Claim Missing Document
Check
Articles

The Living Quran Potret Budaya Tahfidz Al-Quran di Nusantara Atabik, Ahmad
ADDIN Vol 2, No 2 (2010): Jurnal Addin
Publisher : ADDIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi living Qur’an merupakan kajian atau penelitian ilmiah tentang berbagai peristiwa sosial terkait dengan kehadiran al-Qur’an atau keberadaan al-Quran di sebuah komunitas muslim tertentu. Dari sana pula akan terlihat respons sosial (realitas) komunitas muslim untuk membuat hidup dan menghidup-hidupkan al-Qur’an melalui sebuah interaksi yang berkesinambungan. Living Qur’an sebenarnya bermula dari fenomena Qur’an in everyday life, yakni makna dan fungsi alQuran yang riil dipahami dan dialami masyarakat muslim. Berbeda dengan studi al-Quran yang objek kajiannya berupa tekstualitas alQur’an maka studi living Qur’an memfokuskan objek kajiannya berupa fenomena lapangan yang dijumpai pada komunitas muslim tertentu. Diantara living Qur’an yang terdapat pada komunitas muslim nusantara adalah budaya atau menghafal (tahfidz) Al-Qur’an. Tradisi ini merupakan salah satu dari sekian banyak fenomena umat Islam dalam menghidupkan atau menghadirkan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dengan cara mengkhatamkannya, yang bisa ditemukan di lembaga-lembaga keagaman seperti pondok pesantren, majlis-majlis ta’lim dan sebagainya. Tradisi ini oleh sebagian umat Islam Indonesia telah begitu membudaya bahkan berkembang terutama dikalangan santri, sehingga tradisi ini telah membentuk suatu entitas budaya setempat. Keyword: Living Qur’an, tahfidz Al-Qur’an, sosial-budaya, dan
RELATIVITAS AJARAN AGAMA: MENUJU PLURALISME KEBERAGAMAAN YANG HARMONIS Atabik, Ahmad
FIKRAH Vol 1, No 1 (2013): Fikrah
Publisher : FIKRAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Deskripsi fenomena keberagamaan manusia, sebenarnya tidaklah semudah dan sesederhana seperti yang biasa dibayangkan oleh banyak orang. Ada manfaatnya memang untuk sesekali melihat agama dalam bentuknya yang tidak sederhana, lantaran berbagai persoalan pelik yang terkait dengan fenomena itu sendiri. Menunjuk agama dengan sebutan proper noun seperti Islam, Katolik, Proterstan, Hindu, Budha adalah sangat mudah, tetapi pertanyaan yang lebih mendasar apakah tidak ada bentuk abstrat noun dari segala macam bentuk kepercayaan dan penghayatan agama yang beraneka ragam tersebut? Jika tidak ada bentuk abstract noun sebagai landasan ontologi seuatu kepercayaan, mustahil agaknya manusia dapat menyebut dengan sebutan proper noun terhadap apapun, lantaran abstract noun sebenarnya adalah dasar logika penyebutan proper noun. Menurut M. Amin Abdullah, adanya “truth claim” yang sering kali melekat pada sebutan agama- agama dengan proper noun, sangat boleh jadi lantaran tidak atau kurang dikenalinya wilayah abstract noun yang menjadi landasan logis-ontologis bagi keberadaan masing-masing proprer noun. Dari sini pula sebenarnya bermula segala macam kesulitan yang mengitari persoalan. Pluratitas agama-agama yang dipeluk oleh berbagai macam gologan, kelompok dan sekte keagamaan pada level historis-empiris. Kata Kunci: Relativitas, agama, pluralisme dan harmonis
WAJAH MASKULIN TAFSIR AL-QUR’AN: KRITIK BIAS GENDER DALAM INTERPRETASI AL-QUR’AN Atabik, Ahmad
PALASTREN Vol 4, No 1 (2011): Jurnal Palastren (Januari - Juni)
Publisher : PALASTREN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In this simple article, the author will be more oriented on those aspects of gender issues contained in the verses of the Koran, which provides gender bias, both in textual and contextual. It is because the Qur’an, religious texts (text) has chosen the Arabic language in which aspects of gender bias in the Arabic language (as language choice in the Lord Mediation), also affect the interpretation. This requires an understanding of a very systematic and in- depth by using the proper interpretation methodology as the interpretation of the Qur’an Keywords: Masculine, Gender Studies, interpretation of al-Qur’an.
The Living Qur’an: Potret Budaya Tahfidz al-Qur’an di Nusantara Atabik, Ahmad
JURNAL PENELITIAN Vol 8, No 1 (2014): JURNAL PENELITIAN
Publisher : JURNAL PENELITIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Living Qur’an : Nusantara Qur’an tahfidz culture portrait. The study of the living Qur’an is the study of a variety of social events related to the presence of the Quran or the existence of the Qur’an in certain a Moslem community. Based on it, it will seem the social response (reality) of the Moslem community to make a living and turn on the Quran through a continuous interaction. The living Quran actually originated from the Quran phenomena in everyday life, that is, the meaning and function of the Qur’an that real are understood and experienced by the Moslem community. Among the living Qur’an found on the archipelagos Moslem community is culturally or memorize (tahfidz) of the Quran. This tradition is one of the many phenomenon of Moslem in turn or present the Quran in everyday life by means of read through it entirely. This tradition is widespread in some Indonesian Islamic community, especially among the students of boarding school (santri), as a result it form an entity of local culture. Keywords: Living Quran, tahfidz, Quran, socio-cultural, and boarding school.  AbstrakStudi living Qur’an merupakan kajian atau penelitian ilmiah tentang berbagai peristiwa sosial terkait dengan kehadiran al-Qur’an atau keberadaan al-Quran di sebuah komunitas muslim tertentu. Dari sana pula akan terlihat respons sosial (realitas) komunitas muslim untuk membuat hidup dan menghidup-hidupkan al-Qur’an melalui sebuah interaksi yang berkesinambungan. Living Quran sebenarnya bermula dari fenomena Quran in everyday life, yakni makna dan fungsi al-Quran yang riil dipahami dan dialami masyarakat muslim. Berbeda dengan studi al-Quran yang objek kajiannya berupa tekstualitas al-Quran maka studi living Quran memfokuskan objek kajiannya berupa fenomena lapangan yang dijumpai pada komunitas muslim tertentu. Di antara living Qur’an yang terdapat pada komunitas muslim nusantara adalah budaya atau menghafal (tahfidz) al-Qur’an. Tradisi ini merupakan salah satu dari sekian banyak fenomena umat Islam dalam menghidupkan atau menghadirkan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dengan cara mengkhatamkannya, yang bisa ditemukan di lembaga-lembaga keagaman seperti pondok pesantren, majlis-majlis ta’lim dan sebagainya. Tradisi ini oleh sebagian umat Islam Indonesia telah begitu membudaya bahkan berkembang terutama dikalangan santri, sehingga tradisi ini telah membentuk suatu entitas budaya setempat. Kata kunci: Living Qur’an, tahfidz al-Qur’an, sosial-budaya, dan pesantren.  
DARI KONSELING PERKAWINAN MENUJU KELUARGA “SAMARA” Atabik, Ahmad
KONSELING RELIGI Vol 6, No 1 (2015): KONSELING RELIGI
Publisher : KONSELING RELIGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk membangun sebuah mahligai keluarga tidak cukup dengan hanya bermodalkan perasaan, materi, apalagi modal nekat.Islam telah menuntun kepada pengikutnya untuk membangun keluarga sakinah setelah perkawinan dilaksanakan. Islam juga menganjurkan kepada para calon suami atau calon istri untuk memilih dengan cara yang sudah diajarkan Islam. Untuk membantu membangun keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah (samara) adakalanya seorang calon mempelai mempersiapkan dengan baik, di antaranya dengan konseling perkawinan. Konseling Perkawinan (marriage counseling) adalah upaya membantu pasangan calon suami istri atau suami istri oleh konselor profesional sehingga mereka dapat berkembang dan mampu memecahkan masalah dengan cara- cara yang saling menghargai, toleransi, dan dengan komunikasi yang penuh pengertian, sehingga tercapat motivasi berkeluarga, perkembangan, kemandirian dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga. Kata Kunci: Konseling, Perkawinan, Keluarga
KONSELING KELUARGA ISLAMI (SOLUSI PROBLEMATIKA KEHIDUPAN BERKELUARGA) Atabik, Ahmad
KONSELING RELIGI Vol 4, No 1 (2013): KONSELING RELIGI
Publisher : KONSELING RELIGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas tentang konseling keluarga Islami yang akan mengarah kepada konseling keluarga Islami. Pembahasan awal dimulai degan pengertian, tujuan dan macam-macam konseling Islami.  Pembahasan selanjutnya  tentang konsep keluarga, konseling  keluarga dengan menitik beratkan kepada berbagai problematika yang dihadapi keluarga dan bagaimana cara mencari solusinya. Hal ini merujuk arti dan fungsi dari konseling keluarga yang merupakanproses pemberian bantuan dan bimbingan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk melakukan bimbingan. Di akhir bagian dari artikel ini dibicarakan tentang Islam dan kebahagiaan keluarga. Pasangan ideal dari kata keluarga adalah bahagia, sehingga  ideomnya menjadi keluarga bahagia. Ini berarti bahwa tujuan dari setiap orang membina mahligai rumah tangga adalah mencari kebahagiaan hidup. Hampir seluruh masyarakat menempatkan kehidupan keluarga sebagai ukuran kebahagiaan yang hakiki. Bangunan  keluarga yang ideal adalah dilandaskan atas dasar sakinah, mawaddah dan rahmah. Yang dimaksud dengan rasa kasih (mawaddah) dan sayang adalah rasa tenteram dan nyaman bagi jiwa raga dan kemantapan hati menjalani hidup serta rasa aman dan damai, cinta kasih bagi kedua pasangan.Kata Kunci: Konseling, Hukum Islam, Keluarga Islami.ISLAMIC  FAMILY   COUNSELLING (FAMILY   PROBLEM SOLUTION). This  article  discuss  about Islamic  family counselling that will lead to the Islamic family counselling. The initial discussion begins with understanding the purpose and various kinds of Islamic  counselling. Further  discussion about the concept of the family, family counselling by focusing on various problems faced by the family and how to find the solution. This refers to the meaning and the function of the konseling family which is the process of assistance and guidance to the individual in a sustainable and systematic, conducted by an expert who has received special training to perform guidance. At the end of the section of this article talked about Islam and the happiness of the family. The ideal candidate from the family is happy, so ideomnya become a happy family. This means that the purpose of each of the build household edifice is looking for the happiness of life. Almost all people put family life as the size of the real happiness.  Building an ideal  family  is based  on the  basis of the sakinah, mawaddah and rahmah. What is meant  by the taste of love (mawaddah) and compassion is a sense of safety and comfort for the soul of sport and the stability of the heart of living and a sense of safety and peace, love for both partners.Keywords: Counseling , Islamic Law and the Family.
WAJAH MASKULIN TAFSIR AL-QUR’AN : STUDI INTERTEKSTUALITAS AYAT-AYAT KESETARAAN GENDER Atabik, Ahmad
PALASTREN Vol 6, No 2 (2013): PALASTREN
Publisher : STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

al-Qur’an yang diwahyukan dalam bahasa Arab tidak dapat dilepaskan dari visi gender dalam bahasa Arab. Artikel ini membahas pada aspek-aspek isu-isu gender yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Quran, yang memberikan bias gender,baik secara tekstual maupun kontekstual. Melalui metode kualitatif, penelitian ini menemukan bias gender bahasaArab dalam Al-Qur’an. Bias gender ini juga mempengaruhi penafsiran. Ini membutuhkan pemahaman yang mendalam dan sangat sistematis, dengan menggunakan metodologi penafsiran yang tepat sebagai penafsiran Al-Qur’ankata kunci: Maskulin, Kajian Gender, Tafsir Al-Qur’an. In this simple article, the researcher will be more orientedon those aspects of gender issues contained in the verses of the Koran, which provides gender bias, both in textual and contextual. Through qualitative method, thisresearch will find the gender bias in the Arabic languagein the Qur’an. It is because the Qur’an, religious texts(text) has chosen the Arabic language in which aspects of gender bias in the Arabic language (as language choice inthe Lord Mediation), also affect the interpretation. Thisrequires an understanding of a very systematic and indepth by using the proper interpretation methodology as the interpretation of the Qur’anKeywords: Masculine, Gender Studies, interpretation ofal-Qur’an.
ANALISIS HISTORIS PERKEMBANGAN BANK SYARIAH Atabik, Ahmad
IQTISHADIA Vol 6, No 2 (2013): IQTISHADIA
Publisher : IQTISHADIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Artikel ini mengeksplorasi tentang ; a) sisi historitas munculnya bank syariah,  terkait  dengan  konsep ekonomi syariah,  yang awalnya  telah  ada pada zaman Rasulullah; b) penulis  juga menyuguhkan   latar belakang  yang menyebabkan   berdirinya bank syariah, yang tiada lain karena mencari solusi atas sistem perbankan yang disinyalir menggunakan sistem bunga (riba); c) tulisan ini juga mendiskripsikan kebutuhan mendesak umat Islam terhadap adanya bank syariah, tujuan didirikannya bank syariah (menyediakan fasilitas keuangan dengan cara mengupayakan instrumen-instrumen   keuangan  yang sesuai dengan  ketentuan- ketentuan dan norma-norma syariah. Selain itu, diambil juga dari nilai-nilai Islam  dan dapat diwujudkan dalam masing-masing kegiatan operasionalnya), d) serta hal-hal yang terkait  dengan sistem-sistem yang telah ada dalam fiqih mu’amalat yang dapat diaplikasikan dalam sistem ekonomi dan perbankan syariah. Kata kunci: historitas, bank, musyarakah, mudarabahHISTRICAL ANALYSIS OF ISLAMIC BANKING This article explore about; a) historitas side of the emergence of Islamic banking , related  to the concept of sharia economy, originally was at the time of the Messenger of Allah; b) The author also presents the background cause the establishment of sharia banks, which no other because of the search for the solution of the banking system which is possibly using the system of interest (usury); c) this article also define ecological urgent need of Islam against the sharia banks, purpose built sharia banks (provide financial facility with how to seek financial instruments  in accordance with the terms of the terms and norms of the shari’a. In addition, taken also from the values of Islam and can be realized in each operational activities), d) and the things that are associated with the systems that have been there in fiqh mu’amalat that can be applied in the economic system and Islamic banking. Keywords: historical, banking , musyarakah, mudarabah
MEMAHAMI KONSEP HERMENEUTIKA KRITIS HABERMAS Atabik, Ahmad
FIKRAH Vol 1, No 2 (2013): Fikrah
Publisher : FIKRAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

TELAH PEMIKIRAN AL-GHAZALI TENTANG FILSAFAT Atabik, Ahmad
FIKRAH Vol 2, No 1 (2014): Fikrah
Publisher : FIKRAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract