Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Studi Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla Serrata) Yang Diberi Pakan Keong Bakau Dan Keong Mas Segar Yang Dipeliharan Pada Sistem Sirkulasi Jumarlin, Jumarlin; Kurnia, Agus; Astuti, Oce; Yusnaini, Yusnaini; Idris, Muhammad
Jurnal Media Akuatika Vol 6, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jma.v6i2.15245

Abstract

Studi Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla Serrata) Yang Diberi Pakan Keong Bakau (Telescopiumtelescopium) Dan Keong Mas (Pomaceacanaliculata) Segar Yang Dipeliharan Pada Sistem Sirkulasi.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui studi pertumbuhan kepiting bakau (scylla serrata) yang diberi pakan keong bakau dan keong mas segar yang dipelihara pada sistem sirkulasi. Penelitian ini menggunakan 3 jenis pakan segar yakni keong bakau (Pakan A), perlakuan B keong mas (Pakan B) dan campuran antara keduannya (keong bakau dan keong mas) sebagai pakan C. Sebanyak 18 ekor kepiting bakau (bobot awal 60-90 gram) ditempatkan ke dalam 18 bua wadah plastik dan dipelihara menggunakan sistem resirkulasi. Kepiting bakau diberi pakan sebanyak 2 kali sehari ( jam 8.00 dan 17.00) sebanyak 10% dari bobot tubuh selama 60 hari pemeliharaan. Penelitian ini dirancang menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik (LPS), panjang dan lebar karapaks, serta tingkat kelangsungan hidup kepiting bakau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jenis pakan segar yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan panjang dan lebar karapaks serta tingkat kelangsungan hidup kepiting bakau. Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan mutlak kepiting uji berkisar antara 14,83-29,33 gram, laju pertumbuhan spesifik berkisar antara 0,26-0,49%, panjang karapaks berkisar 0,37-0,52 cm, lebar karapaks 0,27-0,55 cm dan tingkat kelangsungan hidup berkisar 83,33-100%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian pakan keong bakau segar, keong mas segar dan campuran keduanya dapat meningkatkan pertumbuhan kepiting bakau (S. Serrata) yang dipelihara pada sistem sirkulasi.Kata Kunci : Kepiting Bakau, Pertumbuhan, Sintasan, Keong Bakau Dan Keong Mas.
Pengaruh Lama Pemberokan yang Berbeda Sebelum Transportasi Terhadap Kelulushidupan dan Glukosa Darah Ikan Capungan Banggai (Pteropogon kauderni Walter Kaudern) Harmin, Harmin; Nur, Indriyani; Astuti, Oce
Jurnal Media Akuatika Vol 6, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jma.v6i2.17029

Abstract

Tingkat mortalitas yang cukup tinggi masih menjadi masalah dalam pengangkutan ikan hias hidup.  Salah satu faktor yang mempengaruhi stress dan mortalitas ikan adalah pemberokan sebelum transportasi dilakukan.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama pemberokan yang berbeda sebelum transportasi terhadap kelulushidupan dan glukosa darah ikan capungan (P. kauderni). Penelitian ini menggunakan empat perlakuan pemberokan yakni 0, 12 , 24 dan 36 jam dengan 2 ulangan untuk setiap perlakuan.  Hewan uji yang digunakan adalah ikan dengan panjang rata-rata 4.0 ± 1.0 cm dan berat rata-rata  4.0 ± 1.0 g. Total hewan uji yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah 64 ekor (5 ekor/akuarium). Setelah pemberokan ikan diangkut selama 3 jam dengan jarak tempuh 76 km.  Parameter yang diamati yaitu glukosa darah dan tingkat kelangsungan hidup setelah transportasi.  Hasil penelitian menunjukan bahwa lama pemberokan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap glukosa darah ikan capungan banggai setelah transportasi namun tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kelangsungan hidup. Glukosa darah terendah ditemukan pada ikan dengan lama pemberokan 12-24 jam. Tingkat kelangsungan hidup pada semua perlakuan yang diberikan yakni 100%.  Penelitian ini menunjukkan bahwa masa pemberokan terbaik yakni 12-24 jam untuk jarak transportasi pendek sampai dengan 76 km. Kata kunci: stress, pemberokan, capungan Banggai, transportasi
Evaluasi penggunaan tepung cangkang rajungan sebagai bahan baku pakan juwana udang windu Penaeus monodon Kurnia, Agus; Muskita, Wellem H; Astuti, Oce; Asnani, ,; Harahap, Wulandari
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 15 No. 2 (2016): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3125.999 KB) | DOI: 10.19027/jai.15.117-123

Abstract

ABSTRACT Feeding trial was conducted to determine the optimum dietary level of the crab shell meal (CSM) for replacement of fish meal (FM) for growth and survival rate of black tiger shrimp larvae. The shrimp (initial weight: 0,0134±0,02 g) were fed with six experimental diet for six weeks which were formulated to replace FM protein by with CSM at various substitution levels: diet A (0% CSM substitution level), diet B (25% CSM substitution level), diet C (50% CSM substitution level), diet D (75% CSM substitution level), diet E (100% CSM substitution level), diet F (commercial diet). Results from the feeding trial indicates that the shrimp fed with all treatment diet were not significantly different in weight gain and FCR. However, survival rate on the shrimp fed with diet F was significantly different to the other groups. The present study conclude that CSM could be used as protein ingredient in the diet of monodon shrimp juvenile. Keywords: replacement, crabs shell meal, fish meal, black tiger shrimp, survival rate  ABSTRAK Penelitian pakan dilakukan untuk menentukan dosis optimum tepung cangkang rajungan (TCR) untuk mengganti tepung ikan (TI) dalam pakan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva udang windu. Udang windu (berat awal: 0,00134±0,02 g ) diberi pakan uji selama enam minggu yang diformulasi untuk mengganti TI dengan tingkat persentasi penggantian TCR dengan desain formulasi pakan A (0% substitusi TCR), pakan B (25% substitusi TCR), pakan C (50% substitusi TCR), pakan D (75% substitusi TCR), pakan E (100% substitusi TCR), dan pakan F (pakan komersial) sebagai pakan kontrol. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa udang yang diberi pakan untuk semua perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan laju pertumbuhan harian. Akan tetapi kelompok udang yang diberi pakan F berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup dibanding dengan perlakuan lainnya. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tepung cangkang rajungan dapat digunakan sebagai bahan pakan sumber protein dalam pakan juvenile udang windu. Kata kunci: penggantian bahan, tepung cangkang rajungan, tepung ikan, udang windu