the participants showed high enthusiasm in practice and discussion, this was in line with the increase in their knowledge of fermented VCO to 60% and felt that their knowledge of how to make VCO and VCO soap had increased. This activity is expected to increase entrepreneurial interest so that it can improve the family economy by utilizing local potential. Keywords: Fermented Virgin Coconut Oil (VCO), VCO soap, Pallantikang Village, Maros Baru District.
Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Pinrang Melalui Pemanfaatan Kelapa, Kacang Tanah dan Kakao (Kalangka) dalam Proses Fermentasi Menjadi Produk Bahan Makanan Permatasari, Nur Umriani; Natsir, Hasnah; Haedar, Nur; Musa, Bulkis; Situmorang, Sarah Victoria Octovianni; Anggriani, Dhea Faraditha
Abdimas Galuh Vol 6, No 2 (2024): September 2024
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v6i2.15462

Abstract

Kabupaten Pinrang adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terkenal akan kelimpahan kekayaan hayati seperti kacang tanah, kakao, dan kelapa. Ketiga komoditas ini bila diolah melalui tahap fermentasi maka dapat menjadi bioproduk pangan yang berpotensi tinggi dan berkualitas. Fermentasi adalah proses tranformasi kimia substrat organik dengan memanfaatkan aktivitas enzim dari mikroorganisme. Kacang kedelai dan kacang tanah yang difermentasi serta penambahan ragi Rhizopus sp. menghasilkan bioproduk pangan yang dikenal sebagai tempe kalangka yang bermanfaat mencegah penyakit kanker payudara dan jantung koroner. Larutan palape dari limbah air kelapa dan kakao menjadi media asam yang mempercepat pertumbuhan ragi tempe. Nata de coko tinggi kandungan serat dapat meningkatkan kesehatan pencernaan. Metode pembuatan produk tersebut mudah untuk diterapkan. Kegiatan ini bertujuan memberikan pengetahuan akan cara pembuatan tempe, larutan palape dan nata de coko skala home industry, serta menumbuhkan kesadaran berwirausaha yang dapat memperbaiki taraf ekonomi keluarga di Kelurahan Tiroang, Kabupaten Pinrang. Langkah awal yang dilakukan yaitu mensurvei lokasi dan pembuatan ketiga produk dalam skala laboratorium. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan sesi penyuluhan materi manfaat ketiga produk beserta cara pembuatan desain pengemasan yang baik, dan diakhiri dengan sesi diskusi. Kegiatan ini dihadiri oleh target PKM, yaitu kaum ibu rumah tangga serta perwakilan daerah setempat. Kegiatan berlangsung dengan lancar dimana para hadirin mengikuti dengan seksama dan penuh antusias baik dalam sesi diskusi dan praktik. Survei data kegiatan melalui uji pre-test dan post test yang menunjukkan peningkatan pemahaman peserta terkait pelatihan yang diberikan. Diharapkan, kegiatan ini meningkatkan pemanfaatan komoditi lokal secara optimal.
Pelatihan Teknik Aseptis Dalam Upaya Mengurangi Kontaminasi Mikroba Pada Petani Jamur Tiram Pleurotus ostreatus di Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep : Aseptic Technique Training to Reduce Microbial Contamination for Pleurotus ostreatus Oyster Mushroom Farmers in Labakkang District, Pangkep Regency Dwyana, Zaraswati; Haedar, Nur; Salam, Abdul; Abdullah, Asadi; Tuwo, Mustika
Vivabio: Jurnal Pengabdian Multidisiplin Vol. 6 No. 2 (2024): VIVABIO: Jurnal Pengabdian Multidisiplin
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/vivabio.v6i2.52571

Abstract

Community service has been carried out regarding aseptic technical training in an effort to reduce microbial contamination among Pleurotus ostreatus oyster mushroom farmers in Labakkang District, Pangkep Regency. The service was carried out in front of eastern mushroom farmers, groups of women and teenagers in Bara Batu village, Labakkang District, Pangkep Regency. In service activities, demonstrations and training are carried out on the use of aseptic methods in transferring fungal spores into mushroom bags, sanitation techniques for rooms and equipment used. The public is very enthusiastic about learning aseptic techniques in mushroom seed management to avoid rot damage to the mushroom growing media. This training activity was carried out face to face at the eastern mushroom business premises. This activity was attended by 50 people consisting of oyster mushroom farming groups, teenagers, Biology students from FMIPA Hasanuddin University. The method of service activities carried out is the delivery of scientific material and direct practice. From the results of the activities, training participants have knowledge about aseptic techniques to reduce contamination for oyster mushroom farmers so that the success rate of oyster mushroom harvesting can increase compared to before. ABSTRAK Telah dilakukan pengabdian masyarakat tentang pelatihan teknis aseptis dalam upaya mengurangi kontaminasi mikroba pada petani jamur tiram Pleurotus ostreatus di Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep. Pengabdian dilakukan dihadapan petani jamur timur ,kelompok ibu-ibu dan remaja  di desa Bara Batu Kec.Labakkang Kabupaten Pangkep. Dalam kegiatan pengabdian di lakukan demontrasi dan pelatihan  penggunan metode aseptis dalam memindahkan spora jamur ke dalam baglog jamur, teknik sanitasi terhadap ruangan dan peralatan yang digunakan. Masyarakat sangat antusias untuk mempelajari Teknik aseptis didalam pengelolaan pembenihan jamur untuk menghindari kerusakan kebusukan dari media tumbuh jamur.  Kegiatan pelatihan ini  dilakukan dengan tatap muka langsung di tempat usaha jamur timur. Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang yang terdiri dari kelompok tani jamur tiram , remaja , mahasiswa Biologi FMIPA Universitas Hasanuddin.  Metoda kegiatan pengabdian yang dilakukan adalah penyampaian materi ilmiah dan praktek langsung. Dari hasil kegiatan peserta pelatihan mempunyai pengetahuan tentang Teknik aseptis untuk mengurangi kontaminasi pada petani jamur tiram sehingga tingkat keberhasilan panen jamur tiram dapat meningkat dari sebelumnya.
Isolation and Identification of Carbonoclastic Fungi Causing Damage to Prehistoric Paintings in the Maros-Pangkep Karst Area Khotimah, Nur Husnul; Haedar, Nur; Abdullah, As'adi; Gani, Fuad; Heriadi
International Journal of Applied Biology Vol. 8 No. 1 (2024): International Journal of Applied Biology
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The carbonoclastic fungi known as a fungi that can produce calcium carbonate crystals (CaCO3) through the urease enzyme produced to hydrolysis of urea contained in the substrate or growth medium. The presence of carbonoclastic fungi is frequently observed in the karst areas cave wall painting, which are a type of ancient artifact. The destruction to the ancient cave artwork is brought on by the fungus. The purpose of this study was to obtain and determine the types of carbonoclastic fungi that cause damage to cave wall paintings in the Maros-Pangkep karst area. Isolation and selection of carbonoclastic fungi were carried out using Christensen Urea Agar medium. The CaCO3 precipitate potential test was carried out by calculating the mass CaCO3 precipitates formed and analysis of ammonia levels and cell biomass produced during the growth period. Fungi identification was performed using the 18S rRNA gene molecular markers. Twenty four fungi isolates obtained from swab samples in Parewe and Bulu Sipong caves, 7 positive isolated belonged to carbonoclastic fungi. The results of CaCO3 precipitates, namely isolate Ps3 producing precipitates of 80,30 mg with ammonia content value of 701,7064 ppm and cell biomass of 333,80 mg. The identification results showed that Ps3 isolate belongs to Aspergillus sp. strain BW1.
POTENSI ABALON TROPIS Haliotis asinina L. SEBAGAI SUMBER INOKULUM JAMUR SIMBION PENGHASIL ANTIMIKROBA Litaay, Magdalena; Sari, Karlina; Gobel, Risco B; Haedar, Nur
Jurnal Ilmu Kelautan SPERMONDE VOLUME 3 NUMBER 1, 2017
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jiks.v3i1.2124

Abstract

The research about “The Potencial of Tropical Abalone Haliotis asinina L. As Source of Mushroom Antimicroba ProducingSymbionts” had been done. This research aimed to know the abalone potency as a source of inoculum and to characterizeisolate fungal symbionts H. asinina L. Isolation of fungi symbionts H. asinina L. was performed used a PDA medium (PotatoDextrose Agar). Characterization of isolates fungal symbiont from H. asinina L. consists of macroscopic and microscopicobservations, and activity testing against pathogenic bacteria and fungi. The results showed that there were isolates of fungalsymbionts H. asinina L. (Abl.J.1, Abl.J.2, and Abl.J.3). The results of macroscopic observation colony indicated Abl.J.1 andAbl.J.3 isolate had a surface likes flour and Abl.J.2 isolate had a flat surface such as cotton; Abl.J.1 isolate green, Abl.J.2 isolatelight green and Abl.J.3 isolate black in colours. Three isolates had concentric circles; isolates Abl.J.1 and Abl.J.3 had radiallines and isolate Abl.J.2 had not radial line. The result of microscopic observation showed that three isolates had not septa,and hyaline (colorless); three isolates had asexual spores conidioshpore and all isolates was suspected to belong to the genusAspergillus. All isolates were able to inhibit the growth of Salmonella thypi bacteria and Candida albicans fungus and theresulting compounds were bacteriocidal and fungicidal.Keyword: Gastropods, H. asinina L., Symbiont fungus, Antimicrobal, Aspergillus.
Peningkatan Kapasitas Masyarakat Wala Kabupaten Sidrap dalam Inovasi Biopolimer Lokal “Kakatansea” Untuk Ekonomi Berkelanjutan Permatasari, Nur Umriani; Haedar, Nur; Taba, Paulina; Basir, Djabal Nur; Musa, Bulkis; Rapi, Prayiska Mariana; Afni, Nur; Astuti, Emmi; Lestari, Novi; Sari, Nurmala
JURNAL PENGABDIAN PAPUA Vol 9 No 3 (2025)
Publisher : LPPM Uncen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/jpp.v9i3.4911

Abstract

The community service program "Enhancing the Capacity of the Wala Community in Sidrap Regency through the Local Biopolymer Innovation 'Kakatansea' for Sustainable Economy" aims to evaluate the effectiveness of interventions in improving community capacity. The main activities include providing education on the utilization of seaweed as an environmentally friendly biopolymer raw material for food and non-food products; training in producing edible coating spray from seaweed polysaccharides to extend the shelf life of local products; training in making modified tempeh from peanuts and seaweed to improve nutrition and shelf life; and training in making environmentally friendly soap with seaweed extract for skin health and economic value. The program involved 50 participants, using a quantitative approach with paired t-test analysis on pre- and post-intervention questionnaire data, measuring understanding, knowledge, and skills through ten key indicators. The results showed a significant increase in the average participant capacity score from 21.06 (pre) to 21.82 (post), with a statistically significant difference (p=0.000; t=-3.882; df=49). This indicates the program’s success in increasing understanding of biopolymers, production processes, product benefits, successful practices, and independent skills. Although the pre- and post-intervention correlation was not significant (r=0.240; p=0.093), the overall increase confirms a positive impact. In conclusion, this program was effective in enhancing the capacity of the Wala community in biopolymer innovation, laying a foundation for sustainable economic development. 
OPTIMALISASI PEMANFAATAN BAHAN PANGAN FERMENTASI BERBASIS PROBIOTIK DAN PREBIOTIK UNTUK MENJAGA KESEHATAN MULUT DAN GIGI DI PUSKESMAS MADISING NA MARIO KOTA PARE PARE Dwyana, Zaraswati; Asmawati, Asmawati; Haedar, Nur; Widyastuti, Helmy
Jurnal Abdi Negeriku Vol 4, No 2 (2025): Jurnal Abdi Negeriku
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/jan.v4i2.77539

Abstract

Edukasi tentang kesehatan gigi dan mulut masih perlu dilakukan terutama berkaitan dengan konsumsi makanan sehat yang dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut terutama untuk balita . Penggunaan  probiotik dan prebiotik pada makanan dapat  menjaga kesehatan terutama untuk kesehatan gigi dan mulut. Solusi yang akan dilakukan dalam kegiatan pengabdian pada masyaakat ini adalah  sosialisasi tentang bahan pangan fermentasi yang mengandung probiotik dan prebiotik yang dapat digunakan untuk kesehatan tubuh , mengolah probiotik dan prebiotik menjadi produk fermentasi yang bahan bakunya dengan mudah diperoleh dan dapat dibuat dengan mudah oleh semua kalangan sehingga bisa dikonsumsi sebagai bahan pangan yang membantu meningkatan kesehatan gigi dan mulut serta upaya pencegahan penyakit pada gigi dan mulut. Metode yang dilakukan secara bertahap yang dimulai dengan edukasi tentang pentingnya perawatan gigi dan mulut untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang perawatan kesehatan gigi dan mulut. Tahap selanjutnya dilakukan penyuluhan tentang probiotik dan prebiotik, demonstrasi pembuatan  pangan fermentasi. Hasil kegiatan menunjukkan masyarakat memahami perawatan gigi dengan mulut dengan sangat baik, tetapi untuk probiotik dan prebiotik umumnya para kader posyandu yang mengikuti kegiatan pengabdian ini belum memahami dengan baik manfaat probiotik dan prebiotik serta mengenali bahan pangan fermentasi.Selama kegiatan pengabdian para kader posyandu sangat antusias dalam mengikuti selutuh kegiatan pengabdian .